Anda di halaman 1dari 8

RESUME GEOLOGI LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA

KELOMPOK 7

Dosen : Dra. Esti Sarjanti, M.Si.

Disusun Oleh :
Saifullah Yusuf (1701010004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Kelompok 7 : Dampak Negatif Penambangan Lingkungan Fisik

Pengertian Dampak Negatif


Pengertian Dampak Negatif Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dampak negatif adalah
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat negatif. Sedangkan dampak sendiri adalah keinginan
untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan
tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya.

Dampak Negatif Penambangan Lingkungan Fisik


Setiap kegiatan penambangan baik itu penambangan Batu bara, Nikel dan Marmer serta
lainnya pasti menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dampak
positifnya adalah meningkatnya devisa Negara dan pendapatan asli daerah serta menampung
tenaga kerja, sedangkan dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan dalam
bentuk kerusakan permukaan bumi, ampas buangan (tailing), kebisingan, polusi udara,
menurunnya permukaan bumi (land subsidence), dan kerusakan karena transportasi alat
dan pengangut berat. Karena begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
penambangan maka perlu kesadaran kita terhadap lingkungan sehingga dapat memenuhi standar
lingkungan agar dapat diterima pasar.
Salah satu caranya adalah dengan pengembangan wilayah atau community
development. Perusahaan pertambangan wajib ikut mengembangkan wilayah sekitar lokasi
tambang termasuk yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Karena
hasil tambang suatu saat akan habis maka penglolaan kegiatan penambangan sangat penting
dan tidak boleh terjadi kesalahan.
Berikut merupakan dampak negative yang ditimbulkan akibat kegiatan penambangan :
1. Kegiatan pertambangan sudah tentu akan merusak lingkungan
Untuk memperoleh hasil tambang, perlu dilakukan penggalian hingga masuk ke
dalam bumi. Tidak heran hasil dari galian – galian tersebut terbentuk lubang, terowongan,
hingga cekungan yang ukurannya tidak kecil. Tidak heran lingkungan di sekitar daerah
pertambangan akan menjadi rusak. Seperti yang terjadi di Pulau Kalimantan, di sana
banyak ditemukan kolam yang terbentuk akibat dari penggalian batu bara.
Kolam – kolam tersebut banyak yang tidak ditimbun kembali dengan tanah
sehingga saat hujan tiba dan dalam jangka waktu yang lama, akhirnya bekas galian tersebut
berubah menjadi kolam. Contoh lain dapat ditemukan di bukit atau gunung, di sana tanah
dikeruk dan diambil untuk kemudian dikirim beberapa daerah. Maka tidak heran jika sudah
tidak ada lagi bukit atau gunung, akibatnya ketika hujan tiba, bencana alam seperti tanah
longsor dan banjir tidak dapat dihindari lagi, sebab sudah tidak tersedia daerah resapan air
hujan.
2. Berubahnya struktur muka bumi
Pertambangan berarti menggali untuk menemukan sumber daya alam yang berada
di dalam bumi. Dan kegiatan tersebut sudah pasti akan mengubah bentuk dari bentang alam
bumi, terutama bagi kegiatan pertambangan yang menggunakan teknik open pit atau
pertambangan terbuka. Seperti contoh hilangnya sungai akibat timbunan material atau
terjadi pendangkalan yang ekstrim dan juga bukit yang berubah menjadi jalan atau dataran
rendah.
3. Terjadi pencemaran lingkungan
Sudah tidak terhitung berapa banyak kasus yang disebabkan oleh aktivitas
pertambangan salah satunya yaitu pencemaran lingkungan. Sebut saja pencemaran sungai
akibat dari limbah hasil pertambangan yang langsung dibuang ke sungai tanpa adanya
pengolahan terlebih dahulu, aliran sungai yang membawa limbah pertambangan akan terus
mengalir hingga menuju lautan. Akibatnya bisa lebih fatal yaitu ekosistem air laut menjadi
rusak, tidak heran jika banyak terumbu karang dan ikan – ikan mati akibat keracunan
limbah pertambangan. Tidak hanya sungai yang tercemar, kendaraan besar yang
mengangkut hasil tambang menimbulkan polusi udara akibat debu yang berterbangan.
Kendaraan yang digunakan sudah tentu berukuran besar, maka tidak heran saat
kendaraan melintas, akan menghasilkan debu – debu yang berterbangan sehingga udara
menjadi kotor dan tidak layak untuk dihirup manusia. Tanah kehilangan unsur hara dan
mineral akibat dari limbah pertambangan yang merusak struktur tanah, akibatnya tanah
tidak dapat ditanami oleh tanaman kembali dan produktivitas tanaman terhambat. Hingga
polusi suara yang menimbulkan kebisingan yang bervolume tinggi di daerah sekitar
pertambangan. Jika dibiarkan terus – menerus sudah pasti pencemaran lingkungan akan
menjadi sangat parah.
4. Keselamatan menjadi terancam
Dampat negatif dari pertambangan juga dapat mengancam keselamatan pekerja
tambang dan juga warga yang tinggal di sekitar pertambangan. Saat melakukan
penambangan emas, para penambang akan menggali bumi hingga membentuk trowongan
panjang, sempit dan berliku yang sudah tentu ketersediaan oksigen di dalam lorong sangat
sedikit jumlahnya. Maka tidak heran banyak pekerja yang mati lemas akibat kekurangan
oksigen atau resiko lain yaitu runtuhnya terowongan sehingga menimbun para pekerja. Di
luar, tanah dan pohon di sekitar area pertambangan juga hilang, akibatnya ketika hujan
turun air tidak dapat ditampung oleh tanah, jika terus begitu bahaya besar sedang
mengancam warga yang tinggal dekat pertambangan seperti banjir bandang hingga tanah
longsor.
5. Menghilangnya keanekaragaman hayati
Sebelum ditemukan sumber daya alam yang terletak di bawah bumi yaitu hasil
tambang, sebagian besar daerah tersebut berada jauh dari pemukiman warga sehingga
fauna dan flora yang hidup di sana tidak merasa terganggu. Namun, setelah kegiatan
pertambangan dimulai, banyak fauna dan flora yang hilang bahkan mati akibat rusaknya
habitat tempat tinggal mereka. Sehingga sekarang banyak flora dan fauna asli Indonesia
yang terancam
punah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan mereka, namun semua itu tidak
sesuai dengan kegiatan pertambangan yang terus berlanjut. Jika dibiarkan tidak menutup
kemungkinan keanekaragaman hayati di sekitar pertambangan akan menghilang dan punah
seiring berjalannya waktu.
Sebagai contoh penambangan yang menimbulkan dampak negative adalah penambangan
batubara sebagai berikut :
1. Pencemaran air

Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air
menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai,
tumbuhan, dan biota air yangsensitive terhadap perubahan Ph yang drastis. Kandungan
lainnya seperti uranium torium, isotop radio aktif dan emisi merkuri.

2. Pencemaran udara

Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan. Peranan


polutan ikut andil dalam merangsang penyakit pernafasan seperti influensa,bronchitis
dan pneumonia serta penyakit kronis sepertiasma dan bronchitis kronis.
3. Pencemaran Tanah
Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil
tanah genetic, menggantikan profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan
habitatnya, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga pada batas tertentu dapat megubah
topografi umum daerah penambangan secara permanen. Aktivitas pertambangan batubara
juga berdampak terhadap peningkatan laju erosi tanah dan sedimentasi pada sempadan dan
muara-muara sungai.

4. Dampak Terhadap Manusia

Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker
kulit. Karena Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida
(Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), di samping itu debu batubara menyebabkan
polusi udara di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini
menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek
jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau lambung. Bahkan disinyalir dapat
menyebabkan kelahiran bayi cacat.
5. Dampak Sosial Dan Kemasyarakatan
a) Terganggunya Arus Jalan Umum

Banyaknya lalu lalang kendaraan yang digunakan untuk angkutan batubara


berdampak pada aktivitas pengguna jalan lain. Semakin banyaknya kecelakaan,
meningkatnya biaya pemeliharaan jembatan dan jalan, adalah sebagian dari dampak yang
ditimbulkan.
b) Konflik Lahan Hingga Pergeseran Sosial-Budaya Masyarakat

Konflik lahan kerap terjadi antara perusahaan dengan masyarakat lokal yang
lahannya menjadi obyek penggusuran. Kerap perusahaan menunjukkan kearogansiannya
dengan menggusur lahan tanpa melewati persetujuan pemilik atau pengguna lahan. Atau
tak jarang mereka memberikan ganti rugi yang tidak seimbang denga hasil yang akan
mereka dapatkan nantinya. Tidak hanya konflik lahan, permasalahan yang juga sering
terjadi adalah diskriminasi. Akibat dari pergeseran ini membuat pola kehidupan mereka
berubah menjadi lebih konsumtif. Bahkan kerusakan moralpun dapat terjadi akibat adanya
pola hidup yang berubah.
6. Solusi Terhadap Dampak Dan Pengaruh Pertambanga Batubara

Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh


penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan
tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut :
1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu
pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga akan
mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar
dari ruang udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar
meminimalkan risiko terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).

2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan


terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya
reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara dapat mencegah
perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara
dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place).

3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan


penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku
(law enforcement).

4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk


membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi
perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian
lingkungan.

Solusi Terhadap Dampak Dan Pengaruh Negatif Pertambangan


Berikut merupakan solusi dari dampak dan pengaruh negatif pertambangan :

1. Kegiatan pertambangan tidak bisa dilakukan sembarangan, perlu adanya izin dari
pemerintah setempat

Untuk mencegah hal – hal berbahaya yang memberikan dampak negatif bagi
lingkungan di sekitar, ada baiknya pemerintah tidak sembarangan dalam memberikan izin
pembangunan. Namun, pada kenyataannya telah banyak ditemukan pertambangan ilegal
yang bebas beroperasi menggali sumber daya alam yang ada, dan sudah tentu kegiatan
pertambangan yang dilakukannya tidak sesuai dengan prosedur resmi penambangan.
Perusahaan
pertambangan legal biasanya sudah mendapat izin dari pemerintah setempat dan tentunya
mengelola hasil tambang tanpa perlu merusak lingkungan di sekitar.

2. Setiap perusahaan pertambangan perlu melakukan monitoring di lingkungan sekitar

Monitoring di sini artinya setiap perusahaan pertambangan harus terus melakukan


penelitian terhadap sedimen atau endapan dari pembuangan limbah penambangan apakah
aman untuk dapat dilepas ke alam. Sebelum limbah hasil penambangan dibuang,
perusahaan wajib mengolah terlebih dahulu limbah tersebut agar nantinya tidak mencemari
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perusahaan pertambangan harus melaksanakan
AMDAL berdasarkan peraturan yang sudah ditetapkan.

3. Mencabut izin operasi perusahaan pertambangan yang melanggar AMDAL

Sudah tentu syarat dari perusahaan pertambangan dapat terus berjalan yaitu dengan
tidak melanggar AMDAL yang sudah ada. Jika perusahaan tersebut terbukti telah
melanggar dan melakukan pencemaran lingkungan, pemerintah berhak untuk
memberhentikan izin operasi perusahaan tersebut. Jika tidak, perusahaan tersebut akan
terus melakukan pertambangan tanpa melihat kerusakan yang telah mereka perbuat.

4. Pilih cara yang tepat untuk mengurai dampak kerusakan lingkungan

Di dalam perusahaan pertambangan sendiri, bisa mendesign sedemikian rupa struktur


bangunan serta alat pertambangan agar tidak terlalu merusak alam. Seperti contoh dalam
melakukan flotasi bisa dilakukan tanpa menggunakan tenaga pompa untuk dapat menarik
sumber daya alam dari dalam bumi. Perusahaan hanya perlu memanfaatkan gaya gravitasi
atau taliling yang dialirkan untuk memindahkan hasil pertambangan. Sehingga dapat
dipastikan proses tersebut tidak merusak lingkungan dan tentunya ramah lingkungan.

5. Menjaga keanekaragaman hayati di sekitar lokasi pertambangan

Sebagian besar daerah pertambangan berada di lokasi yang mempunyai beraneka


macam tumbuhan dan hewan yang tinggal di tempat tersebut. perusahaan pertambangan
boleh saja mendirikan perusahaannya di lokasi tersebut dengan syarat telah memperoleh
izin dari pemerintah, juga jangan sampai ikut pula merusak bahkan menghilangkan habitat
tempat tinggal fauna dan flora yang tinggal di sana.

Salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan yaitu tidak memasuki kawasan
konservasi, hutan lindung dan Taman Nasional demi menjaga kelestarian makhluk hidup
yang tinggal di dekat kawasan pertambangan. Jika terbukti melanggar, pemerintah berhak
bertindak tegas terhadap perusahaan yang terbukti memusnahkan atau bahkan memasuki
wilayah yang dilindungi guna menjaga agar keanekaragaman hayati tidak musnah atau
punah.
6. Perusahaan pertambangan wajib melakukan reklamasi bekas penggalian pertambangan

Di beberapa daerah di Indonesia, banyak ditemukan bekas galian dari kegiatan


pertambangan. Seperti yang terjadi di Belitung bekas penambangan timah dan bekas galian
dari penambangan batu bara di pulau Kalimantan. Bekas galian tersebut telah berubah
menjadi lubang – lubang yang berisi air hingga mirip dengan kolam yang berukuran besar.
Sehingga untuk menutup lubang tersebut, perusahaan penambangan diwajibkan untuk
melakukan reklamasi agar kegunaan lahan yang telah digali dapat dimanfaatkan kembali
serta memperbaiki kondisi lingkungan.

Tentunya pelaksanaan reklamasi tidak bisa sembarangan, terdapat tahapan – tahapan


tertentu agar nantinya proses reklamasi tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Tahapan tersebut berupa mendeteksi kandungan logam berat yang terdapat di lubang bekas
galian, penataan lahan agar sesuai dengan kondisi bentang alam, pengelolaan sedimen serta
pengendalian erosi di area bekas pertambangan, melakukan konservasi pada lapisan tanah
paling atas dan lain sebagainya.

7. Berikan edukasi di setiap warga sekitar tentang bahaya pertambangan ilegal

Memberikan edukasi tentang bahaya melakukan penambangan ilegal juga perlu


dilakukan. Selain dapat merusak lingkungan sekitar akibat tidak sesuai dengan prosedur
penambangan, tidak jarang juga terjadi kecelakaan kerja. Untuk itu pemerintah harus
melakukan tindakan pencegahan seperti sosialisasi terhadap warga sekitar agar ke
depannya mereka sadar bahwa melakukan kegiatan penambangan, tidak dapat dilakukan
secara sembarang guna menjaga lingkungan di sekitar agar tidak tercemar dan rusak di
kemudian hari. Selain itu, pemberian edukasi juga mengajak warga di sekitar untuk tidak
ikut merusak alam dan lingkungan. Jika dari kedua belah pihak (warga dan perusahaan
pertambangan) saling memahami tentang bahaya yang diakibatkan dari pertambagan ilegal,
sudah tentu lingkungan akan tetap lestari.

Anda mungkin juga menyukai