Anda di halaman 1dari 10

Oleh:

SUHERMANTO, S.H, M.H


 Nilai (dlm bahasa Inggris : Value) adalah termasuk pengertian
Filsafat
 Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto:
 Pada hakikatnya nilai adalah sesuatu yang diinginkan (positif) atau
sesuatu yang tidak diinginkan (negatif).
 Menilai mengandung arti Menimbang, yaitu kegiatan manusia
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu, dan selanjutnya
mengambil keputusan;
 Menilai dapat berarti menimbang dan memperbandingkan sesuatu
dengan sesuatu lainnya untuk kemudian mengambil sikap atau
keputusan.
 Hasil pertimbangan dan perbandingan yang dibuat itulah yang
disebut dengan NILAI.
 Dalam melakukan Penilaian Subyek dapat menggunakan segala
kelengkapan analisis yang ada padanya:
 INDERA yang dimilikinya menghasilkan nilai nikmat, dan sebaliknya
nilai kesengsaraan
 RASIO menghasilkan nilai benar dan salah;
 RASA ETESTIS menghasilkan nilai Indah dan tidak indah
 IMAN menghasilkan nilai suci dan tidak suci, halal dan haram.
 Sesuatu keputusan dapat mengatakan baik atau salah, religius
atau tidak religius, dan sebagainya berkaitan dengan unsur –unsur
yang ada pada manusia yaitu :
 jasmani,
 kepercayaan,
 cipta,
 rasa dan karsa
 Maka sesuatu dapat dikatakan mempunyai nilai, yaitu apabila
sesuatu itu :
 berguna/bermanfaat,
 benar (nilai kebenaran),
 indah (nilai aestheis),
 baik (nilai moral/etis) dan
 religius (nilai keagamaan).
 Loiuis O Kattsoff membedakan NILAI dalam 2 macam:
 Nilai Intristik:
 ialah nilai dari segala sesuatu yang sejak semula sudah bernilai, misalnya
pisau mengandung kualitas pengirisan di dalamnya.
 Nilai Instrumental:
 ialah nilai sesuatu karena dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai
sesuatu, misalnya pisau dikatakan bernilai instrumentasl bila dapat digunakan
si subyek untuk mengiris.
 Menurut Notonegoro nilai dapat dibedakan ke dalam 3 macam:
 Nilai Material:
 yaitu segala sesuatu yang berguna bai unsur manusia.
 Nilai Vital:
 yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
 Nilai Kerohanian:
 yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
 Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam :
 Nilai Kebenaran/Kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia
(ratio, budi, cipta);
 Nilai Keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoel,
perasaan, aestheis);
 Nilai kebaikan atau Nilai Moral yang bersumber pada nili
kehendak/kemauan manusia (will, karsa, ethic).
 Nilai Religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan
mutlak.
Nilai ini bersumber pada kepercayaan manusia/keyakinan manusia.
 Pancasila mengandung nilai kerohanian, yakni
yang didalamnya terkandung nilai-nilai secara
lengkap dan harmonis:
 nilai material,
 nilai vital,
 nilai kebenaran/kenyataan,
 nilai aestheis,
 nilai ethis/moral maupun nilai religius, seperti yang
tampak pada susunan sila-sila Pancasila yang sistematis
hierarkis, dimulai dari sila pertama sampai sila kelima.
 Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai
secara berpasangan sbb:
 Nilai Objektif dan Nilai Subjektif:
 Nilai Objektif ialah nilai yang dilihat berdasarkan kondisi senyatanya
dari obyek tersebut
 Nilai Subjektif ialah nilai yang diberikan oleh subyek
 Nilai Positif dan Nilai Negatif
 Nilai Positif ialah nilai yang bermanfaat bagi kepentingan manusia,
baik ditinjau dari sudut kepentingan lahiriah maupun bathiniah,
contoh nilai kebaikan, keindahan, kesusilaan.
 Nilai Negatif ialah yang merupakan antinomi dari nilai positif.
Contoh : Nilai kejahatan, keburukan, ketidaksusilaan.
 Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai
secara berpasangan sbb:
 Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik
 Nilai Intrinsik ialah nilai yang berdiri sendiri yang mengandung kualitas
tertentu, misalnya suatu tindakan dikatakan sebagai tindakan yang
bernilai susila adalah semata-mata karena tindakan itu memang baik.
 Nilai Ekstrintrik ialah nilai yang bergantung pada nilai instrintrik dari
akibat-akibatnya.
 Nilai Transenden dan Nilai Imanen
 Nilai Transeden ialah nilai yang melampaui batas-batas pengalaman
dan pengetahuan manusia, misalnya nilai ketuhanan, sebagai nilai yang
diperoleh melalui pengertian murni, yang mengatasi pengalaman dan
rasio manusia.
 Nilai Imanen ialah nilai yang terikat dengan pengalaman dan
pengetahuan manusia, misalnya mengenai pengetahuan inderawi dan
rasio manusia diperoleh rasa asin, manis, luas sempit dsb.
 Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai
secara berpasangan sbb:
 Nilai Dasar dan Nilai Instrumental
 Nilai Dasar adalah nilai yang bersifat tetap, yang dipilih sebagai
landasan bagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai
kenyataan (praktis).
 Nilai yang dipilih ini umumnya berhubungan dengan nilai–nilai objektif,
Positif, instrinsik dan transeden.
 Nilai Instrumental ialah nilai yang merupakan usaha konkretisasi dari
nilai dasar.
 Nilai ini biasanya telah dituangkan dalam bentuk norma, dan dijadikan
dasar bagi perwujudan suatu praktis.
Selamat Siang ……………….

Anda mungkin juga menyukai