Anda di halaman 1dari 3

TELAAH JURNAL

JUDUL TUJUAN POPULASI METODE ANALISA HASIL KESIMPULAN


Subcutaneous Tujuan pada Populasi pada Metode Mann Whitney U Hasil pada artikel ini menunjukkan Jadi dapat diam
regular insulin artikel ini untuk artikel ini adalah penelitian tes dilakukan Subkutan insulin regular yang kesimpulan pada jur
for the treatment mengevaluasi Anak anak pada artikel ini untuk diberikan setiap 4 jam pada ini bahwa pember
of diabetic keefektifan dan dengan menggunakan variabel kontinyu pengobatan DKA dengan pH >7,0 insulin reguler subku
ketoacidosis in keamanan insulin ketoasidosis desain dan tes chi- sangat efektif dan aman. Median setiap 4 jam da
children reguler subkutan diabetik yang penelitian kuadrat untuk waktu untuk resolusi DKA (pH> menjadi alternatif ya
yang diberikan dirawat di retrospektif variabel kategori. 7.30, HCO3> 15) adalah10.3 (5.5, efektif dan aman un
(Cohen et al, setiap empat jam Departemen dengan jenis Dan dianalisis 14.2) h. Jadi total dosis insulin rata- pengobatan insulin d
2016). pada anak pediatri rumah penelitian non menggunakan rata yaitu 0,05 (0,04, 0,06) (unit / DKA dengan pH ≥
dengan sakit mayer anak eksperimental. SPSS statistik kg / h). pada anak-anak.
ketoasidosis yang memenuhi versi
diabetik. kriteria eksklusi 19.0.
dan inklusi yang
berjumlah 92
anak.
LITERATUR REVIEW

Ketoasidosis diabetik merupakan salah satu komplikasi akut Diabetes


Militus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. Pasien
Ketoasidosis biasanya sering mengalami dehidrasi berat akibat diuresis osmotik
dan bahkan bisa menyebabkan syok sehingga membutuhkan pengelolaan gawat
darurat (Kitabchi, 2004). Ketoasidois terjadi apabila tubuh sangat kekurangan
insulin. Ketoasidosis diabetik sering ditemui dengan gejala hiperglikemia seperti
poliuri, polidipsi, polifagi, serta penurunan berat badan. Diikuti dengan napas
cepat dan disertai dengan bau nafas aseton, berbagai derajat dehidrasi (turgor kulit
berkurang, lidah dan bibir kering) dan jika disertai dengan hipovolemia dapat
terjadi syok.

Penatalaksanaa pada Ketoasidosis diabetik salah satunya yaitu terapi


cairan, yang bertujuan untuk mengkoreksi dehidrasi dan menstabilkan fungsi
sirkulasi, pemberian insulin bertujuan untuk menghentikan produksi badan keton
yang berlebihan, mengatasi gangguan keseimbangan elektrolit, mengatasi
penyakit yang mendasari KAD serta monitor komplikasi terapi. Terapi insulin
merupakan salah satu pengobatan Ketoasidosis Diabetikum. Yang paling umum
digunakan adalah Insulin intravena. Asidosis dapat diatasi dengan cara pemberian
insulin yang bertujuan untuk menghambat pemecahan lemak dan menghentikan
pembentukan senyawa yang bersifat asam. Dosis insulin yang dibutuhkan awal
bervariasi sesuai dengan beberapa faktor, termasuk usia, berat badan, durasi
diabetes untuk memberikan kontrol BG ketat dan meminimalkan risiko
hipoglikemia. Protokol standar untuk perawatan DKA merekomendasikan insulin
untuk diberikan melalui infus intravena kontinyu lambat ( misal 5 unit/jam)
(Perilli, 2013).

Dalam jurnal yang berjudul “Subcutaneous regular insulin for the


treatment of diabetic ketoacidosis in children (Cohen et al, 2016)” yang bertujuan
untuk mengevaluasi keefektifan dan dan keamanan insulin reguler subkutan yang
diberikan setiap 4 jam pada anak-anak DKA, dapat disimpulkan bahwa insulin
reguler subkutan yang diberikan setiap 4 jam dapat menjadi alternatif yang efektif
dan aman untuk pengobatan insulin dari DKA dengan pH ≥ 7.0 pada anak-anak.
Waktu resolusi DKA adalah sebanding dengan penelitian lain yaitu pada jurnal
cohcrane meta analisis RCT yang berjudul “Subcutaneous rapid-acting insulin
analogues for diabetic ketoacidosis (Castellanos et al, 2016) pada atikel ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan substansial dalam waktu untuk resolusi
DKA antara subkutan analog cepat-acting insulin lispro atau aspart dan insulin
reguler intravena dan tidak ada kasus morbiditas berat atau kematian selama
pengobatan DKA.

Pada artikel tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa insulin reguler


subkutan dapat dijadikan sebagai alternatif dibandingkan insulin melalui infus
intravena dengan pertimbangan durasi lama tinggal di rumah sakit dan biaya
dengan dosis disesuaikan dengan protokol. Tidak ditemukan efek samping berarti
hipoglikemi dalam penggunaan insulin analog subcutan short-acting. Hanya
beberapa pasien saja yang dilaporkan mengalami hipoglikemi dan itupun hanya
ringan dan dapat segera diatasi dengan asupan glukosa oral. Anak dengan KAD
harus dirawat di tempat yang memiliki perawat terlatih dan tepat dalam
penanganan KAD, memiliki panduan tata laksana KAD, memiliki laboratorium
yang mengevaluasi pasien dengan ketat.

Maka dari itu sebagai tenaga kesehatan terutama perawat, kita sangat
dituntut profesional dan terampil dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan dan membantu pasien dan keluarganya menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan atau informasi yang lainnya seperti saat
pengambilan persetujuan tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Dan juga berperan melindungi hak-hak pasien seperti hak atas pelayanan sebaik-
baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas privasi pasien (Aziz
Alimul, 2011).

Selanjutnya dengan kesimpulan literatur review diatas diharapkan perawat


mampu mengedukasi dan mengadvokasi pasien dan keluarga terkait pemilihan
terapi insulin yang aman, efisien dan tepat dengan pertimbangan kolaborasi
dengan dokter dan mempertimbangkan kondisi pasien dan resiko yang mungkin
dapat terjadi dalam pemilihan terapi.

Anda mungkin juga menyukai