Disusun oleh :
KHGA17060
3B DIII Keperawatan
Timbul serangan
Ventilasi
perfusi
hipotensi
Pola nafas
tidakefektif b.d Kerusakan pertukaran gas b.d
hiperventilasi dan Perfusi jaringan tidak efektif b.d
ketidakseimbangan perfusi
kelelahan otot hipoventilasi.
pernafasan. ventilasi.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret,
bronchospasme
Intervensi dan Rasional :
Monitor fungsi pernafasan, frekuensi, irama, kedalaman, bunyi dan penggunaan
otot- otot tambahan.
R/penggunaan otot-otot intercostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha
dalam bernafas.
Berikan posisi semi fowler
R/ pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten.
Berikan terapi O2
R/mengeluarkan secret, meningkatan transport oksigen.
Lakukan suction
R/Untuk mengeluarkan sekret
Berikan fisioterapi dada
R/meningkatkan drainase secret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-
otot pernafasan
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi alveoli, penumpukan
cairan di alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli
Intervensi dan Rasional :
Kaji status pernapasan , catat peningkatan respirasi dan perubahan pola
napas .R/ Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan
peningkatan usaha nafas
Kaji adanya sianosis dan Observasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia
R/ Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum
cyanosis muncul
Berikan istirahat yang cukup dan nyaman
R/ Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen
Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP jika ada indikasi
R/ Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan
Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator
dan ekspektorant
R/ Untuk mencegah kondisi lebih buruk pada gagal nafas.
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan akumuasi cairan pada alveoli paru
Atur posisi semi fowler
Berikan oksigen sesuai kebutuhan
Kolaborasi pemasangan ventilator mekanik jika ada indikasi
Monitor haemodinamik
Monitor hasil AGD
d. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya bronkhokontriksi
akumulasi secret jalan nafas, dn menurunnya kemampuan batuk efektif.
Intervensi dan Rasional :
Kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman, dan
penggunaan otot bantu nafas)
Kaji kemampuan klien mengeluarkan sekresi, catat karakter, volume sputum,
dan adanya hemoptasis
Berikan posisi semi fowler, bantu klien latihan nafas dalam dan batuk efektif
Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali tidak diindikasikan
Bersihkan secret dari mulut dan trachea, bila perlu lakukan suction
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
2) INTRA CEREBRAL HEMATOMA (ICH)
1. PHATWAY ICH
1. Phatway DKA
Produksi insulin
lipolisis
Glucagon
As.Lemak
bebas
Hiperglikemi
As.lemak
teroksidasi hiperosmolalitas
Glukosuri koma
ketonemia
Kalori keluar
Perubahan Asidosi
Metabolime nutrisi > dari
kebutuhan
Degidrasi rasa haus
syok
Co2
< volume cairan
dan elektrolit
Meningka Polidipsi
pH PCo2
meningkat
Mual muntah
Nafas cepat
Pola nafas
tidak Dan dalam
efektif
Resiko gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikema,
pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah, pembatasan intake akibat mual, kacau
mental
Intervensi dan Rasional :
Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihan
R/ Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses infeksi
yang menyebabkan demam dan status hipermetabolik meningkatkan
pengeluaran cairan insensibel.
Monitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatic
R/Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
Hipovolemia berlebihan dapat ditunjukkan dengan penurunan TD lebih dari
10 mmHg dari posisi berbaring ke duduk atau berdiri.
Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau aceton
R/ Pelepasan asam karbonat lewat respirasi menghasilkan alkalosis
respiratorik terkompensasi pada ketoasidosis. Napas bau aceton disebabkan
pemecahan asam keton dan akan hilang bila sudah terkoreksi
Observasi kulaitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosis
R/ Peningkatan beban nafas menunjukkan ketidakmampuan untuk
berkompensasi terhadap asidosis
Observasi ouput dan kualitas urin.
R/Timbang BB Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan keefektifan terapi
Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikan
R/ Menunjukkan status cairan dan keadekuatan rehidrasi
Ciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosional
Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi
lambung
Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan
BB, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler
Kolaborasi:
a) Pemberian NS dengan atau tanpa dextrose
b) Albumin, plasma, dextran
c) Pertahankan kateter terpasang
d) Pantau pemeriksaan lab : (Hematokrit, BUN/Kreatinin, Osmolalitas
darah, Natrium,dan Kalium)
e) Berikan Kalium sesuai indikasi
f) Berikan bikarbonat jika pH <7,0
g) Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi
h) Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses infeksi
yang menyebabkan demam dan status hipermetabolik meningkatkan
pengeluaran cairan insensibel.
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolic
Intervensi dan Rasional :
Kaji pola nafas tiap hari.
R/ Pola dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh status asam basa, status
hidrasi, status cardiopulmonal dan sistem persyarafan. Keseluruhan faktor harus
dapat diidentifikasi untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh/paling
berpengaruh.
Kaji kemungkinan adanya secret yang mungkin timbul
R/ Penurunan kesadaran mampu merangsang pengeluaran sputum berlebih akibat
kerja reflek parasimpatik dan atau penurunan kemampuan menelan.
Kaji pernafasan kusmaul atau pernafasan keton.
R/ Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang
menghasilkan kompensasi alkalosis respiratorik terhadap keadaan ketoasidosis.
Pernafasan yang berbau keton berhubungan dengan pemecahan asam ketoasetat
dan harus berkurang bila ketosis harus terkoreksi.
Pastikan jalan nafas tidak tersumbat.
R/ Pengaturan posisi ekstensi kepala memfasilitasi terbukanya jalan nafas,
menghindari jatuhnya lidah dan meminimalkan penutupan jalan nafas oleh sekret
yang munkin terjadi.
Baringkan klien pada posisi nyaman, semi fowler.
R/ Pada posisi semi fowler paru – paru tidak tertekan oleh diafragma.
Berikan bantuan oksigen.
R/ Pernafasan kusmaul sebagai kompensasi keasaman memberikan respon
penurunan CO2 dan O2, Pemberian oksigen sungkup dalam jumlah yang minimal
diharapkan dapat mempertahankan level CO2.
Kaji Kadar AGD setiap hari.
R/ Evaluasi rutin konsentrasi HCO3, CO2dan O2 merupakan bentuk evaluasi
objektif terhadap keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen.
1. PHATWAYS
Robekan pleura
Pneumotorak
Nyeri Akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
Intervensi:
Identifikasi etiologi/faktor penentu
Evaluasi fungsi pendengaran, observasi TTV
Awasi kesesuaian pola nafas
Kaji premitus
Pertahankan posisi nyaman
Berikan oksigen sesuai indikasi
Nanda International Inc. 2015. Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC
Aji Santoso Imam.2011. BAB II.pdf. diakses pada 19 maret 2020 pukul 09.00
Farid (2006). Acute Respiratory Distress Syndrome. Maj Farm vol 4 (12).
<http://content.ebscohost.com/pdf 1821/pdf/2010/IJM/01Feb06/4949718.pdf> diakses pada 22
Januari 2017