RESUME DISKUSI
1. Bentuk Ruang (Layout), dapat menentukan tingkat kejelasan suara yang terjadi di
dalam ruangan. Bentuk ruang tersebut diantaranya : Segi Empat, Trapesium dan
Kipas.
2. Bentuk Panggung, merupakan sebuah ruang yang biasanya elevasi lantainya lebih
tinggi untuk memaksimalkan visual kita menuju penyaji, yang berbentuk : Proscenium
(konvensional), Terbuka (tonjolan mengarah ke penonton), Arena (Dikelilingi oleh
penonton) dan Extend (tonjolan di sisi kanan dan kiri)
3. Lantai, mempengaruhi kenyaman audio dan visual penonton dengan pertimbangan
kemiringan 15o sampai 30o antara posisi penonton dengan posisi panggung.
4. Dinding, sebagai penyerap suara, pemantul suara dan pengontrol suara dengan cara
menentukan material sesuai fungsi yang diinginkan.
5. Plafond, sebagai penyebar dan pemantul dari bunyi yang dihasilkan di ruangan
tersebut, sesuai dengan sifat material yang digunakan.
6. Balkon, dapat mempengaruhi kualitas audio dan visual penonton dibawahnya, maka
dari itu, kemiringan balkon harus lebih dari 30o dari sudut pandang penonton di
bawahnya.
7. Penerapan Material, berfungsi untuk menentukan kualitas rambatan dan pantulan
suara yang ada di dalam ruangan. Seperti : Bahan Berpori (penyerap bunyi), Penyerap
Panel (Bergetar jika kontak dengan bunyi), Lubang Resonansi (perambat bunyi) dan
Karpet (Mereduksi bising).
8. Penempatan Loudspeaker, menyamakan proporsi bunyi pada ruangan dengan cara
memantulkan untuk memperoleh kenyamanan audio sesuai kebutuhan ruang.
C. Kesimpulan
1. Dalam perancangan auditorium pada bagian akustik, memerlukan pertimbangan-
pertimbangan agar bias menentukan jenis elemen yang akan digunakan.
2. Layout, Panggung, Lantai, Dinding, Plafond, Balkon, Material dan Loudspeaker
merupakan elemn-elemen dari akustika yang harus dipahami ketentuannya sehingga
dapat memperoleh auditorium semaksimal mungkin.
3. Setiap rancangan memiliki karakteristik dan pertimbangan untuk dijadikan acuan.
4. Penyebaran suara sangat didasari oleh tata letak dan material yang digunakan.