Anda di halaman 1dari 89

Modul Bimbingan Belajar STANWAY|i

Cover

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
“Modul Bimbingan Belajar STANWAY” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Bimbingan Belajar (Bimbel) STANWAY merupakan suatu wadah yang
didirikan oleh Alumni STAN dari Kota dan Kabupaten Bogor khusus bagi para
siswa/i yang ingin mempelajari terkait materi yang diujikan dalan Ujian Tulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN.
Sebagaimana kita ketahui bersama, ujian masuk PKN STAN yang dulu disebut
sebagai USM STAN dikenal sebagai ujian masuk perguruan tinggi terketat di
Indonesia. Hanya kurang dari 5% pendaftar yang diterima setiap tahunnya. Untuk
itu, dengan didirikannya STANWAY, kami berharap agar siswa/i SMA/sederajat
khususnya di Kota dan Kabupaten Bogor yang memiliki tekad untuk menjadi
mahasiswa PKN STAN dapat lebih terfasilitasi dalam mempersiapkan diri
menghadapi ujian tersebut.
Modul ini merupakan buku panduan bagi siswa/i Bimbel STANWAY agar
lebih memahami materi yang nantinya akan diujikan dalam Ujian Tulis SPMB PKN
STAN, khususnya materi Tes Potensi Akademik (TPA) dan Tes Bahasa Inggris
(TBI).

Akhir kata, kami berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya kepada siswa/i STANWAY.

Terima kasih.

Hormat kami,

Manajemen STANWAY

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
TES POTENSI AKADEMIK (TPA)
BAGIAN I: KEMAMPUAN MATEMATIKA .......................................................................... 2
A. Angka, Pecahan Dan Aljabar .....................................................................2
B. Geometri ....................................................................................................9
C. Statistika................................................................................................... 16
D. Perbandingan ........................................................................................... 17
E. Diagram Venn .......................................................................................... 19
F. Deret Aritmatika Dan Geometri ................................................................ 20
G. Jarak, Kecepatan Dan Waktu ................................................................... 21
H. Aritmatika Sosial ...................................................................................... 23
BAGIAN II: SILOGISME (PENARIKAN KESIMPULAN) ................................................... 26
A. Semua-Sebagian ..................................................................................... 26
B. Logika Matematika ................................................................................... 27
C. Hubungan Kalimat .................................................................................... 28
BAGIAN III: DERET ......................................................................................................... 29
TES BAHASA INGGRIS (TBI)
Bab I : Tenses............................................................................................................. 32
Bab II : Passive Voice .................................................................................................. 41
Bab III : Modal and Modal Perfect ................................................................................. 45
Bab IV : Causative Verb ................................................................................................ 48
Bab V : Subjunctive...................................................................................................... 50
Bab VI : Conditional Sentence ...................................................................................... 52
Bab VII : Direct and Indirect Speech .............................................................................. 55
Bab VIII : Relative Clause ............................................................................................... 58
Bab IX : Preference....................................................................................................... 60
Bab X : Concordance (Agreement) .............................................................................. 63
Bab XI : Elliptical Construction ...................................................................................... 67
Bab XII : Question Tag ................................................................................................... 70
Bab XIII : Participle ......................................................................................................... 73
Bab XIV : Conjunction and Word Oder ............................................................................ 76
Bab XV : Degree of Comparison .................................................................................... 79
Bab XVI : Gerund, Adverb, Determiner and Infinitive ...................................................... 81

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|1

Cover TPA

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|2

BAGIAN I: KEMAMPUAN MATEMATIKA

A. Angka, Pecahan dan Aljabar


1. Teori Bilangan
a. Jenis Bilangan

 Bilangan Imajiner. Bilangan imajiner, adalah bilangan yang mempunya


nilai akar min satu (√−𝑥).
 Bilangan irasional Contoh yang paling populer dari bilangan irasional
ini adalah bilangan π, √2, dan bilangan e.
 Bilangan Pecahan adalah bilangan hasil pembagian bilangan rasional.
 Bilangan Bulat. Bilangan ini sudah biasa kita ketahui dalam praktek
sehari-hari. Bilangan rasional yang bukan bilangan pecahan.

Tabel bilangan dalam bentu pecahan, decimal, dan persentase


Pecahan 1/100 1/50 1/20 1/16 3/40 1/10 1/8 1/5 1/4

25
Persentase 1% 2% 5% 6,25% 7,50% 10% 12,50% 20%
%

Desimal 0,01 0,02 0,05 0,0625 0,075 0,1 0,125 0,2 0,25

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|3

Pecahan 1/3 3/8 2/5 1/2 5/8 2/3 3/4 7/8


33,33% 66.67%
Persentase atau 37,50% 40% 50% 62,50% atau 75% 87,50%
33 1/3% 66 2/3%
Desimal 0,333 0,375 0,4 0,5 0,625 0,667 0,75 0,875

b. Sifat Operasi Hitung


i. Sifat komutatif : a + b = b + a

ii. Sifat distributif : a (b + c) = ab + ac


(a + b) (c + d) = a (c + d) + b (c + d)
= ac + ad + bc + bd
iii. Sifat asosiatif :
a + ( b + c) = (a + b) + c
(a×b)×c = a×(b×c)

c. Soal Habis Dibagi


Dalam menghadapi soal yang berkaitan dengan bilangan yang habis
dibagi bilangan tertentu kita dapat melihat sifat keterbagian suatu biangan
dengan bilangan tertentu.
1) Habis dibagi 2. Bilangan yang habis dibagi 2 selalu memiliki satuan yang
habis dibagi 2 pula seperti 0, 2, 4, 6, dan 8.
2) Habis dibagi 3. Apabila angka penyusun bilangan tersebut dijumlahkan
dan hasilnya adalah bilangan kelipatan 3 atau 9, bilangan tersebut habis
dibagi 3. Contoh: Apakah 3576 habis dibagi 3?
Jumlahkan angka-angka penyusunnya (3 + 5 + 7 +6) = 21 dan dapat
dijumlahkan lagi (2 + 1) = 3.
Kedua angka hasil penjumlahan adalah kelipatan 3 sehingga 3576 habis
dibagi 3.
3) Habis dibagi 4. Apabila dua digit terakhir suatu bilangan habis dibagi 4,
maka bilangan tersebut habis dibagi 4. Contoh: 1457896, Karena 96
habis dibagi 4, maka 1457896 habis dibagi 4. Tepatnya 364474.
4) Habis dibagi 5. Apabila suatu bilangan memiliki satuan 0 atau 5.
Bilangan tersebut habis dibagi 5.

Selain itu, terdapat juga beberapa soal yang menanyakan faktor


pembagian dari jumlah beberapa suku tertentu;
1) Jumlah dua bilangan berurutan selalu ganjil;
2) Jumlah tiga bilangan berurutan selalu habis dibagi tiga;
3) Jumlah empat bilangan berurutan selalu habis dibagi dua;
4) Jumlah lima bilangan berurutan selalu habis dibagi lima.

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|4

d. Mencari Sisa Pembagian


Dalam menghadapi soal yang berkaitan dengan pencarian sisa
pembagian, perlu diingat bahwa sisa pembagian selalu lebih kecil dari
pembaginya.
1) Sisa pembagian 2.
Sebuah bilangan jika dibagi 2 akan menghasilkan sisa 1 atau 0. Jika
bilangan tersebut merupakan bilangan genap maka sisa
pembagiannya 0. Jika bilangan tersebut merupakan bilangan ganjil,
akan menghasilkan sisa pembagian 1.

2) Sisa pembagian 3 atau 9.


Sebuah bilangan jika dibagi 3, akan menghasilkan sisa 2, 1, atau 0.
Sisa tersebut dapat diperoleh dari sisa pembagian angka angka
peyusunnya dengan angka 3.
Contoh : Berapakah sisa pembagian dari 12496 dibagi 3?
Jumlahkan angka-angka penyusunnya (1+2+4+9+6) = 22 dan dapat
dijumlahkan lagi (2 + 2) = 4. Kemudian 4 diabgi 3 akan menghasilkan
sisa pembagian 1. Maka 12496 dibagi 3 akan menghasil sisa
pembagian 1 (tepatnya: 4165 sisa 1).

3) Sisa pembagian 4.
Sebuah bilangan jika dibagi 4, akan menghasilkan sisa 3, 2, 1, atau
0. Sisa tersebut dapat diperoleh dengan membagi 2 digit terakhir
suatu bilangan dengan angka 4. Contoh : tentukan sisa pembagian
dari 14785 dibagi 4. Dari hasil pembagian 85 dengan 4 akan
diperoleh sisa pembagian 1 (tepatnya 42 sisa 1). Maka sisa
pembagian dari 14785 dibagi 4 adalah 1 (tepatnya 3696 sisa 1).

4) Sisa pembagian 5 dan 10.


Sebuah bilangan jika dibagi 5, akan menghasilkan sisa 4, 3, 2, 1,
atau 0. Sisa tersebut diperoleh dengan membagi digit terakhir suatu
bilangan dengan angka 5.

5) Sisa pembagian 5 dan 10 dari suatu bilangan berpangkat.


Contoh : berapakah sisa pembagian 725 dibagi 10?
Sisa pembagian dapat diperoleh dengan mmbuat siklus pangkat dari
angka 7. 71 = 7, 72=49, 73=343, 74=2401, 75=16807. Siklus tersebut
berulang setiap 4x (7, 9, 3, 1, 7, 9, ....). Selanjutnya bagi pangkat
dalam soal dengan 4. Diperoleh 25 : 4 = 6 sisa 1. Sehingga diperoleh
725 : 4 akan memiliki sisa pembagian 7 (dari angka ke-1 dalam siklus
pangkat tadi).

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|5

2. Aljabar
a. Teori Aljabar
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang persamaan kuadrat beserta sifat-
sifatnya.
Bentuk umum persamaan kuadrat:

ax2 + bx + c = 0

Jumlah dan hasil kali akar-akarnya:

b c
x1 + x2 = - x1. x2 =
a a

Jenis-jenis akar persamaan kuadrat:

D = b2 – 4ac

a. Akar Real: D≥0


b. Akar real dan berlainan : D>0
c. Akar real dan sama: D = 0
d. Akar tidak real: D<0
e. Akar-akarnya rasional: D = n2
Sifat-sifat akar-akar persamaan kuadrat (anggap x dan y adalah akar-akar
persamaan kuadrat) :
a. x<0 dan y<0, syaratnya:
1) D≥0
2) x1 + x2 >0
3) x1. x2 >0
b. x>0 dan y>0, syaratnya:
1) D≥0
2) x1 + x2 <0
3) x1. x2 >0
c. x>0 dan y<0, syaratnya: x1. x2 <0
d. x = -y untuk akar-akar yang saling berlawanan syaratnya b = 0.
1
e. x = untuk akar yang berkebalikan syaratnya c = a.
y
Bentuk-bentuk Simetris
Bentuk-bentuk ini sangat berguna untuk menyederhanakan persamaan
yang rumit.

X2 + Y2 = (X + Y)2 – 2X.Y
X3 + Y3 = (X + Y)3 – 3X.Y(X + Y)
X2 – Y2 = (X + Y) (X – Y)
X2 – (X+N) (X-N) = N2

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|6

b. Persamaan dan Pertidaksamaan


Bentuk persamaan dikategorikan berdasarkan banyaknya variabel dalam
suatu persamaan. Berikut bentuk umum persamaan yang sering digunakan.
Persamaan linear satu variabel:

ax + b = c

Persamaan linear dua variabel:

ax + by = c

Untuk bentuk pertidaksamaan linier memiliki sifat-sifat berikut.

a. a<b, c adalah bilangan real, a + c< b+ c

b. a<b, c>0, c adalah bilangan real, ac < bc

c. a<b, c<0, c adalah bilangan real, ac>bc

d. 0<a<b maka am < bm , m adalah bilangan bulat.

e. a<b dan b<c maka a<c

a<b dan c<d maka a + c < b + d

1 1
f. a<b dan ab > 0 maka 
a b
a
g.  0 maka ab< 0, b ≠ 0
b

a
h.  0 maka ab > 0, b ≠ 0
b

3. Cara Hitung Cepat


a. Perkalian 11
Perkalian dengan bilangan 11 dapat dilakukan dengan mudah dengan
cara berikut.

36 49 124 1354
11 × 11 × 11 × 11 ×
396 4 9 1 2 4 1 3 5 4
13 4+9 3 6 . 4 8 9.
3+6 539 1364 14894

b. Perkalian antara bilangan yang kurang dari 100


1) Perkalian antara bilangan bersatuan sama
Berikut ini cara mudah menghitung perkalian bilangan bersatuan
sama.

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|7

Contoh:
53
23 ×
9 32 . . . . . . . . . satuan bilangan dikuadratkan
21 (5 + 2)×3 . . . puluhan dijumlah lalu dikalikan
satuan
10 . 5×2 . . . . . . . . kedua puluhan dikalikan
1219

2) Perkalian antara bilangan berpuluhan sama


Perkalian bilangan berpuluhan sama kosepnya mirip dengan
perkalian bilangan bersatuan sama. Perhatikan contoh berikut.
54
53 ×
12 3×4 . . . . : kalikan kedua satuan
35 (4 + 3)×5:kedua satuan dijumlah dan kalikan
puluhan
25 . 52 . . . . . : kuadratkan kedua puluhan
2862

3) Perkalian antar dua bilangan biasa


Cara berikut digunakan untuk mengatasi perhitungan bilangan yang
tidak memiliki sifat-sifat khusus seperti pada poin-poin sebelumnya.
Contoh:
42
31 ×
2 2×1 . . . . . . . . : kalikan satuannya
10 (4×1) + (3×2) : kalikan silang puluhan dan
satuan
12 4×3 . . . . . . . . : kalikan puluhannya
1302

c. Perkalian antar bilangan yang mendekati 100 dan 1000


Untuk bilangan perkalian bilangan yang mendekati 100 dapat digunakan
cara mudah ini:

95 . . . . 5 berasal dari (100 – 95)


88 × . . . 12 berasal dari (100 – 88)
83 60
5×12

(95 – 12) atau (88 – 5), kurangkan silang

Untuk menghitung perkalian dua bilangan yang mendekati 1000


konsepnya tidak jauh berbeda dengan perkalian bilangan yang
mendekati 100.

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|8

Perhatikan contoh berikut.


989 . . . . 11 berasal dari (1000 – 989)
991 × . . . 9 berasal dari (1000 – 991)
980 99

11×9
(989 – 9) atau (991 – 11), kurangkan silang.

d. Perkalian dengan bilangan tertentu (5, 9, 25, 50, dan 99)

1) 1574 x 5 = 1574 : 2 x 10 = 784 x 10 = 7840

2) 157 x 9 = 157 x (10-1) = 1570 – 157 = 1323

3) 1574 x 25 = 1574 : 4 X 100 = 39200

4) 1574 x 50 = 1574 : 2 x 100 = 784 x 100 = 78400

5) 157 x 99 = 157 x (100-1) = 15700 – 157 = 15543

4. Eksponen
Sifat-sifat Eksponen

am×an = am+n

am : an = am – n

(am)n = amn

(ab)m = am×bm

a0 = 1, a ≠ 0

1
a-m = ,a≠0
am

 a
n
n
a  m an 
m m

1
m n
a  mn
a a mn

(a  b)  2 ab  a  b

| BR I G H T WAY TO STAN |
Modul Bimbingan Belajar STANWAY|9

B. Geometri
1. Dua Dimensi
a. Segitiga

c b
t t t

B a C a a
1 2 3
Gambar 1
1) Segitiga ABC disebut sebagai segitiga lancip apabila <A, <B, dan <C
kurang dari 900.
2) Jika b = c maka Segitiga ABC disebut segitiga sama kaki
3) Apabila  A =  B =  C = 600, atau a = b = c , segitiga ABC disebut
segitiga sama sisi

Gambar 2
Segitiga ini disebut segitiga siku-siku karena salah satu sudutnya siku-siku
(900)

Gambar 3
Ini adalah segitiga tumpul karena salah satu sudutnya tumpul (>90 0).

Keliling segitiga: K=a+b+c

Luas segitiga: L = 12 a.t a = alas


t = tinggi

b. Persegi
Besar sudutnya masing- masing 90o
s
Keliling : 4s
s
Luas : s2
c. Persegi panjang

p Keliling: 2(p + l)
l
Luas: p  l

p = panjang l = lebar

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 10

d. Jajaran genjang

t Luas: a . t
a a = alas
t = tinggi

e. Trapesium

b Luas: (a + b).t
t
a, b = dua sisi yang sejajar
a t = tinggi

f. Layang – layang

Luas:

d1 = diagonal 1
d2 = diagonal 2

g. Belah ketupat

Luas:

h. Lingkaran

Keliling dan Luas lingkaran

Keliling = d = 2R

Luas = R2

Keterangan:
22
 = 3,14 atau
7
R = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
d = 2r

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 11

Busur, juring, dan tembereng

B
A

Keterangan: A
BC : tali busur Panjang  BC : 2R 
360o
 BC : busur
BC : tembereng
Luas juring ABC:
A
360o
 
R 2

Sudut pusat dan sudut keliling

sudut pusat = 2  sudut keliling


A

B B = 2 A

2. Tiga Dimensi
a. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah persegi yang
kongruen
H
G
Jika s adalah rusuk kubus, maka:
E F
1) Volume = s  s s = s3

D 2) Luas permukaan kubus tertutup = 6  s2


C
3) Luas permukaan kubus tanpa tutup= 5  s2
A B
4) Panjang rusuk yang diperlukan = 12 s

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 12

b. Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 daerah persegi panjang
yang terdiri atas 3 pasang yang koingruen.
R
Q p = panjang (KL = MN = OP = QR)
O
P l = lebar (KN = LM = PQ = OR)
N t = tinggi ( KO = LP = MQ = NR)
M
K L

Panjang rusuk: 4(p + l + t)

Luas permukaan: 2(pl + pt + lt)

Volume: p  l  t

c. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar dan
beberapa bidang lain yang memotong menurut garis sejajar.
J
U F I
G H Luas prisma = 2  luas alas + luas selimut
S T

Volume prisama = Luas alas  tinggi


E
R A D

P Q
B C
prisma segitiga prisma segilima

d. Tabung
Tabung adalah sebuah bangun ruang berbentuk prisma tegak yang bidang
alasnya berupa lingkaran

Luas permukaan : 2  Luas alas + selubung

Luas permukaan : 2r2 + 2rt


t

Luas permukaan : 2r (r + t)


r
Volume : r2t

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 13

e. Limas
Limas adalah sebuah bangun ruang dengan bidang alas berbentuk segi
banyak dan dari bidang alas dibentuk sisi yang berupa segitiga yang
bertemu pada satu titik.
T Luas limas = Luas alas + Luas selubung
T

Volume limas = 1
3
Luas alas  tinggi
R D C
A
Luas alas adalah Luas  PQR
P Q A B atau Luas  ABCD
Limas segitiga Limas segiempat

f. Kerucut
Kerucut adalah suatu bangun ruang yang merupakan suatu limas beraturan
yang bidang alasnya berbentuk lingkaran

Luas kerucut : Luas alas + Luas selubung limas


s2 = r2 + t2
t s
s= Luas kerucut : r2 + 2rs
r Luas kerucut : r (r + 2s)

Volume kerucut :
1
3
r 2 t

g. Bola
Bola adalah suatu bangun ruang yang bentuknya setengah lingkaran yang
diputar mengelilingi diameternya.

Luas bola: 4r2


r

Volume bola:
4
3
r 3

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 14

3. Sudut dan Kesebangunan


Hubungan antar sudut
1) Sudut komplemen (berpenyiku)
xo + yo = 90o
yo
xo

2) Sudut suplemen (berpelurus)

xo + yo = 180o

yo xo

3) Sudut sehadap sama besar


m n

y y
Po Q
o
R

m // n ( garis m sejajar garis n)


 MPQ =  NQR (sehadap)
= xo

4) Sudut bertolak belakang sama besar


F
E
o
y
EOF = HOG = yo
O
xo xo EOH = FOG = xo
o
y (sudut bertolak belakang)

G
H

5) Sudut berseberangan dalam sama besar

M Q N
o
x yo

yo xo
P
R O

QRO = RQM (sudut dalam berseberangan)


= xo
PRQ = RQN (sudut dalam berseberangan)
= yo

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 15

Kesebangunan
Segitiga-segitiga sebangun
1.
C
Segitiga ABC sebangun Segitiga DEC
 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
 A =  D,
B =  E,
D E
C = C (berimpit)
 Sisi-sisi yang bersesuaian
AB CB AC
A B  
DE CE DC

2.
N Segitiga MNO ~ segitiga QPO
 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
M = Q,
P N =  P,
O = O (berimpit)
 Sisi-sisi yang bersesuaian
MN NO MO
 
M Q O PQ PO QO

3. Segitiga PQR ~ Segitiga PST


T S  Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
R = T,
Q = S,
P
P = P (berimpit)
 Sisi-sisi yang bersesuaian
PT PQ ST
 
Q R
PR PS QR

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 16

C. Statistika
Ukuran Pemusatan Data
a. Rataan hitung (mean):

x
x
n
Ada kalanya kita dapat Suhu Tubuh
Pukul
menggunakan metode rataan (0 Celcius)
sementara untuk menghitung 11.00 36
rataan suatu kumpulan data 12.00 38
tunggal. Contoh: 13.00 37
Di samping ini disajikan data 14.00 39
suhu tubuh seorang penderita 15.00 39
DBD selama 10 jam terakhir. 16.00 38
17.00 41
18.00 40
19.00 39
20.00 37

Suhu Tubuh xi – x s Berapakah rata-rata suhu tubuh


(xi) penderita DBD tersebut selama 10
( x s = 36,data
jam terakhir?
terkecil) Kita dapat menggunakan metode
36 0 rata-rata sementara sebagai berikut.
38 2
37 1
39 3 x  xs 
 (x i  xs )
39 3 n
38 2
41 5 24
= 36 +
40 4 10
39 3 = 36 + 2,4
37 1
Total 24 = 38,40

b. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul.

c. Median
Median adalah nilai tengah dari suatu data yang telah diurutkan.
Jika jumlah data ganjil: Jika jumlah data genap:

Xmed = X n  1 X n  X n2
2
2 2
XMed =
2

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 17

D. Perbandingan
Secara garis besar perbandingan dapat dibagi dua, yaitu:
a. Perbandingan Senilai
Dalam perbandingan senilai, apabila satu variabel bertambah, variabel lain
pun bertambah. Berikut ini disajikan contoh untuk mempermudah
pemahaman.

Banyak Harga
Pena
3 Rp 4.500
7 Rp 10.500
10 Rp 15.000

Banyak Harga Secara matematis hal ini


Pena ditulis:
M X M N O
N Y  
X Y Z
O Z

b. Perbandingan Berbalik Nilai


Dalam perbandingan berbalik nilai, apabila satu variabel nilainya bertambah,
variabel lain akan mengalami penurunan nilai. Contoh:
Seorang anak mengamati hubungan antara derasnya arus air yang keluar
dari kran dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi sebuah bak mandi
sampai penuh. Berikut ini adalah data yang diperolehnya.

Arus air Waktu (menit)


(liter/menit)
10 10
20 5

Arus air Waktu (menit) Secara matematis dapat


(liter/menit) ditulis:
A M A M

B N B N

Selain itu, kita juga dapat mengelompokkan soal berdasarkan apa yang
ditanyakan soal.

1) Mencari nilai suatu variabel jika jumlah variabel diketahui


Contoh:
Perbandingan umur Cameloparadis dan Sirius adalah 4 : 5. Jumlah umur
mere+ka 45 tahun. Berapakah umur Siruis?
5
Umur Sirius = ×45 tahun
45
= 25 tahun

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 18

2) Mencari nilai suatu variabel jika selisih variabel diketahui


Contoh:
Selisih mutiara yang dimiliki Sagita dan Gemini adalah 56 buah.
Perbandingan banyaknya mutiara yang dimiliki Sagita dan Gemini 15 : 7.
Berapakah jumlah mutiara keduanya?
15  7
Jumlah mutiara = × 56 buah
15  7
= 154 buah

3) Perbandingan tiga variabel


Perbandingan usia Aldebaran : Bootes : Crux = 3 : 5 : 7. Selisih usia
Aldebaran dan Bootes adalah 6 tahun. Berapa tahunkah jumlah usia
mereka?
a. 36
b. 45 35 7
Jumlah usia = × 6 tahun
c. 25 75
d. 50 = 45 tahun
jawabannya B.

4) Perbandingan yang saling berhubungan


Uang Betelgeuse: Capricorn = 5 : 3, uang Capricorn : Deneb = 1 : 5.
Jika jumlah uang Betelgeuse dan Deneb Rp 750.000, berapa selisih
uang Betelgeuse dan Capricorn ?
a. Rp 100.000
b. Rp 50.000
c. Rp 75.000
d. Rp 25.000
Soal tersebut dapat Kita dapat menghitung selisih
disederhanakan sebagai uang B dan C:
berikut. 53
= ×Rp 750.000
B:C =5:3 ×1 5  15
C:D = 1 : 5 ×3 = Rp 75.000
B : C : D = 5 : 3 : 15 jawabannya C.

5) Statistika
Berat rata-rata sekelompok siswa adalah 54 kg. Berat rata-rata siswa
putri dari kelompok tersebut 48 kg sedangkan berat rata-rata siswa
putranya 62 kg. Berapa perbandingan jumlah siswa putra dan putri
pada kelompok tersebut ..
Soal ini dapat diselesaikan dengan metode garis.
Putri Putra
48 54 62

6 : 8
3 : 4

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 19

E. Diagram Venn
Dalam soal Ujian Tulis SPMB PKN STAN, seringkali ditemukan soal soal
diagram Venn. Soal tersebut terbagi dalam 2 jenis soal, yaitu Diagram Venn 2
Variabel dan Diagram Venn 3 Variabel.

1. Diagram Venn 2 Variabel


Gambaran dasar dari diagram Venn 2 variabel adalah sebagai berikut
S

A AB B

Dari gambaran tersebut dapat diperoleh rumus dasar:


S = A + B – AB + x atau S = A’ + B’ + AB + x

Ket : S : Jumlah seluruh semesta


A : Jumlah sampel A (termasuk AB)
B : Jumlah sampel B (termasuk AB)
AB : Jumlah sampel yang tergolong A dan B
X : Bagian dari semesta yang tidak tergolong A maupun B
A’ : Jumlah sampel yang hanya tergolong A (tidak termasuk AB)
B’ : Jumlah sampel yang hanya tergolong B (tidak termasuk AB)

2. Diagram Venn 3 Variabel


Gambaran dasar dari diagram Venn 3 variabel adalah sebagai berikut
S

A AB B Dari gambaran tersebut dapat


diperoleh rumus dasar
AC ABC
BC S = A + B + C – AB – AC - BC + x

C
x

Ket : S : Jumlah seluruh semesta


A : Jumlah sampel A (termasuk AB, AC, dan ABC)
B : Jumlah sampel B (termasuk AB, BC, dan ABC)
C : Jumlah sampel C (termasuk AC, BC, dan ABC)
AB : Jumlah sampel yang tergolong A dan B (termasuk ABC)
X : Bagian dari semesta yang tidak tergolong A maupun B

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 20

F. Deret Aritmatika dan Geometri


Terdapat beberapa soal yang termasuk dalam tipe deret. Deret sendiri terbagi
menjadi dua jenis, yaitu deret aritmatika dan deret geometri.

1. Deret Aritmatika
Deret aritmatika memiliki satu ciri utama yaitu antar sukunya memiliki beda
atau selisih yang sama. Beberapa rumus dasar deret aritmatika antara lain :

1. Un = a + (n-1)b

2. Sn = n/2 (a + Un) Keterangan:

3. Sn = n/2 (2a + (n-1)b) Un : suku ke-n


n : jumlah suku
4. Un = (Un+x + Un-x)/2x a : suku pertama
b : beda
5. b = (Up – Uq)/p-q Sn : jumlah sampai suku ke-n

6. n = 1 + (Un – a)/b

2. Deret Geometri
Deret geometri memiliki satu ciri yaitu jika kita membagi setiap suku dengan
satu suku sebelumnya akan menghasilkan rasio perbandingan yang sama.
Deret geometri terbagis menjadi dua, yaitu deret geometri dan deret geometri
tak hingga.

Deret geometri biasa memiliki rumus dasar sebagai berikut.

1. Un = a x r(n-1)

a x (rn – 1)
2. Sn = untuk |𝑟| > 1
𝑟−1

a x (1−rn )
3. Sn = untuk |𝑟| < 1
1−𝑟

2𝑥
4. Un = √ (Un+x x Un-x) Keterangan:

(Up/Uq) Un : suku ke-n


5. r = 𝑝−𝑞 n : jumlah suku
a : suku pertama
𝑈𝑛
6. n = 1 + r log r : rasio
𝑎
Sn : jumlah sampai suku ke-n

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 21

3. Deret Geometri Tak Hingga


Deret geometri tak hingga hanya berlaku jika |𝑟| < 1. Secara garis besar,
deret geometri dengan deret geometri tak hingga tidak lah berbeda. Yang
berbeda hanya dalam proses mencari Sn. Dalam deret geometri tak hingga,
Sn dirumuskan:
𝑎
Sn = 1−𝑟

G. Jarak, Kecepatan dan Waktu


a. Kecepatan bekerja sama
Soal SPMB PKN STAN yang berhubungan dengan mencari kecepatan
bekerja sama biasanya terdapat dua tipe. Tipe pertama : mencari
kecepatan bekerja sama dari beberapa kecepatan. Atau tipe kedua :
mencari kecepatan dari beberapa waktu tertentu. Untuk mengerjakan soal
seperti ini, hampir sama kasusnya dengan mencari hambatan gabungan
dari suatu rangkaian seri dan paralel dalam fisika.

Tipe 1(sama seperti Rgab dalam rangkaian seri) :

Vgab = V1 + V2 + ..... + Vn

Tipe 2(sama seperti Rgab dalam rangkaian paralel) :

1 1 1 1
= V1 + + ….+
Vgab V2 Vn

b. Kecepatan saling menyusul


Konsep kecepatan dalam soal SPMB PKN STAN sama dengan
kecepatan dalam pelajaran fisika. Dimana dalam pelajaran fisika,
kecepatan, jarak, dan waktu digambarkan dalam bentuk segitiga. Pada
soal saling menyusul, prlu diingat pada dasarnya kedua benda bergerak
searah dari titik awal yang sama.

S
___:___

V x t

Pembeda antara soal dalam SPMB PKN STAN dan konsep dasar fisika
adalah V dan S yang dipakai.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 22

Dalam soal SPMB PKN STAN (kecepatan saling menyusul):

1. V = V2 – V1 Keterangan :
V1 = kecepatan benda yang pertama bergerak
2. S = V1 x ∆t V2 = kecepatan benda yang akan menyusul
3. tsusul = S/V ∆t = selisih waktu berangkat
4. Ssusul = V2 x tsusul tsusul = waktu yang diperlukan benda kedua untuk menyusul
Ssusul = Jarak saat terjadi proses menyusul

c. Kecepatan saling bertemu


Konsep kecepatan dalam soal SPMB PKN STAN sama dengan
kecepatan dalam pelajaran fisika. Dimana dalam pelajaran fisika,
kecepatan, jarak, dan waktu digambarkan dalam bentuk segitiga. Pada
soal saling bertemu, perlu diingat pada dasarnya kedua benda bergerak
berlawanan arah dan terdapat jarak kedua titik yang dituju masing masing
benda.

S
___:___

V x t
Pembeda antara soal dalam SPMB PKN STAN dan konsep dasar fisika
adalah V dan S yang dipakai.
Dalam soal SPMB PKN STAN (kecepatan saling bertemu):

1. V = V2 + V1

2. S = V1 x ∆t

3. Ttemu = (Sawal – S)/V

4. Stemu2 = V2 x tsusul

Keterangan :
V1 = kecepatan benda yang pertama bergerak
V2 = kecepatan benda yang akan menyusul
∆t = selisih waktu berangkat
Ttemu = waktu yang diperlukan kedua benda untuk bertemu
Stemu2 = Jarak saat terjadi pertemuan (dari titik kedua)
Sawal = Jarak dua titik yang dituju.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 23

H. Aritmatika Sosial
Ada beberapa jenis soal aritmatika sosial dalam soal SPMB PKN STAN,
yaitu: FPB dan KPK, Bunga Bank, Persamaan Linier, Jual Beli, Peluang, dan
Umur.
1. FPB dan KPK
 FPB (Faktor persekutuan terbesar) adalah faktor kembar terbesar yang
dimiliki oleh beberapa bilangan. FPB digunakan dalam beberapa jenis
soal SPMB PKN STAN seperti membagi suatu bilangan agar adil atau
membagi suatu balok menjadi kubus terbesar.
 KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah kelipatan kembar terkecil
dari beberapa bilangan. Dalam SPMB PKN STAN, KPK digunakan
untuk mencari hari tertentu agar beberapa orang dapat bertemu pada
situasi tertentu.

2. Bunga Bank
Beberapa rumus yang dapat digunakan dalam mengerjakan soal yang
berhubungan dengan tabungan dan bunga bank antara lain,
Keterangan:
Fv = (1 + i)nPv FV: Nilai tabungan di masa depan
PV: Nilai tabungan sekarang
1 i : tingkat bunga tabungan
Pv = Fv
(1  i) n n : periode menabung

3. Persamaan Linier
Soal-soal yang berhubungan dengan persamaan linear biasanya
diselesaikan dengan cara eliminasi sederhana.
Contoh Soal:
Suatu hari Antares membeli 2 gelas es doger dan semangkok bakso
dengan harga Rp 10.000. Keesokan harinya dia membeli 3 gelas es doger
dan 2 mangkok bakso seharga Rp 18.000. Hari Selasa dia berniat membeli
4 gelas es doger dan 5 mangkok bakso. Berapa uang kembalian yang
diterimanya jika membayar dengan selembar uang Rp 50.000 ?
a. Rp 38.000 c. 28.000
b. Rp 12.000 d. 22.000
Dari soal kita mendapat persamaan (untuk harga buatlah dalam ribuan) :
2x + y = 10 ×2 : 4x + 2y = 20
3x + 2y = 18 ×1 : 3x + 2y = 18 _ Untuk mempermudah, gunakan
x= 2 permisalan:
Substitusikan ke persamaan pertama: x = es doger
2(2) + y = 10 y = bakso
y=6
nilai 4x + 5y = 4×2 + 5×6
= 38
Jadi,dengan uang Rp 50.000 uang kembaliannya:
Rp 50.000 – Rp 38.000
= Rp 12.000, jawaban B.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 24

4. Jual-Beli
Soal SPMB PKN STAN yang berhubungan dengan jual-beli terbagi menjadi
3, yaitu: untung-rugi, bruto-netto, dan diskon.
a. Untung - Rugi
Dalam menghadapi soal untung-rugi, yang perlu dipahami adalah
konsep dasar yaitu:

Untung/(Rugi) = Harga Jual – Harga Beli

Untuk selanjutnya hanya perlu menentukan harga jual dan harga beli
dalam suatu soal cerita.

*Salah satu modifikasi dari soal untung rugi adalah mengubah angka harga
dalam soal ke dalam bentuk persentase. Untuk menghadapi soal tersebut,
perlu diketahui bahwa harga beli dapat dimisalkan dengan 100%.

b. Bruto - Netto
Dalam menghadapi soal bruto-netto, yang perlu dipahami adalah
konsep dasar yaitu:
Tara = Bruto - Netto
c. Diskon - Pajak
Salah satu konsep dasar dalam mengerjakan soal diskon-pajak adalah
harga awal selalu dimisalkan dengan 100%. Selanjutnya tinggal
menambahkan/mengurangkan dengan presentase pajak/diskon.
Setelah itu, tinggal dikerjakan dengan konsep perbandingan dasar.

5. Peluang
a. Peluang Kejadian
n( a )
P(a) =
n( s )
n(a) : banyak kejadian a
n(s) : banyaknya kejadian semesta
nilai P(a): 0 ≤ P(a)≤1
bila 0 artinya kejadian tersebut mustahil terjadi
bila 1 artinya kejadian tersebut pasti terjadi

b. Frekuensi harapan
Fn (a) = N × P(a)

N : banyaknya percobaan

c. Peluang Komplemen
P(a)c = 1 - P(a)

d. Peluang kejadian saling Bebas

P( A  B ) = n(A) + n(B)

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 25

e. Peluang dua Kejadian saling Lepas

P( A  B ) = P(A) + P(B) – P( A  B )

f. Permutasi dan Kombinasi

1. Permutasi nPx = n.(n-1).(n-2)…..(n-x)

n .(n−1) .….(n−x)
2. Kombinasi nCx = 1.2…..𝑥

3. Peluang melingkar Pm = (n-1)!

6. Umur
Dalam menghadapi soal yang berhubungan dengan usia, dapat
diselesaikan dengan cara aljabar biasa. Setiap kata ”yang lalu”, diaganti
menjadi min (-). Sedangkan kata ”kemudian” berarti plus (+).

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 26

BAGIAN II: SILOGISME (PENARIKAN KESIMPULAN)

Soal SPMB PKN STAN yang berhubungan dengan pencarian kesimpulan


dapat dibagi menjadi 3 kelompok utama yaitu, (1) Kelompok ”semua-sebagian”, (2)
Kelompok ”logika matematika”, dan (3) Kelompok ”hubungan kalimat”.

A. Semua-sebagian
Dalam soal SPMB PKN STAN, seringkali ditemukan tipe soal yang mengambil
kesimpulan dari kalimat dengan kata depan ”semua” atau ”sebagian”.
a. Semua-semua
Jika menemukan soal dengan semua kalimat diawali dengan kata ”semua”,
maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
”Semua P. Semua Q”
1. Semua P dan Q
2. Semua P pasti Q
3. Semua Q pasti P
4. Tidak ada –P dan –Q
5. Tidak ada –P dan Q
6. Tidak ada P dan –Q
Contoh:
Semua siswa memakai baju. Semua siswa memakai celana.
Kesimpulan yang dapat diambil
1. Semua siswa memakai baju dan celana.
2. Semua siswa yang memakai baju pasti memakai celana.
3. Semua siswa yang memakai celana pasti pakai baju.
4. Tidak ada siswa yang memakai celana tetapi tidak pakai baju.
5. Tidak ada siswa yang memakai baju tetapi tidak pakai celana.
6. Tidak ada siswa yang tidak memakai baju tetapi tidak pakai celana.
b. Semua-sebagian
Jika menemukan soal dengan awalan kalimat gabungan antara kata
”semua dan ”sebagian”, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
”Semua P. Sebagian Q”
1. Semua Q pasti P
2. Sebagian P dan Q
3. Sebagian P dan –Q
4. Tidak ada –P dan Q
5. Tidak ada –P dan –Q

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 27

Contoh:
Semua siswa memakai baju. Sebagian siswa memakai celana.
Kesimpulan yang dapat diambil
1. Semua siswa yang pakai celana pasti pakai baju.
2. Sebagian siswa memakai baju dan celana.
3. Sebagian siswa memakai baju tapi tidak memakai celana.
4. Tidak ada siswa yang tidak memakai baju tetapi pakai celana.
5. Tidak ada siswa yang tidak memakai baju dan celana.

c. Sebagian-sebagian
Jika menemukan soal dengan semua kalimat diawali dengan kata
”sebagian”, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
”Sebagian P. Sebagian Q”
1. Sebagian P dan Q
2. Sebagian P dan –Q
3. Sebagian –P dan Q
4. Sebagian –P dan –Q
Contoh:
Sebagian siswa memakai baju. Sebagian siswa memakai celana.
Kesimpulan yang dapat diambil
1. Sebagian siswa memakai baju dan celana.
2. Sebagian siswa memakai baju dan tidak memakai celana.
3. Sebagian siswa tidak memakai baju dan memakai celana.
4. Sebagian siswa tidak memakai baju dan celana.

B. Logika Matematika
Konsep-konsep berikut ini sangat berguna dalam memecahkan soal-soal yang
berkaitan dengan penarikan kesimpulan.
Tabel Kebenaran
p q ~p ~q p^q pvq pq pq
B B S S B B B B
B S S B S B S S
S B B S S B B S
S S B B S S B B

Kesetaraan
a. ~(p^q)  ~p v ~q
b. ~(p v q)  ~p ^ ~q
c. ~( p  q )  p ^ ~q
d. ~( p  q )  (p ^ ~q) v (q ^ ~p)
e. p  q  ~ q ~ p  ~p v q

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 28

Ingkaran Kuantor

Pernyataan Ingkaran
a. Semua... 3. Ada yang tidak...
b. Ada.. 4. Semua tidak...
c. Tidak ada... 5. Ada yang...

Penarikan Kesimpulan

a. Modus Ponens
Konsep penarikan kesimpulannya:
Premis 1: p  q
Premis 2: p
q
b. Modus Tollens
Premis 1: p  q
Premis 2: ~q
~ p
c. Silogisme
Premis 1: p  q
Premis 2: q  r
pr

C. Hubungan Kalimat
Hubungan antar kalimat dalam soal SPMB PKN STAN dapat berbentuk urutan
atau perubahan subjek.

Urutan
Dalam soal SPMB PKN STAN yang berbentuk urutan sebaiknya diurutkan dari
yang terbesar hingga yang terkecil. Setelah mengurutkan setiap kalimat, hal
yang perlu dilakukan adalah menggabungkan hubungan antar kalimat.
Jenis kalimat yang dapat digabungkan adalah jika memenuhi syarat:
I. A>B
II. B>C

Dapat digabungkan menjadi A>B>C.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 29

BAGIAN III: DERET

Soal deret dalam SPMB PKN STAN dapat dibagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan jumlah pola deret tersebut.

1. Deret Larik 1

Deret larik satu adalah deret yang memiliki satu pola saja.

A B C D .......

2. Deret Larik 2

Deret larik satu adalah deret yang memiliki dua pola.

Pola 1

A B C D E F .......

Pola 2

3. Deret Larik 3

Deret larik satu adalah deret yang memiliki dua pola.

Pola 1

A B C D E F G H I

Pola 2 Pola 3

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 30

4. Deret Huruf
Pada dasarnya deret huruf sama dengan deret angka. Untuk
mempermudah dalam mengerjakannya, sebaiknya huruf tersebut diubah ke
dalam bentuk angka.

Agar lebih mudah dalam menghafal tabel tersebut, dapat digunakan sistem
”EJOTY”. EJOTY adalah huruf-huruf dalam alfabet yang jika diubah dalam
bentuk angka akan menghasilkan angka kelipatan 5.

5. Deret Gambar
Dalam mengerjakan soal deret gambar, hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
1. Jumlah gambar tertentu atau jumlah segi suatu gambar;
2. Rotasi sebuah gambar; dan
3. Pergerakan beberapa titik dalam gambar.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 31

PEMBATAS TBI

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 32

BAB I
TENSES

Tenses adalah pola kata kerja dalam bahasa Inggris yang menunjukkan
terjadinya suatu perbuatan/peristiwa berdasarkan waktu. Terdapat 3 pola dasar
tenses yang dapat dikembangkan menjadi 16 tenses, yaitu Present Tense
(sekarang), Past Tense (Masa Lalu), Future Tense (Masa Depan).

A. Present Tense
Untuk Present Tense sendiri memiliki 4 pola hasil kembangan dari pola dasar
Present Tense yaitu Simple Present Tense, Present Continuous Tense, Present
Perfect Tense, dan Present Perfect Continuous Tense.
1. Simple Present Tense
Secara umum, simple present menunjukan suatu perbuatan atau situasi
yang selalu terjadi, bersifat umum (fakta), dan perbuatan yang biasa dan
berulang dilakukan.
Time indicator:
Every day Every Friday Once a week
Every week Three times a day Twice a day

Aturan:
 Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang mengunakan Action Verb (go, take,
cook, study, sleep, eat, climb, sing) sebagai prediketnya. Aturannya
adalah:
- Kalimat positive yang memiliki subjek She, He, dan It maka
prediketnya harus ditambah dengan +S/ES.
- Kalimat negative dan interrogative yang memiliki subjek She, He, dan
It maka harus menggunakan Does sebagai kata bantunya.

Rumus: Contoh:
[+] S + V1+s/es + O/C.  We study English three times a
[-] S + Do/Does + Not + V1 + O/C. week.
[?] Do/Does + S + V1 + O/C?  I do not like cheese very much.
 Do you go to school?

 Kalimat Nominal
Kalimat nominal adalah a kalimat yang mengunakan to be (is, am, are)
sebagai prediketnya. Aturannya adalah:
- Kalimat yang memiliki subjek She, He, dan It maka to be-nya adalah
is.
- Selain dari subjek diatas maka menggunakan Are, kecuali Am
digunakan khusus untuk subjek I.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 33

Contoh:
Rumus:
 We are very enthusiastic.
[+] S + To Be + C.
 My mother is not in Jakarta.
[-] S + To Be + Not + C.
 Are you a student?
[?] To Be + S + C?

2. Present Continuous Tense


Continuous tense (Be + Ving) merupakan bentuk tense yang menunjukan
suatu kegiatan yang telah dlakukan sebelumnya, masih sedang
berlangsung, dan mungkin akan berlanjut setelahnya. Present continuous
tense merupakan bentuk tense yang sedang berlangsung pada saat ini.

Time indicator: Now, Right Now


Rumus: Contoh:
[+] S + To Be + Ving + O/C.  We are studying English.
[-] S + To Be + Not + Ving + O/C.  I am not doing my
[?] To Be + S + Ving + O/C? homework.
 Are you writing a letter?

3. Present Perfect Tense


Perfect tense (Have + Past Participle/V3) merupakan bentuk tenses yang
menunjukan suatu kegiatan atau kondisi yang telah terjadi sebelum suatu
kegiatan atau kondisi yang lain. Present perfect tense menunjukan suatu
kegiatan atau kondisi yang telah terjadi dan masih berhubungan dengan
kondisi saat ini.

Aturan:
 Kalimat Verbal
Contoh:
Rumus:
 We have studied English.
[+] S + Have/Has + V3 + O/C.
 I have not taken a bath.
[-] S + Have/Has + Not + V3 + O/C.
 Have you eaten your
[?] Have/Has + S + V3 + O/C?
lunch?

 Kalimat Nominal
Contoh:
Rumus:  We have been here.
[+] S + Have/Has + Been + C.  My mother has been in
[-] S + Have/Has + Not + Been + C. Jakarta.
[?] Have/Has + S + Been +C?  Have you been in the
classroom?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 34

4. Present Perfect Continuous Tense


Perfect continuous tense (Have + Been + -ing) merupakan bentuk tenses
yang menunjukan suatu kegiatan atau kondisi yang telah dan masih sedang
berlangsung pada waktu tertentu. Bentuk tenses ini menunjukan durasi
berlangsung.

Aturan:
 Kalimat Verbal
Rumus:
[+] S + Have/Has + Been + Ving + O/C.
[-] S + Have/Has + Not +Been + Ving + O/C.
[?] Have/Has + S +Been + Ving + O/C?
Contoh:
 We have been studying English for two hours.
 I have not been taking a bath for one hour.
 Have you been writing the letter for one week?

 Kalimat Nominal
Rumus:
[+] S + Have/Has + Been + Being + C.
[-] S + Have/Has + Not + Been + Being + C.
[?] Have/Has + S + Been + Being + C?
Contoh:
 We have been being here.
 My mother has been being in Jakarta.
 Have you been being in the classroom?

B. PAST TENSE
Pola past tense digunakan untuk menyatakan kejadian atau tindakan yang telah
terjadi di masa lalu. Pola ini memiliki 4 pola kembangan yaitu Simple Past Tense,
Past Continuous Tense, Past Perfect Tense, dan Past Perfect Continuous
Tense.
1. Simple Past Tense
Simple Past Tense (biasanya identik dengan penggunaan V2) merupakan
bentuk dasar dari past tense. Digunakan untuk menunjukan suatu
kegiatan/kondisi yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu.

Time indicator:
Yesterday This morning
Last two days Two days ago
Last week Two weeks ago
Last month Four months ago
Last three years Five years ago

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 35

Aturan:
 Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah a kalimat yang mengunakan action verb bentuk V 2
(ate, took, studied, brought, wrote, spoke) sebagai prediketnya.
Aturannya adalah:
- V2 sebagai prediket digunakan untuk kalimat positif.
- V1 sebagai prediket digunakan untuk kalimat negative dan interogatif
dengan menggunakan Did sebagai kata bantunya.
Rumus: Contoh:
[+] S + V2 + O/C.  We studied English yesterday.
[-] S + Did + Not + V1 + O/C.  I did not eat my lunch this
[?] Did + S + V1 + O/C? morning.
 Did you go to school last two
days?

 Kalimat Nominal
Kalimat nominal adalah a kalimat yang mengunakan to be (was dan were)
sebagai prediketnya. Aturannya adalah:
- Kalimat yang memiliki subjek She, He, dan It maka to be-nya adalah
Was.
- Selain dari subjek diatas maka menggunakan Were.
Rumus: Contoh:
[+] S + To Be + C.  We were very enthusiastic yesterday.
[-] S + To Be + Not + C.  My mother was not in Jakarta last
[?] To Be + S + C? Sunday.
 Were you at school this morning?

2. Past Continuous Tense


Past continuous tense merupakan bentuk continuous tense yang sedang
berlangsung pada masa lalu.
Rumus:
[+] S + To Be + Ving + O/C.
[-] S + To Be + Not + Ving + O/C.
[?] To Be + S + Ving + O/C?
Contoh:
 We were studying English when you come last night.
 I was not doing my homework when my mom called me.
 Were you taking a bath when I arrived?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 36

3. Past Perfect Tense


Past perfect tense menunjukan suatu kegiatan atau kondisi yang telah terjadi
sebelum kejadian lain di masa lalu.
Aturan:
 Kalimat Verbal
Contoh:
Rumus:
 We had already studied English when
[+] S + Had + V3 + O/C.
you left.
[-] S + Had + Not + V3 + O/C.
 I had not already eaten when they
[?] Had + S + V3 + O/C?
arrived
 Had you eaten your lunch when I
came?

 Kalimat Nominal
Rumus:
[+] S + Had + Been + C.
[-] S + Had + Not + Been + C.
[?] Had + S + Been +C?
Contoh:
 We had been there before you arrived.
 My mother had been in Jakarta when the earthquake happened.
 Had you been in the classroom before the class begun?

4. Past Perfect Continuous Tense


Past perfect continuous tense (Had+ Been + -ing) merupakan bentuk tenses
yang menunjukan suatu kegiatan atau kondisi yang telah dan masih sedang
berlangsung pada waktu tertentu. Bentuk tenses ini menunjukan durasi yang
sedang berlangsung pada suatu waktu di masa lalu.

Aturan:
 Kalimat Verbal
Rumus:
[+] S + Had+ Been + Ving + O/C.
[-] S + Had+ Not +Been + Ving + O/C.
[?] Had+ S +Been + Ving + O/C?
Contoh:
 We had been studying English for two hours before you came.
 I had not been taking a bath for one hour when you called.
 Had you been writing the letter when I left?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 37

 Kalimat Nominal
Rumus:
[+] S + Had + Been + Being + C.
[-] S + Had+ Not + Been + Being + C.
[?] Had + S + Been + Being + C?
Contoh:
 We had been being the before they arrived.
 My mother had been being in Jakarta before I came back to Indonesia.
 Had you been being in the classroom when the teacher came?

C. FUTURE TENSE
Pola future tense mengungkapkan suatu kejadian yang akan dilakukan atau
terjadi di masa yang akan datang, pola ini juga memiliki 4 kembangan yaitu
Simple Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense dan
Future Perfect Continuous Tense.

1. Simple Future Tense


Simple Future Tense digunakan untuk menyakan suatu kejadian yang akan
terjadi atau akan dilakukan pada masa yang akan datang.
Time indicator:
Tomorrow Next month Tonight
Next week Next Friday The following year

Aturan:
 Kalimat Verbal
Rumus: Contoh:
[+] S + Will + V1 + O/C.  I will visit Jakarta tomorrow.
[-] S + Will + Not + V1 + O/C.  I will not go next week.
[?] Will + S + V1 + O/C?  Will you go to school next
Monday?

 Kalimat Nominal
Rumus: Contoh:
[+] S + Will + Be + C.  It will be ok.
[-] S + Will + Be + Not + C.  My mother will not be in Jakarta.
[?] To Be + S + Be + C?  Will you be there next
semester?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 38

2. Future Continuous Tense


Pola Future Continuous Tense mengungkapkan suatu kejadian atau
peristiwa yang akan sedang terjadi di masa yang akan datang pada suatu
titik waktu tertentu.
Contoh:
Rumus:
 I will be visiting Jakarta tomorrow.
[+] S + Will + Be + Ving + O/C.
 I will not be studying at 4 pm
[-] S + Will + Not + Be + Ving + O/C.
tomorrow.
[?] Will + S + Be + Ving + O/C?
 Will you be going to school at 7
next Monday?
3. Future Perfect Tense
Biasanya pola Future Perfect Tense digunakan untuk menyatakan suatu
kejadian yang akan sudah selesai pada suatu titik waktu tertentu sebelum
kejadian lain terjadi.
Rumus:
[+] S + Will + Have + V3 + O/C.
[-] S + Will + Not + Have + V3 + O/C.
[?] Will + S + Have + V3 + O/C?
Contoh:
 I will have eaten all the food.
 I will not have studied at 4 pm tomorrow.
 Will you have gone to school at 7 next Monday?

4. Future Perfect Continuous Tense


Future Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu
kejadian yang akan sedang berlangsung selama durasi tertentu sebelum
kejadian lain terjadi di masa yang akan datang.

Rumus:
[+] S + Will + Have + Been + Ving + O/C.
[-] S + Will + Not + Have + Been + Ving + O/C.
[?] Will + S + Have + Been + Ving + O/C?
Contoh:
 I will have been eating all the food.
 I will not have been studying when you come.
 Will you have been going to school next Monday morning?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 39

D. POLA KOMBINASI
Selain 12 pola di atas ada lagi 4 pola lain yang merupakan pola hasil kembangan
dari pola dasar Past dan Future yaitu Simple Past Future Tense, Past Future
Continuous Tense, Past Future Perfect Tense, Past Future Perfect Continuous
Tense.

1. Simple Past Future Tense


Simple Past Future Tense merupakan pola yang menyatakan suatu aksi
yang akan dilakukan, membuat prediksi, dan membuat janji untuk masa yang
akan datang pada masa lampau.

Rumus: Contoh:
[+] S + Would + V1.  We would come.
[-] S + Would + not + V1.  We wouldn’t come.
[?] Would + S + V1?  Would we come?

Pada pola ini, pemakaian “would” dapat diganti dengan “was/were” + “going
to”, menjadi:
Rumus:
[+] S + Was/Were + Going to + Ving.
[-] S + Was/Were + Not + Going to + Ving.
[?] Was/Were + S + Going to + Ving?
Contoh:
 I was going to clean the window.
 I wasn’t going to clean the window.
 Was I going to clean the window?

2. Past Future Continuous Tense


Pola Past Future Continuous Tense Dipakai untuk menyatakan suatu
peristiwa atau aksi yang sedang terjadi (biasanya berupa prediksi atau
rencana) di masa depan pada saat berada di masa lalu.

Rumus:
[+] S + Would + Be + Ving.
[-] S + Would + Not + Be + Ving.
[?] Would + S + Be + Ving?
Contoh:
 We would be having breakfast at 9 0’clock this morning.
 We would not be having breakfast at 9 0’clock this morning.
 Would we be having breakfast at 9 0’clock this morning?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 40

3. Past Future Perfect Tense


Past Future Perfect Tense merupakan pola untuk menyatakan bahwa suatu
kejadian telah selesai pada suatu waktu tertentu di masa lalu sebelum
kejadian lain terjadi.

Rumus: Contoh:
[+] S + Would + Have + V3.  She would have gone somewhere.
[-] S + Would + Not + Have + V3.  She would not have gone
[?] Would + S + Have + V3? somewhere.
 Would she have gone
somewhere?

4. Past Future Perfect Continuous Tense


Past Future Perfect Continuous Tense biasanya digunakan untuk
mengungkapkan suatu kejadian yang akan sedang terjadi pada masa
lampau.

Rumus:
[+] S + Would + Have + Been + Ving.
[-] S + Would + Not + Have + Been + Ving.
[?] Would + S + Have + Been + Ving?
Contoh:
 They would have been hiking.
 They would have not been hiking.
 Would they have been hiking?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 41

BAB II
PASSIVE VOICE

A. PENGERTIAN
Passive voice/kalimat pasif merupakan suatu bentuk kalimat dimana
objek dikenai perbuatan. Tidak semua kalimat aktif dapat ditransformasi menjadi
kalimat pasif, karena hanya Transitive Verb (yang diikuti Direct Object) yang
dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Secara umum, rumus Passive Voice sebagai berikut:
Rumus:
Aktif [A] : Subject + Verb + Object.
Pasif [P] : Object [menjadi subject] + To Be + V3 + by + Subject [menjadi objek
of preposition by].
Jadi rumus dasarnya dalam bahasa Inggris adalah:
S + to be + V3 + O.
Contoh:
Aktif: They learn English every day.
Pasif: English is learnt by them every day.
Aturan:
Dalam bahasa Inggris, apabila kalimat dijadikan passive voice maka objek
dalam kalimat aktif akan berfungsi sebagai Subjek dalam kalimat pasif.

B. PASSIVE VOICE BERDASARKAN TENSES


Kita telah mempelajari berbagai macam bentuk tenses pada bab sebelumnya,
sekarang kita akan mempelajari bentuk Passive Voice untuk setiap pola tenses
yang ada.
1. Present Tense
a. Simple Present Tense
Rumus:
[P] Subject + is/am/are + V3 + by + Object.
Contoh:
[A] She eats the cupcake.
[P] The cupcake is eaten by her.

b. Present Continuous Tense


Rumus:
[P] Subject + is/am/are + being + V3 + by + Object.
Contoh:
[A] She is eating the cupcake.
[P] The cupcake is being eaten by her.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 42

c. Present Perfect
Rumus:
[P] Subject + have/has + been + V3 + by + Object.
Contoh:
[A] She has eaten the cupcake.
[P] The cupcake has been eaten by her.

d. Present Perfect Continuous Tense


Rumus:
[P] Subject + have/has + been + being + V3 + by + Object.
Contoh:
[A] She has been eating the cupcake.
[P] The cupcake has been being eaten by her.

2. Past Tense
a. Simple Past Tense
Rumus:
[P] Subject + was/were + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She ate the cupcake.
[P] The cupcake was eaten by her.

b. Past Continuous Tense


Rumus:
[P] Subject + was/were + being + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She was eating the cupcake.
[P] The cupcake was being eaten by her.

c. Past Perfect
Rumus:
[P] Subject + had + been + V3 + by + Object.
Contoh:
[A] She had eaten the cupcake.
[P] The cupcake had been eaten by her.

d. Past Perfect Continuous Tense


Rumus:
[P] Subject + had + been + being + V3 + by + Object.
Contoh:
[A] She had been being eaten the cupcake.
[P] The cupcake had been being eaten her.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 43

3. Future Tense
a. Simple Future Tense
Rumus:
[P] Subject + will + be + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She will eat the cupcake.
[P] The cupcake will be eaten her.

b. Future Continuous Tense


Rumus:
[P] Subject + will + be + being + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She will be eating the cupcake.
[P] The cupcake will be being eaten by her.

c. Future Perfect
Rumus:
[P] Subject + will + have + been + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She will have eaten the cupcake.
[P] The cupcake will have been eaten by her.

d. Future Perfect Continuous Tense


[P] Subject + will + have + been + being + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She will have been eating the cupcake.
[P] The cupcake will have been being eaten by her.

4. Combination Tenses
a. Past Future Tense
Rumus:
[P] Subject + would + be + V3 + by + Object.
Contoh:
[A] She would eat the cupcake.
[P] The cupcake would be eaten by her.

b. Past Future Continuous Tense


Rumus:
[P] Subject + would + be + being + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She would be eating the cupcake.
[P] The cupcake would be being eaten by her.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 44

c. Past Future Perfect Tense


Rumus:
[P] Subject + would + have + been + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She would have eaten the cupcake.
[P] The cupcake would have been eaten by her.

d. Past Future Perfect Continuous Tense


Rumus:
[P] Subject + would + have + been + being + V3 + by + Object
Contoh:
[A] She would have been eating the cupcake.
[P] The cupcake would have been being eaten by her.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 45

BAB III
MODAL AND MODAL PERFECT

Modal Auxiliary Verb adalah kata kerja bantu yang ditempatkan sebelum
Main Verb (Kata Kerja Utama) yang biasa digunakan untuk memodifikasi makna
dari kata kerja utama. Fungsi dari Modal Auxiliary Verb yaitu untuk
mengekspresikan willingness (kemauan), ability (kemampuan), necessity
(kebutuhan), dan possibility (kemungkinan).
Ada beberapa yang termasuk kata kerja bantu yaitu: can, could, had better,
may, might, must, ought to, shall, should, will, would.
Aturan dalam penggunaan modal dalam kalimat:
1. She can to see it.
Modal tidak boleh diikuti to V1 (Invinitive)
2. She cans se it.
Modal tidak boleh ditambah denga akhiran s/es
3. She can sees it.
V1 yang mengikuti modal tidak boleh ditambah dengan s/es maupun -ing
4. She can saw it.
Verv yang mengikuti modal tidak boleh dalam bentuk participle (V2/past verb)
5. Can you please to pass the rice.
Modal tidak boleh diikuti to V1 (Invinitive)
6. Do you can see it?
Modal harus digunakan sebagai kata bantu dalam kalimat tanya
7. They do not can go there.
Modal tidak boleh ditambahkan dengan kata bantu do/does/did

A. MODAL
1. Can
a. Untuk menyatakan kemampuan
Example: I can jump very high.
b. Untuk permintaan ijin
Example: Can I open the door?

2. Could
a. Untuk menyatakan kemampuan (masa lalu)
Example: I could harvest five ton three years ago.
b. Untuk permintaan ijin
Example: Could you put it here?

3. May
a. Menyatakan kemungkinan (sekarang dan masa depan)
Example: It may blow if we don’t stop fill it.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 46

b. Permintaan ijin
Example: May I borrow your jacket?

4. Might
a. Menyatakan kemungkinan
Example: It might rain tomorrow.
b. Dapat ditambahkan “have” untuk menyatakan kemungkinan yang terbukti
tidak terjadi
Example: You might have told me not to push the button.
c. Permintaan ijin (lebih formal daripada pemakaian could)
Example: If i clean the plate, might I go to the aquarium?

5. Must
a. Keharusan/kewajiban/kebutuhan
Example: We must drink much of water a day.
b. Menyatakan larangan
Example: You mustn’t stay late!

6. Should
a. Menyatakan saran/nasihat
Example: We should stop their fight.
b. Menyatakan harapan
Example: The toys should arrive tomorrow.

7. Will
a. Menyatakan kemauan
Example: I will stop the car.
b. Menyatakan ajakan atau undangan
Example: Will you come to my wedding?
c. Menyatakan prediksi
Example: If you walk away, it will rain.

8. Would
a. Menyatakan kemauan (lebih sopan dibanding will)
Example: I would show you my room.
b. Menyatakan sesuatu yang ingin dilakukan di masa lalu (jika ditambah
have)
Example: I would have threw it if you didn’t tell me.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 47

B. MODAL PERFECT
Modal Perfect merupakan bentuk modal verb yang diikuti dengan Have + V3
1. Should + Have + V3
Untuk menyatakan hal yang seharusnya terjadi atau dilakukan pada masa
lampau.
Example: I should have painted the wall.

2. Could + Have + V3
Untuk menyatakan hal yang seharusnya bisa dilakukan di masa lalu tetapi
tidak dilakukan.
Example: I could have studied, instead I played.

3. Might + Have + V3
Untuk menyatakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di masa
lampau
Example: She might got the award if she tries harder.

4. Must + Have + V3
Untuk menyatakan keyakinan atau kepastian akan sesuatu yang telah terjadi
di masa lampau
Example: They must have drunk all the water.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 48

BAB IV
CAUSATIVE VERB

A. PENGERTIAN
Causative Verb yaitu kata kerja yang menunjukkan bahwa Subject tidak
bertanggung jawab langsung terhadap aksi yang terjadi melainkan sesuatu atau
seseorang yang lain yang melakukan aksi atau kegiatan tersebut. Causative
Verb merupakan kata kerja yang biasa digunakan untuk memberi perintah.
Dalam causative verb kata kerja yang digunakan yaitu Get yang
umumnya diartikan mendapatkan, have yang berarti memiliki, dan make yang
biasanya diartikan membuat.

B. BENTUK-BENTUK CAUSATIVE VERB


Kalimat Causative Verb terbagi menjadi 2 macam, yaitu kalimat aktif
(active) dan kalimat pasif (passive). Pada kalimat Active Causative Verb yang
melakukan aksi diketahui, dan biasanya di kalimat Passive Causative Verb si
pelaku aksi tidak diketahui.
1. Let
Fungsi:
Membiarkan orang lain melakukan sesuatu
Rumus:
Subject + let + Object + V1
Contoh: She lets me go to her house.

2. Make
Fungsi:
Untuk memaksa seseorang atau berusaha meyakinkan seseorang untuk
melakukan sesuatu
Rumus:
Subject + make / made + Object + V1
Contoh: She makes him carry the bag.

3. Have
Fungsi:
Meminta seseorang atau memerintahkan seseorang untuk melakukan
sesuatu
Rumus:
[A]: Subject + have/had + Object + V1
[P]: Subject + have/had + Object + V3

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 49

Contoh:
[A]: My mother has my brother fix the car.
[P]: My mother has the car fixed.

4. Get
Fungsi:
Memiliki fungsi yang sama dengan have namun memiliki struktur kalimat
yang berbeda
Rumus:
[A]: Subject + get/got + Object + to V1
[P]: Subject + got + Object + V3

Contoh:
[A]: They got me to change the filter.
[P]: They got the filter changed.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 50

BAB V
SUBJUNCTIVE

A. PENGERTIAN
Subjunctive merujuk pada pengandaian. Subjunctive merupakan bentuk
kata kerja yang digunakan untuk mengekspresikan unreal situation (dapat
berupa conditional (pengandaian), wish (harapan), as if atau as though (seolah-
olah), requirement (kebutuhan), serta suggestion (saran). Subjunctive terbagi
menjadi 2 yaitu present dan past subjunctive yang memiliki aturan penggunaan
yang berbeda.

B. RULES
1. Present Subjunctive
Pada Present Subjunctive menggunakan bare infinitive atau bentuk
kata kerja sederhana tanpa penambahan -s / -es sebagai akhiran meskipun
subjek yang digunakan merupakan orang ketiga tunggal (nama orang)
ataupun pronoun (he, she, it), sedangkan untuk Verb be (is dan are) dalam
Present Subjunctive akan diganti dengan “be”.
2. Past Subjunctive
Berbeda dengan Present Subjunctive, Past Subjunctive memakai
bentuk kata kerja yang sama dengan pemakaian Past yang biasanya,
sedangkan untuk Verb be (was dan were) dalam penggunaannya di Past
Participle akan diganti dengan “were”.

C. RUMUS SUBJUNCTIVE
1. Present Subjunctive
a. Wish/If only/As though/As if/Would rather
Rumus:
S1+ Wish/If only/As though/As if /Would rather + S2 +V2
Contoh:
She wishes he tried harder.
[Fact: He doesn’t try harder.]

b. If only
Rums:
If only + S + V2
Contoh:
If only they were here .
[Fact: They aren’t here.]

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 51

c. As if/As though
Rumus:
S1+ V1 + As if/As though + S2 + V2
Contoh:
We scream as if he were a ghost.
[Fact: He is not a ghost.]

2. Past Subjunctive
a. Wish/If only/As though/As if/Would rather
Rumus:
S1+ Wish/If only/As though/As if/Would rather + S2+ had + V3
Contoh:
I would rather she had been here.
[Fact: She was not here.]

b. If only
Rumus:
If only + S + had + V3
Contoh:
If only you had come home last night.
[Fact: You were not at home last night.]

c. As if/As though
Rumus:
S1 + V2 + As if/As though + S2+ had + V3
Contoh:
Rio looked as though he had seen a ghost .
[Fact: He didn’t see a ghost.]

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 52

BAB VI
CONDITIONAL SENTENCE

A. PENGERTIAN
Conditional sentence adalah kalimat majemuk yang dibentuk oleh dua
clause yaitu main clause dan subordinate clause, dalam kalimat majemuk
tersebut subordinate clause diawali dengan subordinate conjunction if di mana
subordinate clause merupakan condition atau syarat sedangkan main clause
berupa result atau hasil.
Conditional Sentence atau yang lebih dikenal dengan kalimat
pengandaian memiliki fakta yang tersirat dari pengandaian karena fakta yang
terjadi tidak sesuai dengan pengandaian yang ada.

B. TIPE-TIPE CONDITIONAL SENTENCE


1. Type 1 (Present Real)
Menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi sekarang atau waktu mendatang
jika syarat kondisi tertentu terlaksana/terpenuhi.
Summary:
Meaning Verb Form Verb Form
(If Clause) (If Clause) (Result Clause)
True in the Simple present
Simple present
present/future Simple future

Rumus:
If + S + V1 + O, S + V1/Modal + O.
Contoh:
 If I have enough time, I write to my parents every week.
 If I have enough time, I will write to my parents.

2. Type 2 (Present Unreal)


Menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terjadi sekarang.
Summary:
Meaning Verb Form Verb Form
(If Clause) (If Clause) (Result Clause)
Untrue in the
Simple past Would + Simple form
present/future

Rumus:
If + S + V2 + O, S + Would + V1 + O.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 53

Contoh:
 If my father came, I would go to the park with him.
(He doesn’t come, so I will not go to the park with him.)
 If I studied, I might pass the exams.
(I don’t study; I may not pass the exam.)
 If I were you, I would start a new business.
(I’m not you; I will not start a new business.)
Pada conditional sentences type 2 hanya menggunakan ‘to be’ were saja
pada semua subjek.

3. Type 3 (Past Unreal)


Pengandaian ini menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan keadaan
di waktu lampau.
Summary:
Meaning Verb Form Verb Form
(If Clause) (If Clause) (Result Clause)
Would have + Past
True in the past Past Perfect
Participle

Rumus: If + S + had + V3 + O, S + would have + V3 + O

Contoh:
 If I had known you were there, I would have talked with you.
(I didn’t know you were there, so I would not talk with you.)
 If I had studied, I would have passed the exams.
(I did not study so I did not pass the test.)

Struktur kalimat dari conditional sentence terdiri dari tiga:


 Clause-initial
If you like, we can go to the beach.
 Clause-medial
We, if you like, can go to the beach.
 Clause final
We can go to the beach if you like.

Kata if juga dapat dihilangkan dengan memindahkan were atau had ke depan
kalimat.
 If I were you, I would start a new business.
Were I you, I would start a new business.
 If John had not studied foreign languages, he would not have been able
to become a translator.
Had John not studied foreign languages, he would not have been
able to become a translator.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 54

Kata If dalam pola kalimat conditional clause dapat digantikan dengan kata
atau ungkapan lain yang memiliki makna yang serupa, seperti:
As long as : selama, asalkan
On condition (that) : dengan syarat bahwa
Provided (that) : asalkan
Supposing (that) : seandainya
Unless : jika tidak/kecuali
With the condition (that) : dengan syarat bahwa

Contoh:
 As long as you are with me, I can live happily.
 I’ll come on condition that you pay the expenses.
 They wouldn’t have known about the book unless someone had told them.

4. Type 0 (Fact)
Pengandaian ini menyatakan sesuatu yang pasti terjadi jika dilakukan karena
berdasarkan fakta ilmiah.
Summary:
Meaning Verb Form Verb Form
(If Clause) (If Clause) (Result Clause)
True/fact Simple Present Simple Present

Rumus:
If + S + V + O, S + V + V.
Contoh:
 If we cut our finger, it hurts.
 If we burn the paper, it becomes ash.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 55

BAB VII
DIRECT AND INDIRECT SPEECH

A. PENGERTIAN
Kalimat langsung adalah kalmiat berita yang memuat peristiwa atau
kejadian dari sumber lain dengan langsung menirukan, mengutip atau
mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut.
Ciri kalimat:
1. Tidak bertanda petik
2. Intonasi bagian kutipan bernada lebih tinggi dari pada bagian lainnya
3. Bunyi pertama (huruf pertama) awal kutipan dimulai dengan huruf kapital
Kalimat tidak langsung adalah ragam kalimat berita yang memuat
peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang diubah susunannya oleh penutur,
tidak secara langsung menirukan atau mengucapkan ujaran dari sumber
tersebut.
Ciri kalimat langsung:
1. Tidak bertanda petik.
2. Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
3. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan,
yakni:
a. kata ganti orang ke-1 menjadi kata ganti orang ke-3
b. kata ganti orang ke-2 menjadi kata orang ganti ke-1
c. kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai
dengan isinya
4. Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dsb.

B. RULES
Jika kata kerja pengantar yang digunakan adalah present (says, tells, answered,
etc) maka kalimat tidak langsung tidak mengalami perubahan.
1. Perubahan kata ganti (Pronoun)
I menjadi He, She
You menjadi I
You menjadi We
We menjadi They
Contoh:
 He said that he was hungry.
 Rara said that she had worked in the restaurant the day before.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 56

2. Perubahan kata tempat dan waktu (change of place and time)


This menjadi That
These menjadi Those
Tomorrow menjadi The following day, the next day
Next week menjadi The following week
Now menjadi Then, at that time
Here menjadi There
… Ago menjadi … Before
Tonight menjadi That night
Yesterday menjadi The day before

3. Perubahan bentuk tense/modal (change of tense/modal)


Present simple menjadi Past simple
Present Continuous menjadi Past Continuous
Present Perfect menjadi Past Perfect
Present Perfect Continuous tetap
Simple past menjadi Past Perfect
Past Continuous menjadi Past Perfect Continuous
Simple Future menjadi Past Future
Future Continuous menjadi Past Continuous
Will menjadi Would
Be going to menjadi Was/were going to
Shall menjadi Should
Can menjadi Could
May menjadi Might
Must menjadi Had to
Ought to tetap

4. Perubahan Kata Kerja pemberitaan (Change of reporting verbs)


Says menjadi Says that
Said menjadi Said that
Say to menjadi Tell
Said to menjadi Told/asked
Contoh:
 She said tome, “Don’t go!” = She asked me not to go.
 He said to his son, “Don’t say a word” = He told his son not to say a
word.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 57

5. Kalimat Tanya dan Penghilang Tanda Kutip (dropping questions mark)


Yes-No Question ask, wonder, dst+if/whether+S+verb
WH-Questions ask, wonder, dst+question word+S+verb
Contoh:
 “Do you speak English?”
He wondered if I spoke English.
 “What are you watching?”
She asked what I am watching.

6. Commands or Requests
Contoh:
 A teacher said to me, “open the door”
A teacher told me to open the door.
 He said to her, “please, don’t behave like that.”
He begged her not to behave like that.

7. Exclamations
Untuk kalimat yang menggunakan seruan dan juga tanda seru, kata
pengiring dalam indirect speech-nya menggunakan verba ‘exclaim’ yang
berarti ‘berseru’ atau ‘shout’.
Contoh:
 “How stupid my boyfriend is!”, said the girl
The girl exclaimed that her boyfriend was stupid.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 58

BAB VIII
RELATIVE CLAUSE

A. PENGERTIAN
Relative clause atau adjective clause merupakan dependent clause yang
berfungsi sebagai adjective dan menjelaskan orang atau benda yang
dimaksudkan oleh si pembicara. Adjective clause berfungsi untuk memberikan
keterangan/informasi tambahan tentang orang atau benda yang dimaksud.
Posisi dari adjective clause selalu mengikuti noun yang diterangkannya.
Di dalam kalimat, noun berfungsi sebagai subjek maupun objek. Adjective
clause dapat diartikan dengan menambahkan kata “yang”.

B. RELATIVE CLAUSE CONNECTORS


Secara umum, pola kalimat adjective clause dapat dirumuskan dalam pola
berikut:
Adjective Clause:
[Connector + S + V]
Adjective clause in sentence:
Menerangkan subjek dalam kalimat:
S [Connector + S + V] + V + O/C.
The cake which I bought yesterday is delicious.
Menerangkan objek dalam kalimat:
S + V + O [Connector + S + V].
I like the cake which I bought yesterday.

Berikut adalah adjective clause connectors yang dapat digunakan dalam


kalimat.

1. Who
Who dan whom khusus digunakan untuk menjelaskan orang. Who hanya
digunakan untuk menjelaskan orang yang bertindak sebagai subjek dalam
dependet clause (adjective clause).
Contoh:
 The woman who lives next door is a doctor.
The woman – she lives next door – is a doctor.
 We know a lot of people who live in Bogor.
We know a lot of people – they live in Bogor.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 59

2. Whom
Whom hanya digunakan untuk menjelaskan orang yang bertindak sebagai
objek dalam dependet clause (adjective clause).
Contoh:
 The woman whom I wanted to see was away on holiday.
(I wanted to see her)
 The woman with whom he feels in love left him after a few weeks.
(He feels in love with her)

3. That
That dapat digunakan untuk menjelaskan orang maupun benda.
Contoh:
 The woman that wears a blue jacket is standing there.
(The man wears a blue jacket)
 I want to buy some vegetables that contain more vitamins C.
(The vegetables contain more vitamins C)

4. Which
Which khusus digunakan untuk menjelaskan benda.
Contoh:
 The food which is served in the restaurant is very delicious.
(The food is served in the restaurant)
 I want to buy burger which you recommended.
(You recommended that burger)

5. Whose
Whose digunakan untuk kepemilikan orang.
Contoh:
 A widow is a woman whose husband is dead.
(Her husband is dead)
 I know the man whose car you borrowed.
(You borrowed his car)

6. Where
Where digunakan untuk merujuk pada tempat.
Contoh:
 I recently went back to the town where I was born.
(I was born at the town)
 I want to live in a country where there is plenty of sunshine.
(There is plenty of sunshine in that country)

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 60

BAB IX
PREFERENCE

A. PENGERTIAN
Preference biasa digunakan untuk menyatakan pilihan atau kesukaan,
ketika seseorang akan memberikan suatu saran, menawarkan sesuatu atau
meminta pendapat orang lain tentang apa yang lebih baik dilakukan. Ada empat
cara untuk mengungkapkan preference, yaitu dengan menggunakan like, prefer,
would prefer, atau would rather.
 Like dan prefer digunakan untuk mengungkapkan apa yang kita suka, atau
apa yang kita inginkan secara umum.
 Would prefer dan would rather digunakan untuk mengungkapkan hal-hal
yang kita pilih dalam situasi yang lebih spesifik.

B. KINDS OF PREFERENCE
1. Like
Rumus:
S + like + N/Ving + better than + N/Ving
Contoh:
 Dogs like meat better than vegetables.
 We like travelling better than doing sport.

2. Prefer
Rumus:
S + prefer + N/Ving + to + N/ Ving
S + prefer + to V1+ rather than + to V1
Contoh:
 Mike prefers pancake to sandwich.
 John prefers cycling to hiking.
 My parents prefer to eat at home rather than to go to a restaurant.

3. Would Rather
Rumus:
S + would rather + V1 + than + V1
Contoh:
 Wendy would rather hold his breath than inhale the smoke.
 Anton would rather not hold a birthday party than have a boring party.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 61

4. Would Prefer
Rumus:
S + would prefer + to V1 + rather than + V1
Contoh:
 John would prefer to bake her own cake rather than buy
 Anton and Julia would prefer to have a small party for their wedding
rather than have a ball.

Penggunaan bentuk 1 dan 3 berbeda dengan bentuk 2 dan 4. Pada


bentuk 1 dan 3 subjek menyukai salah satu benda/aktivitas saja dan tidak
menyukai benda/ aktivitas lainnya. Sedangkan pada bentuk 2 dan 4, subjek
menyukai kedua benda/aktivitas namun pada saat itu lebih memilih salah
satu.

Ada beberapa perbedaan pada penggunaan preference, berikut


beberapa perbedaan tersebut:
1. Perbedaan pada Arti:
Kita cenderung menggunakan kata “prefer” untuk membicarakan tentang
kesukaan dan apa yang kita inginkan, contohnya:
 He prefers swimming.
(Dia lebih suka berenang)
 I prefer going to the beach than going to the mountain.
(Saya lebih suka pergi ke pantai daripada pergi kegunung)

Sedangkan untuk penggunaan kata “would prefer” dan “would rather”,


digunakan lebih spesifik, contohnya:
 I would prefer to see him personally.
(Saya lebih baik menemui dia secara pribadi)
 I would rather go to work now.
(Saya lebih baik pergi kerja sekarang)

2. Perbedaan pada Bentuk Kata Kerjanya:


 I prefer running in a track.
(Diikuti gerund, menggunakan akhiran“-ing”)
 I would prefer to be told the truth.
(Diikuti oleh infinitive, menggunakan“to + Verb 1”)
 Would you rather stay at an apartment?
(Diikuti oleh bentuk dasar dari Verb 1 tanpa“to”)

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 62

3. Perbedaan penggunaan preposition untuk menentukan pilihan


“Prefer” dan “would prefer” diikuti oleh preposisi“to”,
Contoh:
 I prefer swimming at the beach to swimming at the swimming pool.
 I would rather being alone to being with the wrong person.

“Would rather” diikuti oleh preposisi “than”,


Contoh:
 I would rather talk to him in person than call him on the phone.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 63

BAB X
CONCORDANCE (AGREEMENT)

A. PENGERTIAN
Dalam kaitannya dengan grammar, concordance adalah persesuaian subject
dan verb. Permasalahan umum dalam concordance adalah miss matched
antara subject dan verb dalam hal number/quantity.

B. RULES
1. Singular Subjects
a. Kata kata berikut jika berfungsi sebagai subjek dalam kalimat maka
mereka selalu singular.
Words:
everyone someone anyone no one each
everybody somebody anybody nobody either
everything something anything nothing neither
Contoh:
 Everyone is here.
 Neither of these books is very new.

b. Ketika each dan every diletakan sebelum singular subject yang


digabungkan dengan and, maka verb-nya adalah singular.
Contoh:
 Every man and woman is eligible to vote.
 Each student and teacher has a locker.

c. Introductory it adalah selalu diikuti oeh singular verb


Contoh:
 It was the dogs which awakened me.
 It is his grades that worry him.

d. Prepositional phrases yang memisahkan subject dan verb tidak


mempengaruhi verb
Prepositional phrases:
together with along with except
in addition to as well as of the most

Contoh:
 Everyone except him has a book.
 A teacher along with his students is viewing a film.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 64

e. There, here, dan where adalah bukan subjek. Subjek muncul setelah
verb.
Contoh:
 There are no dogs in this neighborhood.
 Here are the results of the experiments.

2. Plural Subjects
a. Subjek yang digabungkan dengan and atau both …and … memiliki plural
verb.
Contoh:
 A red Honda and blue Ford are parked outside.
 Both tigers and elephants are becoming extinct.

b. Several, many, both, few adalah plural subject.


Contoh:
 Both are going to attend the University in Canberra.
 Only a few have passed the exam.

c. Common plural noun selalu diikuti plural verb.


Common plural noun:
trousers pants jeans sunglasses
scissors scissors pliers tweezers
riches thanks means etc.
Contoh:
 His pants are still at the cleaner.
 Your thanks are enough for me.

3. Alternatives
a. Ketika subject digabungkan dengan struktur berikut, maka verb harus
mengikuti subject terdekat.
 Neither the students nor the teacher is allowed to smoke.
 Either the teacher or the students have your books.
 Not only the nurses but also the doctor is coming soon.

b. Singular/plural subject kata berikut ini tergantung pada noun yang


mengikutinya.
Words:
None some majority half
All any most
Contoh:
 All of the book has been destroyed.
 All of the books have been destroyed.
 All of the money is in the bank.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 65

c. A number of adalah plural subject dan the number of adalah singular


subject.
Contoh:
 A number of students were missing from class.
 The number of Mexican students in class is small.

4. Unusual Singular Subjects


a. Time, money, weight, volume, etc. merupakan bentuk plural namun
harus diikuti oleh singular verb.
 Two weeks is enough time for a nice vacation.
 Five hundred dollars is required as a down payment.
 Ten extra pounds is a lot to lose in a week.
 Twenty gallons of gasoline costs a lot of money.

b. Beberapa kata yang selalu berbentuk plural namun memiliki arti singular
dan membutuhkan singular verb.
Words:
 Academic subject: mathematics, physics, economics, statistics,
civics, …
 Diseases: measles, mumps, herpes, …
 Abstract nouns: news, ethics, politics, …
Contoh:
 Mathematics is a difficult subject.
 The news was very good.

c. Setiap judul atau nama (biasanya dicetak miring dan diawali huruf kapital)
harus diikuti singular verb.
Contoh:
 The New York Times is a good newspaper.
 Star Wars was a good movie.

5. Singular and Plural Subject with the Same Form


a. Collective noun menjadi singular atau plura noun tergantung pronoun
yang mengikutunya.
Collective noun:
class team audience faculty
police committee family etc.
Contoh:
 The class has its final test on Friday.
 The class are working on their individual projects today.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 66

b. Kata yang selalu singular dan plural


Selalu dengan –s: species, series, etc.
Contoh:
 That species is rare.
 Those species are common.
Selalu tanpa –s: sheep, deer, fish, etc.
Contoh:
 That deer is young.
 Those deer are old.

6. Nationality and Foreign Words


a. Nationality yang merujuk pada bahasa harus diikuti oleh singular verb,
sedangkan yang merujuk pada orang dari Negara tersebut maka harus
diikuti oleh plural verb dan didahului oleh artikel the.
 French is a Romance language.
 The French are romantic.
 English is spoken in the U.S.
 The English love tea.
b. Unusual borrowed words from other languages
Origin Singular Plural Singular (Plural) examples
Greek -is -es Basis (bases), crisis (crises)
Greek -on -a Criterion (criteria), phenomenon (phenomena)
Latin (m) -us -i Radius (radii), alumnus, (alumni)
Latin (f) -s -ae Alga (algae), vita (vitae)
Latin (n) -um -a Datum (data), medium, (media)
Latin -ix/-ex -ices Index (indices), appendix (appendices)

Contoh:
 The algae in the pool are hard to remove.
 The radius of the circle is two inches.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 67

BAB XI
ELLIPTICAL CONSTRUCTION

A. PENGERTIAN
Elliptical Construction merupakan susunan kalimat yang bisa digunakan
untuk mengindikasikan/menunjukkan bahwa seseorang, benda atau binatang
melakukan/tidak melakukan sesuatu, dan kemudian menambahkan Subject
lainnya yang juga mengalamai hal yang sama.
Elliptical construction biasa digunakan untuk menghindari pengulangan
kata yang tidak diperlukan atau tidak penting dalam suatu kalimat. Elliptical
Construction biasa digunakan untuk menyatukan dua kalimat yang mempunyai
subjek yang berbeda tetapi memiliki kesamaan kata kerja. Elliptical Construction
terdiri dari empat, yaitu: so, too, either, dan neither.

B. RULES
1. Positif
a. Rule 1
S1 + V + O + and + S2 + to be/auxiliary + too
Contoh:
 I am a student.
My brother is a student.
I am a student and my brother is too.
 I study English.
My brother studies English.
I study English and my brother does.

b. Rule 2
S1 + V + O + and + so to be/auxiliary + S2
Contoh:
 I am a student.
My brother is a student.
I am a student and so is my brother.
 We speak Javanese.
My friend speaks Javanese.
We speak Javanese and so does my friend.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 68

2. Negative
c. Rule 1
S1 + [-]V + O and +S + auxiliary + not + either
Contoh:
I don’t understand her.
Ali doesn’t understand her.
I don’t understand her and Ali doesn’t either.

d. Rule 2
S1 + [-]V + O + and + neither + auxiliary + S2
Contoh:
I don’t understand her.
Ali doesn’t understand her.
I don’t understand her and neither does Ali.

e. Rule 3
S2 + [-]V + O + and +nor + auxiliary + S2
Contoh:
I don’t understand her.
Ali doesn’t understand her.
I don’t understand her and nor does Ali.

3. Contrary elliptical construction


a. Rule 1
S1 + V + but/while + S2 + to be/auxiliary + not.
Contoh:
Amel is clever.
Her sister isn’t clever.
Amel is clever but her sister isn’t.

b. Rule 2
S1 + V + but/while + S2 + auxiliary + not
Contoh:
He does not have a bag.
I have a bag.
He doesn’t have a bag, but I do.

c. Rule 3
S1 + auxiliary + but/while + S2 + auxiliary + not
Contoh:
I speak English.
My friend doesn’t speak English.
I speak English but my fried doesn’t.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 69

d. Rule 4
S1 + auxiliary + not + but/while + S2 + auxiliary
Contoh:
I can’t swim.
My sister can swim.
I can’t swim and my sister can.

Beberapa adverb of frequency berikut dianggap sebagai negative:


Adverb of frequency:
never few scarily
seldom hardly little
rarely barely etc.

Contoh:
 They never come here.
 He never comes here.
 They never come here and neither does he.
 They never come here and he doesn’t either.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 70

BAB XII
QUESTION TAG

A. PENGERTIAN
Question tag adalah pertanyaan singkat yang digunakan ada akhir
kalimat. kalimat tanya ini tidak membutuhkan jawaban. Bentuk pertanyaan ini
dapat digunakan untuk mengkonfirmasi, penegasan, maupun perintah secara
halus.

B. RULES
Question tag merupakan gabungan dari to be (is, am, are)/modal (can,
could, may, might, will, shall, should, etc.)/auxiliary (do, does, did, has, have,
had) serta pronoun (I, we, you, she, he, it, they).
Contoh:
 You like ice-cream, don’t you?
 She is very pretty, isn’t she?
 Your brother can’t swim very well, can he?

Berikut adalah beberapa ketentuan dalam pembentukan question tag:


1. Negative question tag dibentuk setelah kalimat affirmatif.
Affirmative sentence Negative question tag
You were late, weren’t you?
He likes swimming, doesn’t he?
Ali will come later, won’t he?
Your brothers are very kind, aren’t they?

2. Positive question tag dibentuk setelah kalimat negatif.


Affirmative sentence Negative question tag
We will not go, will we?
He does not like swimming, does he?
You do not choose it, do you?
It is not rain, Is it?

3. Pernyataan yang bersubjek everybody, everyone, anybody, anyone,


nobody, no one, maka tag-nya menjadi they.
Sentence Question tag
You were late, weren’t you?
He likes swimming, doesn’t he?
Ali will come later, won’t he?
Your brothers are very kind, aren’t they?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 71

4. Pernyataan yang bersubjek everything, something, dan nothing maka tag-


nya menjadi it.
Sentence Question tag
You were late, weren’t you?
He likes swimming, doesn’t he?
Ali will come later, won’t he?
Your brothers are very kind, aren’t they?

5. Pernyataan yang mengandung negative words (never, seldom, rarely,


hardly, few, little) diikuti oleh positive question tag.
Sentence Question tag
You were late, weren’t you?
He likes swimming, doesn’t he?
Ali will come later, won’t he?
Your brothers are very kind, aren’t they?

6. There digunakan sebagai pronoun dalam question tag.


Contoh:
 There is some milk in the fridge, isn’t there?
 There weren’t any mistakes in my essay, were there?

7. Dalam kalimat yang menggunakan let’s, question tag-nya adalah shall we?
 Let’s go to the cinema, shall we?
 Let’s go to school, shall we?

8. Dalam kalimat imperative, question tag-nya adalah will you?


 Switch the TV off, will you?
 Open the window, will you?

9. Are’n’t I? (not am I not) digunakan dalam kalimat yang ber-to be am.


 I am a bit late, aren’t I?
 I am shy, aren’t I?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 72

Harus Diperhatikan:
Singkatan auxiliary verb berikut bisa menjadi pengecoh pada saat
sedang mengerjakan soal.
1. ‘s
‘s bisa jadi singkatan dari is/has. Cara membedakannya adalah is
selalu diikuti dengan Ving, out of verb, atau V3 bentuk pasif. Has diikuti dengan
V3 arti aktif.
Contoh:
 It’s a little cold, isn’t it?
 She’s stayed here for a year, hasn’t she?

2. ‘d
‘d bisa jadi singkatan had/would. Cara membedakannya adalah, had
selalu diikuti dengan V3 dan would selalu diikuti dengan V1.
Contoh:
 Before he went out, he’d locked the door, hadn’t he?
 We’d travel around the world, wouldn’t we?

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 73

BAB XIII
PARTICIPLE

A. PRESENT PARTICIPLE
Present articiple merupakan gabungan dari V1 + ing. Bentuk kata ini
sering dijumpai dalam beberapa bentuk kalimat yang diantarana adalah
progressive tense. Present participle dapat berfungsi sebagai verb maupun
adjective.
1. Present participle sebagai Verb.
Present participle dapat berfungsi sebagai verb. Ving ini selalu muncul
dalam pembentukan kalimat progressive (sedang terjadi/berlangsung).
Kalimat ini dibentuk dengan menambahkan to be sebelum Ving.
Contoh:
 I am studying English.
 My sister is reading a novel.
 We are trying to understand the formula.

2. Present participle sebagai Ajdective


Present participle yang berfungsi sebagai adjective tidak ditambah
dengan to be. Ving ini memberikan keterangan terhadap Noun, baik sebagai
subject maupun sebagai object dalam kalimat. Cara mengartikannya adalah
yang me-.
Contoh:
 The boy studying English is very smart.
 The woman reading a novel is my sister.
 The students trying to understand the formula are so enthusiastic.

B. PAST PARTICIPLE
Past participle merupakan gabungan dari V1 + ed atau irregular verb.
Bentuk past ini mengacu pada penggunaan past verb dalam bentuk V3. Sama
halna dengan present participle, past participle dapat berfungsi sebagai verb
maupun adjective.

1. Past participle sebagai verb


Betuk V3 ini sering muncul dalam pembetukan kalimat perfect maupun
kalimat passive. Verb ini muncul dengan ditambahkan auxiliary (untuk
kalimat perfect) dan to be (untuk kalimat pasif).

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 74

Contoh:
 I have eaten the cake on the table.
 We have written several essays.
 The book is taken by student.
 English is learnt in our school.

2. Past participle sebagai adjective


Past participle yang berfungsi sebagai adjective tidak ditambah
dengan to be maupun auxuliary. V3 ini memberikan keterangan terhadap
Noun, baik sebagai subject maupun sebagai object dalam kalimat. Cara
mengartikannya adalah yang di-.
Contoh:
 The cake eaten by me is so delicious.
 The essays written by students will be submitted next week.
 The book taken by student has many chapters.
 The language learnt by students at school is English.

C. ACTIVE PARTICIPLE
Active participle merupakan bentuk dependent clause yang berfungsi
untuk memberikan keterangan terhadap terhadap independent clause atau main
sentence.
Contoh:
1. Walking along the street, I met my old friend.
While I was walking along the street I met my old friend.

2. Running down the stairs, she slipped and broke her leg.
While she was running down the stairs, she slipped and broke her leg.

3. Having studied English at Express, Fini went home with her friends.
After she had studied English at Express, Fini went home with her friends.

4. Having completed the test, the students handed in their papers and left the
room.
After the student had completed the test, they handed in their papers and left
the room.

5. Having beaten by foreman, Holloy field was black and blue.


After he had been beaten by Foreman, Holloy field was black and blue.

6. Being ill, mother had her breakfast brought to her room.


Because/since/as my mother was ill, she had her breakfast brought to her
room.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 75

7. Being an outstanding student of our school, he has been offered a


scholarship.
Because/since/as) he is an outstanding student, he has been offered a
scholarship.

8. Being a foreigner, he needs a visa.


Because/since/as he is a foreigner, he needs a visa.

9. Trying hard to win the beauty contest, Nita neglected all her school
assignments.
Because/since/as Nita tried hard to win the beauty contest, Nita neglected all
her school assignments.

10. Not wanting to take the risk of missing the train, we went to the station
very early.
Because/since/as we didn’t want to take the risk of missing the train, we went
to the station very early.

11. Turning to the left, you will find his office.


If you turn the left, you will find his office.

D. Passive Participle
1. Sebagai relative clause
 The book written by the professor is completely confusing.
 The window broken by the neighbor will be repaired.

2. Untuk menyatakan sebab akibat


 Surrounded by mountain, the city has a cool climate.
Because/since/as the city is surrounded by mountain, it has a cool
climate.
 Annoyed by the five-hour delay in the plane departure, John wrote a
complain letter to the air line.
Because /since/as he was annoyed by the five-hour delay in the plane
departure, John wrote a complain letter to the air line.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 76

BAB XIV
CONJUNCTION AND WORD ODER

A. CONJUNCTION
Conjunction adalah kata yang menghubungkan antara dua klausa, frase,
atau kata disebut juga sebagai kata penghubung. Ada 3 jenis conjunction yaitu
coordinate, sub-coordinate, dan correlative conjunction.

1. Coordinate Conjunction
Berfungsi menggabungkan kata, frase, atau klausa independen yang setara.
Coordinate conjunction dipakai untuk membuat compound sentence.
Connectors Example
And (meaning Tom is singing, and Paul is dancing.
equality)
But (meaning Tom is tall, but Paul is short.
contrary)
Or (meaning
optional) Tom must write the letter, or Paul will do it.

So (meaning
therefore, as a Tom told a joke, so Paul laughed.
result)
Yet (meaning but,
Tom is tired, yet he is not going to sleep.
nevertheless)
For (meaning
because) Tom hid behind the wall, for he was afraid of dog.

2. Sub-Coordinate Conjunction
Berfungsi dalam menggabungkan dua klausa (independent dan dependent
clause) yang berkaitan satu sama lain. Biasanya digunakan dalam complex
sentence.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 77

Sub-Coordinate Connectors
Time Cause/Effect Opposition Condition
After Because Even though If
Before Since Although Unless
When Now that Though Only if
While As Whereas Whether or not
As As long as While Even if
By the time Inasmuch as Providing
Since So Provided
Until In order that In case
As soon as In the event
Once
As long as
Whenever
Every time
The first time
The last time
The next time

Connectors Example
When When I was in Chicago, I visited the museums.
While While I was walking home, it began to rain.
Since I haven’t seen him since he left this morning.
By the time By the time he arrived, we had already left.
As long as I will never speak to him again as long as I live.
As soon as As soon as it stops raining, we will leave.
Every time Every time I see her, I say hello.
The first time The first time I went to New York, I went to an opera.

3. Correlative Conjunction
Correlative Conjunction adalah kata penghubung yang biasanya ditulis
berpasangan. Correlative conjunction dibagi menjadi empat bagian.
Penggunaan dalam kalimat dapat merujuk kepada skill sebelumnya (subject
verb agreement).
a. Both… and … (baik … maupun …)
b. Either… or … (baik … maupun ...)
c. Neither… nor… (tidak … maupun …)
d. Not only… but also... (tidak hanya … tapi juga …)

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 78

B. WORD ORDER
Aturan dalam word order:
1. Inversion of subject and verb (subjek dan verb berubah posisi)
a. Kalimat yang diawali dengan there.
 There is no basis for this complaint.
 There are few excuses that teachers will accept.

b. Kalimat yang dimulai dengan prepositional phrase, dan memiliki


intransitive verb sebagai verb utama, dan menunjukan lokasi.
 On the corner stood a police officer.
 In the box were several old photographs.

c. Dalam conditional sentence type 2 & 3 tanpa if/unless.


 Should he ask her, she would surely help him.
(If he asked her, she would surely helped him.)

d. Ketika kalimat dimulai dengan negative words (never, hardly, seldom,


rarely, barely, scarcely, not only, at no time, nowhere, etc.)
 Not only did they go but they also stayed until the end.
 Never has the world faced so many problems.
 At no time were the passengers in any danger.

e. Ketika kalimat diawali dengan only dan time expression.


 Only was john late to class.
 Only after her mother died, did she know loneliness.

f. Ketika adverb seperti down, in, out, up ditempatkan diawal kalimat,


maka verb diinversikan.
 Down came the rain.
 In walked the doctor with his bag and hand.

g. Ketika kalimat dimulai dengan few, such as, so, dan little.
 Little did she know that she had won the grand prize.
 So great was her love for her children that she sacrificed everything
for them.

2. Adjective
Ketika dua adjective atau lebih digunakan untuk menjelaskan noun, maka
adjective pertama ditambahkan dengan ly/berubah menjadi adverb.
Contoh:
 It is a really good sentence.
 The street is extremely long.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 79

BAB XV

DEGREE OF COMPARISON

A. PENGERTIAN
Degree of comparison adalah bentuk adjective atau adverb yang menyatakan
perbandingan. Ada tiga degree of comparison, yaitu positive, comparative dan
superlative degree.

B. RULES
1. Positive Degree
Ketika digunakan untuk menyatakan perbandingan sama, positive degree
harus digunakan bersama kata as. Positive degree memiliki bentuk standar
tanpa perubahan.
a. As … as
 Your sister is as beautiful as your mother.
 Fried noodle is as delicious as fried rice.

b. As … as dalam kalimat positif dan question


 I am sorry I am late. I got here as fast as I could.
 There is a plenty of food. You can have as much as you like.
 Can you send me the money as soon as possible, please?

c. Twice as … as, three times as … as etc.


 Petrol is twice as expensive as it was a few years ago.
 Their house is about three times as big as ours.

d. The same as (not the same like)


 Ann’s salary is the same as mine.
 Tom is the same as age as John.
 What do you drink? I will have the same as you.

2. Comparative Degree
Comparative degree secara umum membandingkan dua hal yang
berbeda yang merujuk pada makna lebih. Adjective word yang diguanakan
dapat ditambahkan dengan more di awal atau +er di akhir.
a. Adjective + er
Aturan ini berlaku untuk short word (adjective words dengan satu silabel)
Contoh:
 You are older than me.
 They are smarter than the others.
 The text is longer than usual.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 80

b. More + adjective
Aturan ini berlaku untuk longer word (adjective words dengan dua silabel
atau lebih)
Contoh:
 This sofa is more comfortable than that sofa.
 We are more creative than they are.
 The building looks more modern now.

3. Superlative Degree
Superlative degree secara umum membandingkan satu hal dengan yang
lainnya yang lebih banyak dan merujuk pada makna ter/paling. Adjective
word yang diguanakan dapat ditambahkan dengan most di awal atau +est
di akhir seperti penggunaan more dan +er sebelumnya.
a. The adjective + est
Aturan ini berlaku untuk short word (adjective words dengan satu silabel)
Contoh:
 He is the youngest student who applies for the scholarship.
 We are the smartest students of our level.
 The text is the longest one among others.

b. The most + adjective


Aturan ini berlaku untuk longer word (adjective words dengan dua silabel
atau lebih)
Contoh:
 This sofa is the most comfortable sofa I have ever bought.
 We are the most creative generation.
 The book is the most expensive book I have ever had.

Beberapa adjectives dan adverbs yang dikategorikan sebagai irreguler


comparative forms.
Positive Comparative Superlative
Good Better Best
Bad Worse Worst
Many/much More Most

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 81

BAB XVI
GERUND, ADVERB, DETERMINER AND INFINITIVE

A. GERUND
Gerund (Verb + ing) Merupakan bentuk kata kerja yang diubah bentuknya
sehingga menjadi kata benda, yaitu dengan menambahkan –ing setelah kata
kerja. Gerund dapat ditemukan dalam beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Subjek
Subjek hanya boleh ditempati oleh noun atau pronoun, jika ingin menjadikan
verb sebagai subjek maka verb tersebut adalah gerund yang berfungsi
mengubah verb beralih fungsi menjadi noun.
Contoh:
 Reading makes me happy.
 Smoking is bad for your health.

2. Sebagai Complement
Gerund setelah complement digunakan setelah to be dalam nominal
sentence. Sekilas sama seperti continuous tense, tetapi memiliki artian yang
berbeda (bukan berarti ‘sedang’).
Contoh:
 Our duty is keeping the environment clean.
 All you have to do is working hard.

3. Setelah Preposition
(at, on, in, after, before, from, et.)
Contoh:
 Jango is good at dancing.
 Thank you so much for saving my life.

4. Setelah Possessive Determiner


(my, your, our, their, his, her, its, etc.)
Contoh:
 Dad was angry about my coming, I was late.
 Your joining club is good news.

5. Sebagai Noun Modifier


Gerund dipakai untuk memberikan suatu sifat pada kata benda.
Contoh:
 There are so many people in the waiting room.
 Please hold your cigarette until we find a smoking area.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 82

6. Dalam Larangan Pendek


Contoh:
 No smoking
 No spitting
 No parking allowed

7. Sebagai Objek
Gerund digunakan sebagai objek dari kata kerja khusus, yaitu:
Common Verb + Gerund
Verb Verb + prepposition
Admit Mind Look forward to
Advise Miss Object to
Anticipate Postpone Get used to
Appreciate Practice Be accustomed to
Avoid Quit Etc.
Complete Recall
Consider Recollect
Delay Recommend
Deny Regret
Discuss Remember
Dislike Resent
Enjoy Resist
Finish Risk
Forget Stop
Keep Suggest
Mention Understand

Contoh:
 They avoid meeting the debt collector.
 The TV station delayed broadcasting the football match.
Secara sederhana, apabila dalam satu kalimat ada dua verb yang
bersebelahan, hampir dapat dipastikan bahwa verb yang kedua adalah
gerund.

B. ADVERB
Adverb disebut kata keterangan. adverb adalah kata yang berfungsi
menerangkan verb, adjective, atau adverb lainnya. Dalam bahas Inggris, adverb
terdiri dari 8 jenis, yaitu:

1. Adverb of Manner
Menerangkan bagaimana atau dengan cara apa suatu kegiatan dilakukan.
Contohnya: happily, sadly, hard, fast, etc.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 83

Contoh:
 Birina runs fast.
 The host happily welcome the guest.

2. Adverb of time
Menerangkan waktu. Contohnya: then, today, since, now, late, tomorrow,
soon, daily, ago, etc.
Contoh:
 Margo subscribes newspaper daily.
 Olivia always comes to school early.

3. Adverb of place
Menerangkan tempat. Contohnya: there, up, out, here, down, near, below,
by, etc.
Contoh:
 Sit down!
 Come here, please!

4. Adverb of Frequency
Menerangkan seberapa sering suatu kegiatan dilakukan. Contohnya: never,
occasionally, frequently, hardly, again, sometimes, etc.
Contoh:
 Sometimes, we need a break for a while.
 During her home visit, Lyla hardly met the neighbors.

5. Adverb of Certainty
Menerangkan keyakinan atau kepastian dari suatu hal. Contoh: Obviously,
certainly, definitely, probably, doubtly, etc.
Contoh:
 The atheist doubtly believes the existence of god.
 The Students certainly enjoy the graduation party.

6. Adverb of Degree
Menerangkan seberapa banyak, sejauh mana, atau pada tingkat apa
sesuatu terjadi. Contohnya: very, rather, too, almost, so, any, altogether, etc.
Contoh:
 Kyle almost finishes his final paper.
 The weather was too hot to use a jacket.

7. Interrogative adverb
Interrogative adverb dipakai dalam setiap pertanyaan. Contohnya: when,
where, why, how, etc.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 84

Contoh:
 Where is your house?
 How fast can you walk?

8. Relative adverb
Berfungsi menghubungkan dua klausa, contohnya: where, when, why, etc.
Contoh:
 Adam stayed where he was left behind.
 When the train comes, all the passengers are racing to get in.

C. DETERMINERS
Determiners disebut noun makers (penanda kata benda) karena selalu
diikuti oleh kata benda. Determiners menunjukkan apakah kata benda yang
mengikutinya merupakan kata benda yang khusus atau umum, sehingga
determiners dibagi menjadi dua, specific determiners dan general determiner.
1. Specific Determiners
Digunakan untuk kata benda yang sudah pasti atau jelas. Berikut ini
termasuk dalam specific determiners
a. Definite Article: the
Biasanya the hanya digunakan untuk hal yang pasti seperti:
 Benda yang hanya ada satu di dunia ini (sun, moon, etc.)
 Hal yang spesifik yang sudah diketahui orang yang diajak bicara
 Hal atau benda yang sudah disebutkan sebelumnya
 Menunjukkan arah (the west, the south, et.c)
 Nama tempat, sungai, laut, samudera, gurun, dsb.
 Nama koran/majalah, alat musik, mesin (the times, the drum)
 Kewarganegaraan, sekte, komunitas (The Americans, The Cimahi
Bikers Community, etc)
 Hal yang bersifat umum.
Contoh:
 The sun sets in the west.
 The Jakarta Post mentioned the 5th anniversary party of the
Bandung Bikers Community.

b. Possessive: my, your, his, her, its, our, their, whose, Dilla’s, one’s
Possessive menunjukkan kepemilikan. possessive dapat dipasangkan
dengan jenis determiners yang lain.
Contoh:
 One’s family can be helpful sometimes.
 Mary and Lisa are twins. They make their parents busy.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 85

c. Demonstrative: this, that, these, those


Demonstrative berfungsi sebagai penunjuk kata benda.
Contoh:
 My sister gave this dress for her birthday.
 Danny wants to bring those books home.

d. Interrogative: which, what


Biasanya digunakan dalam pertanyaan
Contoh:
 Which bag is yours?
 What time is it?

2. General Determiners
Digunakan untuk menunjukkan hal atau benda yang bersifat umum. Berikut
beberapa kategori dari general determiners.
a. Indefinite article: a, an
Artinya dapat menjadi sebuah, seekor, atau seorang
Contoh:
 Nini wants to build a house for her dog.
 Mom asked me to take an aspirin.

b. Quantifiers: one, two, other, another, few, little, more, each, every,
either, all, both, some, any, etc.
Berfungsi menunjukkan jumlah benda yang tidak pasti. Namun ada
beberapa hal yang perlu diketahui, sebagai berikut.
 Other dan another artinya ‘yang lain’. Other dapat diikuti plural noun
atau uncountable noun; sedangkan another hanya dapat diikuti
singular countable noun. Namun jika another diikuti few atau angka,
kata bendanya berbentuk plural (another few days)
 (A) few selalu diikuti plural countable noun, (a) little diikuti
uncountable noun
 Each dan every artinya ‘setiap’
 All bisa langsung diikuti noun, bisa juga diikuti determiners lain
 both artinya ‘keduanya’ bisa langsung diikuti noun, bisa juga diikuti of
bila ada the/possessive/demonstrative sebelum noun.
 Some dan any dipakai untuk untouchable dan plural noun. Selain itu,
some biasanya digunakan dalam kalimat positive, sedangkan any
dalam kalimat negative dan question.
Contoh:
 Each day, I’m getting better.
 The doctor said Irene needed some time to rest.

| BR I G H T WAY TO STAN |
M o d u l B i m b i n g a n B e l a j a r S T A N W A Y | 86

D. INFINITIVE
Infinitive adalah verbal yang terdiri dari to (To Verb) dan bentuk simple
dari verb (bare infinitive) yang dapat berfungsi sebagai noun, adjective, atau
adverb. Yang dimaksud dengan verbal yaitu bentuk kata kerja namun fungsinya
sebagai part of speech lain. Infinitive sendiri berfungsi untuk menyatakan aksi
atau keadaan. Infinitive dapat disertai object, modifier, atau keduanya sehingga
menjadi infinitive phrase.
Contoh:
 I would like to go to school.
 To get to school is easy.
 I ask them to study many times.

| BR I G H T WAY TO STAN |

Anda mungkin juga menyukai