Anda di halaman 1dari 6

NAMA : I NENGAH KRESNA DANA

NIM : 1862121048/A1

RESUME PRESENTASI KELOMPOK 2

(PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KONDISI DARURAT)

❖ Bahaya Api Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang diakibatkan oleh adanya 3 unsur
nyala api yang disebut segitiga api. Tiga faktor yang menentukan titik api pada bahan organic
yaitu :
• Bahan Bakar
• Oksigen
• Panas
Jika bahan bakar, oksigen, panas yang ada dapat dikurangi pada tngkat tertentu maka titik
nyala api dapat dikurangi. Jika titik api telah timbul maka peyebaran titik api dapat
menyebar melalu tiga mekanisme yaitu :
1. Konduksi adalah: suatu perpindahan kalor atau panas yang melalui zat perantara tanpa
disertai dengan perpindahan zat perantara tersebut, konduksi terjadi pada benda padat
yang berbahan logam.
2. Konveksi adalah: pergerakan molekul-molekul pada caira atau gas dan rheid, konveksi
tidak dapat terjadi di benda padat.
3. Radiasi merupakan: suatu perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi tersebut
biasanya disertai cahaya.

❖ Koridor dan Jalan Keluar


• Syarat Emergency Exit
- Dilengkapi tanda penunjuk arah lokasi pintu keluar
- Tanda EXIT dengan kuat cahaya min 50 lux
- Luas tanda min 155cm, ketinggian huruf min 15cm
- dan tebal huruf min 2cm
- Tangga darurat dengan pintu tahan api (fire door)
- Min lebar tangga 120cm
• Kompratemen
Kompartemen adalah bangunan atau bagian dari bangunan yang dinding, lantai dan langit-
langitnya diselubingi oleh penghalang tahan api dengan tingkatan tahan api yang tinggi.
Kompartemen berfungsi sebagai tempat berlindung sementara bagi penghuni bangunan
untuk menunggu sampai api dipadamkan atau jalur menuju pintu keluar aman
• Evakuasi Darurat
Tangga darurat merupakan tempat yang harus aman dan harus terbebas dari gas beracun
dan asap saat terjadi kebakaran. Ruang tangga darurat juga harus diisi dengan udara segar
bertekanan positif agar penyebaran asap tidak sampai pada tangga darurat. Tekanan yang
terlalu tinggi juga dapat menyebabkan pintu tangga sulit untuk dibuka. Agar udara segar
tetap berada ruang tangga darurat maka ditempatkan beberapa kipas (bowler) untuk
menjaga kesegaran udara pada tangga darurat.
❖ Pengendalian Asap
Asap menjalar diakibatkan perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan suhu
ruangan. Pada bangunan tinggi perambatan asap juga disebabkan oleh dampak timbunan
asap yang mencari jalan keluar dan dapat tersedot melalui lubang vertical yang ada, seperti
ruang tangga, ruang luncur lif dll. Ada beberapa media yang dapat mengendalikan
penyebaran asap diantaranya :
1. Jendela pintu dinding/partisi yang dapat dibuka sebanding dengan 10% luas lantai
2. Saluran ventilasi udara yang merupakan system pengendalian asap otomatis. Sistem ini
dapat merupakan bagian dari system tata udara atau ventilasi denggan peralatan mekanis.
3. Ventilasi di atap Gedung secara permanen terbuka atau dibuka dengan alat bantu
tertentu atau otomatis
4. Sistem penyedotan asap melalui saluran kipas udara diatas bangunan.

❖ Perlindungan Kebakaran Aktif


Pencegahan dan penanggulangan bahaya aktif seiring perkembangan jaman semakin
canggih dan kompleks. Bangunan yang ada di negara – negara maju rata – rata memilki
hingga 25 lantai lebih. Sehingga perlu adanya sistem pemadam kebakaran yang memadai
pada bangunan.
Alat dari perlindungan kebakaran aktif :
• Detektor, detector ini akan mendeteksi adanya asap dan panas untuk memberikan
peringatan kepada orang yang ada di dalam Gedung bahwa telah terjadi kebakaran di dalam
Gedung.
• Hydrant, pemahaman tentang bagaimana cara memadamkan berskala kecil di dalam
Rumah, yaitu dengan bantuan APAR ( alat pemadam api ringan ) membuktikan bahwa
kegunaan praktis APAR pada setiap rumah jika terjadi kebakaran skala kecil dapat menjadi
solusijika terjadi kebakaran.
• Sprinkler, Tidak semua bangunan menggunakan sprinkler, kebanyakan bangunan dengan
tinggi 40m atau berlantai 8 lebih yang wajib menggunakan sprinkler atau alat pemadam
kebakaran otomatis untuk mengendalikan api saat masih kecil.
• Pasokan Air, diperlukan untuk mensuplai hidran,selang kebakaran dan sprinkler yg dipasok
dari jaringan pipa air jalan utama .Pasokan air bisa menyedot melalui sungai,waduk,kolam
renang maupun laut,namun jika menggunakan air laut perlu adanya pertimbangan pipa
karena air laut dapat menyebabkan korosi.

❖ SISTEM PENCEGAHAN DAN KEBAKARAN PASIF


SYARAT EMERGENCY EXIT :

1. Dilengkapi tanda penunjuk arah lokasi pintu keluar


2. Tanda EXIT dengan kuat cahaya min 50 lux
3. Luas tanda min 155cm, ketinggian huruf min 15cm dan
tebal huruf min 2cm
4. Tangga darurat dengan pintu tahan api (fire door)
5. Min lebar tangga 120cm

Kompartemen adalah bangunan atau bagian dari


bangunan yang dinding, lantai dan langit-langitnya diselubingi oleh penghalang tahan api dengan
tingkatan tahan api yang tinggi. Kompartemen berfungsi sebagai tempat berlindung sementara
bagi penghuni bangunan untuk menunggu sampai api dipadamkan atau jalur menuju pintu keluar
aman.
Tangga darurat merupakan tempt paling aman dan harus bebas dari gas panas dan
beracun. Pengisian ruang tangga dengan udara segar bertekanan positif akan mencegah
menjalarnya asap dari lokasi yang terbakar ke dalam ruang tangga. Tekanan udara yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan pintu tangga sulit/tidak dapat dibuka.
Evakuasi dapat dilakukan mengggunakan semacam kantong peluncur yang ditempelkan
pada ruang tangga. Dengan adanya system ini orang dapat memilih untuk menggunakan tangga
darurat atau menggunakan kantong peluncur. Sitem ini dapat digunakan dengan aman oleh
orang cacat untuk mencapai lantai dasar dengan selamat.
Beberapa media yang dapat digunakan untuk mengendalikan asap sangat tergantung dari
fungsi dan luas bangunan, diantaranya:
1. Jendela pintu dinding/partisi yang dapat dibuka sebanding dengan 10% luas lantai
2. Saluran ventilasi udara yang merupakan system pengendalian asap otomatis. Sistem
ini dapat merupakan bagian dari system tata udara atau ventilasi denggan peralatan
mekanis
3. Ventilasi di atap Gedung secara permanen terbuka atau dibuka dengan alat bantu
tertentu atau otomatis
4. Sistem penyedotan asap melalui saluran kipas udara diatas bangunan.

❖ SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF seiring dengan


perkembangan zaman Sekarang,bangunan di negara-negara maju mulai berkembang dengan
pesat hingga mempunyai ketinggian lebih dari 25 meter .Maka dari itu perlu adanya pelengkap
bangunan jika misalnya terjadi kebakaran pada bangunan ,yaitu penyembur air (sprinkler) dan
jalur evakuasi pada bangunan yang melebihi tinggi 25 meter.

ALAT PENGINDERAAN/PERINGATAN DINI (DETEKTOR) pemanfaatan detector asap dan


panas memberi peringatan awal /dini kepada orang yang ada di dalam bangunan tinggi untuk
memberi tahu bahwa telah terjadi kebakaran di dalam Gedung ,detector asap dan panas memberi
manfaat dalam evakuasi di dalam Gedung menjadi lebih cepat.

HIDRAN DAN SELANG KEBAKARAN pemahaman tentang bagaimana cara memadamkan


berskala kecil di dalam Rumah ,yaitu dengan bantuan APAR ( alat pemadam api ringan )
membuktikan bahwa kegunaan praktis APAR pada setiap rumah jika terjadi kebakaran skala kecil
dapat menjadi solusi jika terjadi kebakaran.

SPRINKLER Reasi /respon yang dihasilkan oleh sprinkler ini cukup cepat sehingga dapat
mempercepat proses evakuasi. Air lebih efektif dalam memadamkan api namun untuk
memadamkan api yang timbul akibat arus pendek listrik hal yang paling benar digunakan adalah
penggunaaan busa,zat kimia kering dan karbon dioksida(co2). Sprinkler dihubungkan dengan
jaringan pipa air bertekanan tinggi ( minimum o,5kg/cm2) ,kepala /ujung sprinkler berfungsi jika
panas telah mencapai suhu tertentu. Sprinkler dirancang dengan suhu 68 derajat celcius dengan
pancaran air radius 3,50 meter .
Sistem Tanda Bahaya (Alarm System)
Bangunan dilengkapi dengan sistem tanda bahaya (alarm system) yang panel induknya
berada dalam ruang pengendali kebakaran, sedangkan sub panelnya dapat dipasang disetiap
lantai berdekatan dengan kotak hidran. Tanda bahaya kebakaran pada waktu tahap pertama
sebaiknya dibatasi pada lantai yang bersangkutan saja atau lantai yang berhubungan
langsung agar menghindari timbulnya rasa panik dan tanda bahaya itu diteruskan kepada
regu pemadam kebakaran.

❖ Perbedaan Sistem Tanda Bahaya dan Kejahatan


Perbedaan sistem tanda bahaya pada pencegahan kebakaran dan pencegahan bahaya
kejahatan terletak pada peralatan detektornya. Pada tanda bahaya sistem keamanan
(security system) digunakan berbagai jenis detektor/sensor, yaitu : sensor ultrasonik
(ultrasonic), sensor gelombang mikro (microwave), sensor infra merah (infra red) atau
sensor suara (sound discriminating).
Sistem Pengaman Ruangan
Sistem pengaman pada ruangan memiliki dua sistem yaitu sistem pengaman ruangan
dengan anak kunci dan sistem pengaman ruangan tanpa anak kunci .

❖ Dengan Anak Kunci


Sistem pengamanan pada ruangan secara umum dilakukan dengan cara memasang kunci
pada setiap pintu dan dibuka menggunakan sebuah anak kunci. Terdapat 2 sistem
perkuncian (key system) yaitu:
1. Sistem Master Key Dalam sistem master key, sebuah anak kunci dapat membuka
beberapa pintu yang berada dibawah tingkatannya, yang disusun berdasarkan hirarki.
• Kunci grand master dapat digunakan untuk membuka seluruh pintu pada satu
bangunan
• Kunci master dapat digunakan untuk membuka seluruh pintu hanya pada satu lantai
• Kunci Sub Master, Jika dalam bangunan terdapat beberapa zona maka akan
menggunakan kunci Sub Master
• Kunci Individual, pintu – pintu dari setiap ruangan akan dibuka menggunakan kunci ini.
2. Central Locking System Dalam sistem central lock, beberapa anak kunci tertentu yang
berbeda dapat membuka satu pintu tertentu. Sistem central ini biasanya digunakan pada
blok apartemen. Setiap penghuni apartemen, dapat membuka blok apartemennya, pintu
kamar unit apartemennya, maupun pintu tempat cuci atau laundry hanya dengan 1 buah
anak kuncinya masing-masing.

❖ Tanpa Anak Kunci


Sistem pengaman tanpa anak kunci ini memiliki beberapa jenis atau cara untuk
membukanya. Antara lain :
• Menggunakan Password/PIN, Dalam sistem ini, pintu dibuka dengan menekan tombol
angka yang ada pada pintu, yang difungsikan secara elektronik maupun mekanik. Pada pintu
yang menggunakan tombol angka, jika angka-angka yang ditekan sesuai kode kunci pintu,
maka pintu akan dapat dibuka.
• Menggunakan Kartu, Penggunaan kartu sebagai kunci konvensional ini sudah banyak
digunakan pada bangunan-bangunan seperti hotel, dan ruangan ATM dengan cara
memasukan atau menempelkan kartu ke alat pengunci
• Remote Sencoring, Dengan menekan tombol pada remote atau pengendali jarak jauh yang
mengirimkan gelombang pada frekuensi tertentu, dan diterima oleh sistem sensor yang
terpasang pada pintu.
• Access Controling System, Menggunakan kartu magnetik, sidik jari, pupil kornea mata,
tapak tangan, dan suara sebagai pengganti anak kunci. sistem ini dapat dicatat secara
otomatis langsung melalui perangkat komputer.

❖ SISTEM PENANGKAL PETIR


- Sambaran Langsung
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan , tentu saja hal ini sangat
membahayakan bangunan dan seluruh isinya karena bisa berefek kebakaran , kerusakan
perangkat elektrik / elektronik atau bahkan korban jiwa. Penanganan adalah pemasangan
terminal penerima petir serta instalasi pendukung.

Sistem Penangkal Petir pada hakekatnya didasarkan pada 2 (dua) tujuan:

1. Sistem Penangkal Petir mampu menjegah terjadinya kebakaran jika terjadi sambaran
petir.
2. Sistem Penangkal Petir mampu mencegah terjadinya kegagalan operasi peralatan
telekomunikasi, instrumentasi, kontrol, dll, akibat sambaran petir yang langsung
mengenai sarana tersebut maupun yang tidak langsung.

Proteksi eksternal adalah instalasi dan alat-alat di luar suatu struktur untuk menangkap
dan menghantarkan arus petir ke sistem pembumian. Proteksi eksternal berfungsi sebagai
ujung tombak penangkap muatan listrik dan arus petir ditempat tertinggi.

1. Terminasi udara (air termination)


Terminasi udara adalah bagian sistem proteksi petir eksternal yang dikhususkan
untukmenangkap sambaran petir, berupa elektroda logam yang dipasang secara
tegak maupun mendatar.
Ada 3 metode yang digunakan untuk penem[atan terminasi udara dan mengetahui
daerah proteksi, yaitu:
1. Metode Jala (Mesh Size Method)
Metode ini digunakan untuk keperluan perlindungan permukaan yang datar
karena bisa melindungi seluruh permukaan bangunan. Daerah yang diproteksi
adalah keseluruhan daerah yang ada didalam jala-jala.
2. Metode Sudut Proteksi (Protective Angle Method)
Daerah yang diproteksi adalah daerah yang berada di dalam kerucut dengan
sudut proteksi
3. Metode Bola Bergulir (Rolling Sphere Method)
Metode bola bergulir baik digunakan pada bangunan yang bentuknya rumit.
Dengan metode ini seolah-olah ada suatu bola dengan radius R yang bergulir di
atas tanah, sekeliling struktur dan di atas struktur ke segala arah hingga bertemu
dengan tanah atau struktur yang berhubungan dengan permukaan bumi yang
mampu bekerja sebagai penghantar. Titik sentuh bola bergulir pada struktur
adalah titik yang dapat disambar petir dan pada titik tersebut harus diproteksi
oleh konduktor terminasi udara
2. Konduktor ke bawah (down conductor)
Konduktor ke bawah adalah bagian sistem proteksi eksternal yang
dimaksudkan untuk melewatkan arus petir dari sistem terminasi udara ke sistem
pembumian. Konduktor ke bawah terbagi menjadi konduktor penyalur utama yaitu
jenis logam yang disiapkan secara khusus untuk menyalurkan arus petir ke tanah dan
konduktor penyalur pembantu yaitu penghantar lain berupa pipa air hujan dari logam
atau bahan konstruksi bangunan dari logam yang dimanfaatkan untuk penyalur arus
petir ke tanah.
- Grounding system
Grounding system atau sistem terminasi bumi yaitu bagian dari sistem proteksi petir
eksternal yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari petir ke tanah. Ada berbagai
teknis pembuatan grounding yang bisa dipakai :
• Single Rod Grounding
Grounding yang hanya terdiri dari satu buah titik penancapan stik rod arus
pelepas di dalam tanah dengan kedalaman tertentu.
• Pararel Rod Grounding
Grounding system pararel menjadi tindakan alternatif bila single masih
mendapatkan hasil yang kurang baik, maka perlu ditambahkan stik arus pelepas
dengan minimal jarak antar stik 2 meter dari ground sebelumnya.
• Multi Grounding System
Bila didapati kondisi tanah yang memiliki ciri : kering/air tanah dalam,
kandungan logam sedikit, basa (berkapur), pasir dan Porous

❖ TEKNOLOGI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN


1. Smoke & Heat Detector
Smoke & heat detector ini dirancang untuk dapat mendeteksi asap atau panas suatu
bangunan. Sensor asap atau panas dipasang dua buah dengan prinsip LOGIC AND dimana
sensor harus aktif keduanya untuk menghindari alarm palsu. Apabila hanya satu saja yang
aktif sistem hanya memberikan alarm, apabila kedua sensor aktif sistem akan memberikan
sinyal evakuasi dan setelah 30 detik proteksi pemadaman aktif.

Secara umum alarm dari sistem proteksi ini terdiri dari dua jenis alarm yaitu Alarm Alert
berfungsi sebagai pre-alarm sebelum terjadinya kebakaran, juga berfungsi sebagai tanda
bahwa ada sistem yang error atau fault. Alarm Danger berfungsi sebagai peringatan kepada
semua orang yang berada didalam gedung bahwa sudah terjadi kebakaran dan sistem akan
mengaktifkan media pemadaman dalam 30 detik.
2. Rudal Pemadam Kebakaran
Rudal pemadam kebakaran ini digunakan apabila terjadi kebakaran pada Gedung tinggi
atau Gedung – Gedung pencakar langit. Menurut perancangnya rudal dapat diluncurkan
dan dikendalikan mengarah kepada ruangan yang terkena kebakaran dan rudal ini tidak
membuat bangunan hancur. Rudal ini mengandung zat kimia pemadam. Kelebihan Rudal
Pemadam Kebakaran :
• Merespon cepat kobaran api jarak jauh
• Rudal mendarat tanpa menimbulkan kobaran api dan suara bising
• Jika rudal melenceng dari sasaran roket ini sudah dilengkapi dengan sistem
pendaratan yang aman dan tidak menimbulkan ledakan
3. Elide Fire Ball
Elide Fire Ball sangat mudah digunakan, otomatis,dan mudah dipasang, berbentuk bola
api yang menekan perangkat yang ditargetkan pada pemadam kebakaran di tahap awal.

Anda mungkin juga menyukai