Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia PDF
Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia PDF
FALSAFAH HIDUP
BANGSA INDONESIA
Oleh:
MAHIFAL, SH., MH.
Buku Pegangan:
PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi
Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH.
PENGERTIAN TENTANG
FILSAFAT
Filsafat = Falsafat
Yunani : Philosophia
Falsafah Falsafah
dalam arti FALSAFAH dalam arti
Teoritis PANCASILA Produk
Falsafah
Falsafah
sebagai
sebagai
Pandangan
Ilmu
Hidup
FALSAFAH PANCASILA
Falsafah dalam arti produk :
Pancasila sebagai pandangan hidup
Falsafah dalam arti praktis:
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku, perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanapun mereka
berada.
Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa Indonesia tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Bangsa
Indonesia
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila bersumber pada budaya
dan pengalaman bangsa Indonesia yang berkembang akibat usaha
bangsa dalam mencari jawaban atas persoalan-persoalan esensial
yang menyangkut makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian
dari kehidupan bangsa Indonesia.
FALSAFAH PANCASILA
Makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan
bangsa Indonesia, meliputi antara lain:
Alam semesta seperti:
bagaimana alam ini terbentuk,
bagaimana hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam alam
semesta
Manusia dan kehidupannya:
siapa sebenarnya manusia itu,
dari mana asalnya dan kemana kembalinya,
bagaimana hubungan manusia dengan manusia lain, dengan
masyarakat, dan dengan Pencipta manusia dsb.
Nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi NORMA-NORMA yang
mengatur kehidupan, seperti nilai-nilai tentang:
baik dan buruk,
benar dan salah,
berguna dan tidak berguna,dsb.
FALSAFAH PANCASILA
Pancasila yang merupakan falsafah hidup Bangsa Indonesia
mengandung NILAI-NILAI dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa
Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa beradab.
Nilai-Nilai Dasar Yang dimaksud :
Nilai Ketuhanan,
Nilai Kemanusiaan,
Nilai Persatuan,
Nilai Kenyataan,
Nilai Keadilan Sosial
Bagi Bangsa Indonesia Rumusan setepatnya dari pada nilai-nilai dasar
tersebut termuat dalam alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945
Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini merupakan satu kesatuan
yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-hirarkis
Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya
saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan
maupun ditukar tempatnya.
FALSAFAH PANCASILA
Nilai (dlm bahasa Inggris : Value) adalah termasuk pengertian Filsafat
Nilai Instrumental:
ialah nilai sesuatu karena dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai sesuatu,
misalnya pisau dikatakan bernilai instrumentasl bila dapat digunakan si subyek
untuk mengiris.
FALSAFAH PANCASILA
Menurut Notonegoro nilai dapat dibedakan ke dalam 3 macam:
Nilai Material:
yaitu segala sesuatu yang berguna bai unsur manusia.
Nilai Vital:
yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
Nilai Kerohanian:
yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam :
Nilai Kebenaran/Kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio,
budi, cipta);
Nilai Keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoel, perasaan,
aestheis);
Nilai kebaikan atau Nilai Moral yang bersumber pada nili kehendak/kemauan
manusia (will, karsa, ethic).
Nilai Religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan
mutlak.
Nilai ini bersumber pada kepercayaan manusia/keyakinan manusia.
FALSAFAH PANCASILA
Pancasila mengandung nilai kerohanian, yakni yang
didalamnya terkandung nilai-nilai secara lengkap
dan harmonis:
nilai material,
nilai vital,
nilai kebenaran/kenyataan,
nilai aestheis,
nilai ethis/moral maupun nilai religius, seperti yang tampak
pada susunan sila-sila Pancasila yang sistematis hierarkis,
dimulai dari sila pertama sampai sila kelima.
FALSAFAH PANCASILA
Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara
berpasangan sbb:
Nilai Objektif dan Nilai Subjektif:
Nilai Objektif ialah nilai yang dilihat berdasarkan kondisi senyatanya
dari obyek tersebut
Nilai Subjektif ialah nilai yang diberikan oleh subyek
Nilai Positif dan Nilai Negatif
Nilai Positif ialah nilai yang bermanfaat bagi kepentingan manusia,
baik ditinjau dari sudut kepentingan lahiriah maupun bathiniah,
contoh nilai kebaikan, keindahan, kesusilaan.
Nilai Negatif ialah yang merupakan antinomi dari nilai positif. Contoh
: Nilai kejahatan, keburukan, ketidaksusilaan.
FALSAFAH PANCASILA
Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara
berpasangan sbb:
Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik
Nilai Intrinsik ialah nilai yang berdiri sendiri yang mengandung
kualitas tertentu, misalnya suatu tindakan dikatakan sebagai tindakan
yang bernilai susila adalah semata-mata karena tindakan itu memang
baik.
Nilai Ekstrintrik ialah nilai yang bergantung pada nilai instrintrik dari
akibat-akibatnya.
Nilai Transenden dan Nilai Imanen
Nilai Transeden ialah nilai yang melampaui batas-batas pengalaman
dan pengetahuan manusia, misalnya nilai ketuhanan, sebagai nilai
yang diperoleh melalui pengertian murni, yang mengatasi pengalaman
dan rasio manusia.
Nilai Imanen ialah nilai yang terikat dengan pengalaman dan
pengetahuan manusia, misalnya mengenai pengetahuan inderawi dan
rasio manusia diperoleh rasa asin, manis, luas sempit dsb.
FALSAFAH PANCASILA
Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara
berpasangan sbb:
Nilai Dasar dan Nilai Instrumental
Nilai Dasar adalah nilai yang bersifat tetap, yang dipilih sebagai
landasan bagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai
kenyataan (praktis).
Nilai yang dipilih ini umumnya berhubungan dengan nilai–nilai objektif,
Positif, instrinsik dan transeden.