Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI KELOMPOK 2

Topik : Pencegahan dan penanggulangan kondisi darurat

Reviewer : Mohamad Rizki Alfallah / 1862121059 / A1

Tanggal : 12 April 2020

1.1 Bahaya Api, Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang diakibatkan oleh adanya tiga
unsur nyala api yang dapat memebahayakan keselamatan jiwa ataupun harta benda. Titik api
pada bahan organik terjadi jika ada tiga faktor, yaitu bahan bakar, oksigen, dan panas

Jika titik api telah timbul, maka penyebaran api ke seluruh bangunan dapat terjadi melalui tiga
mekanisme :

1. Konduksi : Konduksi ialah suatu perpindahan kalor atau panas yang melalui zat perantara
tanpa disertai dengan perpindahan zat perantara tersebut, konduksi terjadi pada benda padat
yang berbahan logam.

2. Konveksi : Konveksi adalah pergerakan molekul-molekul pada caira atau gas dan rheid,
konveksi tidak dapat terjadi di benda padat.

3. Radiasi : Radiasi merupakan suatu perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi tersebut
biasanya disertai cahaya.

1.2 SISTEM PENCEGAHAN DAN KEBAKARAN PASIF

1. SYARAT EMERGENCY EXIT


• Dilengkapi tanda penunjuk arah lokasi pintu keluar
• Tanda EXIT dengan kuat cahaya min 50 lux
• Luas tanda min 155cm, ketinggian huruf min 15cm dan tebal huruf min 2cm
• Tangga darurat dengan pintu tahan api (fire door)
• Min lebar tangga 120cm

❖ KOMPARTEMEN
Kompartemen adalah bangunan atau bagian dari bangunan yang dinding, lantai
dan langit-langitnya diselubingi oleh penghalang tahan api dengan tingkatan tahan
api yang tinggi.
❖ EVAKUASI DARURAT
Tangga darurat merupakan tempt paling aman dan harus bebas dari gas panas
dan beracun.
2. EVAKUASI DARURAT PADA BANGUNAN TINGGI
Karena Gedung tinggi, perlulah mencari cara agar dapat mengevakuasi 5000 orang dalam
waktu kurang dari 30 menit tanpa menggunakan tangga atau lif.
❖ PENGENDALIAN ASAP
Asap menjalar diakibatkan perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan
suhu ruangan.
Beberapa media yang dapat digunakan untuk mengendalikan asap sangat
tergantung dari fungsi dan luas bangunan, diantaranya :
a) Jendela pintu dinding/partisi
b) Saluran ventilasi udara
c) Ventilasi di atap Gedung
d) Sistem penyedotan asap
❖ Beberapa tipikal tangga kedap asap yang baik digunakan ventilasi ilmiah
Pengendalian asap dapat dilakukan dengan beberapa cara
a) Dengan jendela dan pint yang dapat dibuka
b) Terintegrasi dengan system tata udara
c) Menggunakan ventilasi atap
d) Penghisapan asap melalui saluran udara buang di atas bangunan

1.3 SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF

1. PERLINDUNGAN KEBAKARAN AKTIF


• PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF
seiring dengan perkembangan zaman Sekarang,bangunan di negara-negara maju
mulai berkembang dengan pesat hingga mempunyai ketinggian lebih dari 25 meter
• ALAT PENGINDERAAN/PERINGATAN DINI (DETEKTOR)
pemanfaatan detector asap dan panas memberi peringatan awal /dini kepada
orang yang ada di dalam bangunan tinggi untuk memberi tahu bahwa telah terjadi
kebakaran di dalam Gedung ,detector asap dan panas memberi manfaat dalam
evakuasi di dalam Gedung menjadi lebih cepat.
• HIDRAN DAN SELANG KEBAKARAN
pemahaman tentang bagaimana cara memadamkan berskala kecil di dalam
Rumah ,yaitu dengan bantuan APAR ( alat pemadam api ringan ) membuktikan
bahwa kegunaan praktis APAR pada setiap rumah jika terjadi kebakaran skala
kecil dapat menjadi solusi jika terjadi kebakaran.
JENIS JENIS HIDRAN BERDASARKAN PENEMPATAN
a) HIDRAN BANGUNAN ( KOTAK HIDRAN-BOX HYDRANT) penempatan
lokasi dan jumlah hidran dalam bangunan diperlukan untuk menentukan
kapasitas pompa menyemprotkan air.
b) HIDRAN HALAMAN ( POLE HYDRANT ) penempatan berada di luar
bangunan dan jauh yang aman dari api.
c) HIDRAN KOTA ( FIRE HYDRANT ) bentukannya sama dengan hidran
halaman ,tapi hidran kota memiliki 2 atau 3 lubang untuk suplai air melalui
selang.
2. SPRINKLER
Tidak semua bangunan menggunakan sprinkler kebanyakan bangunan tinggi lebih dari
40 meter yang mempunyai lebih dari 8 lantai wajib memiliki alat pemadam kebakaran atau
alarm otomatis pada bangunan guna mengendalikan api yang masih kecil sebelum api
menjadi tidak terkendali sehingga dapat menimbulkan banyak kerugian pada
manusia,bangunan dan isinya.
1.
• PASOKAN AIR
diperlukan untuk mensuplai hidran,selang kebakaran dan sprinkler yg dipasok dari
jaringan pipa air jalan utama .Pasokan air bisa menyedot melalui
sungai,waduk,kolam renang maupun laut,namun jika menggunakan air laut perlu
adanya pertimbangan pipa karena air laut dapat menyebabkan korosi.
a) TANGKI AIR bangunan tinggi memerlukan tangka atas agar dapat
menyediakan air tekanan tinggi untuk mensuplai hidran di bawahnya
b) TEKANAN AIR tekanan air setiap wilayah berbeda,contohnya bangunan
dengan ketinggian lebih dari 14 meter perlu adanya pompa untuk
memberikan tekanan yang cukup.
1.4 SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF
Langkah – langkah rancangan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran :
Menentukan sistem yang sesuai > Hitung luasan lantai bangunan > Padukan seluruh
sistem (arsitektural, structural dan utilitas)
1. Pemasangan Detektor Panas
Persyaratan pemasangan detector panas:
a) Dipasang 15 mm – 100 mm dibawah permukaan langit-langit
b) Jarak detector dengan dinding minimum 30 cm
c) Pada satu sistem tidak lebih dari 40 buah
d) Untuk luas lantai 46m2 dan tinggi 3 m
e) Jarak antar detector tidak lebih dari 7 m (ruang aktif)
f) Jarak antar detector tidak lebih dari 10 m (ruang sirkulasi)
g) Pada ketinggian berbeda dipasang 1 detector untuk setiap 92m2 luas lantai
h) Di puncak lekukan atap ruangan tersembunyi, dipasang sebuah detector
untuk setiap jarak memanjang 9m
2. Pemasangan Detektor Asap
a) Persyaratan pemasangan detector asap:
b) Untuk luas lantai 92m2
c) Jarak antar detector 12 m (ruang aktif), 18m (ruang sirkulasi)
d) Jarak dengan dinding min 6m (ruang aktif), 12m (ruang sirkulasi)
e) Setiap kelompok sistem maksimum 20 buah detector untuk ruang seluas
2000m2
3. Pemasangan Detektor Api
Persyaratan pemasangan detector api:
a) Untuk setiap kelompok maksimum 20 buah detector
b) Untuk detector di ruang luar harus tahan karat, pengaruh angin dan
getaran
c) Untuk daerah sambaran petir harus dilindungi untuk menghindari tanda
bahaya palsu
4. Pemasangan Pengendalian Asap
‘A’ : dengan jendela dan pintu yang dapat dibuka b. Sistem
‘B’ : terintegrasi dengan sistem tata udara c. Sistem
‘C’ : menggunakan ventilasi atap d. Sistem
‘D’ : penghisap asap melalui saluran udara buang (exhaust fan) di atas bangunan
5. Alat Pemadam Api Ringan (PAR)
Syarat PAR yang dikemas dalam bentuk tabung:
a) Tabung harus dalam keadaan baik
b) Label mudah dimengerti
c) Segel harus dalam keadaan baik
d) Selang harus tahan terhadap tekanan tinggi
e) Bahan baku dalam keadaan baik
f) Isi tabung gas sesuai syarat
g) Penggunaan sebelum kadaluarsa
h) Warna tabung mudah dilihat (merah, hijau, biru dan kuning)
6. Pemasangan Sprinkler
Syarat pemasangan Sprinkler:
a) Jarak dinding dengan kepala sprinkler tidak lebih dari 2,3m, untuk
bangunan dengan bahaya kebakaran sedangtinggi tidak lebih dari 2m
b) Untuk gedung tanpa langit-langit jarak sprinkler ke dinding tidak lebih dari
1,5m Jarak sprinkler dengan sisi terbuka tidak boleh lebih dari 1,5 m
c) Untuk langit-langit yang lebih besar dari 40cm dan 80cm, dilengkapi
dengan sprinkler diatas langit-langit
d) Kepala sprinkler harus ditempatkan bebas dari kolom atau letakan sprinkler
tambahan pada jarak 2m dari kolom berlawanan.

1.5 SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF

1. SYSTEM DETEKSI DINI KEBAKARAN


• Detektor
• Kontrol atau Master control fire alarm yang menerima tanda alarm
• Lonceng atau sirine dan pengendali (Listrik dan pompa)
a) Persyaratan pemasangan detector panas :
• Dipasang pada posisi 15 mm hingga100 mmdi bawah permukaan
langit-langit.
• Pada satu kelompok sistem ini tidak boleh dipasang lebih dari 40
buah.
• Untuk setiap luas lanatai 46 m²dengan tinggi langit-langit3,00
meter.
b) Persyaratan pemasangand etektor asap :
• Untuk setiap luas lantai 92 m².
• Jarak antar detektor maksimum 12,00 meter di dalam ruang aktif
dan 18,00 meter untuk sirkulasi.
• Jarak detektor dengan dinding minimum6,00 meter untuk ruang
aktif dan 12,00 meter untuk ruang sirkulasi.
c) Persyaratan pemasangan detektor api\
• Setiap kelompok dibatasi dibatasi maksimum 20 buah detektor.
• Detektor yang dipasang di ruang luar harus terbuat dari bahan yang
tahan karat, tahan pengaruh angin dan getaran.
2. Perbedaan sistem tanda bahaya pada pencegahan kebakaran
Perbedaan sistem tanda bahaya pada pencegahan kebakaran dan pencegahan
bahaya kejahatan terletak pada peralatan detektornya.
3. Perkembangan Sistem Tanda Bahaya
Dewasa ini, banyak bangunan dilengkapi dengan detektor logam (metal detector)
yang dapat mendeteksi adanya bahan peledak, amunisi, dan senjata api.

1.6 SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF

1. DENGAN ANAK KUNCI


a) Sistem Master Key
Dalam sistem master key, sebuah anak kunci dapat membuka beberapa
pintu yang berada dibawah tingkatannya, yang disusun berdasarkan
hirarki.
b) Sistem Penguncian yang Dipusatkan (CentralLocking System)
Dalam sistem central lock, beberapa anak kunci tertentu yang berbeda
dapat membuka satu pintu tertentu. Sistem central ini biasanya digunakan
pada blok apartemen.
2. TANPA ANAK KUNCI
Dalam sistem ini, pintu dibuka dengan menekan tombol angka yang ada pada pintu, yang
difungsikan secara elektronik maupun mekanik.

1.7 SISTEM PENANGKAL PETIR

1. BAGIAN SISTEM PENANGKAL PETIR


a) Tiang Penangkap Petir (Lightning Rods)
b) Pemotong Arus Petir (Lightning Arresters)
c) Penghantar Penyalur Arus Listrik (Lightning Conductors)
d) Terminal hubung (connectors/fasteners)
e) Sistem Pengebumian (Grounding System)
f) Penangkal Petir Sistem Thomas
g) Penangkal Petir Sistem prevectron
2. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Merencanakan Dan Merancang
Sistem Penangkal Petir
a) Keamanan secara teknis
b) Penampang penghantar-penghantar pengebumian
c) Ketahanan mekanis
d) Ketahanan terhadap korosi
e) Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindung
f) Faktor ekonomis

1.8 MASALAH-MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBAKARAN

1. MASALAH KEBAKARAN DI PERKOTAAN


a) Makin sulitnya di jumpai sumber-sumber air untuk keperluan pemadam.
b) Jumlah sebaran hidran kota yang masih belum memadai.
c) Banyaknya geduk tidak memiliki sarana pengamanan kebakaran yang
lengkap dan memperkatikan pentingnya sarana jalan keluar aman.
d) Aspek mepeliharaan dan pemeriksaan keandalan, misalnya seperti
terhadap instalasi listrik, tabung pemadam api, genset yang sudah lebih
dari 5 tahun
e) latihan kebakaran sebagai kegiatan rutin masih jarang dilakukan, bahkan
sering tidak dilakukan.

1.9 TEKNOLOGI SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

1. TEKNOLOGI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN MENGGUNAKAN SMOKE


DAN HEAT DETECTOR
Rancang bangun proteksi kebakaran berfungsi untuk mendeteksi adanya bahaya
kebakaran dengan membaca adanya asap atau panas. Sensor smoke atauheat
dipasang dua buah dengan prinsip LOGIC AND dimana sensor harus aktif
keduanya untuk menghindari alarm palsu. Apabila hanya satu saja yang aktif
sistem hanya memberikan alarm, apabila kedua sensor aktif sistem akan
memberikan sinyal evakuasi dan setelah 30 detik proteksi pemadaman aktif.
Sistem menjadi lebih safety dengan ditambahkan beberapa fitur seperti manual
switch, bypass switch, hold switch, dan mute switch.
❖ Prinsip kerja dari sistem proteksi kebakaran dapat dilihat pada flowchart berikut:
1) Smoke detector 1
2) Smoke detector 2
3) Heatdetector
4) Heatdetector 2
5) Emergency Exit
6) Fan (kipas angin)
7) Lampu Evakuasi.
8) Terminal Kabel
9) Display LCD
10) Fuse (sekering)
11) Tombol Power
12) Manual Switch
13) Bypass Switch
14) Reset Switch
15) Mute Switch
16) Hold Switch
17) Battery Back-up
18) Solenoid Valve
❖ Switch adalah suatu komponen yang berfungsi untuk memutus atau
menghubungkan arus listrik, switch didalam firealarm ini berfungsi untuk Manual
Switch, Bypass Switch, Reset Switch, Hold Switch, Mute Switch.
2. RUDAL PEMADAM KEBAKARAN.
rudal ini digunakan pada saat terjadi kebakaran pada gedung-gedung pencakar
langit di china yang memiliki tinggi 200meter,dengan kecepatan tinggi yang
disebut HIGH-RISE SUPRESSION (HFS).
❖ Hal yang menjadi kelebihan teknologi ini:
a) Merespon cepat kobaran api jarak jauh
b) Rudal mendarat tanpa menimbulkan kobaran api dan suara bising
c) jika rudal melenceng dari sasaran roket ini sudah dilengkapi dengan sistem
pendaratan yang aman dan tidak menimbulkan ledakan
3. ELIDE FIRE BALL
Elide Fire Ball sangat mudah digunakan, otomatis,dan mudah dipasang,
berbentuk bola api yang menekan perangkat yang ditargetkan pada pemadam
kebakaran di tahap awal.
❖ Cara menggunakan Elide Fire Ball
a) Otomatis Fungsi utama dari produk akan aktif dengan sendirinya ketika
bersentuhan langsung dengan api.
b) Manual Metode manual ini digunakan ketika seseorang melihat insiden
kebakaran yang sedang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai