Anda di halaman 1dari 5

1862121060 | Dewa Gde Agung Dhiva Pramudya | A1

RESUME SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

(Materi Kelompok 2, Jumat 10 April 2020)

A. Kebakaran
Menurut NFPA (National Fire Protection Association), kebakaran merupakan suatu
beristiwa oksidasi yang melibatkan unsur bahan bakar, udara ataupun oksigen dan energy
yang berupa panas, yang menimbulkan banyak kerugian harta dan benda, keselamatan
manusia dan kelestarian alam.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kebakaran adalah sebuah fenomena yang
terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan
oksigen (sebagai contoh) yang menghasilkan panas, nyala api, cahayaa, asap, uap air,
karbon monoksida, karbondioksida, atau produk dan efek lain.
Dapat disimpulkan, bahwa kebakaran merupakan sebuah peristiwa timbulnya
percikan api yang disebabkan sebuah proses kimia antara unsur bahan bakar padat
maupun cair, udara atau oksigen, dan energy yang menghasilkan panas dimana
menimbulkan dampak yang merugikan bagi kehidupan manusia maupun alam sekitar.
Karena berasal dari panas, maka energy ini dapat merambat melalui 3 (tiga) cara
melalui berbagai medium, yaitu :
1. Konduksi, yaitu perpindahan panas pada medium berwujud logam.
2. Konveksi, perpindahan panas melalui medium berwujud cairan dan gas.
3. Radiasi, perpindahan panas tanpa melalui zat perantara

B. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pasif


Sistem pencegahan adalah sebuah tindakan yang diambil untuk mengatasi peristiwa
kebakaran, seperti merancang Emergency Exit, Kompartemen, Tangga Darurat, Sitem
Bangunan Tinggi dan Pengendalian Asap.
a. Emergenci Exit, merupakan pintu keluar yang sudah berisi kode tertentu dan
ditunjukan oleh tanda penunjuk arah menuju pintu tersebut. Pintu ini umumnya
berisi tanda EXIT dengan kuat cahaya minimal 50 lux, luas tanda 155 cm dengan
ketinggian huruf 15 cm dan tebal minimal 2 cm. Pada bagian tangga dan pintu harus
tahan api dan lebar minimal 120 cm.
b. Kompartemen, Sebuah ruangan yang dinding, lantai dan langit-langitnya terbuat
dari bahan yang memiliki tingkat ketahanan api yang tinggi. Fungsi dari
kompartemen adalah sebagai perlindungan diri sementara saat kebakaran terjadi.
c. Tangga Darurat, merupakan tempat yang disiapkan dengan tingkat keamanan
tinggi (dari kebakaran) dan steril dari asap maupun gas panas yang beracun. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan mengatur udara dengan tekanan positif untuk
encegah penyebaran asap pada area tersebut. Tekanan udar yang digunakan juga
tidak terlalu tinggi, karena dapat menyebabkan kesulitan untuk membuka pintu.
d. Kantong Peluncur (Bangunan Tinggi), kantung peluncur ini umumnya digunakan
saat tangga darurat maupun lift sudah penuh atau tak berfungsi maksimal. Kantung
ini biasanya terletak pada void yang ada di tangga. System ini dapat diakses
dengan mudah oleh semua umur dana man untuk penderita cacat.
1862121060 | Dewa Gde Agung Dhiva Pramudya | A1

e. Pengendalian Asap, pengendalian asap ini merupakan hal yang penting karena
dapat mengganggu pernafasan, pengeliatan dan efektivitas system pemadam api
otomatis. Hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan asap adalah membuat
pintu, dinding atau partisi yang dapat dibuka selebar 10% dari luas lantai, ventilasi
di dinding, ventilasi di atap gedung dan system penyedotan asap melalui kipas di
atas bangunan.

C. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Aktif


Merupakan sebuah cara yang pemadaman kebakaran yang disediakan oleh sebuah
bangunan itu sendiri, seperti Fire Detector, Hydrant dan Selang, Sprinkler, dan Pasokan
Air.
a. Detector, yaitu sebuah alat yang berfungsi memberikan peringatan awal kepada
civitas yang beraktifitas di bangunan tinggi guna mempercepat proses evakuasi.
Alat ini bekerja dengan system pengaktifan fotoelektrik yang terhubung ke detector
panas, lalu sirkuit elektronik membaca perubahan suhu ruangan dan dihubungkan
langsung ke alarm dan papan indicator sehingga lokasi api dapat ditemukan.
Detektor ada beberapa jenis yaotu Detektor Ionisasi (Gas), Detektor Fotoelektrik
(Asap), Detektor Api (Api) dan Detektor Panas (Api Besar).
b. Hydrant, sebuah alat yang terpasang di atas tanah yang terhubung langsung
menuju pasokan air untuk memadamkan api. Adapun skema pengaliran air
hydrant yaitu dari sumber air menuju pompa kebakaran, kemudian ditambahkan
selnag untuk menyalurkan air menuju ke sumber api atau penghubung menuju
selang yang lain. Hydrant ada beberapa jenis, yaitu Hydrant Bangunan (biasanya
berbentuk kotak merah), Hydrant Halaman (biasanya digunakan untuk menyiam
rumput stadion) dan Hydrant Kota (serupa dengan hydrant halaman namun
memiliki 2 sampai 3 lubang suplai air).
c. Sprinkler, metode perlindungan kebakaran aktif, yang terdiri dari sistem pasokan
air, memberikan tekanan dan laju aliran yang memadai ke sistem perpipaan
distribusi air pada titik-titik penempatan sprinkler. Sprinkler ini dirancang akan
pecah saat mencapai suhu 68 derajat Celsius dan radius pancaran air 3.5 meter.
d. Pasokan Air, yaitu sumber air yang diperlukan hydrant, selang kebakaran dan
sprinkler untuk yang diperoleh dari air sungai, waduk, kolam renang ataupun laut
(perlu pertimbangan khusus untuk mencegah korosi). Biasanya pasokan air ini
ditampung oleh sebuah bak penampungan.

D. Sistem Tanda Bahaya (Alarm System)


Sistem Tanda Bahaya umumnya berupa sebuah Detektor yang dapat memberi
peringatan Gas, Asap dan Api, namun semakin berkembangnya jaman Detector sudah
bisa mendeteksi adanya bahan peledak, amunisi, dan senjata api, yang bertujuan untuk
mencegah berbagai tindak kejahatan terorisme. Selain itu, untuk kepentingan pemantauan,
dipasang jaringan televise tertutup atau CCTV guna memantau, merekam dan
menayangkan kejadian lengkap dengan waktu kejadian.
1862121060 | Dewa Gde Agung Dhiva Pramudya | A1

E. Sistem Pengaman Ruangan


Sistem pengaman ruangan biasanya dilakukan dengan memasang kunci pada setiap
pintu dimana hanya dapat dibuka oleh anak kunci yang disebut juga dengan system
perkuncian, yaitu :
a. Sistem Master Key, yaitu sebuah anak kunci yang dapat membuka seluruh pintu
yang berada di bawah tingkatannya. Dengan kata lain, anak kunci yang paling
tinggi tingkatannya dapat membuka seluruh pintu yang ada di bangunan tersebut,
begitu pula sebaliknya. Adapun urutannya berdasarkan tingkatan tertinggi yaitu:
 Grand Master, dapat membuka seluruh pintu
 Master, dapat membuka seluruh pintu dalam satu lantai
 Sub-Master, dapat membuka pintu berdasarkan pembagian zona pada satu
lantai
 Individual, hanya dapat membuka satu buah pintu ruangan tertentu.
b. Central Locking Sytem, yaitu beberapa anak kunci tertentu yang berbeda dapat
membuka salah satu pintu tertentu. Sistem ini diaplikasikan dengan menggunakan
system PIN, dimana jika pintu dengan tombol angka ditekan sesuai kode, maka
pintu akan terbuka. Lalu ada pula dengan kunci elektronik, yaitu menggunakan
kartu magnetic, sidik jari, pupil atau kornea mata, tapak tangan dan suara sebagai
pengganti dari anak kunci tersebut. Seiring berkembangnya jaman, adapula
alternative dengan system yang sama namun menggunakan alat yang berbeda
seperti, Mikrokontroler, Pattern Unlock Smartphone, dll.

F. Sistem Penangkal Petir


Petir juga merupakan salah satu penyebab kebakaran jika tidak diperhatikan saat
merencanakan sebuah bangunan. Maka dari itu, penangkal petir sangat diperlukan karena
dapat menyediakan jalur listrik dari logam yang menyalurkan petir ke tanah saat terjadi
sambaran petir pada bangunan. Adapun bagian-bagiannya :
a. Tiang Penangkap Petir, merupakan penghantar yang terdiri dari tiang pendek dan
kepala penangkap petir.
b. Pemotong Arus Petir, mencegah aliran listrik dari petir yang memungkinkan
menimbulkan kerusakan pada alat elektronik.
c. Penghantar Arus Listrik, membantu menyalurkan arus petir ke tanah
d. Terminal Hubung, menangkap aliran listrik dan dilepaskan di dalam tanah.
e. Sistem Pengebumumian, suatu sistem dengan elektroda elektroda pengebumian
yang saling berhubungan dengan penghantar pengebumiannya dan berfungsi
untuk menyebarkan arus petir di dalam tanah.

Ada beberapa factor yang harus kita pertimbangkan dalam merencanakan dan
merancang Sistem Penangkal Petir seperti kamanan secara teknis, penampang
penghantar pengebumian, ketahanan mekanis, ketahanan terhadap korosi, bentuk dan
ukuran bangunan dan factor ekonomis.
1862121060 | Dewa Gde Agung Dhiva Pramudya | A1

G. Masalah yang Berhubungan dengan Kebakaran


a. Makin menipisnya RTH yang berfungsi sebagai penghalang menjalarnya api.
b. Sumber air semakin langka
c. Penyebaran Hydrant yang belum memadai
d. Kondisi alat pemadam yang belum memadai
e. Sulitnya mengakses lokasi kebakaran
f. Perubahan fungsi bangunan yang tidak dilengkapi alat pencegah kebakaran
sesuai dari fungsinya
g. Jarangnya maintenance pada utilitas seperti listrik, tabung pemadam kebakaran
dan genset
h. Edukasi tentang kebakaran jarang dilakukan

H. Teknologi Sistem Pemadam Kebakaran


a. Smoke dan Heat Detector
Alarm dari system ini terdiri dari dua jenis alarm yaitu Alarm Alert sebagai penanda
sebelum terjadi kebakaran dan Alarm Danger berfungsi sebagai peringatan sudah
terjadi kebakaran di dalam bangunan. Adapun prinsip kerja dari alarm ini yaitu :
 Smoke Detector 1 (Optical Smoke detector) adalah sensor cahaya.
Apabila kekuatan cahaya berkurang sampai nilai tertentu maka
photoelectric detector rakan mendeteksi adanya asap.
 Smoke Detector 2 (Ionization Smoke Detector). Terdiri atas dua plat
yang bermuatan listrik dan terdapat bahan radioaktif di antara plat positif
dan negatif. Apabila ada asap yang masuk maka ion akan bereaksi dengan
asap dan sensor pun bekerja
 Heatdetector adalah pendeteksi kenaikan panas. Umumnya pada titik
55°C - 63°C sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran.
 Heatdetector 2
 Emergency Exit
 Fan (Kipas)
 Lampu Evakuasi. adalah LED yang mempunyai daya kecil, dimana LED
tersebut dipasang secara seri dan parallel
 Terminal Kabel
 Display LCD L adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca
bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan
seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang.
 Fuse (sekering)
 Tombol Power
 Manual Switch
 Bypass Switch
 Reset Switch
 Mute Switch
 Hold Switch
 Battery Back-up
 Solenoid Valve merupakan salah satu alat atau komponen kontrol yang
salah satu kegunaannya yaitu untuk menggerakan tabung silinder.

(Sumber : Journal INTEK, April 2016, Volume 3 (1): 36-42)


1862121060 | Dewa Gde Agung Dhiva Pramudya | A1

b. Rudal Pemadam Kebakaran


Pemadam kebakaran.rudal ini digunakan pada saat terjadi kebakaran pada
gedung-gedung pencakar langit di china yang memiliki tinggi 200meter,dengan
kecepatan tinggi yang disebut HIGH-RISE SUPRESSION (HFS). Menurut
perancangnya HFS dapat diluncurkan dan dikendalikan mengarah kepada ruangan
yang terkena kebakaran dan rudal ini tidak membuat bangunan hancur.di dalam rudal
ini mengandung zat kimia pemadam. Alat ini memiliki beberapa kelebihan seperti,
Respon cepat terhdap api, Tidak menimbulkan kobaran api dan suara bising dan jika
sasaran meleset rudal dapat mendarat dengan aman.

c. Elide Fire Ball


Merupakan sebuah alat pemadam kebakaran yang berbentuk bola api yang
menekan perangkat yang ditargetkan pada pemadam kebakaran tahap awal. Ada du
acara pemakaian Elide Fire Ball ini. Yang pertama dengan Otomatis (langsung aktif
jika bersentuhan dengan api) dan kedua Manual (Melempar saat ada insiden
kebakaran secara langsung)

Anda mungkin juga menyukai