KEGAWATDARURATAN
Disusun Oleh:
Nama NIM
Widi Dzakiyah Widayanti KHGA17043
Kelas 3B
DIII Keperawatan
2020
1. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Pathways
Timbulnya serangan
Ventilisasi-perfusi
sembuh kematian
ARDS
Aktivitas surfactan
a. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi alveoli,
penumpukan cairan di alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan
alveoli
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan akumuasi cairan pada
alveoli paru
3) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
bronkhokontriksi akumulasi secret jalan nafas, dn menurunnya
kemampuan batuk efektif.
b. Intervensi keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi alveoli,
penumpukan cairan di alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan
alveoli
Intervensi :
- Ventilasi mekanis dengan menggunakan PEEP
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Monitor bunyi nafas 2-4 jam
- Monitor tanda distress pernafasan : peningkatan frekuensi jantung,
agitasi, berkeringat sianosis, kaji simetri dada
- Monitor keluaran dan masukan, observasi efek diuresis dan
pemberian cairan
- Berikan dan monitor terapi bronkodilator sesuai indikasi
Pathway
Trauma kepala
Pecahnya pembuluh
darah otak (perdarahan)
intracranial)
Darah masuk ke
dalam jaringan otak
Nyeri Akut
Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b.d Tahanan pembuluh darah
;infark
2. Nyeri kepala akut b.d peningkatan tekanan intracranial (TIK)
3. Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia
4. Kerusakan mobilitas fisik b.d Kelemahan neutronsmiter
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL b.d kelemahan fisik
6. Kerusakan kamunikasi verbal.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan invasi
Intervensi :
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Kep
secara bertahap.
- Nadi normal.
6 Kerusakan Setelah di lakukan 1. Jelaskan pada klien 1. Memotivasi klien dalam berlatih
komunikas perawatan 3x24 tentang pen-tingnya 2. Membantu klien dalam berlatih
i verbal jam di harapkan untuk selalu melatih berbicara
klien menunjuk kan bicara/ vokalisasi 3. Mengajarkan bicara non verbal
peningkatan 2. Ajak klien untuk 4. Memperhatikan klien untuk
kemam- puan berbicara dengan singkat mendapatkan apa yang mampu
komunikasi verbal dan jelas. dibicarakan
dengan kriteria: 3. Ajarkan pada klien untuk 5. Untuk mengetahui kemampuan
- Keluarga mempergunakan tangan yang dapat klien lakukan
mengungkap kan untuk lebih memperjelas
pelo yang di alami maksud pembicaraan.
Ny. T berkurang. 4. Dengarkan klien dengan
- Klien penuh perhatian.
berkomunikasi 5. Observasi kemampuan
dengan jelas. klien dalam
- Klien tidak berkomunikasi
berbicara berulang-
ulang untuk
mengulang maksud
yang sama.
Pathway
hiperglikemia as.lemak
bebas
polidipsi ph
nutrisi< dari kebutuhan mual/muntah
b. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikema, pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah, pembatasan
intake akibat mual, kacau mental
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
3) Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, status
hipermetabolisme.
c. Intervensi keperawatan
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikema, pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah,
pembatasan intake akibat mual, kacau mental
Intervensi :
- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
- Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
- Monitor vital sign
- Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
harian
- Kolaborasikan pemberian cairan IV
- Monitor status nutrisi
- Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Dorong masukan oral
- Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
- Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
- Atur kemungkinan tranfusi
- Persiapan untuk tranfusi
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolic
- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Pathways
Robekan pleura
Pneumotorak
Nyeri Akut
1. Diagnose dan intervensi
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
(akumulasi cairan/udara), gangguan muskuloskeletal, inflamasi nyeri.
Intervensi:
1) Identifikasi etiologi/faktor penentu
2) Evaluasi fungsi pendengaran, observasi TTV
3) Awasi kesesuaian pola nafas
4) Kaji premitus
5) Pertahankan posisi nyaman
6) Berikan oksigen sesuai indikasi
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan akan
ketahanan nyeri
Intervensi:
1) Tingkatkan tirah baring atau duduk, jaga lingkungan tenang
2) Tingkatkan aktivitas sesuai toleansi
3) Bantu melakukan rentang gerak sendi pasif/aktif
4) Berikan obat sesuai indikasi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
1) Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas
mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat
mual/rnuntah atau diare.
R/ Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang
tepat.
2) Monitor intake dan output secara periodik.
R/ Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.
3) Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya
dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi Buang Air Besar
(BAB).
R/ Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah
untuk meningkatkan intake nutrisi.
4) Anjurkan bedrest.
R/ Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi peningkatan
metabolik.
5) Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.
R/ Mengurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat-obat yang digunakan
yang dapat merangsang muntah.
6) Anjurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat.
7) Kolaborasi: Rujuk ke ahli gizi untuk menentukan komposisi diet.
R/ Memberikan bantuan dalarn perencaaan diet dengan nutrisi adekuat
unruk kebutuhan metabolik dan diet.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International Inc. 2015. Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC
Udobi KF, Touijer K. (2003). Acute Respiratory Distress Syndrome. Am Fam Physician. Vol.
67 (2) :315-322. http://www.biomedcentral.com/1471-230X/11/35 diakses pada 20 Maret
2020 pukul 06.17