Bunyi adalah sebuah getaran dari partikel yang dirambatkan melalui cairan, gas ataupun
padat yang menghasilkan gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu sehingga bias didengar
oleh telinga. Kebisingan adalah sebuah bunyi yang melewati batas kesanggupan telinga
menerima dengan toleransi berdasarkan kekerasan, frekuensi, durasifluktuasi dan waktu
terjadi.
3. Meminimalisir Kebisingan
a) Penataan layout dengan ketentuan letak bangunan dengan jalan jauh dan dibatasi
tembok.
b) Bukaan tidak langsung mengarah ke jalan
c) Membuat penghalang untuk mengurangi rambatan kebisingan (pohon, bangunan
lain, dll.)
d) Material bangunan yang memiliki karakteristik meredam kebisingan.
1. Refleksi
Merupakan pemantulan bunyi oleh permukaan yang keras, dimana sumber bunyi
dengan pantulannya umumnya tegak lurus.
2. Dengung
Dengung adalah pantulan bunyi yang dating sebelum bunyi asli selesai merambat
dan sampai ke pendengaran.
3. Absorpsi
Berarti enyerapan bunyi yang bersifat bising dan pengontrol dengung, dengan
menentukan jenis material, fungsi ruang dan sirkulasi udara ruangan. Adapun
material Absorber :
1862121060 | Dewa Gde Agung Dhiva Pramudya | A1
4. Difraksi
Merupakan pembelokan rambat gelombang bunyi oleh media haling karena tidak
mampu menahannya.
5. Refraksi
Dapat diartikan pembelokan gelombang bunyi karena memasuki medium rambat
yang berbeda molekul.
6. Disfusi
Adalah pemantulan bunyi secara acak dikarenakan permukaan media pantul yang
tidak rata.
7. Transmisi Bunyi
Sebuah penyaluran bunyi ke ruang sat uke ruangan lain dikarenakan ada celah
diantara ruangan tersebut.
1. Mikrofon
Merupakan alat untuk memperkuat bunyi dengan kualitas bunyi yang dihasilkan
tergantung dari kualitas sumber bunyi.
2. Amplifier
Adalah alat untuk memperkuat masukan bunyi yang bersumber dari mikrofon.
3. Equalizer
Sebuah system yang berfungsi memperbaiki bunyi yang ditransmisikan oleh mikrofon
yang terkadang bunyi asli dengan bunyi yang keluar tidak sama warna dan
keseimbangan harmoninya.
4. Speaker
Adalah system yang berfungsi sebagai output dari bunyi yang telah diolah
sebelumnya.
1862121060 | Dewa Gde Agung Dhiva Pramudya | A1
E. Studi Kasus
1. Gedung Kesenian Jakarta
a) Bentuk Ruang Dalam
• Layout : berbentuk segi empat dengan kriteria baik
• Tekstur : Banyak terdapat balkon dan kolom untuk difusi suara
• Sirkulasi : 3 jalur dengan jalur tengah adalah area rambat maksimal
b) Material Akustik
• Material Pemantul Bunyi, yaitu Lantai Parket Kayu, Panel Kayu dan Dinding
Beton
• Material Penyerap Bunyi, yaitu Karpet Tebal (penutup lantai), Karpet Tipis
(tangga), Tirai (dinding) dan Kursi Sinema
• Material Pendifus Bunyi, Kursi Sinema (besi), Kayu Selang-seling (dinding).
c) Kekerasan Suara
Kekerasan Suara pada Gedung Kesenian ini tingkat kekerasan yang baik bila
digunakan untuk ruang dengan fungsi teater dan fungsi konser. Karena kisaran
data yang didapat terkait tingkat kekerasan suara antara 70-80 dB, dimana telinga
manusia bisa menerimanya.
d) Pengendalian Bising
Pengendalian Bising dilakukan dengan meletakan bangunan di sudut tapak untuk
mengurangi kebisingan jalan raya. Selain itu, penambahan plaza dan vegetasi di
depan bangunan membantu meredam kebisingan 12 dB.
b) Zona Kedatangan
Menggunakan speaker yang disebar merata di seluruh sisi ruangan sebanyak 10
unit untuk memaksimalkan kualitas suara sekaligus tidak memekakan telinga
pendengar.
b) Sumber Suara
Sumber suara pada bioskop ini diperoleh dari 8 speaker di samping, 4 di belakang
dan 2 di bagian depan. Hal ini akan menghasilkan efek surround sound sehingga
dapat menghasilkan kesan dramatis dan nyata kepada penonton.
c) Posisi Speaker
Posisi Speaker ditempatkan dengan posisi berlawanan dari tempat speaker
sehingga menghasilkan perbedaan minimum kekuatan antara dinding dan kursi
penonton sebesar 3 dB.
F. Kesimpulan
Elemen-elemen akustika merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam merancang
sebuah Gedung dengan fungsi pertemuan atau pertunjukan, seperti Layout, bentuk
panggung, lantai, dinding, plafond, balkon dan material harus diperhatikan.
Sebelumnya orang awam menganggap perancangan dan perencanaan sebuah
Gedung dengan fungsi diatas hanya berfokus pada bentuk lantai kerja yang kita dapat,
ternyata banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Misalnya dalam sebuah auditorium,
seperti :
1. Layout haruslah berbentuk segiempat, trapezium dan Kipas yang bertujuan
untuk mempermudah perambatan suara dan meminimalisir gaung di dalam
auditorium,
7. Material Interior harusla memiliki sifat sesuai dengan material akustik. Seperti
Berpori (Penyerap Bunyi), Penyerap Panel (Menyerap frekwensi rendah),
Lubang Resonansi, dan Karpet (mampu mereduksi bising).