Anda di halaman 1dari 8

Nama : Disty Rifa Faadhilah

NIM : 11000118140515
Mata Kuliah : Hukum Lingkungan ( A )

PROSEDUR AMDAL BERDASARKAN PP NO 27 TAHUN 2012


TENTANG IZIN LINGKUNGAN

Pengertian AMDAL
Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2 PP No 27 Tahun 2012 tentang izin
lingkungan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Amdal,
adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
Usaha dan/atau Kegiatan.

AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL merupakan
suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang
dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak
Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan
mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya dan kesehatan
masyarakat.

Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak Iayak Iingkungan, jika berdasarkan hasil kajian
AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang
tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif Iebih
besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan -
tersebut dinyatakan tidak Iayak Iingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak Iayak
Iingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
Tata Pelaksanaan Amdal

Tata laksana penyusunan dan penilaian dokumen amdal berdasarkan bab III
bagian kesatu dan kedua PP No. 27 tahun 2012 secara garis besar adalah
sebagai berikut:

1) Pemrakarsa menyusun kerangka acuan dan menyerahkan kepada


komisi penilai amdal untuk memperoleh persetujuan.

2) Pemrakarsa menyusun amdal, RKL dan RPL berdasarkan kerangka


acuan yang disetujui oleh komisi penilai amdal yang bersangkutan.

3) Berdasarkan pengkajian atau penilaian terhadap dokumen-dokumen


andal, RKL-RPL, komisi penilai amdal menyampaikan rekomendasi
yang isinya dapat berupa kelayakan lingkungan hidup atau
ketidaklayakan lingkungan hidup kepada menteri atau gubernur atau
bupati/walikota sesuai kewenangan masing-masing

4) Menteri atau gubernur atau bupati/walikota berdasarkan


rekomendasi komisi penilai amdal

• Rekomendasi komisi penilai amdal memuat hal-hal berikut:

1) Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting


dampak dari aspek biogeofisik kimia,social, ekonomi, budaya, tata
ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, kontruksi,
operasi, dan pasca operasi usaha dan/atau kegiatan

2) Hasil evaluasi secara holistic terhadap seluruh dampak penting


hipotetik sebagai sebuah kesatuan yang paing terkait dan saling
memengatuhi, sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang
bersifat positif dengan yang bersifat negative.

3) Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung


jawab dalam menanggulangi dampak penting yang bersifst negative
yang akan ditimbulkan dari usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan dengan pendekatan teknologi, social, dan kelembagaan.

• Keputusan kelayakan sekurang-kurangnya memuat hal berikut:

1) Dasar pertimbangan dikeluarkannya penetapan

2) Pernyataan kelayakan lingkungan

3) Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai dengan RKL-RPL

4) Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak terkait sebagaimana


dimaksud dalam pasal 29 ayat (4) huruf c

Prosedur Penilaian Amdal

Prosedur Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang sering dikenal dengan sangat
dibutuhkan oleh berbagai perusahaan yang mengupayakan adanya pelestarian lingkungan. Secara
umum penyusunan dokumen AMDAL dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL

      Proses Penapisan (screening) wajib AMDAL Proses penapisan atau kerap juga disebut
proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan
wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem
penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen
AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara LH Nomor 15 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.

2. Proses pengumuman
      Proses Pengumuman Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL
wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan
penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan
pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran,
pendapat dan tanggapan diatur dalam PerMen LH No 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

3. Proses pelingkupan (scopping)

      Proses Pelingkupan (scopping) Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk
menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait
dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi,
mengidentifikasi dampak penting terhadap Iingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi,
menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang
dikaji. Hasil akhir dan proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan
masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan

4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

     Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa


dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA- ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang
dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki / menyempurnakan kembali dokumennya

5. Penyusunan dan penilaian ANDAL,RKL dan RPL

      Penyusunan dan penilaian ANDAL,RKL dan RPL Penyusunan ANDAL, RKL & RPL
dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi
AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi
Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL,
RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan

      Penyusun AMDAL Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting dan belum memiliki kepastian
pengelolaan lingkungannya. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen
AMDAL atau tidak dapat dilihat dalam bagian Prosedur dan Mekanisme AMDAL. Dalam
penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan
AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL diharapkan telah memiliki sertifikat Kompetensi dari
Lembaga Pemberi Lisensi Penyusun AMDAL. Berbagai pedoman penyusunan yang lebih
rinci dan spesifik menurut tipe kegiatan maupun ekosistem yang berlaku juga diatur dalam
berbagai Keputusan Kepala Bapedal

Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha kegiatan pusat diterbitkan oleh:

Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat

Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai provinsi

Bupati/wali kota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai kabupaten/kota

Penerbitan keputusan wajib mencantumkan dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan

Pertimbangan terhadap saran, pendapat, dan tanggapan yang diajukan oleh masyarakat

Syarat Mengajukan Amdal:

Kerangka Acuan Andal (KA-Andal)

 Dokumen KA-Andal sesuai PP LH No 16 Tahun 2012


 Surat pengantar permohonan pembahasan dokumen KA-Andal
 Fotokopi Sertifikat Tanah
 Fotokopi SIPPT (Surat Izin Peruntukkan Tanah), Izin Pemanfaatan Ruang (IPR)
 Fotokopi Blok Plan/Ketetapan Rencana Kota yang sudah ditandatangani pejabat
berwenang
 Fotokopi rencana letak bangunan yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
 Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan/KTP (apabila perorangan)
 Peta titik lokasi
 Gambar perspektif rencana bangunan
 Fotokopi MOU (apabila ada kerja sama)
 Quisioner
 Informasi dewatering (jika ada rencana basement)
 Foto kondisi eksisting lapangan 1 minggu terakhir
 Hasil konsultasi publik, terdiri dari:
 Berita acara yang ditandatangani lurah
 Daftar absen
 Foto Pelaksanaan
 Fotokopi bukti pengumuman di media massa
 Foto pengumuman pada papan pengumuman di lokasi kegiatan

Andal, RKL, dan RPL

 Dokumen KA-Andal sesuai PP LH No 16 Tahun 2012


 Surat pengantar permohonan pembahasan dokumen KA-Andal
 Surat pernyataan pengelolaan lingkungan ditandatangani oleh direksi (bermaterai 6.000)
 Fotokopi surat pengesahan KA-Andal (Dokumen KA-Andal dibawa saat pembahasan)
 Fotokopi Sertifikat Tanah
 Fotokopi SIPPT (Surat Izin Peruntukkan Tanah), Izin Pemanfaatan Ruang (IPR)
 Fotokopi Blok Plan/Ketetapan Rencana Kota yang sudah ditandatangani pejabat
berwenang
 Fotokopi rencana letak bangunan yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
 Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan/KTP (apabila perorangan)
 Peta titik lokasi
 Gambar perspektif rencana bangunan
 Fotokopi MOU (apabila ada kerja sama)
 Quisioner
 Informasi dewatering (jika ada rencana basement)
 Foto kondisi eksisting lapangan 1 minggu terakhir (Foto diberi tanggal)
 Hasil analisis laboratorium (Lab yang sudah punya legalitas dan akreditasi KAN)
 Surat rekomendasi Peil Banjir (dari Dinas Pekerjaan Umum)
 Hasil Kajian Tata Air
 Surat rekomendasi hasil kajian lalu lintas (dari Dinas Perhubungan)

PERMOHONAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN

Dalam PP No. 27 Tahun 2012 permohonan dan penerbitan Izin


Lingkungan diatur dalam Pasal 42-Pasal 52. Permohonan Izin
Lingkungan diajukan secara tertulis oleh penanggungjawab Usaha
dan/atau Kegiatan selaku Pemrakarsa kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Permohonan izin ini
harus disertai dengan pengajuan penilaian Andal dan RKL-RPL. Dalam
mengajukan permohonan izin lingkungan juga harus dilengkapi dengan
dokumen Amdal , dokumen pendirian Usaha dan/atau Kegiatan, dan
profil Usaha dan/atau Kegiatan. Setelah menerima permohonan Izin
Lingkungan, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota wajib
mengumumkan permohonan Izin Lingkungan. Pengumuman tersebut
dilakukan melalui multimedia dan papan pengumuman di lokasi Usaha
dan/atau Kegiatan paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak
dokumen Andal dan RKL-RPL yang diajukan dinyatakan lengkap secara
administrasi.
Setelah permohonan Izin Lingkungan maka akan diterbitkan Izin
Lingkungan untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh Menteri maka Izin
Lingkungan diterbitkan juga oleh Menteri. Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh
gubernur Izin Lingkungannya akan diterbitkan oleh Gubernur, dan
untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-
UPL yang diterbitkan oleh bupati/walikota maka Izin Lingkungannya
juga akan diterbitkan oleh bupati/walikota.
Izin Lingkungan paling sedikit memuat persyaratan dan kewajiban
yang dimuat dalam Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL, persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan
oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota, dan berakhirnya Izin
Lingkungan. Izin Lingkungan berakhir bersamaan dengan berakhirnya
izin Usaha dan/atau Kegiatan. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan
oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota wajib diumumkan melalui
media massa dan/atau multimedia. Pengumuman dilakukan dalam
jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai