KELOMPOK 3 & 4
Disusun Oleh :
Saifullah Yusuf (1701010004)
Secara fase reaksi (kristalisasi), maka proses kristalisasi pembentukan mineral dibagi
menjadi 2 fase, yaitu :
a. Nucleation
Yaitu pembentukan inti dari mineral yang inti tersebut dapat membesar melalui proses
pertumbuhan. Inti terbentuk dari sekumpulan materialmaterial unsur pokok dalam mineral,
yang mana unsur-unsur pokok tersebut akan saling mengikat menjadi unit-unit sel yang
tersebar merata secara acak.
b. Growth & Enlargement (Pertumbuhan & Pembesaran)
Pertumbuhan dan pembesaran dari mineral hanya akan berjalan jika kondisinya baik
(menguntungkan). Pertumbuhan dimulai melalui :
Bertambahnya atau bertumbuhnya lapisan-lapisan secara berturutturut dari atom-
atom/ion-ion yang dikandungnya.
Pertumbuhan secara berturut-turut dari barisan/deretan atom-atom tersebut dimulai dari
keadaan ketidakteraturan inti permukaan kristal.
Genesa mineral
Mineral dapat terbentuk karena beberapa hal dan di beberapa tempat. Prosesterbentuknya
mineral berdasarkan tempat atau lingkungan pembentukannya disebutsebagai genesa mineral.
Secara umum mineral dapat terbentuk pada 3 macam lingkungan, yaitu :
a. Lingkungan Magmatik
Lingkungan magmatik ini berhunbungan dengan aktivitas magma dengan ciri khas
memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi. Seperti yang kita ketahui, kebanyakan magma
telah membeku di dalam perut bumi sebelum mencapai permukaan. Ketika membeku, selain
terbentuk batuan beku, juga akan terbentuk mineral-mineral dan cairan sisa.
b. Lingkungan Sedimen
Proses sedimentasi merupakan hasil perpaduan dari interaksi atmosfer danhidrosfer
terhadap lapisan kerak bumi. Dalam proses sedimentasi terdapat fase pelapukan. Proses ini
melibatkan oksigen, asam karbonat, dan air yang dapat menyebabkan mineral berubah
menjadi mineral-mineral baru yang bersifat lebihstabil daripada sebelumnya. Namun ada
mineral yang resisten terhadap pelapukan seperti kuarsa.
c. Lingkungan Metamorfik
Pada lingkungan ini terjadi proses-proses yang bekerja di bawah zona pelapukan
dengan suhu dan tekanan ekstrem sehingga menyebabkan kristalisasi ulang pada material
batuan namun tetap terjadi pada fase padat. Selain karena suhu dan tekanan ekstrem, faktor
lain yang mempengaruhi metamorfisme adalah aksi cairan-cairan kemikalia aktif yang
merangsang terjadinya reaksi melalui larutan dan pengendapan kembali. Jika terjadi
penambahan atau pengurangan material batuan,maka prosesnya dinamakan
metasomatisme.
Bahan Galian
Bahan galian adalah semua bahan atau subtansi yang terjadi dengan sendirinya di alam dan
sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan industrinya. Bahan tersebut dapat
berupa logam maupun non logam, dan dapat berupa bahan tunggal ataupun berupa campuran
lebih dari satu bahan. Proses terbentuknya endapan bahan galian adalah komplek dan sering lebih
dari satu proses yang bekerja bersama-sama. meskipun dari satu jenis bahan, misalnya logam,
kalau terbentuk oleh proses yang berbeda maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda
pula. Contohnya adalah endapan bijih besi, endapan ini dapat dihasilkan oleh proses diferensiasi
magmatik oleh larutan hidrotermal, oleh proses sedimentasi ataupun oleh proses pelapukan.
Tiap- tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda-beda baik dalam mutu,
besarnya cadangan, maupun jenis mineral-mineral ikutannya.
Klasifikasi bahan Galian
Klasifikasi bahan galian dibedakan menurut undang- undang, menurut kandungan
mineralnya, dan lain sebagainya. Klasifikasinya sebagai berikut :
1. Berdasarkan Undang-Undang
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967, bahan galian dibagi menjadi tiga
golongan yaitu :
Bahan Galian Strategis atau Golongan A
Bahan galian golongan A merupakan bahan galian yang penting untuk
pertahanan, keamanan negara atau untuk menjamin perekonomian negara. Dengan
demikian bahan galian golongan ini sangatlah penting keberadaannya. Contoh bahan
galian golongan A adalah minyak bumi, gas alam, bitumen cair dan padat, aspal,
batubara, antrasit, uranium, radium, thorium, serta bahan- bahan radioaktif lainnya.
3. Endapan Sedimenter
Proses sedimentasi tidak saja menghasilkan batuan-batuan sedimen saja, tetapi juga
bisa membentuk endapan-endapan bijih yang ekonomis, misalnya endapan-endapan besi,
magan, tembaga, fosfat, batubara, oil shale, karbonat, clay, tanah diatomea, dan lain-lain.
Endapan ini bisa terdiri dari bahan-bahan anorganik maupun organik dan batuan asalnya
adalah batuan-batuan lain yang sudah mengalami disintegrasi.
4. Endapan Metamorf
Proses metamorfisme adalah keadaan dimana mineral-mineral yang telah ada secara
menyeluruh berubah menjadi endapan mineral baru. Media yang menyebabkan
perubahan adalah temperatur, tekanan, dan air. Bahan yang berubah adalah endapan
mineral atau batuan.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.
Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida,
sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan
endapan plaser.
Biji Besi
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan
adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah
struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan
terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua, dicirikan dengan
penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya
kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan
penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang
diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang
berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini
hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa
juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti
cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih.
Proses terjadinya cebakan bijih besi didaerah penelitian berkaitan dengan proses-
proses tersebut diatas, dalam hal ini peristiwa tektonik, metamorfosa dan
metasomatisme kontak berperan untuk terjadinya cebakan bijih besi di daerah
penelitian. Bila dikaitkan dengan batuan yang tersingkap didaerah penelitian yaitu
batuan metamorfosa seperti marmer yang dulunya merupakan batugamping, maka
dapat
disimpulkan bahwa terbentuknya bijih karena terjadinya proses metamorfosa pada
batugamping. Kemudian akibat proses magmatisme pada batugamping terjadi proses
penggantian (replacement) sehingga larutan yang mengandung mineral bijih
terendapkan bersamaan dengan terbentuknya batuan metamorfosa (marmer). Setelah
proses mineralisasi (pasca-mineralisasi), terjadi kembali peristiwa tektonik setempat
yang membentuk sesar mendatar dan sesar normal, struktur tersebut akan membentuk
kembali geometri dari cebakan mineral atau akan terjadi dislokasi.
Asbestos ("asbes") adalah sebuah grup mineral metamorfis berfiber. Nama ini
berasal dari dari penggunaannya di lampu wick, karena tahan api dia telah digunakan
dalam banyak aplikasi, selain itu lebih tahan terhadap zat asam. Asbestos adalah
bentuk serat mineral silika termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari
mineral- mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat,
cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes
biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari
mineral-mineral tersebut.
Asbes merupakan istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat
dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi
mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu
mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi
Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit,
amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-
silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan.
Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi
berdasarkan hasil
penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul
Si4O11. Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan
dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang
berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa
penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.
Marmer
Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari Batu kapur atau dolomit.
Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.
Marmer merupakan hasil metamorfosa dari batu kapur atau yang sering disebut
dengan gamping. Batu kapur ini mengalami rekristalisasi, yang lama- kelamaan akan
berubah menjadi batu marmer tersebut. Agar lebih terstruktur, berikut merupakan proses
terbentuknya marmer :
Batu kapur mengalami kristalisasi kembali – Batu amrmer atau juga banyak yang
menyebutnya sebagai batu pualam merupakan hasil dari metamorfosis batu kapur atau
gamping atau dolomit. Metamorfosis ini diawali dengan terjadinya proses rekristalisasi
pada batu kapur tersebut. Terjadinya kembali proses rekristalisasi ini karena adanya
pengaruh temperatur dan juga tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen. Proses
rekristalisasi ini membentuk berbagai foliasi maupun non foliasi.
Hilangnya struktur asal batuan – Proses rekristalisasi pada batu gamping ini
mengakibatkan hilangnya struktur asal batuan tersebut, sehingga membentuk tekstur yang
baru dan juga keteraturan butir. Tekstur baru dan keteraturan butir ini dikenal dengan
nama batu pualam. Proses geologi ini membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 60 juta
tahun yang lalu.
Kelompok 4 : Bahan Galian Di Indonesia
Bahan Galian
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967, bahan galian ialah semua unsur-unsur
kimia, mineral-mineral, bijih-bijih, dan segala macam jenis batuan termasuk batu-batu mulia yang
merupakan endapan-endapan dari alam.
Sedangkan menurut Sukandarrumidi (1999), Arti bahan galian dapat didefinisikan sebagai
bahan yang dijumpai di alam, baik berupa unsur kimia, mineral, bijih ataupun segala macam
batuan. Bahan galian pada hakekatnya merupakan semua produk dari pertambangan yang
didapatkan dengan cara pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak struktur bumi, yang
terdiri atas mineral-mineral. Mineral adalah zat padat yang ada di alam dan dapat dibuat dari satu
elemen atau lebih elemen yang digabungkan bersama (senyawa kimia).
Bahan galian memiliki beberapa kandungan unsur zat mineral didalamnya. Kandungan unsur
zat mineral bahan galian yang paling tinggi adalah kandungan air. Selain terdapat kandungan
mineral berupa air, kandungan unsur zat yang ada pada bahan galian juga terdapat dalam bentuk
gas. Kandungan air dalam bahan galian memiliki karakteristik homogen atau cenderung sama
pada setiap jenisnya. Sedangkan kandungan gas dalam bahan galian memiliki karakteristik
heterogen atau berbeda-beda pada setiap jenisnya.
Barang tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Untuk mengolah barang tambang
tersebut tentunya kita harus memilki banyak modal, tenaga, ahli dan penggunaan teknologi yang
cukup mumpuni. Kekayaan alam Indonesia dapat dikelola oleh perusahaan swasta maupun asing
dengan syarat bahwa mereka telah mendapatkan konsensi remi dari Pemerintah Indonesia.
Konsensi ini merupakan surat izin yang dikeluarkan pemerintah terhadap perusahaan yang
berminat untuk mengolah barang tambang yang ada di Indoenesia dengan peraturan system bagi
hasil.
Klasifikasi Bahan Galian
Bahan galian atau barang tambang diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan tertentu.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :
1. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara
2. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam
3. Penggunaan bahan galian bagi industri
4. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak
5. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha
6. Penyebaran pembangunan di daerah
Bahan galian strategis atau yang disebut sebagai bahan galian golongan A merupakan
bahan galian yang penting untuk pertahanan, keamanan negara atau untuk menjamin
perekonomian negara. Dengan demikian bahan galian golongan ini sangatlah penting
keberadaannya. Contoh bahan galian golongan A adalah minyak bumi, gas alam, bitumen
cair dan padat, aspal, batubara, antrasit, uranium, radium, thorium, serta bahan- bahan
radioaktif lainnya.
Bahan galian vital atau Golongan B
Bahan galian vital atau golongan B adalah bahan galian yang dapat digunakan
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Bahan galian ini sifatya penting untuk
kepentingan umum. Bahan galian vital diperlukan oleh orang banyak. Contoh bahan
galian golongan B adalah besi, mangan, bauksit, titan, tembaga, timbal, seng, emas,
platina, perak, air raksa, intan, kristal, kuarsa, yodium, belerang dan logam- logam
lainnya.
Bahan galian golongan C memiliki sifat tidak langsung memerlukan pasaran yang
bersifat internasional, maka dari itulah masuk kedalam golongan C ini. Contoh bahan
galian golongan C antara lain nitrat, pospat, asbes, talk, mika, grafit, magnesit, kaolin,
batu apung, marmer, batu tulis dan lain sebagainya
2. Menurut Kandungan Mineralnya
a. Bijih (ore)
Bahan galian sebagai sumber bahan logam contohnya adalah kasiterit (Sn), Hematit
(Fe), Bauksit (Al), dll.
b. Bukan bijih
Sebagian bahan bukan logam , contohnya adalah belerang, fosfat, kaolin, kapur dan lain
sebagainya.
3. Berdasarkan Mineral Ekonominya
a) Metalic Mineral
Metallic minerals adalah mineral yang mengandung satu jenis logam. Apabila
kandungan logamnya relatif besar dan terikat secara kimia dengan unsur lain
disebut mineral bijih (ore-minerals). Sebagian besar mineral bijih bersifat logam
dan sebagian bersifat non logam (bauksit). Metalic mineral ini masih dibagi
menjadi dua lagi yaitu logam murni dan logam campuran. Logam murni digunakan
dalam kondisi murni tanpa campuran. Contoh logam murni adalah emas, timah,
seng, dan aluminium. Biasanya kaleng minuman menggunakan aluminium murni.
Sementara kabel listrik terbuat dari tembaga.
c) Fuel Mineral
Fuel mineral dibedakan menjadi dua jenis antara lain:
Solid (zat padat), seperti coal, lignite, dan juga oil shale
Liquid (zat cair), seperti minyak bumi.
4. Berdasarkan Cara Terbentuknya
Bahan galian magmatik adalah bahan galian yang terbentuk akibat dari
magma primer yang bersifat ultrabasa lalu mengalami pendinginan dan pembekuan
sehingga terbentuklah mineral-mineral tambang. Bahan galian magmatik
merupakan bahan galian yang terjadi dari magma dan bertempat di dalam atau
berhubungan dan dekat dengan magma. Endapan magmatis dapat terjadi karena
kristalisasi magma, segregasi, regregasi, injeksi dan syngenetik. Contoh bahan
galian tipe ini adalah intan, korundum dan kromit.
seperti dike
kristal mineral sangat besar
bersifat asam
jenis mineral yang ditemui antara lain kuarsa, ortoklas dan mika.
Contoh bahan galian pegmatit antara lain besi, topaz, ruby, Au, Al, Li dan Sn.
Bahan galian hasil pengayaan sekunder yaitu bahan galian yang terkonsentrasi
karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
e) Bahan Galian Hasil Metamorfosis Kontak
Setiap daerah memiliki potensi masing-masing sesuai dengan kondisi alamnya. Tidak
semua daerah memiliki sumber barang tambang yang sama. Keadaan ini disebabkan oleh dua
faktor sebagai berikut :
1. Sejarah Geologi Masing-Masing Wilayah.
Masing-masing wilayah memiliki sejarah geologi yang berbeda, ini dapat ditunjukkan
dengan kondisi alam disekitarnya. Yang paling mudah dijumpai ialah keadaan batuan dan
kenampakan geomorfologi yang membentang di wilayah tersebut.
2. Belum Adanya Penelitian
1. Minyak Bumi
Terdapat di daerah Cepu, Blora dan Cilacap di Jawa Tengah, Sungai Gerong dan Plaju di
Palembang, Dumai dan Sungai Pakning (Riau), Tanjung Pura, Langkat (Sumatera Utara),
Tarakan, Balikpapan dan Kutai (Kalimantan Timur). Manfaatnya yaitu sebagai avtur untuk
bahan bakar pesawat terbang, bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kerosin
untuk bahan baku lampu minyak, solar untuk bahan bakar kendaraan diesel, LNG (Liquid
Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas, oli ialah bahan untuk pelumas mesin, vaselin
ialah salep untuk bahan obat, parafin untuk bahan pembuat lilin, aspal untuk bahan
pembuat jalan.
2. Batu Bara
Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang hidup berjuta-juta tahun
yang lalu. Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut :
Ombilin dekat sawahlunto (sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang
sifatnya mudah hancur.
Bukit asam dekat Tanjung Enim (palembang) enghasilkan batu bara muda yang sudah
menjadi antrasit karena pengaruh magma.
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan
(Pulau laut/Sebuku)
Jambi, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya)
Batu bara dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, produksi besi
dan baja, bahan bakar pembuatan semen, bahan bakar cair.Penggunaan batu bara yang
penting lainnya mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri kimia
serta farmasi. batu bara yang dimurnikan digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti
minyak kreosot, naftalen, fenol dan benzene. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas
digunakan untuk membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman. Ribuan
produk yang berbeda memiliki komponen batu bara atau hasil sampingan batu bara:sabun,
aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan fiber, seperti rayon dan nylon.
3. Biji Besi
4. Tembaga
Tembaga merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah
ditempa. Penambangannya banyak terdapat di Cikotok (Jawa Barat), Tirtomoyo (Jawa
Timur), Sangkarapi (Sulawesi Selatan), Kompara (Papua).
5. Bauksit
7. Marmer
Kegunaannya sebagai bahan bangunan rumah atau gedung. Penambangan marmer
banyak ditemukan di Jawa Timur, Yogyakarta, Lampung, Papua dan Sumatera Barat.
8. Belerang
Digunakan untuk bahan korek api dan obat penyakit kulit. Banyak terdapat di daerah
daerah vulkanik. Penambangan belerang yang terkenal adalah yang dilakukan di Kawah
Ijen, Jawa Timur.
9. Mangan
Mangan menghasilkan campuran logam yang kuat, liat dan tahan getaran seperti
digunakan pada baling-baling kapal. Daerah penghasil mangan diantaranya :
Jogjakarta
Jawa Tengah
Bima, NTT
Aceh
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Jawa Barat
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
NTB
Pasir kuarsa digunakan sebagai alat optic dan industri kaca. Daerah yang
mempunyai potensi pasir kuarsa yakni
Aceh
Sumatra Utara
Sumatra Selatan
Kepulauan Riau
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jogjakarta
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Papua
11. Aspal
Aspal digunakan untu pelapis dan pengeras jalan raya, alat kelistrikan dan lain lain.
Daerahnya berada di
Digunakan sebagai bahan bakar kompor gas. Daerah daerah kaya akan gas alam
yaitu di NAD, Riau, Kaltim dan Papua.
Bahan galian atau bahan pertambangan memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari –
hari. Manfaat bahan galian diantaranya adalah sebagai berikut :