Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PROSES SUKSESI USAHA KELUARGA

OLEH :

KELOMPOK 11

ANGGOTA KELOMPOK :

Nur Istiana 1150018025

Siti Nur Improatus Sholikhah 1150018031

Risalatus Sa’adah 1150018034

Jasinta Oktavia 1150018036

FASILITATOR :

Firly Irhamny

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat
pada waktunya.

Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di Universitas Nahdatlul Surabaya.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Penyusun juga menyadari bahwa dalam
menyusun laporan ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai
pihak, baik bantuan berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.

Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
juga berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
yang berkepentingan pada umumnya.

Surabaya, 24 Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Definisi Usaha Keluarga...................................................................................3
2.2 Overlapping Aktifitas Bisnis.............................................................................3
2.3 Beberapa Keuntungan Usaha Keluarga.............................................................4
2.4 Keuntungan Usaha Keluarga menurut Longenecker........................................4
2.5 Susunan Budaya dan Pola dalam Usaha Keluarga............................................5
2.6 Susunan Budaya pada Usaha Keluarga.............................................................6
2.7 Peran dan Pertalian Keluarga............................................................................7
2.8 Manajemen Profesional pada Usaha Keluarga..................................................9
2.9 Proses Suksesi Kepemimpinan dalam Usaha Keluarga..................................11
2.10 Bagaimana Cara Mencari Eksekutif Pengganti.............................................12
2.11 Persyaratan Seorang Pemimpin.....................................................................12
2.12 Kondisi Pendukung Suksesi Kepemimpinan Usaha Keluarga......................16
2.13 Inspirasi berdasarkan Usaha Lokal yang Sukses...........................................17

BAB III................................................................................................................199
PENUTUP...........................................................................................................199

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................200
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis keluarga merupakan salah
satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian
anggota keluarga di dalam kepemilikan atau
operasi bisnis. Kehadiran Perusahaan
Keluarga memberikan kontribusi yang luar
biasa terhadap perekonomian suatu negara.
Untuk mempertahankan keberlangsungannya,
diperlukan calon penerus yang dapat
mempertahankan dan mengembangkan
perusahaan kearah yang lebih baik.

Perusahaan keluarga (family


business) merupakan suatu fenomena umum
yang terjadi di mana-mana, sebagai respons
kepala keluarga untuk menjamin kualitas
hidup yang lebih baik bagi keluarganya
dengan cara membuka unit usaha. Bentuk
perusahaan keluarga merupakan pilihan
yang dominan ketika seseorang mendirikan
bisnis untuk pertama kalinya. Pramono (2006)
menyatakan bahwa alasan memilih lingkup
keluarga sebagai dasar awal menjalankan
bisnis adalah karena pemilik bisnis
membutuhkan perasaan aman dalam
menjalankan bisnis. Perasaan aman tersebut
terbagi atas dua kategori, yakni kategori
keterikatan emosional dan masalah
penghargaan. Keterikatan emosional meliputi
keyakinan pemilik bahwa anggota keluarga
akan berbuat jujur dan tidak akan merusak
sistem yang dibangun oleh pemilik
perusahaan. Berkaitan dengan penghargaan,
pemilik tidak akan terlalu merasa bersalah
jika perusahaan masih dalam kondisi sulit
2
pe Dalam perjalanan sebuah bisnis
mili tentunya harus ada re-organisasi atau
k penggantian pengurus. Dimana dalam bisnis
me keluarga penggantian pengurus juga dilakukan
mb oleh anggota keluarga yang lain, hal tersebut
erik terjadi umumnya karena masalah usia. Usia
an menjadi alasan utama penggantian pengurus di
gaji dalam bisnis keluarga untuk diturunkan
yan kepada yang lebih muda.
g
lebi
h
kec
il,
ata
u
tida
k
aka
n
keb
erat
an
me
mb
erik
an
pen
gha
rga
an
yan
g
lebi
h
ting
gi
jika
Tetapi di dalam menurunkan bisnisnya seseorang tidak begitu saja dapat
secara langsung memberikannya tetapi juga melihat hal-hal lain seperti
kecakapan seseorang dalam memimpin sebuah perusahaan. Hal ini lah yang
menentukan kesuksesan sebuah usaha keluarga. Walaupun secara
kontekstual bisnis keluarga tetap harus memperhatikam factor-faktor yang
dapat menunjang kemajuan sebuah usaha keluarga, maka dari itu dapat di
pelajari bagaimana menyusun sebuah perencanaan suksesi usaha keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja proses - proses suksesi usaha keluarga

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui proses suksesi usaha keluarga


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Usaha Keluarga

A. Usaha Keluarga (family business) adalah suatu perusahaan yang


kepemilikannya melibatkan fungsi dua atau lebih anggota keluarga yang
sama secara langsung dalam sebuah usaha.

B. Menurut Longenecker, dkk (2003), usaha keluarga adalah :

“A family business is a company in which two or more members


of the same family share ownership or work in its operation”. (“Usaha
keluarga adalah suatu perusahaan di mana dua atau lebih anggota keluarga
sama-sama berperan sebagai pemilik atau bekerja bersama dalam operasi
bisnis”).

C. Usaha Keluarga merupakan usaha yang kepemilikannya diwariskan dari


generasi suatu keluarga pada generasi berikutnya.

2.2 Perhatian Keluarga dan Tumpang Tindih (Overlapping) Aktivitas Bisnis

Overlapping (tumpang tindih) adalah keadaan dimana didalam suatu


kondisi tercipta dua hal. Hal yang seringkali tumpang tindih dalam aktivitas
bisnis keluarga adalah pembicaraan bisnis dan pembicaraan keluarga. Maka
keduanya perlu perhatian yang harus dipisahkan dengan jelas. Perhatian yang
dimaksud antara lain :

A. Perhatian Keluarga

1. Mengurus dan mengasuh anggota keluarga agar tetap harmonis.

2. Jabatan dan promosi dalam perusahaan berorientasi pada garis


keturunan keluarga yang diutamakan dan diprioritaskan.

3. Loyalitas pada keluarga tetap menjadi tujuan yang sama.

B. Perhatian Bisnis

Produksi dan distribusi barang atau jasa tetap profesional.

C. Kebutuhan untuk manajemen professional

Operasi perusahaan yang efektif dan efisien, tetap menjadi tujuan


selanjutnya.
2.3 Beberapa Keuntungan Usaha Keluarga

A. Kekuatan hubungan keluarga setiap periode-periode menarik perubahan


bisnis.

B. Pengorbanan-pengorbanan keuangan anggota keluarga membuat usaha


menjadi lebih baik, sehingga usaha memperoleh modal murah.

C. Operasi suatu usaha keluarga mampu membuat kekhasan usaha dari para
pesaing.

D. Tingkat hubungan menjadi lebih tinggi terhadap perhatian komunitas


keluarga dengan para pekerja yang bukan keluarga.

E. Sanggup merencanakan dan menyiapkan untuk menghasilkan laba jangka


panjang.

F. Selalu berfokus pada kualitas dan nilai.

2.4 Keuntungan usaha keluarga menurut Longenecker :

A. Motivasi kuat dari anggota keluarga

Pada tahap awal perintisan dan awal proses, usaha selalu diiringi
dengan motivasi kerja kuat dan pengelolaan yang rapi, baik usaha tersebut
sudah atau belum mendatangkan manfaat. Masing-masing anggota
keluarga akan termotivasi dengan baik bila dapat mencapai tujuannya dan
rela untuk mencapai tujuannya dan rela untuk menjaga jalannya usaha.
B. Menggunakan tema-tema keluarga dalam iklan

Promosi penjualan untuk usaha keluarga lebih cenderung akan


menggunakan tema-tema keluarga dalam melakukan periklanannya untuk
membedakan dengan para kompetitor.

C. Penekanan di tempat kerja

Anak laki-laki atau perempuan atau anggota keluarga yang lain


saling segan untuk meninggalkan bisnisnya dan diharapkan masing-
masing berkontribusi maksimal di tempat kerja atau bisnisnya.

D. Fokus pada proses perjalanan bisnis

Fokus usaha keluarga terletak pada perjalanan atau proses bisnis.

E. Penekanan pada produk dan atau jasa

Fokus keluarga terletak pada kualitas dan nilai atas produk


dan/jasa yang dihasilkan.

2.5 Susunan Budaya dan Pola-Pola Dalam Usaha Keluarga

Budaya total suatu perusahaan keluarga, meliputi bisnis perusahaan,


keluarga dan pola-pola pengelolaan. Tidak jarang budaya organisasi usaha
keluarga cenderung dibentuk oleh latar belakang keluarga, misalnya etnis
atau suku bangsa tertentu dari pucuk pimpinan usaha yang berperan sebagai
pencetus usaha keluarga tersebut. Pola-pola perilaku dan kepercayaan yang
menjadi ciri khas usaha keluarga juga termasuk pada susunan budaya.
2.6 Susunan budaya pada usaha keluarga dapat digambarkan sebagai berikut :

A. Jenis pola bisnis

1. Paternalistik

Pola hubungan bisnis dalam keluarga dikelola atau


dianalogikan sebagai hubungan antara bapak dengan anak. Seorang
bapak lebih dominan dalam mengelola bisnis, dan anak dianggap
sebagai orang yang harus patuh pada kebijakan orangtua atau
bapaknya.

2. Laissez-Faire

Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola secara


bebas. Dengan kata lain, anak diberi kebebasan atau dibiarkan atau
diberi kebebasan seluas-luasnya dalam berkreasi sepanjang tujuan
perusahaan dapat tercapai.

3. Partisipatif

Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola dengan


mendorong partisipasi seluruh anggota keluarga guna mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

4. Profesional

Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga antara anggota


keluarga dikelola secara professional.
B. Jenis pola pengelolaan

1. Dewan kertas

Pengelolaan yang dilakukan oleh dewan pimpinan keluarga


hanya formalitas atau hanya diatas kertas.

2. Dewan stempel

Pengelolaan dewan pimpinan hanya formalitas atau


sebagai stempel belaka.

3. Dewan penasihat

Pendiri usaha dalam pengelolaan usaha keluarga hanya


didudukkan sebagai penasihat.

4. Dewan pengawas

Pendiri usaha hanya sebagai pengawas perusahaan.

C. Jenis pola keluarga

1. Perayahan

Pola perayahan dipakai sebagai model dalam pengambilan


keputusan, maksudnya pihak ayah sebagai penentu dalam
pengambilan keputusan tertinggi perusahaan.

2. Kerja sama

Pola kerja sama dipakai sebagai model dalam pengelolaan


dan pengambilan keputusan tertinggi dalam perusahaan keluarga.

3. Konflik

Pola manajemen konflik sebagai model dalam pengelolaan


dan pengambilan keputusan perusahaan keluarga.

2.7 Peran dan Pertalian Keluarga

A. Hal yang perlu diperhatikan oleh Orangtua dalam usaha keluarga

1. Apakah anak saya memiliki watak dan kemampuan yang dibutuhkan


untuk memimpin usaha keluarga?

2. Bagaimana saya dapat memotivasi anak saya agar memiliki daya


tarik besar pada usaha keluarga?
3. Tipe pendidikan dan keahlian apakah yang mungkin dapat
membantu dalam menyiapkan anak saya agar dapat memimpin
usaha keluarga?

4. Apakah jadwal yang harus saya ikuti dalam mempekerjakan dan


mempromosikan anak saya sebagai penerus usaha keluarga?

5. Bagaimana saya dapat menghndari sikap pilih kasih dalam


perlakuan dan pengembangan anak saya (tidak ada perbedaan
perlakuan terhadap anak, sehingga seolah-olah anak yang satu anak
emas dan yang lainnya dianggap sebagai anak tiri)?

6. Bagaimana saya dapat mencegah hubungan bisnis dari yang


mungkin dapat merusak hubungan harmonis antara orang tua
dengan anak?

B. Hal yang perlu diperhatikan oleh tim Suami Istri dalam usaha keluarga

1. Kesempatan untuk membagi lebih dalam setiap kehidupan lainnya.

2. Pertentangan-pertentangan bisnis yang akan mencampuri kehidupan


keluarga.

3. Pekerjaan tidak dapat ditinggalkan (cuti) untuk kehidupan keluarga.

4. Pembagian tanggung jawab keluarga mengurangi beban.

C. Hal yang perlu diperhatikan oleh Anak Laki-laki dan Perempuan dalam
usaha keluarga

1. Preferensi individu tidak sama daripada sebuah usaha.

2. Kecakapan individu tidak cukup untuk memikul peran dalam usaha.

3. Keinginan individu untuk bebas memilih karir lainnya.

D. Hal yang perlu diperhatikan pada kerja sama Saudara Kandung dalam
usaha keluarga

Saudara sekandung saling bekerja sama secara harmonis, mereka


tidak saling menjatuhkan satu sama lain, tetapi memandang bahwa
saudara kandung sebagai tim inti yang kuat dalam menjalankan usaha
keluarga tersebut.
E. Hal yang perlu diperhatikan tentang Kedudukan Hukum

Perlu adanya kejelasan hukum mengenai kedudukan di dalam atau


di luar kegiatan usaha. Karena perselisihan dan perbedaan pendapat antar
anggota keluarga sering terjadi.

F. Hal yang perlu diperhatikan jika Suami Istri Pengusaha

Komunikasi antara suami istri pengusaha adalah kritis bagi mereka


untuk menyelenggarakan sebuah tim yang efektif bagi keduanya, bisnis
dan keluarga.

G. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyambut Menantu baru dalam


usaha keluarga

1. Perkenalkan mereka pada usaha keluarga.

2. Berikan mereka gambaran ikhtisiar dan libatkan ia ke dalam suatu


seminar yang bertemakan usaha keluarga.

3. Mainkan peran sebagai duta besar serta tunjukkan empati dan


simpati dengan para pendatang baru (menantu).

4. Akan terdapat penekanan berbagai kekuatan dan prestasi menantu


laki-laki atau menantu perempuan.

5. Berikan ruang emosi pada pengantin baru, mengizinkan mereka


untuk membangun tradisi pribadi mereka kedalam usaha keluarga
tersebut.

2.8 Manajemen Profesioanal pada Usaha Keluarga

Prinsip manajemen profesional pada usaha keluarga mempertimbangkan :

A. Praktik paling bagus

1. Rangsang pemikiran baru dan pengetahuan strategis yang segar.

2. Tarik dan tetap memakai manajer-manajer yang unggul.

3. Ciptakan suatu fleksibilitas, sehingga dapat menciptakan organisasi


kreatif.

4. Ciptakan dan hemat menggunakan modal.

5. Siapkan para pengganti pemimpin.


6. Manfaatkan keunggulan-keunggulan unik anggota keluarga pada
usaha.

B. Keberadaan karyawan bukan keluarga pada usaha keluarga

1. Karyawan yang bukan keluarga berpotensi menimbulkan bahaya


(hazards) dalam hal :

a. Kompetisi dengan anggota keluarga untuk kemajuan usaha.

b. Terjebak dalam pertentangan-pertentangan dan politik


kompetisi keluarga dalam perusahaan.

2. Solusi jika terdapat karyawan yang bukan anggota keluarga pada


usaha keluarga adalah:

a. Kenali jabatan yang awalnya hanya untuk anggota keluarga,


lalu buatlah cadangan jabatan yang masih mungkin diisi
oleh karyawan yang bukan anggota keluarga pada usaha
keluarga.

b. Sikapi kendala pegawai bukan keluarga dan keluarga secara


fair, terutama dalam hal promosi, hukuman dan
penghargaan (reward).

3. Perenungan kembali para anggota keluarga (permenungan/mundur


dari keramaian)

Rencanakanlah perenungan yang dilakukan oleh anggota


keluarga, misalnya di wilayah terpencil untuk mendiskusikan
persoalan-persoalan dan strategi usaha keluarga ke depan.
Perenungan ini dapat juga melibatkan dan memanfaatkan fasilitator
dari luar perusahaan jika mungkin diperlukan.

4. Dewan keluarga

Dewan keluarga (family councils) merupakan kelompok


organisasi keluarga yang berkumpul secara periodik untuk
mendiskusikan isu-isu yang berhubungan dengan usaha keluarga.
Tujuan dibentuknya dewan keluarga adalah untuk mengambil
keputusan strategis tertinggi. Dengan adanya dewan keluarga bila
bisnis mengalami sebuah risiko, maka tidak akan terjadi situasi
saling menyalahkan, tetapi sebagai keputusan bersama bila berhasil
atau gagal harus dapat diterima oleh semua pihak.
Dibutuhkannya manajemen profesional pada usaha keluarga
adalah untuk mencapai suksesi usaha keluarga yang maksimal dan
sesuai dengan apa yang diinginkan.

2.9 Proses Suksesi Kepemimpinan dalam Usaha Keluarga

Masalah suksesi dalam usaha keluarga merupakan masalah yang krusial


bagi kesinambungan suatu perusahaan. Dari berbagai pengalaman yang ada,
ternyata tidak mudah untuk mencari pengganti seorang pemimpin dalam
usaha keluarga. Menurut Samuel (2003), hal tersebut dikarenakan oleh hal-
hal berikut :

A. Pemegang kekuasaan ingin terus bertahan

Sukses merupakan suatu zat perangsang, maka mempertahankan


sukses pada level kepemimpinan merupakan suatu kebiasaan, jika tidak
pemimpin itu akan menjadi kecanduan kekuasaan, sebagaimana pendapat
Henry Kissinger.

B. Tidak adanya pelatihan bagi calon pengganti

Hal yang mungkin terjadi kerena tidak ada perencanaan, atau


memang sengaja tidak diadakan kaderisasi karena pimpinan takut diganti.
Menurut teori kepemimpinan, dalam suatu organisasi perlu dibentuk “tim
kerja” atau membentuk tim yang dapat bertahan setelah pemimpinnya
meninggalkan organisasi. Perlu adanya tim kerja yang mampu
menciptakan para pengganti mereka sebelum mereka tidak mampu
memimpin perusahaan.

C. Tidak ada orang berbakat

Ada juga alasan bahwa di dalam organisasi suatu usaha keluarga


tidak ada orang yang kompeten menjadi pemimpin. Kondisi ini juga
merupakan salah satu alasan bagi seorang pemimpin untuk
mempertahankan kedudukannya. Kondisi ini tercipta karena tidak ada
sistem pencarian bakat dari orang-orang yang lebih muda yang
selanjutnya akan dibina menjadi pimpinan baru atau pengganti pucuk
pimpinan.

D. Adanya perbedaan kualifikasi

Mungkin adanya perbedaan dalam kualifikasi untuk pemimpin


yang baru, sehingga tidak memenuhi persyaratan. Dapat juga dikarenakan
kualifikasi terbaru terlalu tinggi, sehingga sukar untuk mendapatkan orang
yang memenuhi syarat. Dalam kondisi tidak ada orang yang memiliki
kualifikasi yang dibutuhkan. Hal yang harus dilakukan dalam
mempersiapkan suksesi adalah mengembangkan bakat yang dimiliki oleh
anggota keluarga dalam sebuah usaha keluarga, meliputi:

1. Penasihat

Panduan dan bantuan kerja serta perkembangan suatu


pengetahuan anggota organisasi baru atau kurang

2. Hanya memperkenankan anggota-anggota keluarga yang kompeten


dan memenuhi syarat untuk memangku tugas kepemimpinan
perusahaan guna meningkatkan nilai perusahaan bagi seluruh pihak
yang memilki perhatian kepemilikan.

2.10 Bagaimana Cara Mencari Eksekutif Pengganti

A. Mencari dan mengader dari dalam

Membesarkan orang-orang yang ada di dalam perusahaan


dengan memberikan pembinaan pribadi untuk berkembang atas
orang-orang yang berprestasi di dalam organisasi tersebut. Terdapat
keuntungan dan kerugian bila perusahaan menempuh cara ini.

B. Mencari dari luar

Melakukan seleksi dari orang luar organisasi yang


disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Demikian halnya cara ini
juga ada untung ruginya

C. Mengembangkan sendiri pemimpin

Mengembangkan para pemimpin yang ada dengan


mempersiapkan di masa datang. Dilakukan perencanaan dan
pelatihan dengan menunjuk atau memilih beberapa orang yang
kelihatannya memilki talenta untuk menjadi pemimpin masa depan
organisasi.

2.11 Persyaratan Seorang Pemimpin

Persyaratan menjadi seorang pemimpin menurut Samuel :

A. Memiliki ambisi

Seseorang yang tidak memiliki ambisi jelas bukan seorang


calon pemimpin. Ambisi merupakan motivasi yang diperlukan.
Orang tanpa ambisi tidak akan dapat mencapai hasil yang besar atau
tidak maksimal.
B. Sikap terhadap kebijakan

Perlu dipantau apakah ia tegas atau tidak terhadap kebijakan


yang ada. Apakah ia lebih kompromis, sehingga tidak sejalan
dengan visi perusahaan atau seseorang yang tegas, tetapi memiliki
kasih dalam memimpin.

C. Sikap terhadap rekan

Bagaimana ia memperlakukan rekannya juga sangat


berperan dalam peningkatan kepemimpinannya. Apakah ia member
oenghargaan jika mereka berhasil, atau teguran jika melanggar.
Apakah mereka mengambil keberhasilan orang untuk kemuliaannya
sendiri? jika demikian halnya, maka sikap itu bukan ciri seorang
pemimpin. Apakah mereka mempunyai sikap favoritisme dalam
mengambil keputusan?

D. Sikap terhadap keluarga

Sikap terhadap keluarga akan menggambarkan sikapnya


terhadap perusahaannya. Jika ia sangat memperhatikan keluarganya,
ia juga akan memperhatikan perusahaannya.

E. Kemampuan pemimpin

Kemampuannya dalam memimpin merupakan syarat mutlak.


Ia harus berani mengambil resiko, mengatasi tantangan dan
bertanggung jawab, serta mempunyai rasa mengasihi pada
sesamanya.

F. Sikap terhadap tuntutan waktu dan energi

Harus tegar terhadap tuntutan perusahaan dan tidak mudah


menyerah dalam setiap keadaan. Ia mempunyai energi ekstra karena
sebagai pimpinan kadang-kadang tidak dapat dibatasi waktu dalam
keadaan tertentu. Pemimpin yang sakit-sakitan pasti tidak
dibutuhkan oleh perusahaan.

G. Mempunyai pengalaman yang luas

Ia juga sebaiknya memiliki pengalaman yang luas.


Pengalamannya akan memperkaya organisasi, sehingga dalam
mengambil keputusan ia tidak perlu memulai dari nol. Orang yang
belum pengalaman biasanya aka nada waktu yang hilang untuk
menyesuaikan atau paling tidak harus belajar budaya organisasi
untuk beberapa waktu. Wawasannya telah luas dan mempunyai
pandangan positif. Pengalaman adalah guru yang paling baik.

H. Mempunyai pergaulan yang luas

Untuk menjadi pemimpin diperlukan pergaulan yang luas.


Hal itu sangat vital karena suatu organisasi memerlukan berbagai
akses untuk pengembangannya. Baik untuk perizinan, pemasaran,
dan pengenalan produknya. Kalau jaringan pergaulannya luas akan
sangat memudahkan mengisi kebutuhan dari organisasi.

I. Sikap mau terus belajar

Semua orang yang berhasil adalah orang yang mau belajar.


Model Suksesi dalam Usaha Keluarga

A. Level I Pra-Suksesi

1. Tahap Pertama Pra-Bisnis

Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai calon penerus
perusahaan diarahkan untuk menjadi sadar dan mau mengenal segi-segi
pokok atau permukaan perusahaan dan atau industri yang dimiliki oleh
orangtuanya.

2. Tahap Kedua Pengenalan

Pada tahap ini, anak-anak sebagai penerus perusahaan akan


dibeberkan untuk diperkenalkan pada jargon-jargon bisnis, para
pegawainya dan lingkungan bisnis perusahaan yang dimiliki oleh orang
tuanya.

3. Tahap Ketiga Pengenalan Fungsi-Fungsi Operasional

Pada tahap ini, anak sebagai calon penerus perusahaan


mulai diperkenalkan terhadap fungsi-fungsi operasioanal penting,
seperti proses produksi, penelitian dan pengembangan, keuangan,
akuntnasi, pemasaran, pengawasan dan fungsi-fungsi lain perusahaan
yang esensial.

B. Level II Masuk Penggantian

1. Tahap Keempat Menjalankan Fungsional

Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus


perusahaan sudah mulai diminta untuk sebagai pengganti potensial
mulai bekerja sebagai pegawai purnawaktu. Penerus tersebut sudah
menjalankan seluruh fungsi yang ditempatkan pada posisi bukan
manajemen menengah atau manajemen puncak, melainkan diberi
pekerjaan pada posisi staf.

2. Tahap Kelima Melaksanakan Fungsi Lanjutan

Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus


perusahaan akan diminta untuk sebagi pengganti potensial. Anak
sebagai penerus perusahaan didudukkan untuk memangku posisi
pempinan termasuk memahami posisi-posisi utama manajemen missal
menjadi presiden direktur perusahaan.

C. Level III Transfer Kepemimpinan Sesungguhnya

1. Tahap Keenam Suksesi Awal

Pada tahap ini, anak sebagai penerus perusahaan/ sebagai


suksesor mengambil tampuk kepemimpinan, termasuk periode dimana
suksesor secara legal (de jure) berkedudukan sebagai pemimpin
perusahaan yang sah secara hukum.

2. Tahap Ketujuh Suksesi Sungguhan

Pada tahap ini, anak sebgai penerus perusahaan sudah berfungsi


sebagai pengganti pucuk pimpinan secara fakta (de facto) atau direktur
utama pada usaha keluarga yang bersangkutan.

2.12 Kondisi-Kondisi Pendukung Suksesi Kepemimpinan Yang Berhasil Dalam


Suatu Usaha Keluarga

A. Situasi yang nyaman dan selalu dapat dipercaya, sehingga usaha


menjadi menguntungkan.

B. Kondisi usaha yang stabil karena adanya hubungan-hubungan


keluarga yang sehat dan harmonis.

C. Selalu siap dengan perencanaan ke depan untuk suksesi


kepemimpinan.

D. Kepemimpinan keluarga positif dan struktur manajemen yang


berorientasi pada suatu kerja tim yang solid.

E. Penyajian berbagai kesempatan karier tanpa mengorbankan


keharmonisan keluarga.

F. Komunikasi yang terbuka mengenai isu-isu usaha keluarga.


2.13 Inspirasi Berdasarkan Usaha Lokal Yang Sukses

A. Kasus 10.1 Cerita Singkat “Usaha Gudeg Kendil: Warung Gudeg Bu


Djuminten”

Warung Gudeg sudah berdiri sejak 1936 di Yogjakarta oleh Bu


Djuminten. Warung Bu Djuminten aslinya merupakan warung favorite
mantan presiden Soeharto. Warung Gudeg Bu Djuminten awalnya
menjual menu favorite gudeg kendil. Hidangan ini adalah sejenis nasi
gudeg komplit yang disajikan di dalam wadah berbentuk tabung dari
tanah liat yang disebut kendil. Disetiap kendil berisi nasi gudeg lengkap
dengan ayam, telur, ati ampela, tahu dan tempe yang ditata rapi. Pada
tahun 1997 barulah warung Bu Djuminten masuk ke Jakarta. Dengan
ketekunan dari cucu Bu Djuminten yaitu pasangan Hernawan Edi dan
Ambarawati, yang rela meninggalkan kesibukan dan pekerjaan masing-
masing hanya untuk coba-coba meneruskan warisan sang nenek, maka
saat ini Warung Gudeg Kendil telah menjadi makanan yang sangat
populer di kalangan masyarakat.

B. Kasus 10.2 Cerita Singkat “Usaha Keluarga Sukyatno Nugroho Es Teler


77”

Sukyatno Nugroho, 59 tahun yang hanya berbekal ijazah SMP saat


ini telah menjadi wirausahawan yang sukses besar. Pria asal Jawa ini
awalnya mencoba berbagai macam usaha yang tidak berhasil. Tetapi
pengalaman itulah yang membuat dia dapat belajaran untuk mengelolah
usah yang besar sampai saat ini. Terbukti bukan hanya satu usaha yang
dibuka selain Es Teler 77 yang dibuka di berbagai negara yaitu Singapura,
Brunai Darusalam, Malaysia dan Australia, dia juga membuka usaha lain
berupa “Mie Tek-Tek” dan “Ikan Bakar Pasti Enak”. Tidak hanya itu
dengan bekal usaha yang mewaralaba. Anak bungsunya Fredella Nugroho
yang dikuliahkan di Australia saat ini menjadi Direktur Pengelola
Restoran Modern Cilantro Asian Bistro & Longe restoran terkemuka di
Indonesia. Itu merupakan kerja keras ayahnya yang menyekolahkannya
dengan kerja keras dan menganggap penting sebuah pendidikan. Maka
tidak hanya mewariskan ilmu tetapi juga ketekunan yang membuat
anaknya mendapat kepercayaan yang besar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada dua macam bisnis keluarga, dalam arti umum Bisnis


Keluarga adalah bisnis yang dijalankan bersama oleh keluarga,ada
yang dalam pengelolaannya di kerjakan sendiri oleh anggota
keluarga, ada juga yang dalam pengelolaanya diluar anggota
keluarga, jadi anggota keluarganya tersebut hanya sebagai pemilik.
Dunia bisnis dan dunia keluarga adalah dua hal yang sangat berbeda
jauh, dalam dunia bisnis semua kegiatan dilakukan dengan
profesional, sedangkan dalam dunia keluarga yaitu dimana
sekumpulan orang yang memiliki hubungan kekerabatan melakukan
bisnis, dan bisnis yang di jalankannya relative bisnis yang kecil,
tapi bisa berkembang dengan sendirinya jika pengelolaannya
dilakukan secara profesional. Banyak hambatan dan kelebihan
dalam bisnis keluarga ini, tapi seiring dengan perkembangan zaman,
maka banyak paradigma baru mengenai bisnis keluarga ini.

3.2 Saran

Dalam makalah ini banyak kelebihan dan kekurangan


dalam isi materi maupun masih kurang dari apa yang seharusnya.
Maka kami mohon sarannya agar kedepannya dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini lebih baik lagi dan lebih bermutu lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Saiman, Leornadus. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai