0806329584
1. Dari pondasi bujur sangkar (1.2x1.2 m2) dengan kedalaman 1.5 m memiliki properties tanah γ =
19.2 kN/m3, c=5 kPa, dan ø=300
Tentukan dengan menggunakan formula Terzaghi, Meyerhof, Hansen dan Vesic besarnya
allowable bearing capacity untuk SF=2.5 dan besarnya beban yang dapat dipikul oleh pondasi
tersebut jika:
jawab:
TERZAGHI
P= qaB2= 580.9191 KN
MEYERHOF
Sehingga:
Sc = 1+0.2[tan2(45+30/2)](1.2/1.2)= 1.6
ic=iq=iγ= 1
a. qu = cNcscdc+qNqsqdq+ 0.5γBNγsγdγ [q=γD]
qu = cNcscdc+γDNqsqdq+ 0.5γBNγsγdγ
P= qaB2 = 833.1212 KN
qu = cNcscdc+[γ(Df-D)+(γsat-γw)D]Nqsqdq+ 0.5γBNγsγdγ
P= qaB2 = 791.723 KN
HANSEN
sγ = 1-0.4(1.2/1.2) = 0.6
dγ = 1
P= qaB2 = 849.6986 KN
qu = cNcscdc+[γ(Df-D)+(γsat-γw)D]Nqsqdq+ 0.5γBNγsγdγ
qu=(5)(30.13)(1.6)(1.4)+ [19.2(1)+(24-9.8)(0.5)](18.4)(1.5)(1.3)+0.5(19.2)(1.2)(15.1)(0.6)(1)=
1385.471 KN/m2
P= qaB2 = 798.0314 KN
VESIC
sc =1+(18.4/30.13)(1.2/1.2)= 1.610687
sγ = 1-0.4(1.2/1.2) = 0.6
dγ = 1
P= qaB2 = 878.7622 KN
qu = cNcscdc+[γ(Df-D)+(γsat-γw)D]Nqsqdq+ 0.5γBNγsγdγ
qu=(5)(30.13)(1.6)(1.4)+ [19.2(1)+(24-9.8)(0.5)](18.4)(1.5)(1.3)+0.5(19.2)(1.2)(22.4)(0.6)(1)=
1435.929 KN/m2
P= qaB2 = 827.095 KN
KESIMPULAN
P Terzaghi Meyerhof Hansen Vesic
a 613.2615 KN 833.1212 KN 849.6986 KN 878.7622 KN
b 580.9191 KN 791.723 KN 798.0314 KN 827.095 KN
Analisa:
Teori Terzaghi cocok digunakan untuk jenis tanah yang sangat kohesif dengan nili D/B≤1, namun dalam
kasus yang diberikan kali ini nilai D/B sebesar 1.25. sehingga ‘tidak dianjurkan’ menggunakan nilai
beban maksimum yang ditunjukkan oleh teori Terzaghi. Bila diperhatikan, nilai teori Terzaghi paling
kecil, hal tersebut dimungkinkan terjadi akibat tidak digunakan faktor-faktor kedalaman, kemiringan
ataupun factor bentuk.
Teori Hansen dan Vesic baik digunakan untuk perencanaan pondasi setempat dengan D/B>1 seperti yang
terdapat pada kasus ini.Secara teori, nilai N C dan Nq pada Teori Meyerhof, Hansen dan Vesic adalah sama.
Yang menjadi perbedaan adalah definisi nilai N γ dan faktor –faktor lain (bentuk, kedalaman atau
kemiringan) pada masing-masing teori.
Secara analisa, pada dua kondisi a dan b yang diberikan nilai a dimana kondisi muka air tanah jauh
dibawah pondasi memiliki nilai P yang lebih besar. Hal ini disebabkan pada kondisi ini muka air tanah
tidak mempengaruhi kekuatan pondasi. Sedangkan pada kondisi b, kekuatan maksimum beban yang
mampu ditahan oleh pondasi lebih kecil akibat berkurangnya kekuatan tanah akibat pengaruh muka air
tanah.
Untuk perencanaan pondasi, saya menganjurkan untuk menggunakan nilai yang diperoeh dari Teori
Hansen. Bila kita menggunakan nilai yang diberikan oleh Meyerhof, berhubung nilai ini paling kecil
diantara Teori Meyerhof, Hansen dan Vesic maka hasil yang diperoleh tidak efisien dalam hal biaya.
Sedangkan bila digunakan nilai Teori Vesic, keamanan dari pondasi akan berkurang karena dengan gaya
dan spesifikasi pondasi yang sama, nilai Vesic mampu menahan beban paling besar dari teori lain.
Dikhawatirkan karena tidak ada teori yang benar-benar tepat, dan kita hanya bisa memperkirakan beban
maksimum yang dapat ditahan pondasi teori Vesic kurang aman. Teori Hansen memiiki nilai tengah dari
2 teori lain sehingga cukup aman dan efisien untuk digunakan sebagai patokan niai beban maksimum.
2. Saudara diminta untuk mendesain pondasi bujur sangkar yang menahan beban vertical 750 kN
yang bekerja 0,6 m dari center pondasi. Kedalaman pondasi 1,5m dari permukaan tanah.
Tentukan ukuran pondasi tersebut jika properties tanah γ = 18 kN/m3, c=10 kPa, dan = 25
jika :
a. Permukaan air tanah jauh dibawah permukaan pondasi dan
b. Jika muka air tanah 1.0 m diatas dasar pondasi γsat= 24 kN/m3
TERZAGHI
qu
qa = = ½ (1.3 cNc+qNq+ 0.4γBNγ)
2
Q
= ½ (1.3 cNc+qNq+ 0.4γBNγ)
B2
750
a. 2 = ½ (1.3 cNc+qNq+ 0.4γB'Nγ) [q=γDf]
(B ' )
750
2 = ½ [1.3 (10)(25.13)+18(1.5)(12.72)+ 0.4B’(18)(8.34)]
(B ' )
750
2 = 335.065+30.024B’
(B ' )
B’= 1.41 m
B’= B-2(0.6)
1.41= B-1.2
B=2.61 m
750
b. = ½ (1.3 cNc+qNq+ 0.4γB’Nγ) [q= γ(Df-D)+(γsat-γw)D]
B2
750
= ½ [1.3 (10)(25.13)+[18(0.5)+(24 -9.8)1](12.72)+ 0.4B’(18)(8.34)]
B2
750
= 310.897+30.024B’
B2
B’ = 1.454 m
B’= B-2(0.6)
1.454 = B-1.2
B= 2.654 m
MEYERHOF
Sehingga:
Sc = 1+0.2[tan2(45+25/2)](1)= 1.492783
750
=½[824.3785+270.4314/B+93.825B] ReB ReL
B2
75 0 0.6
B 2 = [412.1893+135.2157/B+46.9125B] (1 –
B √)(1)
B= 1.771 m
qu qu 1
b. qa = = = ¿cNcscdc+qNqsqdq+ 0.5γBNγsγdγ ) ReB ReL
SF 2 2
750
= ½ (cNcscdc+qNqsqdq+ 0.5γBNγsγdγ ) ReB ReL [q= γ(Df-D)+(γsat-γw)D]
B2
750
2 = ½ [(10)(25.13)(1.492783)( 1+ 0.470906/B)+ [18(0.5)+(24-9.8)1](12.72)( 1.246391)
(B)
(1+ 0.223917/B’)+0.5B(18)(8.34)( 1.246391)( 1+ 0.223917/B)] ReB ReL
750
=½[763.9585+257.139/B+93.825B] ReB ReL
B2
750 0.6
B 2 = [381.9793+128.5695/B+46.9125B] (1 –
√
B
)(1)
B= 1.812 m
KESIMPULAN
B Terzaghi Meyerhof
a 2.61 m 1.771 m
b 2.654 m 1.812 m
Analisa:
Dari dua teori yang digunakan untuk perhitungan lebar pondasi persegi, nilai Terzaghi lebih besar
dibandingkan dengan nilai Meyerhof hal ini dikarenakan pada Meyerhof digunakan perhitungan faktor-
faktor lain. Dari analisa perkiraan, dengan nilai D=1.5 m, maka didapatkan D/B≤1. Sehingga ada baiknya
kita menggunakan nilai B yang diperoleh dari perhitungan Terzaghi yang tentunya menjadikan pondasi
lebih aman untuk digunakan. Perhitungan faktor reduksi Meyerhof juga dinilai tidak beralasan karena
penggunaan model sampel uji yang tidak sesuai.