Anda di halaman 1dari 27

RESUME GEOLOGI LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA

KELOMPOK 3 & 4

Dosen : Dra. Esti Sarjanti, M.Si.

Disusun Oleh :
Saifullah Yusuf (1701010004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Kelompok 3 : Material Dan Proses Pembentukan Bahan Galian

Mineral dan Proses Terjadinya Mineral


Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).

Secara fase reaksi (kristalisasi), maka proses kristalisasi pembentukan mineral dibagi
menjadi 2 fase, yaitu :
a. Nucleation
Yaitu pembentukan inti dari mineral yang inti tersebut dapat membesar melalui proses
pertumbuhan. Inti terbentuk dari sekumpulan materialmaterial unsur pokok dalam mineral,
yang mana unsur-unsur pokok tersebut akan saling mengikat menjadi unit-unit sel yang
tersebar merata secara acak.
b. Growth & Enlargement (Pertumbuhan & Pembesaran)
Pertumbuhan dan pembesaran dari mineral hanya akan berjalan jika kondisinya baik
(menguntungkan). Pertumbuhan dimulai melalui :
 Bertambahnya atau bertumbuhnya lapisan-lapisan secara berturutturut dari atom-
atom/ion-ion yang dikandungnya.
 Pertumbuhan secara berturut-turut dari barisan/deretan atom-atom tersebut dimulai dari
keadaan ketidakteraturan inti permukaan kristal.

Genesa mineral
Mineral dapat terbentuk karena beberapa hal dan di beberapa tempat. Prosesterbentuknya
mineral berdasarkan tempat atau lingkungan pembentukannya disebutsebagai genesa mineral.
Secara umum mineral dapat terbentuk pada 3 macam lingkungan, yaitu :
a. Lingkungan Magmatik
Lingkungan magmatik ini berhunbungan dengan aktivitas magma dengan ciri khas
memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi. Seperti yang kita ketahui, kebanyakan magma
telah membeku di dalam perut bumi sebelum mencapai permukaan. Ketika membeku, selain
terbentuk batuan beku, juga akan terbentuk mineral-mineral dan cairan sisa.

b. Lingkungan Sedimen
Proses sedimentasi merupakan hasil perpaduan dari interaksi atmosfer danhidrosfer
terhadap lapisan kerak bumi. Dalam proses sedimentasi terdapat fase pelapukan. Proses ini
melibatkan oksigen, asam karbonat, dan air yang dapat menyebabkan mineral berubah
menjadi mineral-mineral baru yang bersifat lebihstabil daripada sebelumnya. Namun ada
mineral yang resisten terhadap pelapukan seperti kuarsa.
c. Lingkungan Metamorfik
Pada lingkungan ini terjadi proses-proses yang bekerja di bawah zona pelapukan
dengan suhu dan tekanan ekstrem sehingga menyebabkan kristalisasi ulang pada material
batuan namun tetap terjadi pada fase padat. Selain karena suhu dan tekanan ekstrem, faktor
lain yang mempengaruhi metamorfisme adalah aksi cairan-cairan kemikalia aktif yang
merangsang terjadinya reaksi melalui larutan dan pengendapan kembali. Jika terjadi
penambahan atau pengurangan material batuan,maka prosesnya dinamakan
metasomatisme.

Bahan Galian

Bahan galian adalah semua bahan atau subtansi yang terjadi dengan sendirinya di alam dan
sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan industrinya. Bahan tersebut dapat
berupa logam maupun non logam, dan dapat berupa bahan tunggal ataupun berupa campuran
lebih dari satu bahan. Proses terbentuknya endapan bahan galian adalah komplek dan sering lebih
dari satu proses yang bekerja bersama-sama. meskipun dari satu jenis bahan, misalnya logam,
kalau terbentuk oleh proses yang berbeda maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda
pula. Contohnya adalah endapan bijih besi, endapan ini dapat dihasilkan oleh proses diferensiasi
magmatik oleh larutan hidrotermal, oleh proses sedimentasi ataupun oleh proses pelapukan.
Tiap- tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda-beda baik dalam mutu,
besarnya cadangan, maupun jenis mineral-mineral ikutannya.
Klasifikasi bahan Galian
Klasifikasi bahan galian dibedakan menurut undang- undang, menurut kandungan
mineralnya, dan lain sebagainya. Klasifikasinya sebagai berikut :
1. Berdasarkan Undang-Undang
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967, bahan galian dibagi menjadi tiga
golongan yaitu :
 Bahan Galian Strategis atau Golongan A
Bahan galian golongan A merupakan bahan galian yang penting untuk
pertahanan, keamanan negara atau untuk menjamin perekonomian negara. Dengan
demikian bahan galian golongan ini sangatlah penting keberadaannya. Contoh bahan
galian golongan A adalah minyak bumi, gas alam, bitumen cair dan padat, aspal,
batubara, antrasit, uranium, radium, thorium, serta bahan- bahan radioaktif lainnya.

 Bahan Galian Vital atau Golongan B


Bahan galian golongan B adalah bahan galian yang dapat digunakan untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. bersifat penting untuk kepentingan umum dan
diperlukan oleh orang banyak. Contoh bahan galian golongan B adalah besi, mangan,
bauksit, titan, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, intan, kristal,
kuarsa, yodium, belerang dan logam- logam lainnya.
 Bahan Galian Bukan Strategis Dan Vital Atau Golongan C
Bahan galian golongan C memiliki sifat tidak langsung memerlukan pasaran
yang bersifat internasional. Contoh Bahan galian golongan C adalah nitrat, pospat,
asbes, talk, mika, grafit, magnesit, kaolin, batu apung, marmer, batu tulis dan lain
sebagainya.
Menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 yang mengatur usaha pertambangan
dikelompokkan menjadi pertambangan mineral dan pertambangan batu bara. Pertambanagn
mineral sebagaimana dimaksud terbagi menjadi beberapa golongan yaitu sebagai berikut :
 Mineral Radioaktif : Seperti Tellurium vanadium, Zicronium, Samarium, Rubidium,
Thorium, Uranium, Radium, Monasit.
 Mineral Logam : seperti tembaga, timbal, seng, alumnia, kalium, bauksit, galena.
 Mineral bukan logam : seperti intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar,
kriolit, yodiumdolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, batu kuarsa, clay.
 Pertambangan batuan : seperti pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah
diatome, slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt.

2. Berdasarkan Kandungan Mineralnya


Menurut kandungan mineralnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
 Bijih (ore)
Bahan galian sebagai sumber bahan logam contohnya adalah kasiterit (Sn), Hematit (Fe),
Bauksit (Al), dll.
 Bukan bijih
Sebagian bahan bukan logam, contohnya adalah belerang, fosfat, kaolin, kapur dan lain
sebagainya.

3. Berdasarkan Mineral Ekonominya


Menurut mineral ekonominya bahan galian dibedakan menjadi 3, yaitu :
 Metalic Mineral
1. Precious metal, seperti tembaga, seng, dan timah.
2. Steel industry, seperti besi, nikel, chromium, mangan, tungsten, dan juga vanadium.
3. Electronic industry, seperti cadmium, bismuth, dan germanium.
4. Radio active, seperti uranium dan radium.
 Non-Metalic Mineral
1. Isolator, seperti mika dan asbes
2. Refractory material, seperti silica, alumina, zircon dan grafit
3. General industry mineral seperti fosfat, belerang, batu gamping, garam, barit, borax,
magnesit, gypsum dan juga clay.
 Fuel Mineral
Fuel mineral dibedakan menjadi dua jenis antara lain:
1. Solid (zat padat), seperti coal, lignite, dan juga oil shale
2. Liquid (zat cair), seperti minyak bumi.
4. Berdasarkan Cara Terbentuknya
Bahan galian dibedakan menjadi 6 golongan, yaitu :
 Bahan Galian Magmatik
Bahan galian magmatik merupakan bahan galian yang terjadi dari magma dan bertempat
di dalam atau berhubungan dan dekat dengan magma.
 Bahan Galian Pematit
Bahan galian pematit merupakan bahan yang terbentuk di dalam diatrema dan dalam
pembentukan instrusi yang disebut gang atau apofisa.
 Bahan Galian Hasil Pengendapan
Hasil pengendapan ini berada di dasar sungai atau genangan air melalui proses pelarutan
pada batuan hasil pelapukan.
 Bahan Galian Hasil Pengayaan Sekunder
Bahan galian hasil pengayaan sekunder yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena
proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

 Bahan Galian Hasil Metamorfosis Kontak


Bahan galian hasil metamorfosis kontak merupakan batuan di sekitar magma yang
berubah menjadi mineral ekonomik.
 Bahan Galian Hidrotermal
Bahan galian hidrotermal merupakan resapan magma cair yang membeku di celah- celah
struktur lapisan bumi atau yang berada pada lapisan yang bersuhu relatif rendah dibawah
500 derajat Celcius.
Proses Pengendapan Bahan Galian
Bahan galian memiliki proses pengendapan, berikut proses pengendapan bahan galian
yaitu :
1. Endapan Primer
Endapan Primer yaitu,endapan bahan galian yang terjadi karena berhubungan
langsung dengan magma. Pembentukan Endapan Primer secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu :
 Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase atau Konsentrasi Magmatic)
Merupakan suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung
pada magma (differensiasi magma).
 Fase Pegmatitik (Pegmatit)
Pegmatit adalah Batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma, sebagai
akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan di sekeliling magma, maka cairan
residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai
dyke, sill, dan stockwork.Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak
adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya,
sehingga pembekuan berjalan dengan lambat.
 Fase Pneumatolitik (Metasomatis Kontak)
Pneumatolitik adalah Proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma.
 Fase Hidrothermal (Hidrothermal)
Fase Hidrothermal adalah Larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai
hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber terbesar (hampir 90%) dari proses pembentukan
endapan.
 Fase Vulkanik (Vulkanis)
Endapan fase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih
secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah, Lava flow (aliran lava),
Ekshalasi (bahan-bahan volatile berupa uap air atau penguapan), Mata air panas
(sumber-sumber air panas).
2. Endapan Sekunder
Endapan sekunder Adalah Endapan-endapan bijih yang tidak berasosiasi langsung
dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil dari proses pelapukan, transfortasi, atau
sedimentasi, yang merupakan proses Kimia, Fisika atau gabungan dari kedua proses
tersebut.
Jenis Endapan Sekunder dibagi menjadi 2 terdiri dari :
1) Endapan Konsentasi Residu
Endapan Konsentrasi Residu adalah Merupakan hasil dari pengumpulan dari pada
mineral-mineral berharga setelah mineral-mineral lain (gangue) yang terdapat dalam
batuan atau endapan bijih terbawa pergi selama pelapukan. Peningkatan kadar terjadi
karena adanya pengumpulan volume yang disebabkan oleh proses kimia/ pelapukan.

2) Endapan Konsentasi Mekanis

Proses pembentukan endapan ini terdiri dua tahap, yaitu :


1. Pembebasan daripada mineral-mineral stabil dari matrixnya,
2. Proses konsentrasi,

Untuk bisa terbentuknya konsentrasi mekanik, mineral-mineral harus memilki 3


macam sifat fisik, yaitu :
1. mempunyai berat jenis yang tinggi,
2. harus resistan, tahan terhadap proses pelapukan,
3. keras dan tahan terhadap tumbukan serta gesekan selama diangkut.

3. Endapan Sedimenter
Proses sedimentasi tidak saja menghasilkan batuan-batuan sedimen saja, tetapi juga
bisa membentuk endapan-endapan bijih yang ekonomis, misalnya endapan-endapan besi,
magan, tembaga, fosfat, batubara, oil shale, karbonat, clay, tanah diatomea, dan lain-lain.
Endapan ini bisa terdiri dari bahan-bahan anorganik maupun organik dan batuan asalnya
adalah batuan-batuan lain yang sudah mengalami disintegrasi.
4. Endapan Metamorf
Proses metamorfisme adalah keadaan dimana mineral-mineral yang telah ada secara
menyeluruh berubah menjadi endapan mineral baru. Media yang menyebabkan
perubahan adalah temperatur, tekanan, dan air. Bahan yang berubah adalah endapan
mineral atau batuan.

Proses Pembentukan Material Bahan Galian


1. Proses Pembentukan Material Bahan Galian A
 Minyak Bumi

Lapisan dan permukaan bumi mengalami perubahan besar berupa pergeseran-


pergeseran sehingga fosil hewan dan tumbuhan yang terkubur di perut bumi masuk ke
celah-celah lapisan bumi yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Akibat pengaruh waktu,
temperatur tinggi, dan tekanan beban lapisan batuan diatasnya, menyebabkan binatang
dan tumbuh-tumbuhan yang mati tadi mengalami proses penguraian berupa perubahan
kimia, berubah menjadi bintik-bintik dangelembung minyak yang berbentuk cairan
kental dan gas. Akibat pengaruh yangsama, maka endapan lumpur berubah menjadi
batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari lumpur yang mengandung bintik-bintik
minyak dikenal sebagai batuan induk atau “source rock”.
Minyak bumi merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa
hidrokarbon, baik senyawa alifatik, alisiklik, dan aromatik yang sebagian terdiri atas
alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya, dengan
sedikit senyawanitrogen (0,01-0,9%), belerang (0,1-7%), oksigen (0,06-0,4%) dan
senyawa logam dalam jumlah yang sangat kecil.
 Batu Bara

Batubara merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari dekomposisi tumpukan


tanaman selama kira-kira 300 juta tahun. Dekomposisi tanaman ini terjadi karena
proses biologi dengan mikroba dimana banyak oksigen dalam selulosa diubah menjadi
karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Perubahan yang terjadi dalam kandungan bahan
tersebut disebabkan oleh adanya tekanan, pemanasan yang kemudian membentuk
lapisan tebal sebagai akibat pengaruh panas bumi dalam jangka waktu berjuta-juta
tahun, sehingga lapisan tersebut akhirnya memadat dan mengeras (Mutasim, 2010).

2. Proses Pembentukan Material Bahan Galian B


 Emas

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.
Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida,
sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan
endapan plaser.
 Biji Besi

Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan
adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah
struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan
terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua, dicirikan dengan
penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya
kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan
penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang
diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang
berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini
hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa
juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti
cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih.
Proses terjadinya cebakan bijih besi didaerah penelitian berkaitan dengan proses-
proses tersebut diatas, dalam hal ini peristiwa tektonik, metamorfosa dan
metasomatisme kontak berperan untuk terjadinya cebakan bijih besi di daerah
penelitian. Bila dikaitkan dengan batuan yang tersingkap didaerah penelitian yaitu
batuan metamorfosa seperti marmer yang dulunya merupakan batugamping, maka
dapat
disimpulkan bahwa terbentuknya bijih karena terjadinya proses metamorfosa pada
batugamping. Kemudian akibat proses magmatisme pada batugamping terjadi proses
penggantian (replacement) sehingga larutan yang mengandung mineral bijih
terendapkan bersamaan dengan terbentuknya batuan metamorfosa (marmer). Setelah
proses mineralisasi (pasca-mineralisasi), terjadi kembali peristiwa tektonik setempat
yang membentuk sesar mendatar dan sesar normal, struktur tersebut akan membentuk
kembali geometri dari cebakan mineral atau akan terjadi dislokasi.

3. Proses Pembentukan Material Bahan Galian C


 Asbes

Asbestos ("asbes") adalah sebuah grup mineral metamorfis berfiber. Nama ini
berasal dari dari penggunaannya di lampu wick, karena tahan api dia telah digunakan
dalam banyak aplikasi, selain itu lebih tahan terhadap zat asam. Asbestos adalah
bentuk serat mineral silika termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari
mineral- mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat,
cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes
biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari
mineral-mineral tersebut.
Asbes merupakan istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat
dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi
mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu
mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi
Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit,
amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-
silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan.
Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi
berdasarkan hasil
penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul
Si4O11. Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan
dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang
berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa
penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.
 Marmer

Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari Batu kapur atau dolomit.
Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.
Marmer merupakan hasil metamorfosa dari batu kapur atau yang sering disebut
dengan gamping. Batu kapur ini mengalami rekristalisasi, yang lama- kelamaan akan
berubah menjadi batu marmer tersebut. Agar lebih terstruktur, berikut merupakan proses
terbentuknya marmer :
Batu kapur mengalami kristalisasi kembali – Batu amrmer atau juga banyak yang
menyebutnya sebagai batu pualam merupakan hasil dari metamorfosis batu kapur atau
gamping atau dolomit. Metamorfosis ini diawali dengan terjadinya proses rekristalisasi
pada batu kapur tersebut. Terjadinya kembali proses rekristalisasi ini karena adanya
pengaruh temperatur dan juga tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen. Proses
rekristalisasi ini membentuk berbagai foliasi maupun non foliasi.
Hilangnya struktur asal batuan – Proses rekristalisasi pada batu gamping ini
mengakibatkan hilangnya struktur asal batuan tersebut, sehingga membentuk tekstur yang
baru dan juga keteraturan butir. Tekstur baru dan keteraturan butir ini dikenal dengan
nama batu pualam. Proses geologi ini membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 60 juta
tahun yang lalu.
Kelompok 4 : Bahan Galian Di Indonesia

Bahan Galian

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967, bahan galian ialah semua unsur-unsur
kimia, mineral-mineral, bijih-bijih, dan segala macam jenis batuan termasuk batu-batu mulia yang
merupakan endapan-endapan dari alam.

Sedangkan menurut Sukandarrumidi (1999), Arti bahan galian dapat didefinisikan sebagai
bahan yang dijumpai di alam, baik berupa unsur kimia, mineral, bijih ataupun segala macam
batuan. Bahan galian pada hakekatnya merupakan semua produk dari pertambangan yang
didapatkan dengan cara pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak struktur bumi, yang
terdiri atas mineral-mineral. Mineral adalah zat padat yang ada di alam dan dapat dibuat dari satu
elemen atau lebih elemen yang digabungkan bersama (senyawa kimia).

Bahan galian memiliki beberapa kandungan unsur zat mineral didalamnya. Kandungan unsur
zat mineral bahan galian yang paling tinggi adalah kandungan air. Selain terdapat kandungan
mineral berupa air, kandungan unsur zat yang ada pada bahan galian juga terdapat dalam bentuk
gas. Kandungan air dalam bahan galian memiliki karakteristik homogen atau cenderung sama
pada setiap jenisnya. Sedangkan kandungan gas dalam bahan galian memiliki karakteristik
heterogen atau berbeda-beda pada setiap jenisnya.

Barang tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Untuk mengolah barang tambang
tersebut tentunya kita harus memilki banyak modal, tenaga, ahli dan penggunaan teknologi yang
cukup mumpuni. Kekayaan alam Indonesia dapat dikelola oleh perusahaan swasta maupun asing
dengan syarat bahwa mereka telah mendapatkan konsensi remi dari Pemerintah Indonesia.
Konsensi ini merupakan surat izin yang dikeluarkan pemerintah terhadap perusahaan yang
berminat untuk mengolah barang tambang yang ada di Indoenesia dengan peraturan system bagi
hasil.
Klasifikasi Bahan Galian
Bahan galian atau barang tambang diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan tertentu.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :
1. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara
2. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam
3. Penggunaan bahan galian bagi industri
4. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak
5. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha
6. Penyebaran pembangunan di daerah

Bahan galian dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Menurut Undang-Undang Pokok Pertambangan

Bahwasannya bahan galian dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:

 Bahan galian strategis atau Golongan A

Bahan galian strategis atau yang disebut sebagai bahan galian golongan A merupakan
bahan galian yang penting untuk pertahanan, keamanan negara atau untuk menjamin
perekonomian negara. Dengan demikian bahan galian golongan ini sangatlah penting
keberadaannya. Contoh bahan galian golongan A adalah minyak bumi, gas alam, bitumen
cair dan padat, aspal, batubara, antrasit, uranium, radium, thorium, serta bahan- bahan
radioaktif lainnya.
 Bahan galian vital atau Golongan B

Bahan galian vital atau golongan B adalah bahan galian yang dapat digunakan
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Bahan galian ini sifatya penting untuk
kepentingan umum. Bahan galian vital diperlukan oleh orang banyak. Contoh bahan
galian golongan B adalah besi, mangan, bauksit, titan, tembaga, timbal, seng, emas,
platina, perak, air raksa, intan, kristal, kuarsa, yodium, belerang dan logam- logam
lainnya.

 Bahan galian bukan strategis dan vital atau Golongan C

Bahan galian golongan C memiliki sifat tidak langsung memerlukan pasaran yang
bersifat internasional, maka dari itulah masuk kedalam golongan C ini. Contoh bahan
galian golongan C antara lain nitrat, pospat, asbes, talk, mika, grafit, magnesit, kaolin,
batu apung, marmer, batu tulis dan lain sebagainya
2. Menurut Kandungan Mineralnya

Bahan galian dapat dibedakan menjadi 2 jenis antara lain :

a. Bijih (ore)

Bahan galian sebagai sumber bahan logam contohnya adalah kasiterit (Sn), Hematit
(Fe), Bauksit (Al), dll.

b. Bukan bijih

Sebagian bahan bukan logam , contohnya adalah belerang, fosfat, kaolin, kapur dan lain
sebagainya.
3. Berdasarkan Mineral Ekonominya

Bahan galian dibedakan menjadi 3 golongan antara lain adalah :

a) Metalic Mineral
Metallic minerals adalah mineral yang mengandung satu jenis logam. Apabila
kandungan logamnya relatif besar dan terikat secara kimia dengan unsur lain
disebut mineral bijih (ore-minerals). Sebagian besar mineral bijih bersifat logam
dan sebagian bersifat non logam (bauksit). Metalic mineral ini masih dibagi
menjadi dua lagi yaitu logam murni dan logam campuran. Logam murni digunakan
dalam kondisi murni tanpa campuran. Contoh logam murni adalah emas, timah,
seng, dan aluminium. Biasanya kaleng minuman menggunakan aluminium murni.
Sementara kabel listrik terbuat dari tembaga.

b) Non- Metalic Mineral


Non metalic mineral dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

 Isolator, seperti mika dan asbes


 Refractory material, seperti silica, alumina, zircon dan grafit
 General industry mineral seperti fosfat, belerang, batu gamping, garam, barit,
borax, magnesit, gypsum dan juga clay.

c) Fuel Mineral
Fuel mineral dibedakan menjadi dua jenis antara lain:

 Solid (zat padat), seperti coal, lignite, dan juga oil shale
 Liquid (zat cair), seperti minyak bumi.
4. Berdasarkan Cara Terbentuknya

Bahan galian dapat dibedakan menjadi 6 golongan, yaitu:

a) Bahan Galian Magmatik

Bahan galian magmatik adalah bahan galian yang terbentuk akibat dari
magma primer yang bersifat ultrabasa lalu mengalami pendinginan dan pembekuan
sehingga terbentuklah mineral-mineral tambang. Bahan galian magmatik
merupakan bahan galian yang terjadi dari magma dan bertempat di dalam atau
berhubungan dan dekat dengan magma. Endapan magmatis dapat terjadi karena
kristalisasi magma, segregasi, regregasi, injeksi dan syngenetik. Contoh bahan
galian tipe ini adalah intan, korundum dan kromit.

b) Bahan Galian Pematit

Bahan galian pematit merupakan bahan yang terbentuk di dalam diatrema


dan dalam pembentukan instrusi yang disebut gang atau apofisa. Bahan galian
pegamtit adalah bahan galian yang terbentuk dikarenakan hasil injeksi magma,
kristalisasi dari
suatu magma menyebabkan suatu perubahan konsentrasi dari bahan-bahan uap. Sifat
dari bahan galian pegmatit adalah

 seperti dike
 kristal mineral sangat besar
 bersifat asam
 jenis mineral yang ditemui antara lain kuarsa, ortoklas dan mika.

Contoh bahan galian pegmatit antara lain besi, topaz, ruby, Au, Al, Li dan Sn.

c) Bahan Galian Hasil Pengendapan


Yang berada di dasar sungai atau genangan air melalui proses pelarutan pada
batuan hasil pelapukan.

d) Bahan Galian Hasil Pengayaan Sekunder

Bahan galian hasil pengayaan sekunder yaitu bahan galian yang terkonsentrasi
karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
e) Bahan Galian Hasil Metamorfosis Kontak

Bahan galian hasil metamorfosis kontak merupakan batuan di sekitar magma


yang berubah menjadi mineral ekonomik. Bahan galian ini terbentuk karena adanya
kontak antara magma dengan batuan samping dimana terjadi penambahan bahan
dari magma. Jenis bahan galian ini pada umumnya terbatas pada magma silika
dengan komposisi menengah (intermediate) seperti kuarsa monzonit, granodiorit
dan kuarsa diorit. Sedang magma yang kaya akan silika seperti granit, jarang
menghasilkan endapan galian, demikian juga magma ultra basa, pada magma yang
basa, kadang- kadang dapat membentuk endapan bahan galian kontak metasomatik.
Hampir semua jenis endapan bahan galian jenis ini berasosiasi dengan tubuh batuan
beku intrusif yang berupa stock, batolit dan tidak pernah berasosiasi dengan dike
atau sill yang berukuran kecil. Untuk lacolith dan sill yang besar meskipun jarang,
tetapi kadang- kadang dapat menghasilkan endapan bahan galian kontak
metasomatik.

f) Bahan Galian Hidrotermal

Bahan galian hidrotermal merupakan resapan magma cair yang membeku di


celah celah struktur lapisan bumi atau yang berada pada lapisan yang bersuhu
relatif rendah dibawah 500 derajat Celcius. Bahan galian hidrotermal terbentuk
karena pengaruh larutan sisa magma yang kaya akan logam-logam berharga.
Endapan bahan galian hidrotermal dibagi menjadi 3 yaitu

 Hypotermal : Suhu 300-500 derajat C.


 Mesotermal : Suhu 200-300 derajat C.
 Epitermal : Suhu 50-200 derajat C.

Di dalam perjalanannya ke permukaan bumi melalui batuan, larutan-larutan


hidrotermal akan mengendapkan unsur-unsur yang dibawanya. Proses hidrotermal
paling banyak menghasilkan bahan-bahan metal seperti emas, tembaga, perak dan
seng.

Persebaran Bahan Galian di Indonesia

Setiap daerah memiliki potensi masing-masing sesuai dengan kondisi alamnya. Tidak
semua daerah memiliki sumber barang tambang yang sama. Keadaan ini disebabkan oleh dua
faktor sebagai berikut :
1. Sejarah Geologi Masing-Masing Wilayah.
Masing-masing wilayah memiliki sejarah geologi yang berbeda, ini dapat ditunjukkan
dengan kondisi alam disekitarnya. Yang paling mudah dijumpai ialah keadaan batuan dan
kenampakan geomorfologi yang membentang di wilayah tersebut.
2. Belum Adanya Penelitian

Belum adanya penelitian yang mendalam mengenai potensi-potensi tambang di


suatu wilayah melalui penyelidikan geologi dan sumber daya mineral. Penyelidikan
geologi dan sumber daya mineral merupakan salah satu kegiatan dasar yang meliputi
usaha inventarisasi, pemetaan dan eksplorasi bahan tambang. Kegiatan ini meliputi
penyelidikan sumber daya mineral yang terdiri atas penyelidikan geofisika dan geokimia
secara lebih terperinci, penyelidikan geologi tata lingkungan, penyelidikan gunung api,
penyelidikan dan pemetaan geologi dengan skala yang lebih kecil serta penyelidikan
geologi dan geofisika kelautan.
Berikut persebaran jenis bahan galian di Indonesia :

1. Minyak Bumi

Terdapat di daerah Cepu, Blora dan Cilacap di Jawa Tengah, Sungai Gerong dan Plaju di
Palembang, Dumai dan Sungai Pakning (Riau), Tanjung Pura, Langkat (Sumatera Utara),
Tarakan, Balikpapan dan Kutai (Kalimantan Timur). Manfaatnya yaitu sebagai avtur untuk
bahan bakar pesawat terbang, bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kerosin
untuk bahan baku lampu minyak, solar untuk bahan bakar kendaraan diesel, LNG (Liquid
Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas, oli ialah bahan untuk pelumas mesin, vaselin
ialah salep untuk bahan obat, parafin untuk bahan pembuat lilin, aspal untuk bahan
pembuat jalan.

2. Batu Bara

Sebagian besar batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang hidup berjuta-juta tahun
yang lalu. Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut :

 Ombilin dekat sawahlunto (sumatera Barat) menghasilkan batu bara muda yang
sifatnya mudah hancur.
 Bukit asam dekat Tanjung Enim (palembang) enghasilkan batu bara muda yang sudah
menjadi antrasit karena pengaruh magma.
 Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan
(Pulau laut/Sebuku)
 Jambi, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya)

Batu bara dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, produksi besi
dan baja, bahan bakar pembuatan semen, bahan bakar cair.Penggunaan batu bara yang
penting lainnya mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri kimia
serta farmasi. batu bara yang dimurnikan digunakan dalam pembuatan bahan kimia seperti
minyak kreosot, naftalen, fenol dan benzene. Gas amoniak yang diambil dari tungku kokas
digunakan untuk membuat garam amoniak, asam nitrat dan pupuk tanaman. Ribuan
produk yang berbeda memiliki komponen batu bara atau hasil sampingan batu bara:sabun,
aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan fiber, seperti rayon dan nylon.

3. Biji Besi

Banyak terdapat di Gunung Tegak (Lampung), Pulau Sekubu (Kalimantan Selatan),


Cilacap (Jawa Tengah). Dimanfaatkan sebagai bahan peralatan rumah tangga, pertanian
dan lain-lain.

4. Tembaga

Tembaga merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah
ditempa. Penambangannya banyak terdapat di Cikotok (Jawa Barat), Tirtomoyo (Jawa
Timur), Sangkarapi (Sulawesi Selatan), Kompara (Papua).

5. Bauksit

Digunakan sebagai bahan dasar pembuatan alumunium. Penambangan yang terkenal


terdapat di Pulau Bintan, Pulau Kayang dan Pulau Koyang (Kepulauan Riau), Singkawang
(Kalimantan Barat).

6. Emas dan Perak


Emas dan Perak merupakan logam mulia. Pusat tambang emas dan perak terdapat di
daerah-daerah berikut
 Tembagapura di Papua (Irian Jaya)
 Batu hijau di Nusa Tenggara Barat
 Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat
 Simao di Bengkulu
 Logos di Riau
 Meulaboh di Naggroe Aceh Darusalam

7. Marmer
Kegunaannya sebagai bahan bangunan rumah atau gedung. Penambangan marmer
banyak ditemukan di Jawa Timur, Yogyakarta, Lampung, Papua dan Sumatera Barat.

8. Belerang

Digunakan untuk bahan korek api dan obat penyakit kulit. Banyak terdapat di daerah
daerah vulkanik. Penambangan belerang yang terkenal adalah yang dilakukan di Kawah
Ijen, Jawa Timur.

9. Mangan

Mangan menghasilkan campuran logam yang kuat, liat dan tahan getaran seperti
digunakan pada baling-baling kapal. Daerah penghasil mangan diantaranya :

 Jogjakarta
 Jawa Tengah
 Bima, NTT
 Aceh
 Sumatra Utara
 Sumatra Barat
 Jawa Barat
 Jawa Timur
 Kalimantan Barat
 Kalimantan Selatan
 Sulawesi Utara
 NTB

10. Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa digunakan sebagai alat optic dan industri kaca. Daerah yang
mempunyai potensi pasir kuarsa yakni

 Aceh
 Sumatra Utara
 Sumatra Selatan
 Kepulauan Riau
 Bengkulu
 Lampung
 Jawa Tengah
 Jawa Timur
 Jogjakarta
 Kalimantan Timur
 Kalimantan Selatan
 Papua

11. Aspal

Aspal digunakan untu pelapis dan pengeras jalan raya, alat kelistrikan dan lain lain.
Daerahnya berada di

 Gn. Kromong, Jawa Barat


 P. Buton, Sulawesi Tenggara
12. Gas Alam

Digunakan sebagai bahan bakar kompor gas. Daerah daerah kaya akan gas alam
yaitu di NAD, Riau, Kaltim dan Papua.

Manfaat Bahan Galian di Indonesia

Bahan galian atau bahan pertambangan memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari –
hari. Manfaat bahan galian diantaranya adalah sebagai berikut :

 Sebagai Barang Investasi

 Sebagai Bahan Bakar

 Sebagai Bahan Dasar Aspal

 Sebagai Bahan Dasar Minyak Gas

 Sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik

 Produksi Pembuat Besi Dan Baja

 Bahan Bakar Pembuatan Semen

 Sebagai Pengkristal Gula Dan Tepung

Anda mungkin juga menyukai