TINJAUAN PUSTAKA
Minyak kelapa sawit yang sudah diolah dari tandan buah segar, memiliki
banyak kandungan berbagai macam jenis asam lemak, baik asam lemak jenuh
maupun asam lemak tak jenuh. Komposisi asam lemak pada minyak kelapa sawit
dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel:
Berdasarkan tabel di atas, komposisi utama asam lemak yang terdapat dalam
minyak kelapa sawit terbagi dua, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Untuk asam lemak jenuh, komposisi utamanya yaitu asam palmitat sebesar
44,0%, sedangkan untuk asam lemak tak jenuh, komposisi utamanya yaitu asam
oleat sebesar 39,2% (Mancini et al., 2015). Struktur asam oleat serta struktur asam
palmitat dapat dilihat pada gambar di bawah:
Gambar…
Gambar…
Minyak kelapa sawit ini pun dapat diolah lebih lanjut menjadi beragam produk
untuk berbagai pemanfaatan, seperti: sabun, hand and body lotion, minyak
goreng, margarin, sampai bahan bakar mesin diesel (Norhaizan et al., 2013).
Oleil alkohol merupakan senyawa golongan fatty alcohol rantai panjang
dengan delapan belas rantai atom karbon, dengan nama IUPAC cis-9-Octadecen-
1-ol. Senyawa golongan fatty alcohol rantai panjang, memiliki massa molekul
yang jauh lebih besar dibandingkan senyawa golongan alkohol pada umumnya,
sehingga jenis senyawa ini cenderung memiliki titik didih yang jauh lebih tinggi
serta tidak mudah menguap. Oleil alkohol memiliki struktur seperti di bawah ini:
Gambar…
Oleil alkohol dapat dikategorikan sebagai senyawa bahan alam, karena senyawa
senyawa golongan fatty alcohol ini dapat dihasilkan dari proses pengolahan lebih
lanjut buah kelapa sawit. Proses yang terjadi untuk memperoleh oleil alkohol,
dimulai dari proses oil splitting minyak kelapa sawit. Proses oil splitting ini akan
memisahkan antara asam lemak dengan gliserin yang terkandung di dalam
minyak. Asam lemak yang terpisah dari proses oil splitting, kemudian didistilasi
untuk diperoleh fraksi asam lemak yang diinginkan, dalam hal ini adalah asam
oleat. Asam oleat yang telah diperoleh dari hasil distilasi, kemudian diesterifikasi
agar diperoleh bentuk ester dari asam oleat yaitu metil oleat. Metil oleat inilah
yang akan menjadi substrat utama dalam proses pembuatan oleil alkohol. Metil
oleat yang telah diperoleh dari esterifikasi asam oleat, kemudian dihidrogenasi
dengan pelarut propana dalam kondisi superkritis, yang biasa disebut juga dengan
proses Fixed Bed Hydrogenation, sehingga dapat diperoleh oleil alkohol. Dalam
proses hidrogenasi metil oleat, ada kemungkinan terjadinya proses hilangnya
ikatan rangkap pada metil oleat dikarenakan adisi oleh atom hidrogen (Hark et al.,
1999). Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi ketidakmurnian hasil oleil alkohol
yang diperoleh, dikarenakan adanya pencampuran dari stearil alkohol yang
terbentuk. Stearil alkohol memiliki struktur seperti di bawah ini:
Gambar…
Secara umum, skema proses pembuatan oleil alkohol dari minyak kelapa sawit
dapat dilihat pada gambar di bawah:
Minyak
Oil Splitting Esterifikasi
Kelapa Sawit
Fatty Alcohol
Gambar:…
Gambar…
Asam Triflat
Gambar…
Asam triflat merupakan salah satu jenis asam kuat yang cukup penting
dalam sintesis suatu senyawa kimia. Selain karena karakteristik asam triflat yang
sangat kuat sehingga masuk ke dalam kekompok senyawa superasam, penggunaan
asam triflat ini juga memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan
penggunaan asam sulfat. Di antara keunggulan asam triflat yaitu, asam triflat tidak
akan berperan sebagai oksidator sehingga tidak akan mengoksidasi substrat lain,
senyawa ini pun tidak dapat teroksidasi maupun terreduksi oleh senyawa lain,
serta memiliki kestabilan termal yang tinggi. Asam triflat juga tidak menyebabkan
reaksi sulfonasi karena memiliki kekuatan basa yang sangat lemah dari basa
konjugasi yang dihasilkan (Rakita, 2004). Hal tersebut membuat asam triflat juga
cocok digunakan untuk proses protonasi dikarenakan basa konjugasi yang
dihasilkan olek asam triflat merupakan basa yang sangat lemah. Beberapa
keunggulan tersebut di atas, membuat asam triflat menjadi reagen yang cukup
penting dalam sintesis suatu senyawa, baik sebagai substrat, maupun sebagai
katalis organik.