PENDAHULUAN
6
pembuatan single complete denture rahang atas dengan
bahan akrilik modifikasi suction cups
b. Untuk mengetahui kelebihan dari prosedur pembuatan
single complete denture rahang atas dengan bahan akrilik
modifikasi suction cups
c. Untuk mengetahui solusi apabila terdapat kendala saat
prosedur pembuatan single complete denture rahang atas
dengan bahan akrilik modifikasi suction cups.
d. Dan untuk mengetahui bagaimana cara perawatan protesa
single complete denture rahang atas dengan bahan akrilik
modifikasi suction cups
Istilah asing wajib huruf miring
7
1.6. Metode Penulisan
Karya tulis ilmiah ini menggunakan studi model yang diambil dari
model pasien di Ivodent dental lab yang didukung oleh beberapa referensi
baik dari media internet maupun buku acuan yang diperoleh dari
perpustakaan, yaitu perpustakaan Politeknik Kesehatan Kementrian ,
Perpustakaan Universitas Indonesia.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada penulisan karya tulis ilmiah ini khususnya pada bab tinjauan pustaka penulis
akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan prosedur pembuatan
single complete denture rahang atas dengan bahan akrilik modifikasi suction cups
2.1. Prosthodonti
Gambar 2.1
Gigi tiruan lengkap lepasan
9
Text
10
2. Rahang atas sudah kehilangan semua giginya, dengan lengkung
rahang bawah telah kehilangan sebagian gigi yang akan diganti
dengan gigi tiruan cekat
Penomoran tidak 3. Rahang atas sudah kehilangan semua giginya , dengan lengkung
mggunakan huruf miring
rahang bawah telah kehilangan sebagian giginya yang akan diganti
dengan gigi tiruan sebagian lepas.
4. Rahang atas sudah kehilangan semua giginya, dengan lengkung
rahang bawah tidak bergigi, namun sudah dibuatkan gigi tiruan
penuh yang keadaannya masih baik
5. Rahang bawah yang sudah kehilangan semua giginya, ukuran
rahang bawah normal sedangkan rahang atas kecil, dan gigi sisa
rahang atas masih bisa dipertahankan.
6. Pada kasus relasi rahang kelas III dan ukuran rahang bawah cukup
besar.6
2.5.2. Kontraindikasi Single complete denture
1. Rahang yang sudah kehilangan semua giginya, dengan lengkung
oklusal gigi asli rahang antagonis yang tidak beraturan.
2. Daya kunyah besar
3. Memiliki kebiasaan buruk
4. Rahang bawah yang sudah kehilangan semua giginya, rahang atas
cukup besar, dan gigi sisa di rahang atas cukup banyak.
5. Rahang bawah yang sudah kehilangan semua giginya dan gigi sisa
di rahang atas hanya ada beberapa gigi dengan prognosis yang juga
tidak baik.6
11
2.6.1.1. Macam-macam retensi gigi tiruan lepasan yaitu7
1. Perluasan Basis
2. Peripheral Seal
3. Pembuatan Postdam
1. Tekanan Otot
12
tanpa adanya bantuan kekuatan retensi fisik. Keberhasilan
pengendalian otot pada gigi tiruan tergantung pada
Isi paragraf tidak mudah kemampuan pasien untuk memperole h keterampilan
dimnegerti. Coba dilihat lagi
referensinya yang diperlukan sampai batas tertentu akan tergantung
pada umur biologis pasien dan permukaan poles gigi
tiruan yang dibentuk tepat dengan permukaan bukal dan
lingual menuju kesatu titik arak oklusal, tekanan ini
membantu retensi pada gigi tiruan.
2. Tekanan Fisik
2.6.2. Stabilisasi
Gigi tiruan yang stabil adalah gigi yang selama berfungsi hanya
sedikit bergerak terhadap fungsi tulang di bawahnya. Gigi tiruan
tetap ditempatnya bila kekuatan retentif yang bekerja pada suatu
gigi tiruan melebihi kekuatan yang menggerakk a n dan gigi tiruan
mempunyai dukungan yang cukup. Dukungan ini ditentukan oleh
bentuk dan konsistensi jaringan pendukung gigi tiruan serta
kecermatan kontak gigi tiruan. Kekuatan retentif memberikan
ketahanan terhadap pengungkitan gigi tiruan dari dalam mulut
(jaringan mukosa pendukung) yang bekerja melalui 3 permukaan
gigi tiruan8:
13
1. Permukaan oklusal adalah bagian permukaan gigi tiruan yang
berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang
sesuai dari gigi tiruan antagonis atau gigi asli.
2. Permukaan poles adalah bagian permukaan gigi tiruan yang
terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk
permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya
dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi dan
permukaan ini berkontak dengan pipi, bibir dan lidah.
3. Permukaan cetakan adalah bagian dari gigi tiruan yang
konturnya ditentukan oleh cetakan.
14
Artikulasi adalah perubahan terus-menerus dari satu posisi oklusi
ke posisi kontak yang lain.
Sedangkan artikulasi seimbang adalah kontak geser yang
terus-menerus antara tonjol-tonjol gigi atas dan bawah selama
semua gerak menggiling sambil menutup mulut. Ini berarti
menandakan bahwa ada keseimbangan pada tiap posisi oklusi
dalam jangkauan fungsi normal, dan bahwa selama gerakan
menutup terdapat perubahan terus-menerus dari satu oklusi seimbang
ke keadaan yang lain9.
2.8. Keuntungan dan Kerugian Gigi Tiruan Akrilik
2.8.1. Keuntungan
1. Harga relative Murah
2. Proses pembuatan mudah
3. Menggunakan peralatan sederhana
4. Warna stabil
5. Mudah dipoles
6. Daya penghantar panas rendah
2.8.2. Kerugian
1. Mudah patah
2. Mudah berubah warna
3. Mudah aus/abrasi
15
meningkatkan retensi. Untuk mendapatkan hasil yang paling diinginkan,
disarankan untuk memiliki cup dengan sisi lurus dan sudut bagian dalam
meruncing 12,50.5
Gambar 2.2
Gigi tiruan lengkap lepasan modifikasi suction cups
2.10. Indikasi dan Kontraindikasi Suction cups
2.10.1. Indikasi penggunaan Suction cups11
1. Alveolar ridge yang rendah
2. Undercuts
3. Rotational paths of insertion
4. Disfungsi saliva
5. Kelainan saraf
6. Operasi resektif
7. Perubahan traumatis rongga mulut
8. Obat menginduksi xerostomia
9. Riwayat iradiasi kepala dan leher
10. Penyakit sistemik
11. Penyakit kelenjar liur
12. Penyakit neurologis
13. Kecelakaan serebrovaskular (stroke)
14. Sensasi sentuhan yang berkurang
15. Otot-otot oral yang sebagian atau seluruhnya lumpuh
16. Diskinesia orofasial (efek samping yang menonjol dari golongan
fenotiazin.
16
2.10.2. Kontraindikasi Penggunaan Suction cups
17
2.12.3. Penanaman Model pada Artikulator
Artikulator adalah alat yang dapat menirukan pergerakan
sendi rahang manusia, seperti gerakan membuka dan menutup
sampai pada gerakan kompleks berupa simulasi berbagai pergerakan
mandibula dan juga dapat memegang model RA dan RB dalam
hubungan seperti aslinya. Adapun jenis artikulator yang
digunakan disini adalah artikulator free plane artikulator adalah
artikulator yang dapat menirukan gerakan membuka dan menutup
rahang serta condilus yang dapat menirukan gerakan rahang ke
14
lateral dan protrusif.
2.12.4. Penyusunan Elemen Gigi
Penyusunan elemen gigi adalah proses penanaman gigi tiruan
sesuai dengan warna elemen gigi, jenis kelamin, bentuk gigi pasien
14
dan sesuai dengan oklusi pada basis pola malam.
2.12.5. Wax Counturing
Wax Counturing adalah pembentukan lekukan otot-otot gusi pada
gigi tiruan pola malam sedemikian rupa sehingga mirip dengan
otot-otot gusi dan semirip mungkin dengan anatomis gigi dan
jaringan lunak mulut.
2.12.6. Flasking
Flasking adalah proses penanaman model dan trial denture
malam dalam suatu flask/cuvet untuk membuat sectional mold.
15
Flasking dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu:
2.12.6.1. Pulling the casting
Adalah cara dimana setelah boiling out, gigi-gigi akan
ikut pada flask bagian atas. Keuntungan dari cara ini adalah
sangat mudah pada saat mengulas separating medium dan
packingnya mudah, karena seluruh mold dapat terlihat.
Kerugiannya adalah ketinggian gigit sering terjadi dan sulit
dihindari.
18
2.12.6.2. Holding the casting
Adalah cara dimana permukaan labial gigi-gigi ditutup
stone/gips sehingga setelah proses boiling out akan terlihat
seperti gua kecil. Pada waktu packing adonan resin akrilik
harus melewati bagian bawah gigi untuk mencapai daerah
sayap, disebut sebagai packing through. Keuntungan dari
cara ini adalah ketinggia n gigitan dapat dicegah.
Kerugiannya adalah sulit pada saat pengulasa n
CMS/separating medium, tidak dapat mengontrol daerah
apakah sudah bersih dari sisa malam dan pada waktu
packing pengisian resin akrilik ke bagian sayap tidak dapat
dipastikan terisi penuh.
2.12.7. Packing
Packing adalah proses mencampur monomer dan polimer resin
akrilik, ada dua metode cara packing yaitu
2.12.7.1. Dry method adalah cara mencampur powder dan liquid
langsung di dalam mold.
2.12.7.2. Wet method adalah cara mencampur powder dan liquid di
luar mold dan jika telah mencapai dough stage baru dimasukkan
ke dalam mold.
2.12.8. Curing
Curing adalah polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan
15
polimernya bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lainnya.
2.12.9. Deflasking
Deflasking adalah melepaskan geligi tiruan resin akrilik dari flask
dan bahan tanamnya, tetapi tidak boleh lepas dari model rahangnya
supaya geligi tiruan dapat diremounting di artikulator kembali
15
seperti semula sebelum proses flasking, packing, dan curing.
19
2.12.10. Remounting dan Selective Grinding
Remounting adalah pemasangan kembali gigi tiruan ke dalam
articulator bertujuan untuk mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak
15
harmonis dari gigi tiruan yang baru selesai diproses/ dimasak.
2.12.11. Finishing
Finishing adalah proses penyelesaian terdiri dari
menyempurnakan hasil/bentuk akhir gigi tiruan dengan membuang
sisa-sisa resin akrilik pada batas gigi tiruan,sisa-sisa resin akrilik
atau stone yang tertinggal di sekitar gigi, tonjolan- tonjolan akrilik
15
pada permukaan dasar gigi tiruan akibat processing.
2.12.12. Polishing
Polishing adalah proses menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan
15
tanpa mengubah konturnya.
2.12.13. Pembuatan mini suction cups
Bur khusus telah dirancang dan digunakan untuk membuat
lubang bulat ukuran dan bentuk yang sama pada model kerja yang akan
dibuat suction cups. Lubang suction cups tidak di bur di atas
frenum,dan dijauhkan dari batas gigi tiruan minimal 2 mm.16
2.12.14. Pengaplikasian Bahan soft acrylic
Bahan itu dimuat di permukaan jaringan gigi palsu dan ditutup di
bawah tekanan. 16
20
BAB III
Penulisan karya tulis ilmiah ini diangkat berdasarkan studi model yang
dilakukan penulis tentang prosedur laboratorium pembuatan single
complete denture rahang atas dengan bahan akrilik modifikasi suction cups
di laboratorium Ivodent dental lab
Gambar 3.1
18
Keterangan
19
22. Pensil
23. Table Press
24. Hand Press
20
3. Dari frenulum labialis ditarik garis lurus menuju ruggae dan
fovea palatine
4. Garis lurus tersebut ditarik sampai ke bagian bawah model.
3.5.2.b. Pembuatan Kawat Penguat
1. Desain kawat digambar dengan mengunakan pensil.
2. Kawat yang digunakan berdiameter 0,8mm.
3. Gunakan kawat yang berukuran kira-kira 10-12 mm,
kemudian kawat dipotong dengan mengunakan tang potong.
4. Lalu kawat tersebut diletakkan kira-kira 1-2 mm di depan
batas dari garis desain yang telah dibuat.
3.5.2.c. Pembuatan Garis Proyeksi
Pembuatan garis proyeksi ini berguna sebagai pedoman
dalam penyusuna n elemen gigi tiruan, elemen gigi harus
terletak diatas garis proyeksi, jika tidak maka pada saat
artikulasi gigi tiruan akan lepas penyebabnya karena beban
daya kunyah tidak jatuh pada puncak garis proyeksi atau
puncak tulang alveolar berikut tahapan pembuatan garis
proyeksi:
1. Panduan garis proyeksi dibuat terlebih dahulu dengan
membuat tanda titik pada puncak papilla incisiva,
puncak kaninus dan puncak hamular notch
menggunakan pensil.
2. Garis lurus pertama ditarik dari puncak papilla incisiva
ke kaninus atas sebelah kanan sampai ke permukaan luar
model.
3. Kemudian garis lurus ditarik ke papilla incisiva ke
kaninus sebelah kiri dan kanan atas ke hamular notch
kanan sampai keluar permukaan model.
4. Kemudian prosedur yang sama dilakukan ke bagian sisi
sebelahnya.
21
3.5.3. Langkah - langkah Pembuatan Galangan Gigit
1. Untuk membuat galangan gigit diperlukan base plate wax .
2. Model kerja terlebih dahulu direndam ke dalam air selama 1 menit, proses
ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah proses pelepasan
galangan gigit.
3. Kemudian gunakan selembar base plate wax lalu dipanaskan menggunaka
n lampu spirtus sehingga menjadi lunak seluruhnya. Dan base plate
wax tersebut, di letakkan di atas model kerja sambil dibentuk dengan
bantuan jari-jari tangan atau meggunakan karet penghapus pensil.
4. Setelah itu dipanaskan kembali selembar base plate wax diatas lampu
spirtus kemudian digulung dan gulungan malam dilekatkan pada bagian
dasar wax sampai membentuk silinder dan buat gulungan malam tersebut
seperti bentuk tapal kuda
5. Kemudian ruang antara gulungan base plate wax dan dasar tepi gigi tiruan
disambung dengan malam
6. Untuk galangan gigit rahang atas bagian anterior tingginya sekitar 12mm
sedangkan untuk lebar anteriornya adalah 4mm.
7. Kemudian pada bagian posterior tingginya sekitar 10-11mm dan lebarnya
sebesar 6mm.
8. Setelah itu permukaan oklusal galangan gigit diratakan dengan
menggunakan glass plate/table articulator dipanaskan diatas lampu spirtus.
9. Untuk bagian galangan gigit rahang atas berbanding 2:1 antara bagian bukal
dan bagian palatal (bagian bukal 4mm dan 2mm bagian palatal).
23
1. Potong wax disebelah gigi I-2 atas seukuran gigi kaninus atas.
2. Sumbu gigi hampir sama dengan gigi I-1 atas.
3. Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal I-2 atas.
4. Tonjol cusp menyentuh pada bidang oklusal.
5. Pada bagian servikal sedikit lebih keluar dari gigi I-1 dan I-2
atas.
6. Permukaan
25
3.5.7. Flasking
Pada tahap ini penulis akan melakukan proses flasking menggunakan
metode pulling the casting, beberapa tahapan yang akan dilakukan sebagai
berikut:
3.5.9. Packing
Pada tahap packing ini penulis akan menggunakan methode wet
method yaitu pencampuran monomer dan polimer ke dalam mixing jar, berikut
tahapan-tahapan packing:
selanjutnya akan dilakukan proses curing dari suhu kamar 700 selama 30 menit
dengan api yang disesuaikan, kemudian suhu dinaikkan 100 0 selama 1jam
kemudian air dibiarkan sampai mendidih selama 11/2 jam dan dibiarkan
3.5.11. Deflasking
1. Mold dan gigi tiruan di lepaskan dari flask/kuvet.
2. Gips yang menempel pada model kerja dan gigi tiruan dipotong
menggunakan gergaji, bagian distal gigi kaninus kanan dan kiri dipotong
dan jangan sampai mengenai gigi tiruannya.
3. Lalu pisahkan gips yang masih menempel pada gigi tiruan menggunakan
pisau gips.
27
4. Gips yang masih menempel pada bagian plat dapat dibuang menggunak an
pisau malam atau lecron.
3.5.12. Proses Remounting dan Selective grinding
Setelah model dikeluarkan dari bahan tanam selanjutnya masuk
ke tahap remounting, pada tahap remounting incisal guide pin terangkat
kurang lebih 1-2mm maka penulis melakukan selective grinding. Selective
grinding:
3.5.14. Polishing
Pada tahap ini gigi tiruan di haluskan dan dikilapkan dengan hati-hati
tanpa merusak kontur-kontur yang telah dibuat pada Wax Counturing.
Tahapan-tahapa n polishing sebagai berikut:
29
DAFTAR PUSTAKA
1. A.G. Haryanto dkk. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.
Jilid 1. Hipokrates. Jakarta. 1991. Hal. 12-3
2. www.e-journal.unair.ac.id/index.php/JVHS
3. http://www.jdentistry.ui.ac.id/index.php/JDI/article/download/899/800
4. https://www.nature.com/articles/sj.bdj.2012.369.pdf?proof=true
5. https://nebula.wsimg.com/7eb681388cbf590b7a052dcafd1700ba?Acce
ssKeyId=44189AF8BC7E3D5EEFEF&disposition=0&alloworigin=1
6. https://dokumen.tips/download/link/bahan-ody-indikasi-kontraindikasi-
gigi-tiruan-penuh-dan-gtp-tunggal
7. R.M. Basker, Perawatan Prostodontik Bagi Pasien Tak Bergigi. Edisi
III. Jakarta. EGC. 1996. Hal. 47
8. http://dokume n.tips/do c ume nts/faktor- ya ng- me mpe nga ruhi-rete nsi-da n-
stabilitas-pe mb uata n- gigi-tirua n. html (
9. Watt, David M. dan MacGregor AR. Membuat Desain Gigi Tiruan
Lengkap. Edisi 2, Alih Bahasa, Soelisijani P, Max BL. Jakarta. EGC.
2002. Hal. 221-2
10. http://etd.reposito ry. ugm.ac. id/inde x.p hp? mod=do wnlo ad&sub=
DownloadF il e&act=view&typ= html&id=62900&ftyp=poto nga n&poto
nga n=S2-2013-304625-chapter1.pdf
11. http://www.tandlakartidningen.se/media/1599/Mutluay9_2005.pdf
12. http://www.otdentallab.com/files/SuctionCup.pdf
13. http://media.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160815163856_67
11.pdf
14. W.H. Itjiningsih, Geligi Tiruan Lengkap Lepasan. Penerbit Buku
Kedokteran Gigi EGC. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan
(KDT), 1996. Hal. 45-190.
15. . http://www.slideshare. net/91878881-pe mb uata ngigitirua npe nuh
16. https://www.researchgate.net/publication/314359076_An_Alternative_
Treatment_Approach_for_Enhancing_Retention_in_Resorbed_Ridges_
Octopus_Tentacle
30
31
32