Anda di halaman 1dari 12

1.

Pengertian Titrasi

Titrasi asam basa merupakan suatu prosedur yang dilakukan saat kita ingin
menentukan kemolaran atau kadar suatu asam atau basa berdasarkan reaksi
netralisasi. Selain itu, dalam titrasi asam basa terdapat beberapa istilah yang
harus kamu ketahui, beberapa istilah di antaranya:

 Pentiter, merupakan zat yang mentitrasi suatu asam-basa yang ingin


ditentukan kemolarannya.
 Titik akhir titrasi, merupakan titik saat indikator asam-basa mengalami
perubahan warna
 Titik ekuivalen, merupakan titik saat asam-basa tepat habis bereaksi
 Daerah perubahan pH drastis, merupakan daerah di mana saat
terjadinya sedikit penambahan tetes pentiter, akan mengubah warna
indikator asam-basa

2. Cara titrasi

Langkah 1

Larutan yang akan diteteskan dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang


berskala). Larutan dalam buret disebut penitrasi.

Langkah 2
Larutan yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan mengukur
volumenya terlebih dahulu.

Langkah 3

Memberikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi (dalam


erlenmeyer) menggunakan pipet tetes. Indikator yang dipakai adalah yang
perubahan warnanya sekitar titik ekuivalen. Pada titrasi asam kuat/asam lemah
dengan zat peniter basa kuat, sebaiknya digunakan larutan indikator
fenolftalein. Hal ini karena trayek pH sesuai dan perubahan warna dari bening
menjadi merah muda akan mudah mengamatinya. Sebaliknya jika larutan basa
kuat/basa lemah dititrasi dengan asam kuat digunakan indikator fenolftalein.
Pengamatan perubahan warna menjadi lebih sulit. Perubahan warna dari merah
muda menjadi bening sukar dideteksi. Dengan demikian, lebih baik
menggunakan indikator metil merah dengan perubahan warna dari merah
menjadi kuning.

Langkah 4

Proses titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan secara perlahan-
lahan melalui kran ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang-goyang
sehingga larutan penitrasi dapat larut dengan larutan yang berada dalam
erlenmeyer. Penambahan larutan penitrasi ke dalam erlenmeyer dihentikan
ketika sudah terjadi perubahan warna dalam erlenmeyer. Perubahan warna ini
menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (titik ekuivalen).

Langkah 5

Mencatat volume yang dibutuhkan larutan penitrasi dengan melihat volume


yang berkurang pada buret setelah dilakukan proses titrasi. 

Sekarang, kita lihat yuk seperti apa kurva titrasi pada penjelasan tabel di bawah
ini.
Kemudian, titrasi asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya
tidak dilakukan karena:

1. Perubahan pH drastis terjadi sangat singkat.

2. Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati perubahan.

3. Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.

 Indikator itu merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi


dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita jadi bisa mengetahui suatu zat
bersifat asam atau basa. Nah indikator sendiri terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu indikator alami, indikator universal, dan yang paling umum digunakan
adalah kertas lakmus dan pH meter. Biar lebih jelas lagi, yuk baca
penjelasannya di bawah ini!

1. Indikator alami

Kamu tahu apa itu indikator alami? Indikator alami itu adalah indikator yang
dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit
buah, juga daun-daun berwarna. Nah contoh spesifiknya itu kunyit, kubis
merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, geranium.

Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa nih menentukan suatu larutan
bersifat asam, basa, atau netral. Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan
ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan, kemudian lihat perubahan
warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana larutan yang
mengandung asam atau basa.
2. Indikator universal

Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari


berbagai macam indikator yang dapat menunjukkan pH (power of
hydrogen) suatu larutan dari perubahan warnanya. Untuk menunjukkan
keasaman dan kebasaan, kamu bisa lihat pada rentang pH 1-14. Oke, sekarang
kita lihat warna-warna yang menandakan pH larutan yang telah ditambahkan
indikator universal:
Kamu bisa lihat kan ada warna kuning, merah, hijau, juga biru. Untuk yang
warna kuning sampai merah itu menunjukkan larutan asam, kemudian warna
biru sampai biru tua, begitu juga ungu itu menunjukkan larutan basa, sedangkan
warna hijau berarti menunjukkan bahwa larutan tersebut netral.

Baca juga: Mengenal sifat dan klasifikasi asam basa

Sekarang kita lihat komponen indikator universalnya.


Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan, begini
penjelasannya Squad:

 Kertas
Kertas lakmus (Sumber: indonesian.alibaba.com)

Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan
indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Nah cara menggunakannya itu
mudah banget. Kamu tinggal mencelupkan sehelai kertas indicator ke dalam
larutan yang akan kamu ukur pH-nya. Jika berubah menjadi merah, berarti
larutan tersebut asam, jika berwarna biru, maka larutan tersebut basa.

 Larutan
Larutan indikator (Sumber: www.carolina.com)

Salah satu contoh dari larutan indikator universal ini adalah larutan metil jingga
(Metil Orange = MO). Nah, jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan
berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7, warnanya menjadi kuning.
Kamu sudah tahu kan rentang pH beserta warna-warnanya? Yap, seperti yang
sudah dijelaskan pada tabel di atas.

3. pH meter

Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan


sebuah alat elektronik atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk
mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda
khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Nih,
gambarnya seperti di bawah ini ya Squad,

Ilustrasi pH meter saat bekerja (Sumber: genchem.rutgers.edu)

Cara menggunakan alatnya dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan
diuji. Nah kalau kamu sudah mencelupkannya, pada pH meter akan muncul
angka skala yang menunjukkan pH larutan. Untuk prinsip kerja utama pada pH
meter, yaitu terletak pada sensor probe yang berupa elektrode kaca (glass
electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.
Gambar pH meter (Sumber: www.indiamart.com)

Pada ujung elektrode kaca, terdapat lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk
bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau
plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3).
Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan
perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl.
Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl
memiliki nilai potensial stabil.

Anda mungkin juga menyukai