Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN

ORANG TANPA GEJALA (OTG)


COVID-19
No. : SOP/
Dokumen 049/Pusk/2020
No. Revisi : 00
SOP Tanggal : 27 Maret 2020
Terbit
Halaman : 1/5
UPT
PUSKESMAS ANANG SETIANA.
KADIPATEN NIP.1969121519891210
01
1.Pengertian Penatalaksanaan Orang Tanpa Gejala (OTG) COVID-19
adalah upaya yang dilakukan Puskesmas dalam melakukan
penanganan pada Orang Tanpa Gejala (OTG) COVID-19 di
wilayah Puskesmas Kadipaten, yaitu:
a. Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular
dari orang positif COVID-19, orang yang mempunyai
riwayat perjalanan dan atau pernah tinggal di area
transmisi lokal baik dalam negeri maupun luar negeri.
b. Orang tanpa gejala merupakan kontak erat dengan
kasus positif COVID-19, yaitu seseorang yang melakukan
kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung
(dalam radius 1 meter dengan kasus konfirmasi) dalam 2 hari
sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala.
1) Kontak erat risiko rendah: Bila kontak dengan
kasus pasien dalam pengawasan.
2) Kontak erat risiko tinggi: Bila kontak dengan kasus
konfirmasi atau probable

Termasuk kontak erat:


a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat,
mengantar dan membersihkan ruangan di tempat
perawatan kasus tanpa menggunakan APD sesuai
standar
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama
dengan kasus (termasuk tempat kerja, kelas, rumah,
acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala
c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan
segala jenis alat angkut/kendaraan dalam 2 hari
sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah
kasus timbul gejala
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
penatalaksanaan orang tanpa gejalan ( OTG) COVID-19 di
wilayah Puskesmas Kadipaten
3.Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor KH.01.07/MENKES/169/2020 tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.01.07/MENKES/182/2020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)
3. Keputusan Kepala BNPB Nomor 13.A Tahun 2020
tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat
Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di
Indonesia
4. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.176-
Dinkes/2020 tentang Pencegahan dan Penganggulangan
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
5. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.176-
Dinkes/2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
(COVID-19)
6. Surat Edaran Dirjen P2P Nomor: HK.02.02/II/753/2020
Tentang Revisi ke-3 Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Infeksi Novel Corona Virus (COVID-19)
7. Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/202/2020
tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri dalam Penanganan
Coronavirus Disease (COVID-19)
8. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.01/MENKES/199/2020 tentang Komunikasi
Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
9. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka Nomor: 443/ 40 /Dinkes tentang Penetapan
Tim Gerak Cepat (TGC) dan Penyelidikan Epidemiologi
(PE) Coronaviris Deasease-19 (COVID-19);
4.Referensi 1. Pedoman pencegahan dan dan pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19), Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, Maret 2020
/5
2. Pedoman Penanganan Cepat Medis danKesehatan
Masyarakat COVID-19 di Indonesia, Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19, Maret 2020
5.Prosedur 1. OTG dengan memiliki risiko tertular dari orang positif
COVID-19 (Mempunyai riwayat perjalanan dan atau
pernah tinggal di area transmisi lokal baik dalam negeri
maupun luar negeri).
a. Petugas memberikan penjelasan pada OTG untuk
melakukan isolasi diri di rumah, yaitu memantau
kondisi kesehatan diri sendiri dengan menghindari
kemungkinan penularan dengan orang-orang sekitar
termasuk keluarga, melaporkan kepada fasyankes
terdekat kondisi kesehatannya.
Adapun yang harus dilakukan selama isolasi diri
adalah:
1) Tinggal di rumah dan tidak boleh berinteraksi
dengan masyarakat
2) Menggunakan kamar terpisah dari anggota
keluarga lain
3) Jika memungkinkan jaga jarak setidaknya 1
meter dari anggota keluarga lain
4) Menggunakan masker selama isolasi diri
5) Melakukan pengukuran suhu harian dan
observasi gejala klinis
6) Hindari pemakaian bersama peralatan makan,
peralatan mandi dan linen/sprei.
7) Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
8) Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah
sinar matahari setiap pagi
9) Jaga kebersihan dengan cairan disinfektan
10) Hubungi segera fasyankes jika mengalami
perburukan gejala untuk perawatan lebih lanjut

b. Petugas menghentikan pemantauan bila selama 14


hari tidak ada gejala/keluhan yang dilaporkan.

2. OTG Kontak erat dengan kasus COVID-19 (Melakukan


kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung

/5
(dalam radius 1 meter dengan kasus konfirmasi) dalam 2 hari
sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala).
a. Kontak Erat Risiko Rendah (Kontak dengan PDP)
1) Petugas melakukan kegiatan surveilans dan
pemantauan selama 14 hari sejak kontak terakhir
dengan pasien dalam pengawasan.
2) Petugas kesehatan menjelaskan pada kontak erat ini
wajib melakukan observasi/karantina, tapi tidak
memerlukan pengambilan spesimen.
3) Petugas kesehatan menghentikan kegiatan
surveilans dan pemantauan terhadap kontak erat ini
apabila pasien dalam pengawasan dinyatakan negatif
COVID-19.
4) Petugas kesehatan melanjutkan pemantauan menjadi
pemantauan kontak erat risiko tinggi apabila pasien
dalam pengawasan dinyatakan probabel/positif COVID-
19 (konfirmasi).

b. Kontak Erat Risiko Tinggi (Kontak dengan Kasus


Konfirmasi)
1) Petugas kesehatan melakukan kegiatan
surveilans terhadap kontak erat ini dilakukan
selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan
probabel/konfirmasi.
2) Petugas wajib melakukan observasi terhadap kontak
erat ini dan dilakukan pengambilan spesimen
(hari ke-1 dan hari ke-14).
3) Petugas kesehatan/ petugas laboratorium
setempat yang berkompeten dan berpengalaman
melakukan pengambilan spesimen di lokasi
observasi dan selanjutnya pengiriman spesimen
disertai salinan formulir
4) Petugas kesehatan merujuk pasien ke rumah sakit
rujukan, apabila hasil pemeriksaan laboratorium
positif.
5) Petugas kesehatan memberikan instruksi untuk
melakukan isolasi di rumah melakukan
pengambilan specimen oleh petugas kesehatan
setempat yang berkompeten dan berpengalaman

/5
baik di fasyankes atau lokasi pemantauan pada
hari ke-1 dan ke-2 apabila kontak erat
menunjukkan gejala demam (≥38⁰C) atau
batuk/pilek/nyeri tenggorokan dalam 14 hari
terakhir.
6) Petugas kesehatan merujuk ke RS rujukan untuk
isolasi di Rumah sakit apabila hasil laboratorium
kontak erat positif.
7) Petugas kesehatan melakukan pemantauan
melalui telepon, namun idealnya dengan
melakukan kunjungan secara berkala (harian).
8) Petugas kesehatan melakukan pemantauan
dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan
skrining gejala harian.
9) Petugas kesehatan layanan primer melakukan
pemantauan dengan berkoordinasi dengan dinas
kesehatan setempat.
10)Petugas kesehatan memberikan surat pernyataan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan, jika
pemantauan terhadap kontak erat sudah selesai.

3.Unit Terkait 1. UKP

2. UKM

3. Admen

Rekam Histori Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
diberlakukan.

/5

Anda mungkin juga menyukai