Anda di halaman 1dari 16

GEOMETRI ANALITIK BIDANG

RANGKUMAN ELIPS, PARABOLA DAN HIPERBOLA

Disusun Oleh:
1. Nurhasanah (E1R018063)
2. Ridho Yudha Pratama (E1R018070)
3. Rizka Humaida Juliantana (E1R018073)
4. Solatiah Ariani (E1R018076)

PROGRMA STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
RANGKUMAN
A. ELIPS
Ellips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik
tertentu selalu tetap.
Kedua titik tertentu itu dinamakan fokus.

Terdapat dua macam bentuk elips, yakni:


1. Ellips horizontal
2. Ellips vertical.

Secara lebih rinci akan dijelaskan menjadi empat bagian. (Rangkuman rumus berada
paling bawah sendiri)

1. Ellips Horizontal dengan Pusat O(0 , 0)

x2 y 2
Bentuk Umum: + =1 dimana a > b.
a2 b 2

Unsur-unsurnya :

 Koordinat titik puncaknya di A1(a, 0), A2(–a, 0), B1(0, b), dan B2(0, –b)
 Panjang sumbu mayor = 2a dan Panjang sumbu minor = 2b
 Titik fokus di F1(c, 0) dan F2(–c, 0) dimana c2 = a2 – b2
c
 Nilai eksentrisitasnya e=
a
a2 −a 2
 Persamaan garis direktris dirumuskan : x= dan x=
c c
2 b2
 Panjang Latus rectum: LR=
a

2. Ellips Vertikal dengan Pusat O(0 , 0)

x2 y 2
Bentuk Umum: + =1 dimana a < b
a2 b 2

Unsur-unsurnya:

 Koordinat titik puncaknya di A1(a, 0), A2(–a, 0), B1(0, b), dan B2(0, –b)
 Panjang sumbu mayor = 2b dan Panjang sumbu minor = 2a
 Titik fokus di F1(0, c) dan F2(0, –c) dimana c2 =  b2 – a2
c
 Nilai eksentrisitasnya e=
b
b2 −b2
 Persamaan garis direktriks dirumuskan: y= dan y=
c c
2 a2
 Panjang Latus rectum: LR=
b
3. Ellips Horizontal dengan Pusat M ( p , q)

(x− p)2 ( y −q)2


Bentuk Umum: + =1 dimana a > b.
a2 b2

Unsur-unsurnya :
 Koordinat titik puncaknya di A1(a + p, q), A2(–a + p, q), B1(p, b + q), dan
B2(p, –b + q)
 Panjang sumbu mayor = 2a dan Panjang sumbu minor = 2b
 Titik fokus di F1(c + p, q) dan F2(–c + p, q) dimana c2 =  a2 – b2
c
 Nilai eksentrisitasnya e=
a
a2 −a 2
 Persamaan garis direktriks dirumuskan: x= + p dan x= +p
c c
2 b2
 Panjang Latus rectum: LR=
a

4. Ellips Vertikal dengan Pusat M ( p , q)


(x− p)2 ( y −q)2
Bentuk Umum: + =1 dimana a < b
a2 b2

Unsur-unsurnya:

 Koordinat titik puncaknya di A1(a + p, q), A2(–a + p, q), B1(p, b + q), dan
B2(p, –b + q)
 Panjang sumbu mayor = 2b dan Panjang sumbu minor = 2a
 Titik fokus di F1(p, c + q) dan F2(p, –c + q) dimana c2 =  b2 – a2
c
 Nilai eksentrisitasnya e=
b
b2 −b2
 Persamaan garis direktriks dirumuskan: y= +q dan y = +q
c c
2 a2
 Panjang Latus Rectum: LR=
b

B. PARABOLA
Parabola adalah tempat kedudukan titik – titik yang berjarak sama terhadap
suatu titik dan sebuah garis yang tertentu. Titik itu disebut focus, dan garis itu
dinamakan garis diertriks.
Parabola dengan bentuk umum f ( x )=a x 2 +bx +c , a ≠ 0 , a , b , c bilanga rill dan
D=b2−4 ac merupakan persamaan parabola vertikal. Dilhat dari grafiknya, ciri – ciri
parabola terlihat pada gambar berikut ini :
Untuk parabola yang grafiknya terbuka kekanan atau kekiri bentuk umum
persamaannya adalah f ( y ) =a y 2+ by +c .

1. Persamaan parabola yag puncaknya (0,0)

Dari keteragan diatas, dapat diturunkan persamaan parabola sbb:


FP
Karena FS=2 p, maka eksentritas parabola e= =1
PQ
F ( p , 0 )dan P ( x , y ) ∈ pada parabola x=g=− p, drektrik |PF
´ |=|QP
´ |

´ |=√( x− p)2 + y 2
Karena |PF
´ |= √ ( x+ p)2 +¿ ¿
|QP
¿ √(x + p)2
Maka titik akan terletak diparabola, jka dan hanya jika :
´ |=|QP
|PF ´ |

⇔ √ (x− p)2 + y 2= √( x+ p)2


⇔ (x− p)2+ y 2=( x + p)2
⇔ x 2 + y 2−2 px+ p2 =x2 +2 px+ p2
⇔ y 2 =4 px
Catatan :
a. Untuk persamaan parabola y 2=4 px
- Jika p>0, parabola terbuka ke kanan
- Jika p<0, parabola terbuka ke kiri
b. Untuk parabola yang mempunyai F ( 0 , p )dan drektrik y=−p, maka persamaan
parabola x 2=4 py
- Jika p>0, parabola terbuka ke atas
- Jika p<0, parabola terbuka ke bawah

2. Persamaan Parabola yang Berpusat pada P(a, b)


Dari defnisi parabola dipeoleh persamaan umum parabola dengan pusat P(a, b) yang
terbuka kekanan adalah ( y−b)2=4 p ( x−a)

Untuk persamaan umum parabola dengan pusat P(a, b) bisa dilihat pada table
tersebut :

Fokus Direktriks Sb. Simetri Persamaaan Keterangan


(a+ p , b) x=a− p Y =b 2
( y−b) =4 p ( x−a)Kurva terbuka kekanan
(a− p , b) x= p+a Y =b ( y−b)2=−4 p (x−a)Kurva terbuka keiri
(a , b+ p) x=− p+b X =b ( x−a)2=4 p( y −b)Kurva terbuka keatas
(a , b− p) x= p+b X =b ( x−a)2=−4 p( y−b)Kurva terbuka kebawah

3. Persamaan Garis Snggung Parabola


a. Persamaan garis singgung dengan gradien m untuk kasus parabola terbuka
kekiri atau kekanan
Mencari persamaan garis singgung parabola y 2=4 px dan persamaan garis yang
bergradien m adalah l ≡ y=mx+n, n parameter.

Kondisi diatas diberikan oleh persamaan : (2 mn−4 p)2−4 m2 n2=0


Persamaan diatas akan memberikan penyelesaian untuk :
p
n= , m≠ 0
m

Jadi, persamaan garis singgung pada parabola y 2=4 px dengan gradien m


adalah

p
y=mx+
m

Persamaan garis singgung bergradien m dari parabola ( y−b)2=4 p ( x−a)

p
diperoleh dengan cara mentranlasikan persamaan garis y=mx+ dengan
m

aturan translasi T [ ab].


Sehingga memberikan translasi berupa persamaan garis lurus :

p
y−b=m ( x−a )+
m

b. Untk kasus parabola yang terbuka ke atas atau ke bawah


Persamaa baku parabola yang berpuncak dititik asal dan sumbu simetrinya
berimpit dengan sumbu-y adalah x 2=4 py .
Jadi, persamaan garis singgung parabola x 2=4 py yang bergradien m adalah
y=mx− p m2
Untuk memperoleh persamaan garis singgung parabola yang lebih umum yaitu
parabola yang berpuncak P(a,b) dan sumbu parabola yang sejajar dega sumbu Y
yakni
a
( x−a)2=4 p( y −b) diperoleh dengan translasi T
b []
persamaan y=mx− p m2

adalah :
y−b=m( x−a)− p m2
c. Persamaan Garis Singgung Parabola di Titik Singgung T ( x1 , y 1)
Misalkan persamaan garis y=mx+n dan persamaan parabola y 2=4 px. Jadi
absis dari titik singgungnya diperoleh dari :

(mx+ n)2=4 px
Karena hanya ada satu titik singgung, maka absisnya adalah
−2(mn−2 p) 2 p−mn
x 1= =
2 m2 m2

Dan untuk ordinatnya adalah :


2p
y 1=
m

Jadi, gradien garis singgungnya adalah


2p
m=
y1

Selanjutnya untuk mencari nilai n diperoleh dengna cara mensubsitusikan nilai


absis, ordinat, dan gradien kepersamaan parabola, sehingga diperoleh :
y1
n=
2
2 p−mn
Selanjutnya disubsitusikan ke x 1= , sehingga dperoleh :
m2

y 12=4 p x 1

Jadi, persamaan garis singgung parabola y 2=4 px pada titik T( x ¿ ¿ 1 , y 1 )¿


adalah :

yy 1=4 p ( 12 ( x+ x ))
1

d. Persamaan garis singgung jika melewati titik dluar parabola


Misalkan dimiliki parabola dengan persamaan y 2=4 px , selanjutnya akan dicari
persamaan garis kutub titik P( x ¿ ¿ 1 , y 1 )¿di luar parabola.
Misalkan garis singgung AP disebut dengan GSA . GSA melali titik A, sehingga
persamaan GSA adalah y A y=2 p( x + x A ). Karena GSA melalui titik P sehingga
berlaku:
y A y=2 p(x + x A )…………………………(1)

Selanjutnya Garis Singgung BP kita sebut dengan GSB , sehingga persamaan


dari GSB yang melalu titik P adalah
y B y =2 p( x + x B )…………………………(2)

Dengan mengeliminasi persamaan (1) dan (2) sehngga diperoleh gradien garis
AB adalah
2p
m=
y1

Persamaan garis AB adalah melalui titik A, diperoleh :


( y − y A ) =m ( x−x A ) ⇔ yy 1=2 p (x+ x1 )
 Jadi, persamaan garis polar parabola y 2=4 px dari titik P( x ¿ ¿ 1 , y 1 )¿ diluar
parabola adalah
yy 1=2 p(x + x 1)
 Dengan cara yang sama, persamaan garis polar parabola x 2=4 py dari titik
( x ¿ ¿ 1 , y 1 )¿ diluar parabola adalah
xx 1=2 p ( y + y 1)
 Persamaan garis polar parabola ( y−b)2=4 p ( x−a) dari titik ( x ¿ ¿ 1 , y 1 )¿
diluar parabola adalah
( y−b ) ( y 1−b ) =2 p ( ( x −a ) +( x 1−a) )

 Persamaan garis polar parabola ( x−a)2=4 p( y −b) dari titik ( x ¿ ¿ 1 , y 1 )¿

diluar parabola adalah ( x−a ) ( x 1−a )=2 p ( ( y−b ) +( y 1−b) )


C. HIPERBOLA
Hiperbola adalah himpunan semua titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu
sama. Kedua titik tertentu itu disebut fokus (titik api) hiperbola.  Selisih jarak yang
sama ¿ 2 a(a >0) dan jarak kedua fokus ¿ 2 c dengan 2 c >2 a. Suatu persamaan
Hiperbola memiliki unsur-unsur di dalamnya yaitu titik pusat, titik Fokus, titik
puncak, sumbu simetri, sumbu nyata, sumbu imajiner, persamaan direktriks,
eksentrisitas, dan panjang latus rectum. Suatu Hiperbola memiliki nilai persamaan
umum: 

A x 2+ B y 2 +Cx+ Dy=0,

Penjelasan:

 Titik fokus adalah dua titik tertentu yang bukan merupakan himpunan dari
Hiperbola. 
 Sumbu imajiner adalah sumbu vertikal pada hiperbola sedangkan sumbu
nyata adalah sumbu horizontal pada hiperbola. 
 Persamaan direktriks adalah sebuah garis yang tegak lurus dengan sumbu nyata. 
 Eksentriksitas adalah ukuran sebuah irisan kerucut menjauhi lingkaran. (Secara
matematis, Eksentrisitas didefinisikan perbandingan jarak 2 titik fokus dan
panjang sumbu nyatanya). 
 Panjang latus rectum adalah garis yang melalui titik fokus F1 dan F2 yang tegak
lurus dengan sumbu nyata. 
 Titik puncak hiperbola adalah titik A (-a, 0) dan B (a, 0) adalah titik potong
hiperbola dengan sumbu nyata. 
Perhatikan Gambar:

 Fokus (titik api), yaitu F 1(−c , 0) dan F 2(c ,0)


 Pusat, yaitu O(0 , 0)
 Sumbu Simetri: Sumbu utama, yaitu sumbu X, Sumbu sekawan yaitu sumbu Y
 Sumbu nyata, yaitu AB=2 a
 Sumbu imajiner, yaitu CD=2 c
 Titik A dan B disebut titik puncak hiperbola yang merupakan titik potong
hiperbola dengan sumbu nyata
 Latus rectum adalah garis tegakyang melewati salah satu focus, tegak lurus sumbu

2b 2
nyata, dan memotong hiperbola di dua titik. Panjangnya adalah .
a
Suatu persamaan Hiperbola memiliki titik pusat yang berbeda yaitu di O(0 , 0) dan di
titik sembarang P(a , b) . Nilai persamaan Hiperbola dan unsur-unsurnya juga berbeda
yaitu sebagai berikut:

1. Persamaan hiperbola berpusat di O(0,0).

Hiperbola ang berpusat di titik O(0,0) memiliki persamaaan umum:


x2 y 2
+ =1 atau b 2 x 2+ a2 y 2=a2 b2
a2 b 2

Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut: 

 Pusat O(0,0)
 Fokus F 1(−c , 0) dan F 2(c ,0)
 Puncak A(−a , 0)dan B(a , 0)
 Sumbu Simetri: Sumbu utama adalah sumbu X, Sumbu sekawan adalah
sumbu Y
 Sumbu nyata AB=2 a
 Sumbu imajiner CD=2 b
−a 2 a2
 Persamaan direktriks  g 1: x= , g 2 : x=
c c
c
 Eksentrisitas e= , dengan e>0
a
 Panjang latus rectum b 2=a2 +c 2
b −a
 Asimtot y= x dan y= x
a b

2. Persamaan hiperbola berpusat di O(0,0).

Hiperbola ang berpusat di titik O(0,0) memiliki persamaaan umum:


(x− p)2
2
+¿ ¿ atau b 2( x −p)2 +a 2( y−q)2=a2 b 2
a

Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut: 

 Pusat ( p , q)
 Fokus F 1( p−c ,q) dan F 2( p+ c , q)
 Puncak A( p−a , q)dan B ( p+ a , q)
 Sumbu Simetri: Sumbu utama y=q (sumbu X), Sumbu sekawan x= p
(sumbu Y)
 Sumbu nyata AB=2 a
 Sumbu imajiner CD=2 b
−a 2 a2
 Persamaan direktriks  g 1: x= , g 2 : x=
c c
c
 Eksentrisitas e= , dengan e>0
a
 Panjang latus rectum b 2=a2 +c 2
b −a
 Asimtot y= ( x + p)dan y = (x + p)
a b

3. Garis singgung Hiperbola


Garis singgung hiperbola merupakan kondisi dimana sebuah garis lurus
memotong hiperbola pada satu titik. Ada beberapa kondisi yang sering dibahas
dalam pembahasan garis singgung hiperbola. Kondisi pertama adalah mencari garis
singgung hiperbola jika diketahui nilai gradien m. Kondisi yang kedua adalah
menentukan garis singgung hiperbola jika diketahui satu titik yang terdapat pada
hiperbola. Ketiga, menentukan garis singgung hiperbola jika diketahui satu titik di
luar hiperbola.

a. Garis singgung hiperbola dengangradien m.


Kemiringan dari sebuah garis lurus dinyatakan dalam sebuah nilai
yang disebut gradien. Cara menentukan garis singgung hiperbola dengan
gradien m tergantung pada bentuk hiperbola. Apakah hiperbola tersebut
merupakan hiperbola vertikal atau horizontal. Selain itu, garis singgung pada
hiperbola juga dipengaruhi letak pusat dan puncak hiperbola.
b. Garis singgung hiperbola yang melalui suatu titik.
Secara umum, persamaan garis singgung hiperbola yang melalui satu
titik baik yang diluar atapun pada hiperbola sama.

Anda mungkin juga menyukai