Anda di halaman 1dari 87

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

M USIA INFANT (9
BULAN) DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG NUSA
INDAH ATAS RSUD dr. SLAMAT GARUT

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D III Keperawatan
STIKes Karsa Husada Garut

Disusun Oleh :
NENENG TARI LESTIYANI
NIM : KHG A17060

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. M USIA


INFANT (9 BULAN) DENGAN GASTROENTERITIS DI
RUANG NUSA INDAH ATAS RSUD dr..SLAMET
GARUT
PENYUSUN : NENENG TARI LESTIYANI
NIM : KHGA 17060

Karya Tulis Ilmiah Ini Disetujui


Untuk Di Sidangkan

Garut, Juli 2020


Menyetujui,
Pembimbing

Hasbi Taubah, S.Kep., Ners, M.Pd.


LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.M USIA


INFANT (9 BULAN) DENGAN GASTROENTERITIS DI
RUANG NUSA INDAH ATAS RSUD dr. SLAMAT
GARUT
PENYUSUN : NENENG TARI LESTIYANI
NIM : KHGA 17060

KARYA TULIS ILMIAH

Diujikan pada Seminar Karya Tulis Ilmiah


Program Studi D III Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut

Garut, Juli 2020


Menyetujui,
Penguji I Penguji II

Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Prodi D III Keperawatan Pembimbing KTI

K.Dewi Budiarti, M.Kep. Hasbi Taubah, S.Kep.,


Ners, M.Pd.
ABSTRAK

IV Bab, 61 Halaman, 16 Tabel,3 Lampiran.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pada By.A Usia Infant (9
Bulan) Dengan Gastroenteritis Di Ruang Nusa Indah Atas Rumah Sakit Umum
dr.Slamet Garut”. Latar belakang dalam pembuatan karya tulis ini adalah jumlah
klien yang berkunjung ke RSUD dr. SLAMET GARUT yang menderita
gastroenteritis yang berjumlah 19,5%, mengingat komplikasi gastroenteritis
menyebabkan dehidrasi dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Tujuan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memperoleh
pengalaman yang lebih nyata dan mampu memahami serta melaksanakan asuhan
keperawatan secara komprehensif meliputi pengakajian, prencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. Metode ini digunakan adalah deskriptif berupa studi kasus dengan
tehnik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, pemeriksaaan fisik dan
penunjang, studi kepustakaan dan partisipasi aktif. Kajian teori dalam karya tulis
ilmiah ini menjelaskan tentang konsep gangguan gastroenteritis dan konsep
asuhan keperawatan gastroenteritis. Beberapa masalah yang muncul pada klien
adalah Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi diusus, Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan ekresi/frekuensi BAB yang sering. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi. Masalah-
masalah tersebut satu teratasi dan dua teratasi sebagian. Adapun kesimpulan
karya tulis ilmiah ini sangat efektif yaitu penulis dapat melaksanakan pengkajian
secara komprehensif, membuat rencana tindakan, melaksanakan keperawatan,
mengevaluasi dari setiap tindakan keperawatan, dan melibatkan peran aktif
keluarga agar dapat menentukan keberhasilan tindakan keperawatan secara
optimal.

Kata Kunci : Gasroenteritis

Kepustakaan : 17 buah (2010-2018)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita dan sholawat serta salam

kepada pimpinan umat sedunia Rasulullah SAW yang tidak seorangpun mampu

menyayanginya sebagai uswah manusia. Salam keselamatan kepada saudara

seiman semoga Allah melindungi dan memberikan hidayah-Nya. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada By M Usia Infant (9 Bulan) Di Ruang Nusa Indah Atas RSUD

dr. Slamet Garut” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan peran serta dari semua

pihak, karya tulis ini tidak dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Oleh

karena itu, saya mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah

membantu saya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. (HC) H. Amas Setiana selaku ketua pembina Yayasan Dharma

Husada Insani Garut.

2. Bapak H. Saefudin, S.Sos., M.MKes selaku ketua pengurus Yayasan Dharma

Husada Insani Garut.

3. Bapak H. Engkus Kusnadi, S.Kep., M.Kes selaku Ketua STIKes Karsa

Husada Garut.

4. Ibu K. Dewi Budiarti, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Program Studi D III

Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut

i
ii

5. Bapak Hasbi Taubah S.Kep., Ners., M.Pd, selaku pembimbing yang telah

memberi dukungan serta arahan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

6. Seluruh Staf Dosen Keperawatan STIKes Karsa Husada yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat serta

motivasi selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Staf Administrasi dan Perpustakaan yang telah membantu dalam kelancaran

penulis selama proses pendidikan dan selama penyusunan karya tulis ilmiah.

8. Kepada By.M dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama dalam

melaksanakan asuhan keperawatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini.

9. Keluargaku tercinta, Bapak (Alm) Toto Rusmanto, Mamah Ninis Sumiarsih,

Toni Yuliana Pratama, Irwan Tezzarianto, yang selalu mendoakan, memberi

motivasi yang tiada henti, serta tiada henti-hentinya memberikan curahan

kasih sayang dan semangat kepada penulis selama penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang

telah memberikan dukungan dan do’anya selama penyusunan karya tulis

ilmiah ini .

Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

kelengkapan karya tulis ini.


iii

Akhir kata, saya ucapkan semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kita

semua.

Garut, Juli 2020

Neneng Tari Lestiyani


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan................................................................................... 4

C. Metode Penulisan.................................................................................. 5

D. Sistematika Penulisan .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit Gastroenteritis................................................ 7

1. Definisi..................................................................................... 7

2. Anatomi Fisiologi..................................................................... 8

3. Etiologi..................................................................................... 13

4. Patofisiologi.............................................................................. 14

5. Manifestasi Klinis..................................................................... 16

6. Jenis Diare................................................................................ 16

7. Komplikasi Gastroenteritis....................................................... 16

8. Pencegahan Diare .................................................................... 17

iv
v

9. Penatalaksanaan Gastroenteritis .............................................. 18

10. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Usia Infant (9 Bulan).......... 18

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Bayi dengan Diare

1. Pengkajian..................................................................................... 20

2. Analisa Data.............................................................................. 24

3. Diagnosa Keperawatan................................................................. 27

4. Perencanaan.............................................................................. 27

5. Implementasi............................................................................. 33

6. Evaluasi..................................................................................... 33

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus..................................................................................... 34

1. Pengkajian................................................................................. 34

2. Analisa Data.............................................................................. 44

3. Diagnosa Keperawatan............................................................. 45

4. Perencanaan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi............... 47

5. Catatan Perkembangan............................................................. 50

B. Pembahasan.......................................................................................... 51

1. Tahap Pengkajian...................................................................... 51

2. Tahap Diagnosa Keperawatan.................................................. 52

3. Tahap Perencanaan................................................................... 55

4. Tahap Implementasi.................................................................. 56

5. Tahap Evaluasi.......................................................................... 57
vi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................... 59

B. Rekomendasi ........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................61

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Nusa

Indah Atas RSU.Dr.Slamet Priode Januari-Mei 2019......................................


3
Evaluasi ............................................................................................................
Tabel 2.1 Analisa Data......................................................................................................
26
Tabel 2.2 Rencana Tindakan Keperawatan Diare.............................................................
29
74
Tabel 2.3 Rencana Tindakan Keperawatan Kekurangan

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit..........................................................


30
74
Tabel 2.4 Rencana Tindakan Keperawatan Resiko syok (hipovolemik)..........................
31
74
Tabel 2.5 Rencana Tindakan Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan......................................................................................


31
74
Tabel 2.6 Rencana Tindakan Keperawatan Hipertermi....................................................
32
74
Tabel 2.7 Rencana Tindakan Keperawatan Kerusakan integritas kulit............................
33
7
Tabel 2.8 Rencana Tindakan Keperawatan Kurangnya pengetahuan..............................
34
74
Tabel 3.1 Pengkajian Pola Aktivitas Sehari – hari...........................................................
42
77
Tabel 3.2 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................
43
77
Tabel 3.3 Therapy Medis .................................................................................................
43
77
Tabel 3.4 Humpty Dumpty...............................................................................................
43

vii
77
Tabel 3.5 Analisa Data......................................................................................................
44
77
Tabel 3.6 Perencanaan, Intervensi, Rasional, Implementasi, dan

Evaluasi ............................................................................................................
49
Tabel 3.7 Catatan Perkembangan.....................................................................................
50

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2 Satuan Acara Penyuluhan Tentang Gastroenteritis
Lampiran 3 Leaflet Gastroenteritis
Lampiran 4 Format Bimbingan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Word Health Organization (WHO) pada tahun 2015-2017

menyatakan hampir 1,7 milyar kasus diare terjadi pada anak. Terbukti dari

pernyataan tersebut diare masih menjadi penyebab kematian pada anak yang

hanya bukan menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi melainkan bisa

sampai syok hipovolemik bila tidak di tangani dengan cepat dan tepat

(WHO,2015-2017).

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus

besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastroenteritis dengan

manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan

abdomen. Sangat banyak definisi dari diare, feses dengan kandungan air lebih

banyak, dan feses bisa disertai dengan darah atau lendir (Muttaqin &

Sari,2011).

Gastroenteritis merupakan penyebab utama keadaan sakit pada anak-

anak dan balita. Gastroenteritis adalah sebagai keadaan peningkatan dan

perubahan tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens

infeksius dalam gastrointestital. Gastroenteritis biasanya didefisikan dengan

keluarga feses lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari (Depkes RI

& DITJEN PPM 2011).

1
2

Gastroenteritis dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya

yang disebabkan oleh faktor infeksi, faktor makanan, maupun faktor

psikologis. Tetapi, sebagaian besar faktor gastroenteritis disebabkan oleh

infeksi saluran cerna antara lain : pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan

gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dan gangguan

keseimbangan basa. Dengan demikian, dari beberapa faktor diatas akan

menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda. Pada orang dewasa biasanya

ditandai dengan konsistensi cair dan dapat menimbulkan komplikasi seperti

edema/ovehidrasi, hiponatremia, asidosis metabolik, gagal ginjal akut, dan

ileus paralitik.

Data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2018

memprediksi balita yang terkena Gastroenteritis disarana Kesehatan jumlah

penderita Gastroenteritis yang mendapatkan pelayanan di sarana Kesehatan

sebanyak 37,88%. Adapun prevelensi penderita Gastroenteritis di Jawa Barat

yang diperkirakan Diare disarana kesehatan dan yang mendapatkan pelayanan

di sarana kesehatan sebanyak 22,69%. Menurut Badan Pusat Statistik

kabupatan Garut diare dan Gastroenteritis termasuk ke dalam kasus 10

penyakit terbanyak di Garut pada tahun 2018 dengan jumlah 47.547 (Dinkes

RI, 2018).

Berdasarkan hasil data dari laporan RSUD dr. Slamet Garut bahwa

Gastroenteritis termasuk 10 besar penyakit terbanyak di Kabupaten Garut,

dapat di lihat pada tabel 1.1 berikut ini:


3

Tabel 1.1
Daftar 10 Besar Penyakit Terbanyak Rawat Inap Pada Anak Di Rumah Sakit
Umum dr.Slamet Garut Dari Periode Januari –Mei 2019
N Nama Penyakit J P
o. u re
m se
l nt
a as
h e
1. BHP 2 2
(Bronchopneumonia) 3 6,
7 3
6
%
2. Diare (Gastroenteritis) 1 1
5 7,
8 5
7
%
3. Febris 1 1
3 5,
5 0
2
%
4. Thypoid 1 1
0 1,
7 9
%
5. Vomitus 6 6,
2 8
9
%
6. Epilepsi 5 6,
8 4
5
%
7. DHF 5 6,
7 3
4
%
8. Anemia gravis 4 5,
6 1
1
%
9. Meningitis 2 2,
1 2
3
%
1 Nefrotik syndrome 1 2,
0 8 0
%
Jumlah 8 1
9 0
9 0
%
4

Sumber : Laporan periode Januari – Mei RM RSUD dr. Slamet Garut

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa penderita Gastroenteritis

pada anak ruang Nusa Indah Atas RSUD dr. Slamet Garut dari bulan Januari-

Mei 2019 menempati urutan ke-2 yaitu sebanyak 158 penderita dengan

presentase 17,57%. Meskipun penyakit gastroenteritis bukan merupakan

penyakit terbanyak, namun penyakit gastroenteritis ini dapat mengakibatkan

dehidrasi. Mengingat komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh dehidrasi seperti

syok hivopolemik, syok hivopolemik adalah kondisi darurat di mana jantung

tidak mampu memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume

darah yang kurang. Selain itu,penurunan pasokan darah juga dapat terjadi saat

tubuh kekurangan banyak cairan misalnya akibat dehidrasi. Maka untuk itu

diperlukan adanya asuhan keperawatan pada bayi usia infant yang mengalami

gangguan gastroenteritis dalam proses penyembuhannya.

Melihat hal diatas penulis tertarik untuk melaksankan asuhan

keperawatan terhadap klien dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada

By.A Usia Infant (9 Bulan) Dengan Gastroenteritis Di Ruang Nusa Indah

Atas Rumah Sakit Umum dr.Slamet Garut”.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah:5

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung

pada Bayi dengan Gastroenteritis yaitu meliputi bio, psiko, sosio

spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.


5

2. Tujuan khusus

Penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada By A meliputi 6

tahap yaitu :

a. Mampu melakukan pengakajian pada bayi A dengan gastroenteritis di

ruang Nusa Indah Atas RSUD dr.Slamet Garut.

b. Mampu merumuskan diagnosakeperawatan kepada By A dengan

Gastroenteritis di ruang Nusa Indah Atas RSUD dr.Slamet Garut. \

c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan yang akan diberikan

kepada Bayi A dengan Gastroenteritis di ruang Nusa Indah Atas RSUD

dr.Slamet Garut.

d. Mampu melakukan implementasi sesuai dengan rencana asuhan

keperawatan pada Bayi A dengan Gastroenteritis di ruang Nusa Indah

Atas RSUD dr.Slamet Garut.

e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada

bayi A di ruang Nusa Indah Atas RSUD dr.Slamet Garut.

f. Mampu mendokumentasikan proses keperawatan yang telah di berikan

pada Bayi A dengan Gastroenteritis di ruang Nusa Indah Atas RSUD

dr.Slamet Garut.

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode studi

kasus melalui pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam bentuk

narasi. Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam pengumpulan data


6

adalah :

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi lisan yang

meliputi anamnesa yaitu data yang didapat dari keluarga klien.

2. Observasi

Penulis secara langsung memperhatikan keluhan atau masalah

yang terjadi pada klien.

3. Pemeriksaan Fisik

Yaitu menggunakan pemeriksaan langsung dengan menggunakan

metode persistem dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi untuk

mendapatkan data objektif.

4. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melihat data-data yang ada pada status

klien dan catatan berhubungan dengan asuhan keperawatan

5. Studi Kepustakaan

Studi cara untuk mendapatkan teori-teori yang relevan terhadap

masalah yang dibahas.

D. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan

laporan Karya Tulis Ilmiah adalah :

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan secara sistematika penulisan.


7

BAB II Tinjauan teoritis berisi tentang konsep dasar yang terdiri

dari pengertian definisi, etiologi, patofisiologi, anatomi, fisiologi, dampak

terhadap sistem tubuh dan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

BAB III Menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang meliputi

pengakajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi dan catatan

perkembangan serta pembahasan yang menjelaskan tentang faktor

perbedaan dengan teori yang didapatkan dengan kenyataan di lapangan.

BAB IV kesimpulan dan rekomendasi berisi tentang kesimpulan

selama melakukan asuhan keperawatan dan saran serta kepada pihak yang

bersangkutan seperti RSUD dr.Slamet Garut dan institusi pendidikan

STIKes Karsa Husada Garut.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit Gastroenteritis

1. Definisi

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil usus

besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal

dengan manifestasi diare tanpa diserati muntah, serta ketidaknyamanan

abdomen. Sangat banyak definisi dari daire, tetapi pada situasi

gastroenteritis, diare merupakan suatu keadaan dengan peningkatan

frekuensi, konsistensi feses yang lebih cair, feses dengan kandungan air

lebih banyak, dan feses bisa disertai dengan arah atau lender (Muttaqin &

sari,2011). Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa

saluran pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah (Chow et

al,2010).

Gastroenteritis adalah sebagai keadaan peningkatan dan perubahan

tiba-tiba frekuensi defakasi y`ang sering disebabkan oleh agens infeksius

dalam trakus GI. Secara epidemiolik biasanya gastroenteritis didefinisikan

dengan keluarnya feses lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari.

(Depkes RI & DITJEN PPM, 2011).

Jadi dapat disimpulkan gastroenteritis adalah merupakan

peradangan atau inflamasi pada membran mukosa saluran pencernaan

pada lambung, usus kecil, usus besar dengan berbagai kondisi patologis

lainnya yang ditandai dengan diare atau kondisi dimana seseorang BAB
9

dengan konsistensi feses lebih cair, frekuensi lebih dari tiga kali

atau lebih dalam sehari disertai dengan darah atau lendir, muntah,

ketidaknyamanan abdomen, dan sebagainya.

2. Anatomi Fisiologi

Menurut Sodikin (2012), sistem pencernaan terdiri atas sebuah

saluran panjang yang dimulai dari mulut sampai anus (rectum).

a. Mulut

Mulut merupakan bagian pertama saluran cerna. Bagian atas

mulut dibatasi oleh palatum, sedangkan pada bagian bawah dibatasi

oleh mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian

lateral mulut dibatasi oleh pipi. Sementara itu, bagian depan mulut

dibatasi oleh bibir dan bagian belakang oleh lubang yang menuju

faring (Sodikin,2012).

Ronga mulut atau nama lainnya rongga bukal atau rongga oral

mempunyai beberapa fungsi yaitu menganalisis material makanan

sebelum menelan, proses mekanis dari gigi, lidah dan permukaan

palatum, lubrikasi oleh sekresi saliva, dan digesti pada beberapa

material karbohidrat dan lemak (Muttaqin & Kumala,2011).

b. Lidah

Lidah tersusun atas otot yang dilapisi, pada bagian atas dan

samping oleh membran mukosa. Lidah menempati rongga mulut dan

melekat secara langsung pada epiglotis dalam faring. Lidah diinervasi

oleh berbagai saraf. Bagian sensorik diinervasi oleh nervus lingualis,


10

yang merupakan cabang saraf kranial V (trigeminal). Nervus ini

mengineversi dua pertiga anterior lidah untuk pengecapan. Saraf

kranial VII (fasialis) meninervasi dua pertiga anterior untuk rasa

kecap. Saraf kranial IX (glosofaringeal) menginervasi seperti posterior

untuk raba dan rasa kecap. Sementara itu, inervasi motorik dilakukan

oleh saraf kranial XII (hipoglosus) (Sodikin,2012).

Fungsi utama lidah meliputi :

1) Proses mekanik dengan cara menekan, melunakan, dan membagi

material

2) Melakukan manipulasi material makanan di dalam rongga mulut

dan melakukan fungsi dalam proses menelan

3) Analisis sensori terhadap karakteristik material, suhu , dan

reseptor rasa.

4) Menyekresikan mukus dan enzim (Muttaqin & Kumala,2011).

c. Gigi

Pertumbuhan gigi merupakan proses fisiologis dan dapat

menyebabkan saliva yang berlebihan serta rasa tidak nyaman (nyeri).

Manusia mempunyai dua set gigi yang tumbuh sepanjang masa

kehidupan mereka. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu) yang

bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama serta

kedua kehidupan. Gigi susu berjumlah 5 buah pada setiap setengah

rahang (jumlah seluruhnya 20), muncul (erupsi) pada sekitar 6 bulan

sampai 2 tahun. Gigi susu berangsur tanggal pada usia 6 sampai 12-13
11

tahun, kemudian diganti secara bertahap oleh gigi tetap (gigi

permanen) pada orang dewasa. Set kedua atau set gigi permanen

berjumlah 8 buah pada setiap setengah rahang (jumlah seluruhnya 32)

dan mulai tumbuh pada usia sekitar 6 bulan. Pada usia 25 tahun

ditemukan semua gigi permanen, dengan kemungkinan pengecualian

dari gigi molar ketiga atau sulung (Sodikin,2012).

d. Esopagus

Esopagus adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 25 cm

dan diameter sekitar 2 cm yang berjalan menembus diafragma untuk

menyatu dengan lambung di taut gastroesofagus. Fungsi utama dari

esofagus adalah membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung

(Muttaqin & Kumala,2011).

Merupakan saluran otot yang membentang dari kartilago

krikod sampai kardia lambung. Esopagus dimulai di leher sebagai

sambungan faring, berjalan ke bawah leher dan toraks, kemudian

melalui crus sinistra diafragma memasuki lambung. Secara anatomis

bagian depan esophagus berbatasan dengan trachea dan kelenjar tiroid,

jantung, dan diafragma. Dibagian belakang esofagus berbatasan

dengan kolomne vertebra, sementara ditiap sisi berbatasan dengan

paru-paru dan pleura. Bagian tersempit esofagus bersatu dengan faring.

Area ini mudah mengalami cidera akibat instrument, seperti bougi,

yang dimasukan ke dalam esofagus (Sodikin,2012).


12

e. Lambung

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat

mekar paling banyak. Terletak terutama di daerah epigastrik, dan

sebagian di sebelah kiri daerah hipokondriak dan umbilikal. Lambung

terdiri dari bagian atas yaitu fundus, batang utama, dan bagian bawah

yang horizontal, yaitu antrum pilorik. Lambung berhubungan dengan

esofagus melalui orifisium atau kardia, dan dengan duodenum melalui

orisium pilorik. Lambung terletak dibawah diafragma, di depan

pankreas. Dan limpa menempal pada sebelah kiri fundus. Fungsi

utama lambung adalah makanan untuk pencernaan didalam lambung,

deudenum, dan saluran cerna dibawah, mencampur makanan dengan

sekresi lambung hingga membentuk campuran setengah cair (kimus)

dan meneruskan kimus ke deudenum (Sodikin,2012).

f. Usus Halus

Usus halus terbagi menjadi duodenum, jejenum, dan ileum.

Panjang usus halus saat lahir 300-350 cm. Jejenum terletak di antara

duodenum dan ileum. Panjang jejenum 2,4 m. Panjang ileum sekitar

3,6 m. Ileum masuk sisi pada lubang ileosekal, celah oval yang di

kontrol oleh sfinker otot (Sodikin,2012).

g. Usus Besar

Usus besar berfungsi mengeluarkan fraksi zat yang tidak di

serap, seperti zat besi, kalium, fosfat yang ditelan, serta mensekresi

mukus, yang mempermudah perjalanan feses. Usus besar berjalan dari


13

katup ileosekal ke anus. Panjang usus besar bervariasi,sekitar ± 180

cm. Usus besar di bagi menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon

transversum, kolon desensen, dan kolon sigmoid. Sekum adalah

kantong besar yang terletak pada fosa ilaika kanan. Sekum berlanjut ke

atas sebagai kolon asenden. Dibawah lubang ileosekal, apendiks

membawa ke dalam sekum (Sodikin,2012).

h. Hati

Hati merupakan kelenjar paling besar dalam tubuh dengan

berat ±1300-1550 g. Hati merah coklat, sangat vascular, dan lunak.

Hati terletak pada kuadran atas kanan abdomen dan dilindungi oleh

tulang rawan kosta. Bagian tepi bawah mencapai garis tulang rawan

kosta. Tepi hati yang sehat teraba. Hati dipertahankan posisinya oleh

tekanan organ lain di dalam abdomen dan ligamentum peritoneum

(Sodikin,2012).

i. Pankreas

Merupakan organ panjang pada bagian belakang abdomen atas,

memiliki struktur yang terdiri atas kaput (didalam lengkungan

duodenum), leher pankreas, dan kauda (yang mencapai limpa).

Pancreas merupakan organ ganda yang terdiri atas dua tipe

jaringan,yaitu jaringan sekresi interna dan eksterna (Sodikin,2012)

j. Peritoneum

Peritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di

dalam tubuh. Peritoneum terdiri atas dua bagian utama, yaitu


14

peritoneum parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal, dan

peritoneum viseral, yang meliputi semua organ yang berada di dalam

rongga itu (Persrce,2011).

Fisiologi saluran cerna terdiri atas rangkaian proses memakan

atau ingesti makanan dan skresi getah pencernaan ke dalam sistem

pencernaan. Getah pencernaan membantu pencernaan atau di gesti

makanan. Hasil pencernaan akan diabsorbsi kedalam tubuh,berupa zat

gizi.

k. Kolon dan Rektum

Kolon mempunyai panjang sekitar 90-150 cm, berjalan dari

Ileum ke rektum. Secara fisiologis kolon menyerap air, vitamin,

natrium, dan klorida, serta mengeluarkan kalium, bikarbonat, muskus,

dan menyimpan feses serta mengeluarkannya. Selain itu, kolon

merupakan tempat pencernaan karbohidrat dan protein tertentu, maka

dapat menghasilkan lingkungan yang baik bagi bakteri untuk

menghasilkan vitamin K (Muttaqin & Kumala, 2011).

3. Etiologi

Menurut Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari

gastroenteritis sangat beragam, antara lain sebagai berikut :

a. Faktor infeksi :

1) Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi

makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli,

shigella, V. Cholera, dan clostridium).


15

2) Infeksi berbagai macam virus : enterovirus, echoviruses,

adenovirus, dan rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak

adalah Rotavirus.

3) Jamur : kandida

4) Parasit (giardia clambia, amebiasis, crytosporidium dan

cyclospora)

b. Faktor non infeksi/bukan infeksi :

1) Alergi makanan, misal susu, protein

2) Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit

3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

4) Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan

Sorbital.

5) Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis

6) Emosional atau stress

7) Obstruksi usus

4. Patofisologi

Secara umum kondisi peradangan pada gastroentestinal disebabkan

oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi

enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini

menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan atau memproduksi absorpsi

cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi da elektrolit.

Mekanisme yan menyebabkan diare adalah gangguan ostomik, kondisi ini

berhubungan dengan asupan makanan atau zat yang sukar diserap oleh
16

mukosa intestinal dan akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga

usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang untuk

mengeluarkan sehingga timbul diare. Gangguan motalitas usus, terjadinya

hiperperistaltik akan menyebabkan bakteri timbul berlebihan yang

selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Usus halus menjadi bagian absorpsi utama dan usus besar

melakukan absorpsi yang akan membuat solid dari kimponen feses,

dengan adanya gangguan dari gastroenteritis dan menyebabkan absorpsi

nutrisi dan elektrolit oleh usus halus, serta absorpsi air menjadai

terganggu. Selain itu diare juga dapat terjadi akibat masuknya

miikroorganisme hidup keadaan usus berhasil melewati rintangan asam

lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang baik, kemudian

mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang

selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi

toksin Enterotoksin yang dapat diproduksi agen bakteri (seperti E.coli) dan

akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi

air ke dalam lumen gastroentestinal.

Pada manifestasi lanjut diare dan hilangnya cairan, elektrolit

memberikan manifestasi pada keseimbangan asam basa dan gangguan

sirkulasi yaitu terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (metabolik

asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan Na-mikorbonat bersama feses

(Muttaqin,2011).
17

5. Manisfestasi Klinis

Gambaran awal dimuali dengan bayi atau anak menjadi cengeng,

gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu maka berkurang atatu tidak

ada, kemudian timbul diare.

Pertumbuhan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi cepat,

tekanan darah turun, serta denyut jantung cepat. Pada kondisi lanjut akan

didapatkan tanda dan gejala dehidrasi, meliputi : Turgor kulit menurut <3

detik, pada anak-anak ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa

kering dan disertai penurunan berat badan akut, keluar keringat dingin

(Muttaqin,2011).

6. Jenis Diare

Diare terbagi atas 3 jenis menurut muttaqin (2011) yaitu :

a. Diare Akut, yaitu yan berlangsung kurang dari 7 hari. Akibat diare

akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab

utama kematian bagi penderita diare.

b. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri

adalah anoreksia, penurunan berat badan secara cepat kemungkinan

terjadi komplikasi pada mukosa.

c. Diare persisten yaitu diare lebih dari 14 hari secara terus menerus.

Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan

metabolisme.

7. Komplikasi Gastroenteritis

Menurut Ngastiah (2011), komplikasi kehilangan akibat diare :


18

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotnik, isotonik, atau hipertonik).

- Dehidrasi ringan/sedang : rewel, gelisah, mata cekung, haus, turgor

kulit kembali lambat.

- Dehidrasi berat : letargis/tidak sadar, mata cekung, tidak bisa

minum atau malas minum, turgor kulit kembali sangat lambat ( ≥ 2

detik).

b. Renjatan hipovolemik.

c. Hipokalemia ( dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan elektrokardiogram).

d. Hipoglikemia.

e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi

enzim laktase.

f. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.

g. Malnutrisi eergi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau

kronik).

8. Pencegahan Diare

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan penyakit gastroenteritis

dapat di lakukan melalui berbagai cara salah satunya adalah dengan

pemberian vaksin rotavirus, dimana rotavirus itu sendiri sangat sering

menyebabkan penyakit ini. Selain itu hal lain yang dapat kita lakukan ialah

dengan meningkatkan kebersihan diri dengan menggunakan air bersih

ataupun melaksanakan kebiasaan mencuci tangan dan juga memperhatikan


19

kebersihan makanan karena makanan merupakan salah satu sumber

penularan virus yang menyebabkan gastroenteritis (WHO,2012).

9. Penatalaksanaan Gastroenteritis

a. Medik

Dasar pengobatan gastroenteritis:

1) Pemberian cairan

pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat

dehidrasi dan keadaan umum.

a) Cairan peroral

b) Cairan parenteral

2) Obat-obatan

a) Obat anti sekresi

b) Obat spasmolitik

c) Antibiotik

b. Keperawatan

Masalah pasien gastroenteritis yang perlu diperhatikan ialah

resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko

terjadinya komplikasi gangguan rasa nyaman, kurang pengetahuan

orang tua mengenai penyakit.

10. Konsep Dasar Tumbuh Kembang pada Bayi Usia Infant (9 Bulan)

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun

individu. Sebagai contoh, anak bertambah besar bukan saja secara fisik,
20

melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Otak anak

semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk belajar lebih besar,

mengingat, dan mempergunakan akalnya semakin meningkat. Anak tumbuh

baik secara fisik maupun mental (Soetjiningsih dan ranuh, 2015).

Tinggi badan bayi usia 9 bulan untuk perempuan 8-10 cm sedangkan

untuk laki-laki 8,5-11 cm, dan berat badan bayi usia 9 bulan untuk

perempuan 70-75 kg, sedangkan untuk laki-laki 72-76 kg.

b. Perkembangan

Perkembangan bayi usia infant (9 bulan) :

1) Motorik Kasar

a) Duduk sendiri (dalam sikap bersila).

b) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.

c) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.

2) Motorik Halus

a) Benda dapat dipindah dari satu tangan ke tangan lainnya.

b) Memungut dua benda menggunakan kedua tangan bersamaan.

c) Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

3) Bahasa

a) Memanggil mama,papa

4) Sosial dan Kemandirian

a) Melambaikan tangan

b) Bertepuk tangan

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Diare

Adapun asuhan keperawatan pada klien dengan diare meliputi, sebagai

berikut :
21

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status klien.

a. Pengumpulan Data

1) Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, tanggal masuk rumah

sakit, no cm, diagnosa medis.

2) Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan

hubungan dengan klien.

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Mengutamakan masalah atau keluhan secara lengkap. Buang Air

Besar (BAB) lebih dari tiga kali sehari. BAB kurang dari empat

kali dengan konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi). BAB 4-10 kali

dengan konsistensi (diare ringan/sedang).

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pengembangan dan keluhan utama yang harus dikaji adalah

frekuensi BAB lebih dari 3x sehari

3) Riwayat Kesehatan dahulu


22

Mengenai penyakit yang dialami oleh klien dapat mempengaruhi

penyakit sekarang dan dapat memperberat/diperberat.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengenai keadaan anggota keluarga, apakah ada riwayat penyakit

keturunan atau tidak.

c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1) Riwayat Prenatal

Menanyakan apakah ibu selalu meemriksa kandungan ke petugas

kesehatan

2) Riwayat Intranatal

Menanyakan bagaimana proses kelahiran, melahirkan dimana

dengan panjang dan berat badan lahir berapa.

3) Riwayat Postnatal

Tanyakan setelah ibu klien nifas program KB apa yang

direncanakan

d. Imunisasi

Imunisasi yang sudah didapatkan pada usia infant adalah Hepatitis B,

BCG, dan DPT.

e. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

1) Riwayat Pertumbuhan

Dilakukan pemeriksaan lingkar kepala, lingkar dada, panjang

badan, berat, dan lingkar lengan atas.


23

2) Riwayat Perkembangan

Biasanya dilakukan pemeriksaan perkembangan menggunakan

KPSP link 9

f. Pemeriksan Fisik

Pemeriksaan Fisik yang dilakukan secara persitem, yaitu:

1) Status penampilan kesehatan

2) Tingkat kesadaran kesehatan : kesehatan compos mentis, letargi,

stupor, apatis, koma, tergantung penyebaran penyebab.

3) Tanda-tanda Vital

Pada klien dengan diare biasanya terdapat peningkat suhu tubuh,

denyut nadi serta peningkatan respirasi.

4) Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan akan mengalami perubahan apabila terjadi

perubahan akut terhadap kondisi elektrolit. Bila terjadi asidosis

metabolik, pasien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan

dalam (Kusmaul). Respirasi normal 30-60x/menit (Wahidiyat &

Sastroasmoro, 2014).

5) Sistem kardiovaskuler dan hematologi

Respons akut akibat kehilangan cairan tubuh akan mempengaruhi

volume darah. Akibat turunnya volume darah, maka curah jantung

pun menurun sehingga tekanan darah, denyut nadi cepat dan


24

lemah, serta pasien mempunyai risiko timbulnya tanda dan gejala

syok.

6) Sistem Neurologis

Pada pasien dengan dehidrasi berat akan menyebabkan penurunan

perfusi srebral dengan manifestasi sakit kepala, perasaan lesu ,

gangguan emntal seperti halusinasi dan delirium.

7) Sistem Genitourinarius

Pada kondisi dehidrasi berat akan didapatkan penurunan urine

output. Semakin berat kondisi dehidrasi, maka akan didapatkan

kondisi oliguria sampai anuria, dan pasien mempunyai risiko untuk

mengalami gagal ginjal akut.

g. Pola Manajemen Kesehatan

1) Riwayat Hospitalisasi

Pada anak usia lebih dari 8 bulan terjadi stranger axienty apabila

berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya dan cemas karena

perpisahan dan prilaku yang ditunjukan adalah menangis keras,

pergerakan tubuh yang banyak, dan wajah ekspresi tidak

menyenangkan (Kumayah,2011).

2) Riwayat Psikososial

Biasanya terjadi reaksi cemas akibat hospitalisasi karena bayi

menghadapi lingkungan baru.

3) Orang Tua
25

Biasanya orang tua mengalami kecemasan karena anaknya dirawat.

h. Pola Aktivitas

Dalam pemeriksaan pola eliminasi BAB pada klien biasanya lebih dari

4x dalam sehari. Terjadi gangguan pola istirahat tidur karena bayi

sering terbangun akibat diare.

i. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan tinja

2) Feses Kultur : Bakteri, virus, parasit candid.

3) Serum eletrolit : Hiponatremi, Hipertermi, Hipokalemi.

4) AGD ; Asidosis metabolik (ph menurun, pO2 meningkat, pc02

meningkat, HC03 menurut).

j. Terapi Obat

Prinsip dari terapi diare adalah penggantian cairan infusan adalah

bagian dari pengobatan diare.

2. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan nmengaitkan data dam

mengubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang

relevan untuk kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan

perawatan klien (Efendi,2013).

Tabel 2.1
Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Data : Invasi virus dan bakteri ke Diare
- Bising usus saluran gastroentestonal,
hiperaktif toksisitas makanan, keracunan
- Defekasi feses cair makanan dan minuman
>3 kali. menyebabkan invasi pada
- Nyeri abdomen mukosa, memproduksi
26

- Kram enterotoksin, dan atau


- Adanya dorongan memproduksi siototoksin
untuk defekasi sehingga terjadi gastroenteritis
setelah itu terjadi peningkatan
motalitas usus yang
menyebabkan gangguan
absorpsi nutrisi dan cairan
oleh mukosa intestinal
sehingga timbul diare
2 Data : Invasi virus dan bakteri ke Ketidakseimbangan
- Penurunan turgor saluran gastrointestinal, cairan dan elektrolit
kulit toksisitas makanan, keracunan
- Membran mukosa makanan dan invasi pada
kering mukosa, memproduksi
- Kulit kering enterotoksin, dan atau
- Peningkatan memproduksi sitotoksin
hematokrit sehingga terjadi gastroenteritis
- Penurunan berat lalu masuknya nutrisi namun
badan nutrisi tidak dapat di absorpsi
- Kelemahan sehingga peningkatan osmotik
lalu sekresi air ke lumen
intestinal menyebabkan diare
yang menimbulkan
peningkatan sekresi cairan dan
elektrolit sehingga terjadi
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
3. Data : Invasi virus dan bakteri ke Resiko Syok
- Tanda-tanda vital saluran gstroentestinal, (hipovolemik)
abnormal, turgor toksisitas makanan, keracunan
kulit kembali sangat makanan dan minuman
lambat > 2 detik menyebabkan invasi pada
- Penurunan mukosa, memproduksi
kesadaran enterotoksin, dan atau
- Hasil laboratorium : memproduksi sitotoksin
nilai eketrolit sehingga terjadi gastroenteritis
menurun lalu masuknya nutrisi namun
Nutrisi tidak dapat di absorpsi
sehingga peningkatan asam
organik dan peningkatan
osmotik lalu sekresi air ke
lumen intestinal menyebakan
diare yang menimbulkan
peningkatan sekresi cairan dan
elektrolit sehingga terjadi
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan
resiko Syok(hipovolemik)
27

4. Data : Invasi virus dan bakteri ke Keidakseimbangan


- Penurunan berat saluran gastroentestinal, nutrisi kurang dari
badan toksisitas makanan, keracunan kebutuhan
- Kram abdomen makanan dan minuman
- Berat badan 20% meyebabkan invasi pada
atau lebih di bawah mukosa, memproduksi
rentan berat badan sitotoksin sehingga terjadi
ideal gastroenteritis dan terjadi
- Diare gangguan gastroentestinal
- Bising usus ditandai dengan mual, muntah,
hiperaktif kembung, anoreksia sehingga
asupan nutrisi tidak adekuat
yang menyebabkan
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan

5. Data : Invasi virus dan bakteri ke Hipertermi


- Peningkatan suhu saluran gastroentestinal,
tubuh toksisitas makanan, keracunan
- Kulit kemerahan makanan dan minuman
- Gelisah menyebabkan invasi pada
- Kejang mukosa, memproduksi
- Kulit terasa hangat enteroktotosin, dan atau
memproduksi sitotoksin
sehingga terjadi
gastroentestinal yang
menimbulkan respon sistemik
sehingga terjadi peningkatan
suhu tubuh yang ditandai
dengan hipertemi
6. Data : Gastroenteritis menyebabkan Kerusakan integritas
- Kemerahan terjadinya peningkatan kulit
- Kerusakan lapisan motalitas usus yang
kulit dermis menyebankan gangguan
- Gangguan absorpsi nutrisi dan cairan
permukaan kulit oleh mukosa intestinal lalu
epidermis timbul diare sehingga pasase
feses yang cair yang
menimbulkann kerusakan
integritas kulit anus
7. Data : Gastroenteritis menimbulkan Kurang pengetahuan
- Pertanyaan tentang respons psikologis terhadap
penyakit misinterpetasi perawatan dan
- Meminta informasi pelaksaan pengobatan
tentang penyakit dan sehingga seseorang yang
perawatan kurang akan pemenuhan
- Pernyataan salah informasi dan ketidaktahuan
konsep karena kurangnya
pengetahuan dapat
menimbulkan respon yang
berlebih.
(Sumber : Muttaqin & Sari 2011, Doenges 2015 dan Nanda 2018)

3. Diagnosa Keperawatan
28

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia terhadap kesehatan proses/kehidupan atau kerentanan

terhadap respon tersebut dari seorang individu, keluarga, kelompok, dan

komunitas (Nanda,2018).

Diagnosa yang mungkin timbul adalah :

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan

c. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan cairan dan

elektrolit

d. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan eksresi/BAB sering

f. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi.

(Sumber : Nanda, 2018)

4. Perencanaan

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi diusus

1) Tujuan :

BAB normal

2) Kriteria hasil :

a) Feses berbentuk

b) Frekuensi BAB normal

c) Tidak mengalami diare


29

3) Rencana tindakan dan Rasional

Tabel 2.2
Intervensi dan Rasional

Intervensi Rasional

a. Observasi dan catat frekuensi a. Membantu membedakan penyakit


defekasi, karakteristik dan individu dan mengkaji beratnya
faktor pencetus episode.
b. Auskultasi abdomen untuk b. Bising usus berada tinggi, cepat,
mengetahui bising usus nyaring, atau bergerincing sekali
sering kali menyertai diare.
c. Observasi anak yang memiliki c. Anak membutuhkan terapi darurat
mata cekung, mukosa mulut atau segera untuk mengatasi
kering dan bibir pucat dehidrasi jika tanda tersebut muncul
dan anak tidak memperoleh asupan
cairan.
d. Pantau asupan yang masuk d. Memberikan estimasi cairan.
e. Beri obat instruksi e. Untuk mengatasi atau membatasi
diare sesuai indikasi yang
bergantung pada penyebab. Diare
mencakup penggunaan anti-diare,
anti-infeksi.
(Doenges,2015)

b. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif

1) Tujuan

Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi

2) Kriteria hasil

a) Tanda-tanda vital dibatas normal

b) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas kulit baik, membran

mukosa lembab

c) Rencana tindakan dan rasional

Tabel 2.3
30

Intervensi dan Rasional

Intervensi Rasional

a. observasi tanda-tanda dehidrasi a. Pengakajian tanda-tanda yang dapat


dikenali oleh klien/kerabat. pada
status hemoragi akut yang
mengancam jiwa, kulit yang dingin,
pucat, yang mengindikasi
mekanisme kompensasi tubuh
terhadap hipovolemia berat.
b. Anjurkan ibu untuk b. Untuk mencegah dehidrasi dan
memberikan ASI/PASI perpindahan elektrolit.
sesering mungkin
c. Monitor tanda-tanda vital c. Untuk menentukan tingkat defisit
intavaskular dan kebutuhan
penggantian cairan.
d. Beri obat sesuai intruksi d. Untuk menghentikan atau
membatasi kehilangan cairan.
(Doenges,2015)

c. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan cairan dan

elektrolit

1) Tujuan

Tidak terjadi syok hipovolemik

2) Kriteria hasil

a) Tidak ada tanda-tanda syok

b) Tanda-tanda vital batas normal

c) Kesadaran optimal

3) Rencana tindakan dan rasional

Tabel 2.4
Intervensi dan Rasional

Intervensi Rasional

a. Kaji riwayat atau adanya a. Kondisi ini menurunkan volume


kondisi yang menyebabkan ke darah yang bersirkulasi dan
syok hipovolemik seperti diare kemampuan mempertahankan
yang lama perfusi dari fungsi organ
b. Kaji tanda-tanda vital dan b. Untuk perubahan yang berkaitan
perfusi jaringan serta organ dengan kondisi syok
c. Beri cairan, elektrolit, koloid, c. Untuk menyimpan secara cepat dan
31

darah atau produksi darah, mempertahankan volume sirkulasi,


sesuai indikasi keseimbangan elektrolit da
mencegah kondisi syok yang
berhubungan dengan dehidrasi dan
hopovolemia
(Doenges,2015)

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan penurunan intake makanan

1) Tujuan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

2) Kriteria hasil

a) Klien mau minum ASI ibunya

b) BAB mengalami penurunan

c) Klien tidak lemah

3) Rencana tindakan dan rasional

Tabel 2.5
Intervensi dan Rasional

Intervensi Rasional

a. Timbang berat badan setiap a. Dengan menimbang berat badan


hari setiap hari maka akan diketahui
apakah ada kanaikan /penurunan BB
b. Anjurkan ibu untuk b. Dalam memberikan makanan dalam
memberikan makanan porsi kecil tapi sering diharapkan
nutrisi dapat terpenuhi
c. Anjurkan ibu untuk c. Dengan memberikan ASI
memberikan ASInya sesering diharapkan kebutuhan nutrisi dapat
mungkin terpenuhi
d. Kolaborasi untuk memberikan d. Untuk mengganti cairan yang
cairan parenteral nutrisi keluar, dan kebutuhan nutrisi tubuh
terpenuhi.
(Doenges,2015)

e. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

1) Tujuan

Penurunan suhu tubuh


32

2) Kriteria hasil

a) Suhu tubuh normal

b) tidak mengalami komplikasi, seperti kerusakan otak atau

kerusakan neurologis ireversibel dan gagal ginjal akut

c) tidak mengalami aktivitas kejang

3) Rencana tindakan dan rasional

Tabel 2.6
Intervensi dan Rasional

Intervensi Rasional

a. Observasi tanda-tanda vital, a. Untuk mengetahui keadaan tubuh


nadi, respirasi, dan suhu anak
b. Berikan kompres hangat b. Dengan memberikan kompres
hangat pori-pori akan membuka dan
mempercepat penguapan
c. Pantau intake dan output c. Mengetahui pemasukan dan
pengeluaran
d. Jelaskan menggunakan pakaian d. Pakaian yang longgar akan
yang longgar mempermudah penguapan dan
menyerap keringat
(Doenges,2015)

f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan eksresi/BAB sering

1) Tujuan

Kulit mengalami pemulihan

2) Kriteria hasil

a) Tidak ada tanda-tanada kemerahan

b) Tidak ada luka/lesi pada kulit

3) Rencana tindakan dan rasional

Tabel 2.7
Intervensi dan Rasional

Intervensi Rasional

a. Anjurkan bersihan kulit setelah a. Untuk mempertahankan pH


33

BAB kulit dan flora kulit normal serta


membatasi kemungkinan
infeksi.
b. Tangani klien dengan lembut b. Epidermis bayi dan anak yang
sangat muda tergolong tipis dan
kedalam subkutannya kurang
yang akan berkembang seiring
pertambahan usia.
c. Anjurkan menggunakan c. Untuk mencegah iritasi kulit
pakaian dari bahan yang tidak
mengiritasi
d. Beri perawatan kulit d. Untuk meminimalkan kontak
dengan iritan
(Doenges,2015)

g. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi

1) Tujuan

Keluarga mengetahui apa yang di informasikan

2) Kriteria hasil

Keluarga menyatakan pemahaman tentang kondisi atau proses

penyakit dan terapi, memulai gaya hidup yang diperlukan serta

berpartisipasi dalam program terapi

3) Rencana tindakan dan rasional

Tabel 2.8
Intervensi dan Rasional

Intervensi Rasional

a. Kaji pengetahuan orang tua a. Untuk menentukan rencana


selanjutnya
b. Beri pendidikan kesehatan b. Dapat menambah pengetahuan dan
tentang diare wawasan ibu tentang penyakit
khususnya diare
c. Tanyakan kembali tentang c. Untuk mengetahui apakah ibu sudah
penjelasan tentang diare paham dan mengerti tentang
penjelasan diare
(Doenges,2015)
34

5. Impelementasi

Pelaksaan adalah inisiatif dan rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor

masalah kesehatan klien (Nursalam,2013).

6. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa, rencana tindakan

berhasil dicapai (Nursalam,2013).


BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

a. Identitas

1) Identitas Pasien

Nama : By.A

Umur : 9 Bulan

Anak ke :1

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Cikajang

Diagnosa medis : Gastroenteritis

No RM : 01102500

Tanggal masuk : 22 September 2019

Tanggal pengkajian : 22 September 2019

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.N

Umur : 24 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

35
36

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Cikajang

Hubungan : Ibu Klien

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan anaknya BAB nya mencret

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 22 september 2019 jam 04.00 WIB bayi A dibawa ke

rumah sakit ibu klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit

anaknya diare lama 5 hari, BAB 4x/hari tiap 1-2 jam sekali pada

saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan anaknya masih

diare 5x/hari tiap 1-2 jam sekali dengan konsistensi cair setelah

dikasih obat klien BAB 3 jam sekali.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu klien mengatakan klien tidak pernah mengalami sakit seperti

ini dan penyakit menular lainnya.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita

penyakit menular atau penyakit kronis lainnya.

c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1) Prenatal

Ibu klien mengatakan selama hamil ibu rutin memeriksa

kehamilannya ke bidan atau ke dokter selama hamil dan mendapat


37

imunisai TT (Tetanus toksoid).

2) Intranatal

Ibu melahirkan pada saat usia kehamilan 9 bulan ditolong oleh

bidan dengan persalinan normal. Ibu tidak mengalami perdarahan

hebat dan bayi langsung menangis dengan spontan dan berat badan

2.900 gram dan panjang 46 cm.

3) Post natal

Bayi lahir menangis kuat dengan berat badan 2.900 gram dan

tinggi badan 46 cm dengan keadaan sehat.

d. Riwayat Imunisasi

Ibu klien mengatakan, klien sudah mendapat imunisasi hepatitis B,

BCG, polio, dan DPT.

e. Riwayat Tumbuh Kembang

1) Riwayat Pertumbuhan

Berat badan lahir : 8 kg

Tinggi badan lahir : 71 cm

Lingkar kepala : 45 cm

Lengan atas : 12 cm

Lingkar dada : 45 cm

b) Riwayat Perkembangan

Menurut Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) pada link

9 bulan.
38

Pertanyaan :

Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik

(1) perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi

mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di

sebelah kiri? Jawaban TIDAK bila kepala jatuh kembali seperti

sebelah kanan

Jawaban : Ya

(2) Pernahkan anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue

kering dari satu tangan ke tangan yang lain? benda-benda

panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut

dinilai.

Jawaban : Ya

(3) Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu

tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi

mencoba mencarinya ? misalnya mencari di bawah meja atau di

belakang kursi?

Jawaban : Tidak

(4) Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue

kering, dan masing-masing tangan memegang satu benda pada

saat yang sama ? Jawab Tidak bila bayi tidak pernah


39

melakukann perbuatan ini

Jawaban : Ya

(5) Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri,

dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua

kakinya ? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat

badan tertumpu pada kedua kakinya.

Jawaban : Ya

(6) Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil

seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan

gerakan miring atau menggerapai seperti gambar?

Jawaban : Ya

(7) Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi

duduk sendiri selama 60 detik?

Jawaban : Ya

(8) Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri?

Jawaban : Ya
40

(9) Pada waktu bayi bermain sendiri dan diam-diam datang berdiri

di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti

mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung.

Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara

yang perlahan atau bisikan.

Jawaban : Ya

(10) Letakan suatu mainan yang diinginkan di luar jangkauan bayi,

apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengeulurkan

lengan atau badannya?

Jawaban : Ya

Interpretasi :

Ya =9

Tidak =1

Kesimpulan : Tumbuh Kembang sesuai usia (normal) Sehingga

didapatkan :

(1) Motorik Kasar

Klien mampu menyangga sebagian berat badan dengan kedua

kakinya dan mampu duduk sendirselama 60 detik tanpa

disangga.

(2) Motorik Halus

Pasien mampu memindahkan mainan dari satu tangan ke

tangan lainnya dan mampu gerakan miring menggerapi benda

(3) Bahasa
41

Pasien sudah mampu berargumen ma-ma, pa-pa

f. Riwayat Nutrisi

Menurut penuturan ibu klien sejak lahir sampai sekarang diberi ASI

serta diberi makanan tambahan berupa bubur dan serelac.

g. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Kesadaran : compos mentis , GCS 15 (E4 V5 M6)

2) Tanda-tanda vital

Nadi : 121 x/menit

Respirasi : 30 x/menit

Suhu : 37,2o C

3) Pemeriksaan Fisik Persistem

a) Sistem Pernapasan

Bentuk hidung simestris, tidak ada pernafasan cuping

hidung, suara nafas vesikuler, pergerakan dada simetris,

pernafasan teratur, frekuensi nafas 30x/menit.

b) Sistem Kardiovaskuler

Bentuk dada simetris, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak

ada bunyi tambahan galov maupun murmur, nadi 121

x/menit, CRT kembali <2 detik.

c) Sistem Gastrointestinal

Warna bibir merah muda, mukosa bibir kering, tidak ada lesi,
42

jumlah gigi bawah dua, bentuk abdomen datar, bising usus

18x/menit, BAB 5x dengan konsistensi cair.

d) Sistem Genitourinaria

BAK normal, klien menggunakan popok diganti bila klien

BAB.

e) Sistem Integumen

Kulit tampak bersih, turgor perut kembali <2 detik pada saat

dicubit, tidak ditemukan cekung pada ubun-ubun. Pada saat

dipalpasi teraba hangat dengan suhu 37,2oC, distribusi

rambut merata dan keadaan bersih.

f) Sistem Neurologi

(1) Nervus Optikus : Fungsi penglihatan baik, terbukti dapat

melihat ketika ada rangsangan suara

(2) Nervus okulomorius, trochlrearis, abdusen : pasien dapat

menggerakan bola matanya kesamping kiri, kanan, atas dan

bawah. Reflek pupil terhaap cahaya baik.

(3) Nervus Trigeminus : Kelopak mata dapat berkedip saat

diberi rangsangan.

(4) Nervus Gloso Faringeus dan Vagus : reflek menelan baik

(5) Nervus Aksesoris : dapat menoleh ke kiri dan kanan

h. Aspek Hospitalisasi Sosial dan Spiritual

1) Aspek Hospitalisasi

Menurut ibu klien, klien tidak menangis jika ditinggal ibunya,


43

2) Orang Tua

Keluarga mengetahui ananknya diare, tetapi keluarga tidak

mengetahui penyebab dan pencegahan diare.

3) Aspek Sosial

Hubungan keluarga klien dengan perawat dan tenaga kesehatan

lainnya baik.

4) Aspek Spiritual

Keluarga klien beragama islam dan selalu berdo’a untuk

kesembuhan klien.

i. Pola Aktivitas Dan Kebiasaan Sehari-Hari

Tabel 3.1
Pola Aktivitas Sehari-hari

No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit


1. Pola Nutrisi
a. Makan 3x/har 3x/hari
Frekuensi i 1 ½ porsi
Porsi Jenis porsi Serelak
b. Minum Serelak, bubur,
Frekuensi biscuit 600 ml/24 jam
Jenis ASI, Air Putih
800 ml/24 jam
ASI, Air Putih
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 2x/hari 5x/hari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Sedikit cair
Bau Khas Khas feses
b. BAK feses
Frekuensi -
Warna 6-7x/hari -
Bau Kuning Khas urine
jernih Khas
urine
3. Pola Istirahat
a. Tidur Siang 2-3 jam 1 jam
b. Tidur malam 8-10 jam 3-5 jam
44

c. Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak


4. Personal Hygine
a. Mandi 2x/hari 1x/hari (Waslap)
b. Potong Kuku 1x/minggu -
c. Ganti Pakaian 2x/hari 1x/hari

j. Data Penunjang

Nama : By. A

Alamat : Cikajang

Tanggal : 22 September 2019

Tabel 3.2
Pemeriksaan Penunjang

No Nama test Hasil Nilai Normal


1 Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 9,6 /dL 11,5-13,5
Hematokrit 33 % 34-40
Lekosit 24,440 /mm³ 3,000-14,500
Trombosit 519,000 /mm³ 150,000-440,000
Eritrosit 4,67 juta/mm³ 3,87-5,38
Hitung Jenis Lekosit
Basofil 0% 0-1
Basinofil 1% 1-6
Batang 4% 3-5
Netrofit 51 % 30-70
Limposit 40 % 30-45
Monosit l 5% 5-10

Kimia Klinik
2 Glukosa darah sewaktu 120 Mg/dL <140
Elektrolyter
Kalsium 129 mEg/dL 8,8-10,4
Natrium 105 mEg/dL 135-145
Kalium 4,3 mEg/dL 3,6-5,2
Klorida 4,58 mEg/dL 4,7-5,2

k. Therap Medis

Tabel 3.3
Terapi Obat
No Nama Dosis Cara Waktu
Obat Pagi Siang Malam
45

1. Asering 30 tpm IV
2. Cefotaxime 30 x 200 mg IV 09.00 17.00 01.00
3. L- Bio 2 x 1 set/ 1mg Oral 09.00 - 21.00
4. Zinc 1x 1 Cth Oral 09.00 - -
l. Humpty Dumpty

Tabel 3.4
Humpty Dumpty
PARAMETER KRITERIA SKOR NILAI
UMUR Di bawah 3 tahun 4 4
3-7 tahun 3
7-13 2
Lebih 13 tahun 1

JENIS KELAMIN Laki-laki 2 1


Perempuan 1
DIAGNOSA Kelainan Neurologi Perubahan 4 1
dalam oksigen atau masalah

Dalam saluran nafas dehidrasi, 3


anemia, anoreksia, sakit kepala,
dan lain-lain

Kelainan psikis atau prilaku 2

Diagnosa lain 1
FAKTOR Riwayat jatuh dan tempat tidur 4
LINGKUNGAN saat bayi

Pasien menggunakan alat bantu 3

Pasien berada ditempat tidur 2

Di luar ruang rawat 1


RESPON TERHADAP Dalam 24 jam 3 1
OPERASI/OBAT Dalam 48 jam 2
PENENANG Kurang dari 4 jam 1
PENGGUNAAN Bermacam-macam obat sedativ
OBAT (kecuali pasien ICU yang 3
menggunakan sedasi dan 1
paranisis

Salah satu obat diatas 2

Pengobatan lain 1
Total 8
2. Analisis Data

Tabel 3.5
Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah

1. Ds: Ibu klien Inhalasi virus dan bakteri ke Diare


46

mengatakanan anaknya saluran gastrointestinal,


mencret 6x/hari. toksisitas makanan, keracunan
Do : makanan dan minuman
- Frekuensi BAB 5x/ hari gangguan absorpsi nutrisi dan
- Mukosa bibir kering cairan oleh mukosa intestinal
- Klien tampak lemas dan menyebabkan diare.
- Konsistensi BAB cair
- Lekosit 24,440/mm3
2. Ds: ibu klien mengatakan Frekuensi BAB meningkat Gangguan
tidur klien terganggu menyebabkan ketidaknyamanan Istirahat Tidur
sering bangun saat malam dan
Do: menyebabkan gangguan pola
tidur.
- Klien tampak lemas
- Tidur malam kurang
lebih 5 jam
- Klien sering bangun
malam
3. Ds: Ibu klien mengatakan Hospitalisasi serta kurangnya Kurang
tidak tahu tentang pengetahuan dan informasi Pengetahuan
penyebab dan pencegahan mengenai penyakit pasien,
diare mengakibatkan stres psikologis
keluarga maka keluarga
Do : menjadi cemas.

- Wajah keluarga terlihat


cemas
- Keluarga tampak
gelisah

3. Diagosa Keperawatan

a. Diare berhubungan denga proses infeksi, inflamasi diusus ditandai

dengan :

Ds: Ibu klien engatakan bahwa anaknya mencret 6x/hari

Do:

- Frekuensi BAB 5x/hari

- Konsistensi cair

- Mukosa bibir kering

- Klien tampak lemas

- Lekosit 24,440/mm3
47

b. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan diare yang ditandai

dengan :

Ds: - Ibu klien mengatakan tidur klien terganggu

Do:

- Klien tampak lemas

- Tidur malam klien kurang lebih 5 jam

- Klien sering bangun malam

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi di tandai dengan :

Ds : Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyebab dan

pencegahan diare

Do :

- Wajah keluarga terlihat cemas

- Keluarga tampak gelisah

- Ibu klien tidak mengetahui penyebab dan pencegahan diare.


48

4. Perencanaan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi


Tabel 3.6
Perencanaan Implementasi dan Evaluasi

Perencanaan
No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Hasil
1. Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan a. Observasi dan catat a. Untuk 22 September 2019 22- September 2019
pasien infeksi, inflamasi tindakan keperawatan warna, mengetahui 09:00 WIB Jam : 11:00
diusus ditandai dengan : 1x24 jam masalah jumlah,frekuensi dan perubahan diare a. Mengobservasi S : Ibu klien
Ds : Ibu klien mengatakan teratasi dengan konsistensi dari dan catat warna, mengatakan bahwa
bahwa anaknya BAB kriteria hasil : feses jumlah, frekuensi anaknya BAB
mencret 6x/hari. - Frekuensi BAB b. Auskultasi bising b. Untuk dan konsistensi mencret 6x hari
Do : normal usus mengetahui dari feses O:
- Frekuensi BAB 5x/hari - Mulut tampak bising usus Hasil: - klien tampak lemas
- Mukosa bibir kering lembab Frekuensi BAB - Mukosa bibir kering
- Klien tampak lemas - Tidak ada tanda- c. Kolaborasi c. Untuk 6x/hari - Bising usus
- Konsistensi BAB cair tanda dehidrasi pemberian obat anti mengurangi diare Konsistensi cair 18x/menit
- Bising usus 18x/menit diare yang berlebih 09:10 WIB A : Diare belum
- Lekosit 24,440 mm3 b. Mengauskultasi teratasi
bising usus P : lanjutkan intervensi
Hasil: - Observasi dan catat
-18x/menit warna,jumlah,frekue
09:20 WIB nsi dan konsistensi
c. Berkolaborasi dari feses
pemberian obat - Auskultasi bising
anti diare usus
Hasil : - Cefotaxim - Kolaborasi
200 mg pemberian obat anti
L – Bio 1 g diare

Neng Tari Neng Tari


49

2. Gangguan istirahat tidur Setelah dilakukan a. Kurangi kebisingan a. Memberikan 22 September 2019 Tanggal : 22-
berhubungan dengan diarem keperawatan selama situasi kondusif 09:50 WIB september-2019
ditandai dengan : 1x24 jam diharapkan b. Kaji pola tidur klien b. Untuk a. Menciptakan Jam : 11:47
Ds : ibu klien mengatakan masalah teratasi yang biasa dan mengevaluasi lingkungan yang S : ibu klien
tidur klien terganggu dengan kriteria hasil : bandingkan dengan tidur dan nyaman mengatakan tidur
Do : - Klien dapat gangguan tidur saat disfungsi 10:10 klien terganggu
- klien tampak lemas istirahat dan ini b. Mengkaji pola O:
- Klien sering bangun tidur tidur klien saat - Klien tampak
malam sakit dan sebelum lemas
- Tidur malam klien 5 sakit - Klien sering
jam Hasil : bangun malam
- Saat sakit - Tidur klien 5 jam
kurang lebih 5 A : Gangguan istirahat
jam tidur belum teratasi
- Sebelum sakit P : lanjutkan intervensi
11 jam - Memberikan
situasi kondusif
- Kaji pola tidur
klien

Neng Tari Neng Tari


3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan a. Kaji pengetahuan a. Untuk 22 September 2019 Jam : 11:12
berhubungan dengan kurang tindakan keperawatan ibu klien tentang menentukan 10:20 WIB S : Ibu klien
terpaparnya informasi selama 1x24 jam penyakit yang rencana a. Mengkaji seputar mengatakan tahu
ditandai dengan : diharapkan masalah dialami anaknya selanjutny penyakit yang mengenai penyakit
Do : Ibu klien mengatakan teratasi dengan b. Beri pendidikan b. Dapat menambah dialami anaknya anaknya
tidak tahu tentang penyebab kriteria hasil kesehatan tentang pengetahuan dan Hasil : O : Ibu mengertai
dan pencegahan diare - Ibu mengerti diare wawasan ibu ibu banyak tentang keadaan
Ds : tentang keadaan tentang penyakit menganggukan dan penyakit
- Wajah keluarga terlihat dan penyakit khususnya diare kepala saat ditanya anaknya
cemas anaknya c. Untuk 10:30 WIB A : Kurang
- Keluarga tampak mengetahui b. Memberi pengetahuan
gelisah apakah ibu sudah penjelasan tentang teratasi
- Ibu klien tidak paham dan diare dan meliputi P : Pertahankan
50

mengetahui penyebab c. Tanyakan mengerti tentang pengertian dan Intervennsi


dan pencegahan diare kembali tentang penjelasan yang pencegahan
penjelasan yang telah diberikan Hasil : Ibu
telah di berikan mengetahui
10:40 WIB
c. Menanyakan
kembali tentang
penjelasan yang
diberikan
Hasil : Ibu mampu
menjawab

Neng Tari Neng Tari


51

5.
52

6. Catatan Perkembangan

Tabel 3.7
Catatan Perkembangan

No Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf


1 Tanggal : 23 1 S : Ibu klien mengatakan anaknya masih Neng Tari
September 2019 mencret 4x/hari
Jam : 09:00 WIB O:
- Frekuensi BAB 4x/hari
- Konsistensi BAB cair
- Bising usus 17x/menit
- Lekosit 24.440/mm³
A : Diare berhubungan dengan proses
infeksi, inflamasi di usus
P : lanjutkan Intervensi
- Observasi dan catat warna,
jumlah,frekuensi dan konsistensi
dari feses
- Auskultasi bising usus
- Kolaborasi pemberian obat anti
diare
I:
- Mengobservasi dan catat warna
jumlah, frekuensi dan konsistensi
dari feses
Hasil : Frekuensi BAB 4x/hari
- Mengauskultasi bising usus
Hasil : 17x/menit
- Berkolaborasi pemberian obat
anti diare
Hasil : - Cefotaxim 200 mg
- L-Bio 1 g
E : Masalah teratasi sebagian

2 Tanggal : 23 2 S : Ibu klien mengatakan masih ada Neng Tari


September 2019 kemerahan dibagian anus
Jam : 09:30 WIB O : - Frekuensi BAB 4x/hari
- Konsistensi BAB cair
- Kemerahan dibagian anus
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
I : Memberi perawatan kulit

Hasil : Diberikan krim Zinc pada daerah


yang lecet dan kemerahan

E : Masalah teratasi sebagian


53

B. Pembahasan

Dalam melaksanakan proses keperawatan pada klien By M dengan

kasus gastroenteritis, penulis berusaha menerapkan langkah-langkah dari

mulai pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi sesuai dengan tujuan teoritis dan memperhatikan kebutuhan klien

pada bayi dimana hasil yang diperoleh :

1. Pengkajian

Tahap ini merupakan tahap awal dari proses keperawatan dimana

penulis melakukan suatu pendekatan terlebih dahulu kepada keluarga dan

menjelaskan maksud serta tujuan dilakukanya asuhan keperawatan klien

By M dengan gastroenteritis berumur 9 bulan, dimana secara

perkembangan komunikasi belum berkembang. Maka tahap pengumpulan

dan dilaksanakan melalui wawancara kepada klien klien untuk

memperoleh data subjektif dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan data

objektif.

Data yang ditemukan pada klien terdapat diagnosa medis

Gastroenteritis yang ditunjang dengan asalan masuk sebelum masuk

rumah sakit yaitu By M mengalami BAB 5x/ hari dengan konsistensi cair.

Pengakajian pada pasien Gastroenteritis menurut Sodikin (2011)

dapat ditemukan gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi

cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang

atau tidak, kemudian tiumbul diare tinja cair, mungkin disertai lendir atau

darah, cekung pada mata dan ubun-ubun, turgor kulit karena dehidrasi.
54

Tetapi pada hasil yang dilakukan pengkajian pada bayi By M hanya

muncul beberapa tanda dan gejala antara lain : BAB 5x/hari dengan

konsistensi cair, mukosa bibir kering dan tampak lemas.

Pada pemeriksaan reaksi hospitalisasi ditemukan tanda-tanda

kurang pengetahuan pada orang tua klien karena orang tua klien tidak tau

penyebab dan cara pencegahan diare.

Pemeriksaan pola aktivitas dilakukan untuk mengetahui adanya

data-data yang mendukung pengangkatan diagnosa. Pada saat dikaji

ditemukan data eliminasi ditemukan adanya perubahan frekuensi BAB

saat di rumah dan di rumah sakit.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan kesenjangan data

normal dan data tidak normal yaitu Lekosit yang seharusnya 3000-14.500

namun hasil pemeriksaan menunjukan 24.440/mm³. Selain itu, ditemukan

adanya hasil positif hematokrit 33% yang harusnya 34-40% dan trombosit

519,000/mm³ yang harunya 150,000-440,000/mm³

2. Diagnosa Keperawatan

Dalam mengatakan diagnosa keperawatan tidak semua

kemungkinan diagnosa yang terdapat pada teori yang ditegakkan pada

kasus ini karena ditunjang oleh keluhan-keluhan aktual dan klien pada saat

pengakajian. Adapun masalah yang mungkin muncul pada gastroenteritis

teori Nanda (2018), Doenges (2015) dan Muttaqin & Sari (2011) adalah

sebagai berikut :
55

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi diusus

b. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif

c. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan cairan dan

elektrolit

d. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekresi/BAB sering

f. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi

Sedangkan permasalahan yang muncul pada saat pengkajian pada By

M adalah yaitu :

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, informasi di usus.

Diagnosa diangkat jadi prioritas karena terdapat batasan karakteristik

didalam diagnosa Diare yaitu BAB mencret, konsistensi cair, frekuensi

5x/ hari. bising usus 18x/menit, lekosit 24,440/mm³.

b. Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan ekresi/frekuensi BAB

yang sering

Diagnosa diangkat karena ditemukan adanya tanda kemerahan pada

daerah anus saat pemeriksaan gastrointestinal klien.

c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi.
56

Diagnosa diangkat karena ditemukan adanya data ibu tentang

pengetahuan tentang penyakit anaknya, dan ibu menanyakan penyebab

dan pencegahan diare.

Adapun kesenjangan-kesenjangan yang muncul pada tahap ini

adalah tidak ditemukan diagnosa :

a. Ketidakeseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif.

Diagnosa tidak diangkat karena tidak cukup batasan karakteristik

untuk mengangkat diagnosa Ketidakseimbangan cairan.

b. Resiko syok (Hipovolemik) berhubungan dengan kekurangan cairan

dan elektrolit.

Diagnosa tidak diangkat karena tidak ditemukan tanda-tanda syok

hipovolemik seperti penurunan kesadaran, tanda-tanda vital anormal,

turgor kulit kembali snagat lambat lebih dari dua detik.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan penurunan intake makanan.

Diagnosa tidak diangkat karena data-data yang ditemukan tidak

mendukung seperti penurunan berat badan yang drastis, bayi rewel

tidak mau minum susu. Karena pada bayi M tidak mengalami berat

badan.

d. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

Diagnosa tidak diangkat karena tidak cukup batasan karakteristik

untuk mengangkat diagnosa hipertermi.


57

3. Perencanaan

Dalam tahap ini penulis menghasilkan berdasarkan pada teori dan

beberapa literatur yang memuat untuk tindakan perawatan yang muncul

pada By M dengan kasus gatroenteritis, yang pada pelaksaannya penulis

bekerja sama dengan rekan sejawat dan keluarga klien sehingga dapat

memperoleh proses penyusunan perencanaan keperawatan.

Adapun rencana tindakan yang dilakukan pada By M selama

menjalani proses keperawtan sesuai dengan kajian, yaitu :

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi

Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan adalah observasi

dan catat warna, jumlah,frekuensi dan konsistensi dari feses, auskultasi

abdomen untuk mengetahui bising usus, kolaborasi pemberian obat

anti diare untuk mengurangi diare yang berlebih.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekresi/frekuensi BAB

yang sering

Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan adalah anjurkan

ibu untuk membersihkan bagian anus setelah klien BAB untuk

mencegah terjadinya laserasi yang disebabkan diare dan menjaga agar

lesi perineal tetap kering, anjurkan menggunakan pakaian dari bahan

yang tidak mengiritasi untuk mencegah iritas kulit, beri perawatan

kulit untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mencegah

terjadinya iritasi

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi


58

Rencana yang akan dilakukan adalah kaji pengetahuan ibu klien

tentang penyakit yang dialami anaknya, beri pendidikan kesehatan

tentang diare.

4. Implementasi

Pada tahap ini penulis melaksanakan implementasi keperawatan,

pelaksanaan asuhan keperawatan berusaha melakukan sesuai dengan

rencana keperawatan, baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim

kesehatan lain. Sehingga ada beberapa rencana tindakan yang

penuliskerjakan terus menerus seperti memonitor TTV, dan memberikan

terapi. Adapun pemecahan yaitu kerja sama dengan keluarga klien

sehingga rencana yang telah disusun dapat dilaksanakan dan dievaluasi.

Kemudian didokumentasikan sehingga penulis mengetahui perkembangan

klien dari keluarga klien secara langsung.

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus.

Implementasi yang dilakukan adalah mengobservasi dan catat

warna, jumlah,frekuensi dan konsistensi dari feses dengan hasil yang

ditemukan frekuensi BAB 4x/ hari, konsistensi cair, mengauskultasi

bising usus dengan hasil 17x/menit, berkolaborasi pemberian obat anti

diare dengan hasil Cefotaxim 200 mg, L – Bio 1 g.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekresi/frekuensi BAB

yang sering.

Implementasi yang dilakukan adalah Menganjurkan ibu untuk

membersihkan area perineal setelah bayi sesudah BAB dengan hasil


59

Ibu selalu membersihkan anus klien. Menganjurkan menggunakan

pakaian dari ahan yang tidak mengiritasi dengan hasil klien memakai

popok dengan kain pernel. Memberi perawatan kulit pada area bagian

anus yang lecet dan kemerahan dengan hasil perawatan luka

menggunaka krim Zinc.

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar

informasi

Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji pengetahuan

penyakit yang dialami anaknya dengan hasil ibu banyak

menganggukan kepala saat ditanya. Memberi penjelasan tentang diare

dan meliputi pengertian dan pencegahan dengan hasil ibu paham dan

mengetahui mengenai diare dan pencegahannya. Menanyakan kembali

tentang penjelasan yang diberikan dengan hasil Ibu mampu menjawab.

5. Evaluasi

Setelah semua proses keperawatan dilaksanakan, pada tahap akhir

yaitu evaluasi atau penilaian hasil. Pada dasarnya penilaian hasil dapat

penulis laksanakan dengan mengacukan pada tujuan yamg telah

ditetapkan. Penulis menemukan 3 masalah keperawatan satu diagnosa

teratasi dan dua diganosa teratasi sebagian.

Pada tahap ini, penulis mengevaluasi masalah keperawatan pada

setiap tindakan yang telah dilakukan. Setelah melakukan asuhan

keperawatan selama 2 hari pada By M penulis secara langsung melakukan

observasi terhadap perkembangan klien. Masalah diare berhubungan


60

dengan proses infeksi, inflamasi di usus hanya teratasi sebagian. Hal ini

dikarenakan proses infamasi pada diare belum dapat teratasi mungkin bisa

jadi disebabkan karena belum maksimalnya fungsi antibiotik yang

diberikan dengan begitu tindakan selanjutnya adalah bisa dengan

menaikan dosis antibiotik yang sebelumnya atau mengganti antibiotik

dengan antibiotik yang lebih luas. Diagnosa yang kedua yaitu kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan ekresi/ frekuensi BAB yang sering

hanya teratasi sebagian. Hal ini proses penyembuhan jaringan luka

memerlukan waktu yang cukup lama. Diagnosa yang ketiga yaitu Kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurang pemenuhan informasi sudah

teratasi.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulisan melaksanakan asuhan keperawatan pada By. M usia

infant (9 bulan) dengan Gastroenteritis di Ruang Nusa Indah Atas RSUD dr.

Slamet Garut Tahun 2019 mulai tanggal 22 September 2019 sampai 23

September 2019, dengan proses keperawatan secara komprehensif. Maka

penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penulis

1. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada By M usia infant

(9 bulan) dengan gastroenteritis di Ruang Nusa Indah Atas RSUD dr.

Slamet Garut.

2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada By M usia infant

(9 bulan) di Ruang Nusa Indah Atas RSUD dr. Slamet Garut.

3. Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan

masalah yang muncul, dengan melibatkan orang tua klien.

4. Penulis dapat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan, metode yang digunakan yaitu : pemberian asuhan

keperawatan langsung kepada klien dengan diantu keluarga klien.

5. Penulis mampu mengevaluasi dengan cara melihat secara langsung kondisi

umum klien dengan pemeriksaan dan wawancara kepada orang tua klien

mengenai perkembangan klien.

1. Penulis dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan secara sistematis

61
62

2. dan teoritis dapat penulis lakukan dengan semaksimal mungkin

berdasarkan petunjuk teknis yang berlaku.

B. Saran

1. Pelayanan Kesehatan

a. Untuk memperlancar pelaksanaan tindakan oleh perawat maupun

dokter, diharapkan adanya pembatasan oleh penunggu klien sehingga

pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar.

b. Rumah sakit diharapkan membuat tempat perawatan anak yang dapat

membantu terhadap tumbuh kembang anak.

2. Perawat

Dalam melakukan proses keperawatan pada anak hendaknya dilakukan

dengan sabar menggunakan pendekatan yang khusus dan mempercepat

tahap tumbuh kembang anak.

3. Orang Tua klien

Diharapkan dapat mempertahankan perawatan pada anak serta

meningkatkan penegetahuan tentang penyakit diare.

62
63

DAFTAR PUSTAKA

Chow, C.M., Leung, A.K.C., dan Hon, K.L., 2010. Gastroenteritis akut: dari
pedoman ke kehidupan nyata. Gastroenterologi klinis dan
eksperimental, 3, 97.
DINKES (2018). document jabar, jawa barat.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas
Diare, Edisi 2011. Jakarta: Ditjen PPM
Doenges, Marilynn E. 2015. Manual Diagnosis Keperawatan : Rencana,
Intervensi, & Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Kumayah. (2011). Kecemasan Orang Tua tentang Hospitalisasi pada Anak. Jurnal
Keperawatan.
Laporan Periode Januari-Mei RM RSUD dr. Slamet Garut
Mutaqqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Nanda,2015. Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Jakarta
: EGC
Nanda.2018. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 2011. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Nursalam 2010. Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak. Edisi 2, Penerbit
Jakarta Salemba Medika.
Nursalam & Efendi, Ferri. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Perarce Evelyn C, 2011 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis Jakarta.
Sodikin. 2012. Gangguan pencernaan. Jakarta : EGC
Soetjiningsih, Gde Ranuh IGN. 2015. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wahidiyat I, Sastroasmoro S (2014). Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. Edisi
ke 3. Jakarta: CV Sagung Seto.
WHO,2015-2017 Angka Kejadian Kasus Diare Pada Anak

63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Neneng Tari Lestiyani


Tempat Tanggal Lahir : Garut, 27 Juni 1998
Alamat : Kp. Cimuncang Rt : 01 Rw : 10

Ds : Karangtengah Kec: Kadungora

Kabupaten : Garut
Motto Hidup : Waktu bagaikan pedang. Jika kamu

tidak memanfaatkannya dengan baik,

maka ia akan memanfaatkanmu. HR.

Muslim

B. Riwayat Pendidikan

SDN Karangtengah I : 2005-2011


SMPN 1 Kadungora : 2011-2014
SMAN 2 Garut : 2014-2017
STIKes Karsa Husada Garut : 2017-2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTROENTERITIS

Disusun oleh :
Neneng Tari Lestiyani
KHGA17060

Kelas : 3-B
D III Ilmu Keperawatan
STIKES Karsa Husada Garut
Jn.Nusa Indah No.24 tlp.0262-4704803 Garut-Jawa Barat
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tempat Praktik : Ruang Nusa Indah Atas RSUD dr. Slamet Garut

Tanggal : 29 September 2019

A. Pokok Bahasan : Pencegahan Diare

B. Sasaran : Pasien dan Keluarga

C. Tempat : Ruang Nusa Indah Atas RSUD dr.Slamet Garut

D. Tanggal Pelaksanaan : 29 September-2019

E. Waktu : 10.00 - Selesai

F. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mendapatkan HE tentang pencegahan diare pada pasien dan

keluarga dapat mengetahui cara pencegahan penyakit diare dan hidup

sehat.

G. Tujuan Instruksional khusus :

Setelah mendapatkan HE tentang pencegahan diare pada pasien dan

keluarga dapat:

1. Menjelaskan pengertian diare

2. Menjelaskan penyebab penyakit diare

3. Menyebutkan tanda dan gejala diare

4. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan diare

5. Menjelaskan bagaimana cara penanganan diare dirumah

H. Metode
1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

I. Media

Leaflet

J. Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience


5 menit 1. Memperkenalkan diri Mendengarkan

(Pembukaan) 2. Menjelaskan tujuan


5 menit 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan

(Pengembangan diare

) 2. Menjelaskan penyebab

penyakit diare

3. Menjelaskan tanda dan

gejala diare

4. Menjelaskan bagaimana

cara pencegahan diare

5. Menjelaskan bagaimana

cara penanganan diare

dirumah

6. Menjelaskan komplikasi

dari diare
13 menit Tanya Jawab peserta Bertanya dan

(Evaluasi) Melakukan post test menjawab pertanyaan


2 menit 1. Menyimpulkan hasil Mendengar dan

(Penutup) bersama Menjawab

2. Mengucapkan salam

K. Evaluasi

1. Menjelaskan pengertian diare

2. Menjelaskan penyebab penyakit diare

3. Menjelaskan tanda dan gejala diare

4. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan diare

5. Menjelaskan bagaimana cara penanganan diare dirumah

6. Menjelaskan komplikasi dari diare

DIARE
A. Pengertian

Gastroenteritis (Diare) adalah Gastroenteritis adalah peradangan

pada lambung, usus kecil usus besar dengan berbagai kondisi patologis

dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare tanpa diserati

muntah, serta ketidaknyamanan abdomen. Sangat banyak definisi dari

daire, tetapi pada situasi gastroenteritis, diare merupakan suatu keadaan

dengan peningkatan frekuensi, konsistensi feses yang lebih cair, feses

dengan kandungan air lebih banyak, dan feses bisa disertai dengan arah

atau lender.

B. Etiologi

Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor infeksi : Bakteri (salmonella typhi, escherichia coli, shigella,

streptococcus), Virus (adenovirus, coxsackie, astrovirus), Parasit

(ascaris, entamoeba, candida albicans).

2. Faktor malabsorbsi : Malabsorbsi karbohidrat, Malabsorbsi lemak dan

malabsorbsi protein.

3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

C. Tanda Dan Gejala

1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja air atau

encer, mungkin juga di sertai lendir atau darah. frekuensi BAB lebih

dari 3 kali

2. Mual dan muntah. Muntah dapat terjadi sebelum dan

sesudah diare dan dapat di sebabkan oleh lambung yang turut


meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basah dan

elektrolit.

3. Demam

4. Anoreksia (napsu makan berkurang)

5. Lemah dan pucat

6. BB menurun, gelisah, suhu tubuh meningkat

7. Nyeri perut atau kram perut

D. Penatalaksanaan Diare

1. Pemberian Larutan Gula Garam (LGG)

a. 1 Tahun 3 Jam Pertama ½ gelas, kemudian ½ setelah menceret

b. Antara 1 – 4 Tahun 3 Jam pertama, 3 gelas, kemudian ½ gelas

setelah menceret

c. Antara 5 – 12 tahun 3 Jam Pertama, 6 gelas, kemudian ½ gelas

setelah menceret

d. > 12 Tahun 3 Jam Pertama 12 gelas, kemudian ½ gelas setelah

menceret

2. Pemberian makanan : selama pemberian cairan, makanan cair seperti

bubur cair, bubur saring / makanan lunak dapat diberikan

3. Segera kontrol kembali kesarana kesehatan terdekat


E. Cara Pencegahan

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

2. Menutup makanan dan minuman

3. Mencuci makanan atau sayuran yang mau di makan atau dimasak

4. Selalu minum air yang sudah dimasak

5. Menjaga kebersihan tubuh

6. Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, saluran air, sampah

dibuang pada tempatnya

7. Makan makanan sehat dan bergizi

F. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi ( kekurangan cairan )

2. Malnutrisi

3. Hipoglikemi

4. Iritasi pada kulit sekitar anus

G. Daftar pustaka

1. Mutaqqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal :

Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

2. Ngastiyah. 2011. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC.

GASTROENTERIT
IS
banyak definisi dari A. Faktor infeksi
daire, tetapi pada : Bakteri
situasi gastroenteritis,
( salmonella
diare merupakan
suatu keadaan dengan typhi,
peningkatan escherichia
frekuensi, konsistensi
coli, shigella,
feses yang lebih cair,
feses dengan streptococcus),
kandungan air lebih Virus
banyak, dan feses bisa
(adenovirus,
disertai dengan arah
atau lender coxsackie,
astrovirus),
Penyebab Diare
Parasit
( ascaris,
NENENG TARI entamoeba,
LESTIYANI candida
3D D III albicans).
KEPERAWATAN B. Faktor
STIKES KARSA malabsorbsi
HUSADA GARUT : Malabsorbsi
karbohidrat,
Malabsorbsi
Gastroenteritis (Diare)
adalah Gastroenteritis lemak dan
adalah peradangan malabsorbsi
pada lambung, usus
protein.
kecil usus besar
dengan berbagai C. Faktor
kondisi patologis dari makanan
saluran Diare dapat
: Makanan
gastrointestinal disebabkan oleh
dengan manifestasi basi, beracun
beberapa faktor
diare tanpa diserati dan alergi
muntah, serta yaitu :
terhadap
ketidaknyamanan
abdomen. Sangat makanan.
keseimbangan 3) Mencuci
asam basah dan makanan atau
elektrolit. sayuran yang
Tanda Dan Gejala
c. Demam mau di makan
d. Anoreksia atau dimasak
(napsu makan 4) Selalu minum
berkurang) air yang sudah
e. Lemah dan pucat dimasak
f. BB menurun, 5) Menjaga
gelisah, suhu kebersihan
tubuh meningkat tubuh
a. Sering buang air g. Nyeri perut atau 6) Menjaga
besar dengan kram perut kebersihan
konsistensi tinja Cara lingkungan :
air atau encer, Pencegahan rumah, saluran
mungkin juga di air, sampah
sertai lendir atau dibuang pada
darah. frekuensi tempatnya
BAB lebih dari 3 7) Makan
kali makanan sehat
b. Mual dan dan bergizi
muntah. Muntah
dapat terjadi
H. KOMPLIKA
sebelum dan
1) Mencuci SI
sesudah diare
tangan 5. Dehidrasi
dan dapat di
sebelum dan ( kekuranga
sebabkan oleh
sesudah makan n cairan )
lambung yang
2) Menutup 6. Malnutrisi
turut meradang
makanan dan 7. Hipoglikem
atau akibat
minuman i
gangguan
8. Iritasi pada
kulit sekitar
anus

Anda mungkin juga menyukai