Anda di halaman 1dari 10

ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA TERUKUR DI BLOK TIMUR IUP

PT. SAROLANGUN PRIMA COAL, KABUPATEN SAROLANGUN, JAMBI

Icksan Lingga Pradana1, Raimon Kopa2, Dedi Yulhendra2


Program Studi S1 Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
Email: icksanlinggapradana@yahoo.co.id

ABSTRAK
Daerah penelitian adalah Blok timur Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Sarolangun
Prima Coal dengan luas 1024 Ha. Metode yang digunakan untuk mengestimasi sumberdaya
batubara di daerah penelitian adalah metode Cross Section dengan pedoman perubahan bertahap
(Rule of Gradual Change) dan dengan pedoman titik terdekat (Rule of Nearest Point). Prinsip
dari metode Cross Section Rule of Gradual Change, yaitu dengan menghubungkan titik
pengamatan terluar, endapan batubara dianggap sama sepanjang garis lurus tehadap penghubung
2 (dua) titik. Sedangkan pada metode Cross Section Rule of Nearest Point, yaitu berpedoman
pada titik terdekat, dengan membuat batas terluar endapan secara linear, panjang garis linear
sama dengan batas blok, setengah jarak antara dua titik.
Berdasarkan penaksiran sumberdaya batubara dengan menggunakan metode Cross Section
dengan pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change) dengan jarak antar sayatan 100
meter dan diperoleh sumberdaya batubara terukur (Measured Coal Resource) seam A dan seam
B adalah sebesar 28.304.358,40 Ton. Volume overburden dan interburden yang didapatkan
adalah sebesar 182.835.816 Bcm dengan Stripping Ratio(SR) 6 : 1. Metode Cross Section
dengan pedoman titik terdekat (rule of nearest point) dengan jarak antar sayatan sebesar L1 50
meter dan L2 50 meter diperoleh sumberdaya batubara terukur (MeasuredCoal Resource) seam A
dan seam B adalah sebesar 29.232.773,1 Ton, serta volume overburdendan interburden yang
didapatkan adalah sebesar 189.104.302,6 Bcm. dengan Stripping Ratio(SR) 6 : 1.
ABSTRACT
The research area is at the Region east block of Licensed Mining Company of PT.
Sarolangun Prima Coal with area of 1024 Ha. The method being used to estimate the coal
resource at the research area is Cross Section method with Rule of Gradual Change and with
Rule of Nearest Point. The principle of Cross Section Rule of Gradual Change method is by
relating the outermost observation points, the coal deposits considered to be the same throughout
straight line connecting the two points. Whereas, at the Cross Section Rule of Nearest Point
method, which is based on the nearest line, it is by making the outer boundary deposit linearly,
where the length of the linear line is the same as the block boundary, it is a half distance between
two points.
Based on the coal estimation using Cross Section Rule of Gradual Change method with the
distance between slices is 100 metres, the Measured Coal Resource of seam A and seam B is as
big as 28.304.358,40 Tons. The acquisited overburden and the interburden volumes are as big as
182.835.816 Bcm with 6:1 Stripping Ratio (SR). Cross Section Rule of Nearest Point method
where the distance between slices of L1 is 50 meters and L2 is 50 meters, a Measured Coal
Resource of seam A and seam B can be acquisited as big as 29.232.773,1 Tons. The obtained
overburden and interburden volumes are as big as 189.104.302,6 Bcm with 6:1 Stripping Ratio
(SR)
Kata kunci: Sumberdaya Batubara, Metode Cross section, Stripping Ratio
1
Mahasiswa S1 Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang
2
Dosen Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang
A. Pendahuluan ratio) pada lokasi blok timur IUP PT.
1. Latar Belakang SPC
PT. Sarolangun Prima Coal atau 3. Lokasi dan kesampaian Daerah
disingkat PT. SPC selaku pemegang Izin PT. Sarolangun Prima Coal atau
Usaha, Pada Wilayah Izin Usaha disingkat PT. SPC Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Kecamatan Pertambangan (WIUP), secara administratif
Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, telah lokasi IUP PT. Sarolangun Prima Coal
melakukan kegiatan eksplorasi dan sebagian termasuk kedalam Desa Pulau pinang,
kegiatan eksploitasi di daerah tersebut. Karang Mendopo, Ladang Panjang,
Kegiatan eksploitasi dimulai pada tahun Kecamatan Sarolangun dan Pauh,
2011 pada lokasi yang dinamakan blok Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi.
barat. Berdasarkan hasil eksplorasi yang Secara geografis WIUP PT. SPC
telah dilakukan, masih terdapat penyebaran terletak pada 1020 44’ 20,0” – 1020 49’
lapisan batubara yaitu di area yang 15,0” BT dan 020 16’ 28,0” - 020 18’ 28,0”.
dinamakan blok timur IUP PT. SPC.
selanjutnya PT. SPC akan membuka
kegiatan penambangan (pit baru) di area
blok timur tersebut. Pada blok timur dengan
luas area 1024 Ha, terdapat data pemboran
eksplorasi sebanyak ± 80 titik bor dengan
jarak titik informasi berupa jarak titik bor ≤
250 meter serta kondisi geologi yang
moderat. Berdasarkan kondisi tersebut
sesuai dengan SNI 13-6011-1999 maka
sumberdaya batubara di blok timur PT. SPC
diklasifikasikan sebagai sumberdaya terukur
(measured coal resource).
Setelah kegiatan eksplorasi Gambar 1. Lokasi PT. Sarolangun Prima Coal
diperlukan kegiatan estimasi sumberdaya Daerah lokasi penyelidikan terletak
guna memperoleh data kuantitas (tonase) dekat dengan jalan lintas barat Trans
sumberdaya batubara, volume tanah penutup Sumatera, yang dari kota Padang ke
dan nilai nisbah pengupasan (stripping Sarolangun dengan jalan darat melewati
ratio), hal ini sangat berguna dalam Trans Sumatera Lintas Barat yang memakan
perencanaan tambang berikutnya dan waktu sekitar 9-10 jam perjalanan. Dari
menentukan kebijaksanaan perusahaan Sarolangun ke lokasi penyelidikan hanya
nantinya. Estimasi sumberdaya pada diperlukan waktu sekitar 20 menit
penelitian ini menggunakan metode cross perjalanan (atau sekitar 10 kilometer).
section dengan pedoman perubahan Daerah penyelidikan berjarak sekitar
bertahap (Rule of Gradual Change) dan ± 10 km dari Kota Sarolangun, sebagian
dengan pedoman titik terdekat (Rule of besar daerah sampai dengan batas konsesi
Nearest Point). dapat diakses dengan kendaraan roda empat
2. Tujuan Penelitian dengan melewati jalan tambang Pertamina-
Tujuan penelitian ini adalah: BWP Meruap (bagian Barat) dan jalan HTI
a. Mengaplikasikan metode perhitungan (bagian Timur). Untuk menjelajahi bagian
sumberdaya batubara di daerah dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP)
penelitian. terdapat jalan-jalan setapak yang merupakan
b. Mengetahui kuantitas sumberdaya jalan menuju ladang masyarakat maupun
batubara (tonase), volume tanah penutup membuat rute baru dengan cara merintis.
dan nilai nisbah pengupasan (stripping
2
4. Estimasi Sumberdaya Dengan Metode Jumlah tonase batubara yang
Penampang (Cross Section) terdapat di daerah penelitian dengan
Menurut Sudarto dkk (2005) dalam rumus berikut:
proses perhitungan sumberdaya atau T = (P1 + P2) x L1,2 x ρ (Ton)
cadangan ada beberapa metode yang dapat 2
digunakan, metode yang digunakan yaitu
metode konvensional dan metode non Keterangan:
konvensional. Metode konvensional T = Tonase batubara (ton)
menggunakan pendekatan penaksiran dan P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2)
perhitungan yang sederhana, sedangkan P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2)
metode non-konvensional menggunakan L1,2= Jarak antar sayatan penampang 1
pendekatan geostatistik. dan penampang 2 (m)
Metode Penampang (Cross Section) ρ = Bobot isi batubara (ton/m3)
adalah salah satu metode estimasi Untuk perhitungan volume
sumberdaya secara konvensional, Metode overburden menggunakan rumus
penampang atau cross section dibuat dengan sebagai berikut:
tujuan untuk mengetahui profil batubara V = (P1 + P2) x L1,2 (M3)
pada setiap section (Suhandojo, 1998), 2
melalui cross section dapat juga diketahui Keterangan:
kemiringan lapisan batubara (dip). Prinsip V = Volume Overburden (m3)
dari metode penampang adalah membuat P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2)
garis sayatan yang memotong lapisan tanah P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2)
penutup, kemudian dihitung luas masing- L1,2 = Jarak antar sayatan penampang
masing sayatan dan akhirnya dapat 1 dan penampang 2 (m)
ditentukan volume dengan menggunakan Perhitungan volume pada
jarak antar sayatan. pedoman rule of gradual changes
a. Metode Cross Section dengan Pedoman menggunakan persamaan mean area
Rule of Gradual Changes Persamaan ini digunakan apabila
Metode ini adalah salah satu terdapat 2 buah penampang dengan
metode perhitungan sumberdaya secara luas penampang P1 dan penampang P2
konvensional. relatif sama atau (P1/P2) lebih besar
Mengikuti pedoman rule of gradual 0,5 sampai mendekati 1. Persamaan
changes (berpindah secar bertahap dari mean area adalah sebagai berikut:
satu sayatan ke sayatan lain) dengan (P  P2)
menghubungkan 2 titik antar pengamatan V 1 L1
2
terluar. Sehingga untuk mencari satu Keterangan:
volume dibutuhkan dua penampang. L1 = Jarak antar penampang (m).
P1, P2 = Luas setiap penampang
(m2).
Apabila luas penampang
seperti kerucut terpancung maka
menggunakan persamaan frustum.
Keterangan:
P1 = penampang 1 L1, 2= jarak antar penampang 1 dengan
Persamaan ini digunakan apabila luas
penampang 2 penampang mempunyai bentuk seperti
P2= penampang 2 L2, 3= jarak antar penampang 2 dengan
penampang 3
kerucut terpancung, dengan P1/P2 ada
lebih kecil setengah (0,5). Adapun
Sumber: Isaaks dkk, 1989 persamaan untuk mengestimasi
Gambar 2. Metode Cross Section Pedoman volume batubara dengan
Rule of Gradual Changes
3
menggunakan persamaan Frustum V = P x (L1 + L2) (m3)
adalah sebagai berikut: Keterangan:
t V = Volume Overburden (m3)

V = L1  L2  L1 xL 2
3
 P = Luas sayatan Penampang OB, m2
Keterangan: L1 = Setengah jarak antara sayatan a
L1, L2 = luas setiap penampang (m2). dengan sayatan sebelumnya, m
t = jarak antar penampang (m). L2 = Setengah jarak antara sayatan a
dengan sayatan berikutnya, m
b. Metode Cross Section dengan B. Metode Penelitian
Pedoman Rule of Nearest Point 1. Studi Literatur
Pada metode cross section Studi literatur dilakukan dengan
dengan pedoman rule of nearest point mencari bahan pustaka yang menunjang
yaitu berpedoman dengan titik kegiatan estimasi sumberdaya. Adapun
terdekat, setiap blok ditegaskan oleh bahan penunjang tersebut antara lain buku-
sebuah penampang yang sama panjang buku yang berisi informasi tentang
ke setengah jarak untuk menyambung eksplorasi dan estimasi cadangan batubara,
sayatan. Sayatan satu dengan sayatan peta daerah penelitian, tabel penunjang serta
lain tidak dihubungkan secara data-data yang berhasil dihimpun dari PT
langsung tetapi membuat batas terluar Sarolangun Prima Coal.
endapan secara linear. Panjang garis 2. Studi lapangan
linear sama dengan batas balok Melakukan pengamatan secara
adapun jarak garis linear sama dengan langsung dan wawancara dengan karyawan
setengah jarak antara dua sayatan. dilapangan untuk mengetahui masalah yang
akan dibahas, khususnya daerah IUP PT.
Sarolangun Prima Coal yang akan dilakukan
estimasi sumberdaya.
3. Pengolahan dan Perhitungan Data
Keterangan:
Pengolahan data dilakukan dengan
P = penampang L= jarak antar penampang beberapa estimasi dan penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel,
Sumber: Isaaks dkk, 1989 peta atau estimasi penyelesaian. Adapun
Gambar 3. Metode Cross Section tahapan pengolahan data adalah sebagai
Pedoman Rule of Nearest Point berikut:
Jumlah tonase batubara yang a. Perhitungan sumberdaya batubara dan
terdapat di daerah penelitian dengan volume overbuden pada penelitian ini
rumus sebagai berikut: dibantu dengan program AutoCAD Land
T = P x (L1 + L2) x ρ (Ton) Depelovment 2006 untuk grafis dan
Keterangan: microsoft exceel untuk perhitungan.
T = Tonase batubara (ton) b. Mengadakan analisis terhadap data bor
P = Luas sayatan penampang (m2) untuk mendapatkan informasi ketebalan
L1 = Setengah jarak antara sayatan P batubara, koordinat roof dan floor
dengan sayatan sebelumnya (m) batubara.
L2 = Setengah jarak antara sayatan P c. Pengeplotan data titik bor blok timur PT.
dengan sayatan berikutnya (m) SPC, sekitar 60 titik bor ke program
ρ = Bobot isi batubara (ton/m3) AutoCAD Land Depelovment 2006.
Untuk perhitungan volume d. Pembuatan kontur dari data topografi dan
overburden menggunakan rumus data titik bor.
sebagai berikut: e. Membuat garis sayatan (penampang)
pada peta topografi dengan jarak antar
4
sayatan 100 meter dengan arah tegak 5 0-190 dan ketebalan batubara antara 0,5-
lurus arah umum dari seam batubara. 4,55 meter. Namun yang dihitung sesuai
f. Membuat lapisan batubara pada sayatan SNI hanya seam Adan seam B saja, karena
(penampang) tegak (horizontal) yang seam C sedikit dijumpai dan tidak bernilai
disesuaikan dengan kemiringan (dip) ekonomis.
lapisan batubara, dimana rata-rata dip 2. Hasil Perhitungan Luas Sayatan
nya berkisar 11 0. Penampang
g. Membuat jenjang (bench) pada setiap Hasil perhitungan luas masing-
sayatan berdasarkan batasan-batasan masing sayatan adalah sebagai berikut:
yang telah ditentukan perusahaan. Tabel 1. Hasil Perhitungan Luas Sayatan
dimana batasan pembuatan bench yang Dengan AutoCAD LD 2006
diberikan perusahaan adalah teras bench
3 meter, tinggi jenjang 5 meter dan face
angel slope nya 600.
h. Menghitung luas dari masing-masing
sayatan dengan bantuan program
AutoCAD Land Depelovment 2006 dan
bantuan Microsoft Exceel. Pada
AutoCAD LDD untuk perhitungan luas
area, dapat dilakukan dengan ketentuan
objek yang akan di ukur harus dalam
kondisi tersambung (Joint) sehingga
objek berbentuk bondary yang dapat
dihitung luasnya.
i. Menghitung volume batubara dan
volume overburden dari tiap blok sayatan
dengan bantuan microsoft exceel. 3. Hasil Perhitungan Tonase Batubara Dan
j. Menghitung tonase batubara dengan cara Volume Tanah Penutup
mengalikan volume batubara dengan a. Perhitungan Dengan Metode Rule
densitas batubara sebesar 1,3 ton/m3. Gradual Change
4. Analisis Hasil Pengolahan Data Hasil perhitungan tonase batubara
Dilakukan dengan mengkaji dan dan tanah penutup dengan metode cross
membandingkan hasil pengolahan data section dengan pedoman standar (rule
dengan permasalahan yang ada sehingga gradual change) adalah sebagai berikut:
nantinya akan dapat diambil suatu Tabel 2. Hasil Perhitungan Dengan
kesimpulan sebagai pemecahan terhadap Rule Gradual Change
permasalahan yang ada didalam penelitian
ini.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan diperoleh setelah
dilakukan korelasi antara hasil pengolahan
dengan permasalahan yang diteliti.
Kesimpulan dan saran merupakan hasil b. Perhitungan Dengan Metode Rule Of
akhir dari semua masalah yang dibahas. Nearest Point
C. Hasil Dan Pembahasan Hasil perhitungan tonase batubara
1. Seam Batubara daerah penelitian dan tanah penutup pedoman linear (rule
Pada daerah penelitian terdapat 3 of nearest point) adalah sebagai berikut:
lapisan batubara yaitu seam A, seam B dan
sedikit seam C. Dengan kemiringan berkisar
5
Tabel 3. Hasil Perhitungan Dengan 5. Analisa dan Pembahasan
Rule Of Nearest Point a. Analisis Hasil Perhitungan Rule Of
gradual Change dan Rule of Nearest
Point
Nilai perbedaan total tanah
penutup atau overburden dan interburden
dengan kedua pedoman yaitu Rule of
Gradual Change dan Rule of Nearest
4. Hasil Perhitungan Nisbah Pengupasan Point adalah sebagai berikut:
(Stripping Ratio)  Metode rule of gradual change =
Nisbah pengupasan (stripping ratio) 182.835.816,2 Bcm.
merupakan perbandingan antara tonase  Metode rule of nearest point =
batubara dengan volume tanah penutup. 189.104.302,6 Bcm.
Dari hasil perhitungan dengan metode cross Perbedaan perhitungan tanah
section rule gradual change, diperoleh penutup tersebut dikarenakan adanya
volume tanah penutup sebesar bentuk topografi dan morfologi yang
182.835.816,2 Bcm dan tonase batubara berbeda antara penampang satu dengan
sebesar 28.304.358,62 Ton. Dari data penampang yang lainnya pada saat
tersebut didapat nilai stripping ratio nya 6 perhitungan volume. Pada rule of
Bcm : 1 ton. Perhitungan lihat tabel 4. gradual change volume tanah penutup
Tabel 4. Nilai SR Dengan Metode Rule dihitung berdasarkan luas rata-rata antara
Gradual Change kedua penampang dan dikalikan dengan
jarak antar penampang. Pada pedoman
titik terdekat (rule of nearest point)
masing-masing penampang dikalikan
dengan setengah jarak antar penampang
atau terjadi perpanjangan jarak sehingga
Dari hasil perhitungan dengan metode masing-masing penampang mempunyai
cross section rule of nearest point, diperoleh satu volume.
volume tanah penutup sebesar Sedangkan Perbedaan hasil
189.104.302,6 Bcm dan tonase batubara estimasi pada metode cross section rule
sebesar 29.232.773,1 Ton. Dari data tersebut of gradual change dengan rule of nearest
didapat nilai stripping ratio nya 6 Bcm : 1 point yaitu:
ton. Perhitungan lihat tabel dibawah.  Metode Rule of Gradual Change =
Tabel 5. Nilai SR Dengan Metode Rule Of 28.304.358,62 Ton
Nearest Point  Metode Rule of Nearest Point =
29.232.773,1 Ton
Perbedaan terjadi karena faktor
ultimate pit slope pada metode cross
section dengan pedoman perubahan
bertahap (rule of gradual change) yang
berdasarkan penarikan garis batas, luas
dan ketebalan tidak mengalami
perpanjangan jarak karena batas
perhitungan sumberdayanya dibatasi oleh
sayatan penampang itu sendiri,
sedangkan pada metode cross section
dengan pedoman titik terdekat (rule of
nearest point) selalu diikuti dengan
6
perpanjangan setengah jarak ke kiri dan Perusahaan harus menentukan
kekanan dari sayatan penampang batasan atau titik impas tertentu untuk
sehingga terjadi perluasan, dengan kata nilai dari stripping ratio sehingga
lain, pada metode nearest point akan nantinya perusahaan dapat
terjadi perpanjangan jarak pada sayatan memperkirakan apakah apabila dilakukan
penampang pertama (1-1’) dan sayatan penggalian dapat menguntungkan atau
penampang (1-1’) masing-masing 50 m, tidak. Perusahaan bisa saja membagi
sehingga blok endapan batubara yang beberapa blok penambangan sesuai SR
dihitung mengalami perluasan. yang dikehendaki itu akan manjadi
Dengan adanya perbedaan jarak bagian bisa saja tahun pertama
tadi, akibatnya hasil perhitungan dengan perusahaan menambang dengan SR 1: 3,
pedoman titik terdekat (rule of nearest bisa saja Tahun berikutnya dengan SR
point) lebih besar dibandingkan dengan 1:4, itu semua tergantung dengan
perubahan bertahap (rule of gradual perencanaan teknis penambangan
change). kedepan.
b. Stripping Ratio D. Kesimpulan Dan Saran
Nisbah pengupasan (stripping 1. Kesimpulan
ratio) merupakan perbandingan antara Berdasarkan pembahasan pada bab-
tonase batubara dengan volume bab sebelumnya maka didapat kesimpulan
overburden. Nilai dari perhitungan yang sebagai berikut:
didapatkan dengan metode rule gradual a. Tonase batubara yang diperoleh pada
change diperoleh nisbah pengupasan 6 daerah penelitian sebagai berikut:
Bcm (overburden) : 1 ton (batubara), 1) Metode Rule of Gradual Change =
sedangkan dari hasil perhitungan dengan 28.304.358,62 Ton
metode dengan rule of nearest point 2) Metode Rule of Nearest Point =
diperoleh nisbah pengupasan 6 Bcm 29.232.773,1 Ton
(overburden) : 1 ton (batubara). b. Volume lapisan tanah penutup pada
Stripping ratio merupakan salah daerah penelitian sebagai berikut:
satu faktor yang sangat menentukan 1) Metode rule of gradual change =
ekonomis tidaknya suatu sumberdaya 182.835.816 Bcm.
batubara, karena sebagai penentu sampai 2) Metode rule of nearest point =
batasan berapakah sumberdaya batubara 189.104.302,6 Bcm
tersebut masih bernilai ekonomis. Nilai c. Nilai Nisbah pengupasan (stripping
stripping ratio yang semakin besar maka ratio) perhitungan yang didapatkan
akan banyak pula overburden yang harus adalah:
digali untuk mendapatkan batubaranya, 1) Metode rule of gradual change = 6
apabila semakin banyak overburden yang Bcm : 1 Ton.
harus digali maka semakin pula biaya 2) Metode rule of nearest point = 6 Bcm:
produksi yang harus dikeluarkan untuk 1 Ton
mendapatkan batubara. Batasan pit slope 2. Saran
sangat penting dalam menentukan Berdasarkan pembahasan pada bab-
stripping rationya, elevasi pit bottom dan bab sebelumnya maka diberikan saran
overall slope sangat berpengaruh pada sebagai berikut:
penentuan nilai SR, semakin dalam pit a. Perlu dilakukan kajian studi kelayakan
bottom dan semakin kecil overall slope (feasibilty study) dan lingkungan
angle nya maka akan semakin besar nilai (AMDAL) di daerah penelitian untuk
SR nya. menaikkan kategori menjadi cadangan
batubara.

7
b. Adanya perbedaan hasil dari ke dua Pasymi, ST, MT,. 2008. “Batubara 1”,
pedoman, maka disarankan hasil Universitas Bung Hatta Press. Padang.
penaksiran sumberdaya batubara yang Saputra Narendra, Winarno Eddy Dr.Ir, S.Si., MT,
terkecil (pesimistis) dipakai sebagai dasar
dan R. Hariyanto,. Ir, MT. 2012. “Estimasi
perhitungan produksi atau perencanaan Cadangan Batubara Dengan Menggunakan
tambang berikutnya, namun seandainya Metode Cross Section Pada Daerah Rencana
pada kegiatan penambangan hasil yang Penambangan Pit F, Blok III, Site Air Kotok di
terbesar terbukti maka ini akan PT. Ratu Samban Mining, Kabupaten Bengkulu
menguntungkan perusahaan. Tengah, Bengkulu”, Jurnal. Jurusan Teknik
Pertambangan UPN “Veteran” Jogjakarta
Sulistiyana, Waterman, Dr. Ir.,MT. 2010.
“Perencanaan Tambang”, Jurusan Teknik
DAFTAR PUSTAKA Pertambangan UPN “Veteran” Jogjakarta.
www. Google.com/batubara
Anonim. Data-data, laporan dan arsip PT. www. Google.com/metode perhitungan
Sarolangun Prima Coal. sumberdaya dan cadangan
Aladin, Andi,.Dr, MT, 2011. “Sumberdaya Alam www.docstoc.com/ Belajar-AutoCad-LD
Batubara”. Lubuk agung. Bandung.
Ansosry, ST.,MT. 2012. “Metode Perhitungan
Cadangan”, Modul Diklat. Jurusan Teknik
Pertambangan, Universitas Negeri Padang.
Badan Standardisasi Nasional. 1999. Klasifikasi
Sumberdaya Dan Cadangan Batubara Menurut
SNI 13-6011-1999. Jakarta
Badan Standardisasi Nasional. 2011. Pedoman
Pelaporan Sumberdaya Dan Cadangan Batubara
SNI 5015-2011. Jakarta
Darianto, Totok,. Dr, Ir, 2003. “Penaksiran
Sumber Daya Mineral”, Modul Diklat. Insitut
Teknologi Bandung. Bandung.
Darmadji, Agus,. 2006. “Aplikasi Pemetaan
Digital Dan Rekayasa Teknik Sipil Dengan
Autocad Land Development”. Insitut teknologi
Bandung. Bandung.
Fernandus Leba, Ajun. 2011. “Penaksiran
Sumberdaya Batubara Dengan Metode Cross
Section di PT Satria Mayangkara Sejahtera,
Tanjung Telang, Lahat sumatera selatan”, Tugas
Akhir. Jurusan Teknik Pertambangan UPN
“Veteran” Jogjakarta
Nasrudin Umar, Dudi, , ST. 2004, “Perhitungan
Cadangan dan Geostatistik”, Diklat Perencanaan
Tambang Terbuka, Universitas Islam Bandung..
Notosiswoyo, Sudarto Prof, Dr.Ir, M. Eng.
Dkk.,.2005. “Metode Perhitungan Cadangan”,
diktat mata kuliah, Insitut Teknologi Bandung.
Bandung.
8
Lampiran 1. Perhitungan Sumberdaya Batubara dan Tanah Penutup dengan Metode Cross
Section Pedoman Rule of Gradual Changes

9
Lampiran 2. Perhitungan Sumberdaya Batubara dan Tanah Penutup dengan Metode Cross
Section P edoman Rule of Nearest Point

10

Anda mungkin juga menyukai