Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi merupakan sarana penunjang dalam roda perekonomian serta
mempermudah pergerakan penduduk, barang dan jasa (Achendri,M.K dkk, 2010).
Kota Magelang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki daerah
lalu lintas strategis dan merupakan penghubung antara Kota Semarang dan
Yogyakarta maupun sebaliknya (Yolanda dkk, 2011). Setiap tahun kendaraan
yang melintasi Kota Magelang selalu meningkat drastis seiring bertambahnya
jumlah penduduk di Kota Magelang yang mengakibatkan peningkatan volume
lalu lintas pada ruas jalan dan mengurangi kecepatan kendaraan terutama
kemacetan pada area simpang bersinyal (Novalia & Sulistiyorini, 2015).
Menurut Badan Pusat Statistik hingga tahun 2018, jumlah penduduk Kota
Magelang sebanyak 121.992 jiwa setiap 1 km 2 yang terbagi dalam 3 kecamatan
dan 17 kelurahan dengan laju 0,82 % per tahun (BPS Kota Magelang tahun 2018)
yang terdiri dari jalan nasional sepanjang 11,73 km, jalan provinsi 3,92 km, dan
jalan kota sepanjang 76,364 km. Sistem jaringan jalan tersebut dikendalikan
dengan lampu lalu lintas (APILL) sebanyak 17 simpang bersinyal yang memiliki
kinerja operasional yang berbeda sesuai tingkat pelayanan arus lalu lintas
(Kurniasari, 2017).
Peningkatan jumlah arus lalu lintas pada kapasitas jalan yang tetap,
mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas dan antrian yang cukup panjang terlihat
jelas pada pertemuan sebidang simpang bersinyal yang berada di jalan arteri Kota
Magelang seperti Armada Town Square, Pakelan, dan Jagoan menjadi cukup
rawan kemacetan baik pagi, siang, maupun sore hari (Darmawan, 2017).
Gangguan ini bersifat periodik dan menyebabkan timbulnya tundaan. Tundaan
menimbulkan adanya tambahan waktu berhenti kendaraan pada suatu perjalanan
serta bertambahnya konsumsi bahan bakar yang diakibatkan antrian yang cukup
panjang (Hasim, 2018).
Data dari BPH Migas mencatat konsumsi BBM Tahun 2018 sebesar 75
juta kiloliter dengan konsumsi nasional mencapai 1,6 juta barel per hari.
Permasalahan ini timbul salah satunya akibat dari lonjakan kendaraan, kemacetan

1
2

lalu lintas, dan panjang antrian akibat penurunan terhadap kecepatan sehingga
menimbulan tundaan pada simpang bersinyal yang mengakibatkan dampak
negatif secara cakupan spasial dan temporal (Amal, 2017). Penelitian ini memiliki
tujuan untuk menganalisa, menghitung, dan membandingkan besarnya nilai
konsumsi bahan bakar yang terbuang saat kendaraan berhenti dalam posisi diam
(idle) pada posisi panjang antrian, serta memberikan solusi dan masukan kepada
pemerintah dan dinas terkait.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh waktu berhenti kendaraan terhadap panjang antrian di
persimpangan ?
2. Bagaimana hubungan antara parameter panjang antrian terhadap konsumsi
bahan bakar kendaraan ?
3. Bagaimana menghitung besarnya nilai konsumsi bahan bakar kendaraan pada
saat posisi berhenti (idle) di antrian ?
4. Bagaimana hubungan antara waktu berhenti kendaraan dengan penggunaan
BBM ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui lama waktu berhenti dan panjang antrian kendaraan.
2. Menganalisis jumlah konsumsi bahan bakar kendaraan pada saat diam.
3. Menganalisis besarnya nilai konsumsi bahan bakar kendaraan yang
dikeluarkan pada saat posisi kendaraan diam di antrian.
4. Menganalisis hubungan antara waktu berhenti kendaraan dengan penggunaan
BBM.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi akibat dari
panjangnya antrian dan lamanya waktu berhenti kendaraan pada simpang
bersinyal, dan dapat mengukur jumlah pemakaian konsumsi bahan bakar pada saat
kendaraan dalam antrian simpang, serta mengukur biaya yang dikeluarkan dari
pemakaian BBM.
3

1.5 Batasan Masalah


1. Lokasi penelitian mencangkup tiga simpang bersinyal di Kota Magelang yang
memiliki arus lalu lintas padat, sedang, dan lengang, yaitu simpang Artos,
Pakelan, dan Jagoan.
2. Batasan kendaraan yang diamati adalah kendaraan golongan I dan II.
3. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengukur nilai
konsumsi bahan bakar rata-rata yang dikeluarkan berdasarkan panjang antrian
dan tundaan akibat lama waktu berhenti kendaraan pada jam puncak
menggunakan analisis hitungan LAPI ITB 1996 dengan bantuan metode
citra google map.
1.6 Keaslian Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Adapun perbedaannya terletak pada
jenis kendaraan yang diamati, metode analisis dan penyajian analisis hubungan
dari konsumsi BBM, lama berhenti dan panjang antrian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka
Persimpangan bersinyal di Indonesia memiliki masalah yang cukup
kompleks akibat dari banyaknya kendaraan sebagai alat transportasi publik.
Penumpukan kendaraan di jalan pada jam sibuk membuat dampak di tengah
masyarakat umum sebagai pengguna kendaraan pribadi maupun angkutan massal.
Efek yang paling dirasakan selain waktu yang terbuang adalah pemakaian
konsumsi BBM yang terbuang sia-sia di jalan terlebih lagi pada saat menunggu
waktu berhenti akibat lamanya lampu merah. Berbagai penelitian dan percobaan
telah dilakukan agar dapat mengurai penumpukan kendaraan di persimpangan
bersinyal agar waktu yang dipergunakan lebih efektif, efisien dan hemat bahan
bakar.
1. Penelitian Indra Kusuma Aji (2013) menganalisis mengenai Karakteristik dan
Kinerja Simpang Empat Bersinyal pada Simpang Empat Telukan Grogol
4

Sukoharjo yang menjelaskan bahwa arus lalu lintas yang dipengaruhi oleh
panjang antrian, waktu tunggu, dan kapasitas lengan.
2. Penelitian Eko Nugroho Julianto (2007) tentang Analisis Kinerja Simpang
Bersinyal Simpang Bangkong dan Simpang Milo Semarang berdasarkan
Konsumsi Bahan Bakar Minyak pada pendekatan sinyal.
3. Penelitian Yudha Wijayanto (2009) Menganalisis Kecepatan Pada Ruas Jalan
Brigjen Sudiarto (Majapahit) dan Pengaruh Terhadap Konsumsi Bahan Bakar
Minyak (BBM) di Kota Semarang.
4. Penelitian Sukma Hendra Wahyudi (2010) tentang Perilaku Konsumen dalam
Penanggulangan Energi Bahan Bakar Minyak Untuk Kendaraan Bermotor di
Surakarta.
5. Arief Permana Putra (2012) tentang Hubungan Kinerja Simpang Bersinyal
Terhadap Konsumsi Bahan Bakar di Kota Surakarta.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Persimpangan
Persimpangan adalah tempat pertemuan antara dua buah jalan atau lebih,
dimana pertemuan tersebut akan menimbulkan titik konflik akibat arus lalu lintas
pada persimpangan (Alamsyah, 2008).
2.2.2 Simpang Bersinyal
Simpang bersinyal adalah simpang yang diatur oleh sistem yang
dikendalikan oleh sinyal (Saputra, 2014). Menurut teori MKJI 1997 penggunaan
sinyal dengan lampu tiga warna (hijau, kuning, merah) diterapkan untuk
memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu lintas yang saling bertentangan
dalam dimensi waktu.
2.2.3 Tingkat Pelayanan Simpang
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 96 Tahun
2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas Jalan menerangkan faktor tingkat pelayanan simpang mencangkup rasio
antara volume dan kapasitas jalan, kecepatan yang merupakan kecepatan batas
atas dan kecepatan batas bawah yang ditetapkan berdasarkan kondisi daerah,
5

waktu perjalanan, kebebasan bergerak, keamanan, keselamatan, ketertiban,


kelancaran, kenilaian pengemudi terhadap kondisi arus lalu lintas.
Tabel 2.1 Kriteria Tingkat Pelayanan untuk Persimpangan Bersinyal

Tingkat Tundaan per Keterangan


Pelayanan Kendaraan
A ¿5 Baik Sekali
B 5,1 – 15 Baik Sekali
C 15,1 – 15 Sedang
D 25,1 – 40 Kurang
E 40,1 – 60 Buruk
F ¿60 Sangat Buruk
(Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. 96, 2015)
2.2.4 Tundaan
Tundaan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 disebutkan
merupakan waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang,
tundaan (delay) dilakukan untuk mencari berapa lama waktu yang dibutuhkan
oleh kendaraan untuk melewati persimpangan. Jenis tundaan (delay) yang diambil
datanya adalah stopped delay kendaraan, yaitu selisih waktu antara kendaraan
paling depan dengan kendaraan paling belakang dalam satu jalur antrian dalam
satu kali waktu lampu merah (Saputra, 2014).
2.2.5 Panjang Antrian
Antrian dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 didefinisikan
sebagai jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat simpang dan
dinyatakan dalam kendaraan atau satuan mobil penumpang. Panjang antrian
menurut MKJI (1997) sebagai panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekatan
dan dinyatakan dalam satuan meter.

Gambar 2.1 Ilustrasi Pengukuran Panjang Antrian


6

2.2.6 Satuan Mobil Penumpang


Menurut MKJI 1997 satuan mobil penumpang (smp) adalah satuan untuk
arus lalu lintas dimana berbagai tipe kendaraan dirubah menjadi arus kendaraan
ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan emp. Ekivalen mobil
penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe
kendaraan dibandingkan kendaraan ringan terhadap kecepatan kendaraan ringan
dalam arus lalu lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan dalam arus
yang mirip emp = 1). Pembagian kendaraan bermotor untuk masing-masing
kendaraan berdasarkan MKJI 1997 sebagai berikut:
1. Sepeda Motor, Motor Cycle (MC), terdiri dari kendaraan bermotor beroda
dua atau tiga.
2. Kendaraan Ringan, Light Vehicle (LV), yaitu kendaraan bermotor dua as
beroda empat dengan jarak as 2-3 meter, termasuk diantaranya mobil
penumpang oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil.
3. Kendaraan Berat, Heavy Vehicle (HV), yaitu kendaraan bermotor lebih dari
4 roda, termasuk diantaranya bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi.
Nilai faktor masing-masing moda untuk kondisi terlindung disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 2.2 Nilai EMP untuk Simpang Bersinyal
Emp untuk tipe pendekat
Jenis Kendaraan Terlindung Terlawan
Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0
Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3
Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4
(Sumber: MKJI, 1997)
Jenis Kendaraan bermotor menurut Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia
(PKJI) diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tabel Klasifikasi Kendaraan
No Klasifikasi Jenis Kendaraan
1 Light Vehicle (LV) Sedan, jeep, oplet, microbus, pick up
2 Heavy Vehicle (HV) Bus standar, bus besar, truk sedang, truk berat
3 Motor Cycle (MC) Sepeda motor dan sejenisnya
4 Unmotorised Vehicle Becak, sepeda, andong, dan sejenisnya
(UM)
(Sumber: MKJI, 1997)
7

2.2.7 Analisis Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM)


1. Metode LAPI ITB 1996
Metode LAPI ITB (1996) atau dikenal dengan kepanjangan dari Lembaga
Afiliasi Penelitian dan Industri adalah salah satu metode dalam menghitung biaya
operasional kendaraan (BOK) untuk menghitung besaran konsumsi bahan bakar
kendaraan ketika waktu berhenti pada simpang bersinyal.
Tabel 2.4 Faktor Koreksi Konsumsi Bahan Bakar Dasar Kendaraan
Faktor Koreksi Keterangan Batasan Kondisi Koreksi
Koreksi Kelandaian g = kelandaian g < −¿5% −¿0,33
Negatif (kk) (gradient) 7
−¿5% < g < 0% −¿0,158
Koreksi Kelandaian g = kelandaian 0% < g < 5% 0,400
g > 5% 0,820
Positif (kk) (gradient)
0 < v/c < 0,6 0,050
Koreksi Lalu Lintas v/c = volume
0,6 < v/c < 0,8 0,185
(kl) per capacity v/c > 0,8 0,253
ratio
Koreksi Kekasaran r < 3 m/km 0,035
r = roughness
r > 3 m/km 0,085
(kr)
(Sumber: LAPI ITB, 1996)
Konsumsi bahan bakar yang diajukan oleh LAPI – ITB yang telah
dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang, sehingga konsumsi bahan
bakar dapat diestimasi dengan persamaan berikut:
F1= A + BV + CV2 ............................................................................................. (1)
F2= EV2 ............................................................................................................... (2)
F3= D ................................................................................................................... (3)
dengan :
F1 = Konsumsi BBM pada kecepatan konstan (liter/100 smp-km)
F2 = Konsumsi BBM pada saat akselerasi/deselerasi (liter/smp)
F3 = Konsumsi BBM pada saat diam/idle (liter/smp-jam)
V = Kecepatan kendaraan (km/jam)
A = 170.10−1 ; B = −¿455.10−3 ; C = 490.10−5 ; D = 140. 10−2 ; E = 770. 10−8
8

Total konsumsi BBM pada simpang bersinyal menggunakan konstanta F3 yang


merupakan konsumsi BBM pada saat idle (diam) berdasarkan lama waktu
berhenti kendaraan pada persimpangan dikalikan panjang antrain dan tundaan.
2. Metode Analisis GCM (Google Citra Map)
Metode google citra map adalah sebuah analisis terbaru untuk menghitung
besarnya konsumsi BBM secara aktual berdasarkan jenis bahan bakar kendaraan
yang digunakan (Prasetyo dkk, 2018).
a. Menghitung jarak kemacetan
Perhitungan jarak kemacetan dapat dihitung menggunakan persamaan (4)
berikut ini.
S
Pk= × Pm .......................................................................................................(4)
Ps
Keterangan:
Pk = panjang kemacetan (meter)
S = skala yang digunakan dalam (meter)
Ps = panjang skala yang terukur pada map dalam (mm)
Pm = panjang kemacetan yang terukur dalam (mm)

Panjang kemacetan 75,25 m

Gambar 2.2 Pengukuran Panjang Antrian Pada Google Map


b. Menghitung rasio macet/lancar
Perhitungan rasio arus lalu lintas saat dead lock (berhenti) dan saat lancar
ketika lampu merah menyala merah maka diasumsikan semua kendaraan berhenti
dengan menyalakan mesin sehingga pembakaran sia-sia, dan ketika lampu
9

menyala hijau maka diasumsikan semua kendaraan melaju dan tidak ada
pembuangan bahan bakar. Rasio kemacetan dapat dihitung dengan persamaan (5)
berikut.
M
Rasio =Lm/(Lm+ Lh) ..................................................................................(5)
L
Keterangan:
M = macet
L = lancar
Lm = lampu merah (detik)
Lh = lampu hijau (detik)
c. Konsumsi bahan bakar saat berhenti pada antrian
Data konsumsi bahan bakar saat kemacetan dalam panjang antrian zona
sampling dihasilkan dari perkalian rata-rata jumlah kendaraan dengan estimasi
konsumsi bahan bakar dari tiap golongan kendaraan. Kemudian dikonsumsi bahan
bakar aktual didapat dari persamaan (6) berikut.

FC act = ( Pkz × FC zonz )


× Pjb × rasio
M
L
….........................................................(6)

FC act = konsumsi bahan bakar aktual (liter)


Pk = rata-rata panjang antrian kendaraan setiap jam (meter)
z = panjang zona sampling (meter)
FC zonz = jumlah konsumsi bahan bakar di dalam zona sampling (liter/jam)
Pjb = presentase jenis bahan bakar yang digunakan
Rasio M/L = rasio waktu macet per lancar
Tabel 2.5 Data Konsumsi Bahan Bakar kendaraan Menurut Jenisnya
Kategori Kendaraan Konsumsi BBM km/l
Sepeda Motor 51
CC ≤ 1,500 (G) 8,9
1,501¿ CC ≤2,500 (G) 12,8
Mobil CC ≤ 2,500 (G) 11
Penumpang 2,501¿ CC ≤3,000 (G) 7,2
CC ¿ 3,100(G) 6
CC ¿ 2,500( D) 10,2
Bus GVW 5 – 10 TON 3,45
GVW 10 – 24 TON 2,22
GVW¿ 5 TON 6,8
Truk GVW 5 – 10 TON 3,4

(Sumber: Draft regulation impact statement for review of euro light vehicle emission standart, 2009)
10

GVW 10 – 24 TON 2,7


GVW ≥ 24 TON 2,4

Tabel 2.6 Data Harga BBM Non Subsidi Pertamina


No Jenis BBM Harga
1 Bio Solar Rp 9.800,00
2 Premium Rp 7.000,00
3 Pertalite Rp 7.650,00
4 Pertamax Rp 9.850,00
5 Pertamax Turbo Rp 11.200,00
6 Pertadex Rp 11.700,00
(Sumber: www.pertamina.com, 2019)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Bagan Alur Penelitian
11

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian


3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di simpang bersinyal Artos, Pakelan dan Jagoan.
Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pengamatan secara visual di mana simpang
tersebut memiliki antrian dan wantu berhenti yang cukup lama. Berikut lokasi
pengamatan dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut:

Simpang Jagoan

Simpang Pakelan

Simpang Artos

Gambar 3.2 Peta Kota Magelang


(Sumber: penataanruang.com)

3.3 Sumber dan Jenis Data


Pada penelitaian ini digunakan data primer dan data sekunder untuk
mendukung pengolahan data. Data primer yang digunakan pada penelitian ini
dengan cara observasi atau pengamatan langsung di lapangan mengenai data
volume kendaraan, data geometri simpang, panjang antrian kendaraan, lama
12

waktu berhenti kendaraan, lama waktu merah, hijau, tundaan, dan jenis bahan
bakar yang dipakai.
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengamati secara langsung
kondisi persimpangan bersinyal. Pengumpulan data primer dilakukan dalam satu
waktu bersamaan antara jam padat pagi, jam lengang, dan padat sore yang disebar
di empat lengan simpang yang akan di survei dengan data yang dikumpulkan
berupa data geometri jalan berupa jenis dan tipe jalan, lama lampu merah dan
hijau, siklus sinyal, panjang antrian, jumlah kendaraan, dan jenis bahan bakar
yang dipakai.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengajukan
permohonan data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait. Data-data
sekunder tersebut berupa data jumlah konsumsi BBM tiap kendaraan dan harga
BBM dari Pertamina. Data sekunder tersebut digunakan untuk mendukung kinerja
dari data primer.
3.4 Analisis Data
Data-data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan proses pengolahan
data sebagai berikut:
1. Menghitung banyak kendaraan dalam smp. Selanjutnay data jumlah kendaraan
didapat dari hasil survei lapangan. Data kendaraan yang sudah didapat
kemudian di konversikan kedalam satuan mobil penumpang (emp) masing-
masing jenis kendaraan.
2. Menghitung Tundaan
Data lama tundaan didapat dari hasil survei lapangan disusun kedalam tabel
lalu dihitung rata-ratanya.
3. Menghitung Panjang Antrian
Data panjang antrian didapat dari hasil survei lapangan dengan bantuan google
citra map kemudian disusun kedalam tabel lalu dihitung rata-ratanya.
4. Menghitung Konsumsi Bahan Bakar
13

Konsumsi bahan bakar dihitung berdasarkan formulasi konsumsi bahan


bakar yang diajukan oleh LAPI ITB yang telah dikonversikan ke dalam
satuan mobil penumpang. Selanjutnya data yang didapatkan untuk
menghitung jumlah konsumsi bahan bakar aktual dan estimasi biaya
kerugian per kendaraan.
5. Analisis hubungan yang terjadi dengan regresi linear dua variable dengan
parameter panjang antrian (X1), variabel (X2) lama berhenti (detik) dan
variabel (Y) adalah konsumsi bahan bakar (liter).

BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


4.1 Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya dibuat berdasarkan jumlah dan harga pada saat
penelitian, adapun rencana anggaran biaya ditunjukan pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya
No Uraian Volume Satuan Harga Jumlah Keterangan
Satuan (Rp)
(Rp)
1 Surveyor 12 Orang 30.000 360.000 3 x survei
2 Uang Makan 12 Orang 10.000 120.000 3 x survei
3 Transportasi 12 Orang 10.000 120.000 3 x survei
4 Kertas A4 4 Rim 40.000 160.000
5 Alat Tulis 5 Set 10.000 50.000
6 Tinta Printer 2 Set 30.000 60.000
7 Biaya 7 Buah 25.000 175.000
Laporan
8 Biaya 1 LS - 300.000
Seminar
Total 1.345.000
Terbilang : Satu Juta Tiga Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah

4.2 Jadwal Penelitian


Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
No Uraian Februari Maret April Mei Juni
2019 2019 2019 2019 2019
1 Proposal
2 Seminar Proposal
3 Penelitian
14

4 Analisis Data
5 Penyusunan Laporan
6 Pendadaran

Daftar Pustaka
Achendri, M.K, 2014, Evaluasi Rute Angkutan Kota Berbasis Kebutuhan
Pergerakan Masyarakat dengan Metode (GIS) di Kota Malang, Jurnal
Media Teknik Sipil, Universitas Brawijaya, Februari 2014; 13(1): 1-12.
Aji, I.K., 2013, Analisis Karakteristik dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal
(Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo), Program Studi
Teknik Sipil Fakulats Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Amal, A.S., 2017, Analisis Kinerja Simpang Empat Bersinyal (Studi Kasus
Simpang Empat Taman Dayu Kabupaten Pasuruan), Seminar Nasional
Teknologi dan rekayasa (SENTRA), Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang.
Badan Pusat Statistik, 2017, Kota Magelang Dalam Angka 2017. Magelang: BPS.
Darmawan, 2006, Analisis Kapasitas Simpang Bersinyal (Kasus Simpang
Banyumanik, Kota Semarang), Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Diponegoro.
Dephub, 2015, Undang – Undang RI Nomor 96 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),
Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (Binkot),
Jakarta.
Energy Efficiency and Renewable Energy (EERE), 2015, Idle Fuel Consumption
for Selected Gasoline and Diesel Vehicles, diakses pada 2 Januari 2019,
pukul 08.23 WIB.
Gadson, W. ,2009, Draft regulation impact statement for review of euro light
vehicle emission standart. Departement of infrastucture, transport
regional development and local goverment.
15

Hasim, A.H., 2008, Kinerja Ruas Jalan Sultan Alaudin Untuk 10 Tahun
Mendatang Dengan Menggunakan Program Analisis Lalu Lintas Kaji
dan Power Simulation (POWERSIM), Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar.
http://www.penataanruang.com/kota-magelang.html, diakses Senin, 11 Maret
2019, pukul 10.25 WIB.
https://www.bph-migas-konsumsi-bbm-tahun-2018-75.html, diakses Selasa, 19
Maret 2019, pukul 16.47 WIB.
https://www.pertamina.com/announcement/daftar-harga-bbk-htmt , diakses Sabtu
5 Januari 2019, pukul 14.00 WIB.
Julianto, Eko Nugroho. 2007. Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Simpang
Bangkong dan Simpang Milo Semarang Berdasarkan Konsumsi Bahan
Bakar Minyak. Tesis Magister, Program Studi Teknik Sipil, Program
Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Kurniasari,D.A., 2017, Evaluasi Kinerja dan Pelayanan Angkutan Umum dengan
Metode IPA (Importence Performance Analysis) di Kota Magelang,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tidar, Magelang.
Lembaga Afiliasi dan Penerapan Industri ITB bekerjasama dengan PT. Jasa
Marga. 1996. Laporan Akhir Studi Perhitungan Biaya Operasi
Kendaraan. Bandung. Indonesia. Santoso, Singgih. 2010. Statistik
Multivariat. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.
Novalia, C., Sulistyorini, R., Putra, S., 2016, Analisa dan Solusi Kemacetan Lalu
Lintas di Ruas Jalan Kota (Studi Kasus Jalan Imam Bonjol - Jalan
Sisingamangaraja), Jurnal JRSDD, Bandar lampung, Maret 2016; 4(1):
153 – 162.
Prasetyo, B.A, dkk, 2018, Estimasi Pemborosan Bahan Bakar Akibat Kemacetan
Menggunakan Analisis Citra Google Map, Jurnal Unimma, Program
Studi Teknik Mesin Otomotoif, Universitas Muhammadiyah, Magelang,
Agustus 2018; 1(2): 36 – 42.
16

Putra.,A.P.,2012, Analisis Hubungan Kinerja Simpang Bersinyal Terhadap


Konsumsi Bahan Bakar di Kota Surakarta, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta.
Saputra, R.M., 2014, Analisis Perencanaan Penerapan Area Traffic Control
System di Kota Pangkal Pinang, Universitas Sriwijaya.
Wahyudi, S.H., 2010, Analisis Konsumsi dan Perilaku Konsumen Dalam
Penggunaan Energi Bahan Bakar Minyak Untuk Kendaraan Bermotor di
Surakarta, Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Wijayanto, Y., 2009, Analisis Kecepatan Kendaraan Pada Ruas Jalan Brigjen
Sudiarto (Majapahit) Kota Semarang dan Pengaruhnya Terhadap
Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), Tesis Magister, Program Studi
Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Yolanda, I., Kartono., Sunarsih, 2011, Analisis Kepadatan Lalu Lintas Di
Perlimaan Jalan (Studi Kasus Di Jalan Soekarno Hatta-Tlogosari-
Supriyadi-Medoho), Jurnal Teknik Sipil fakultas Teknik Universitas
Diponegoro,Sermarang; 3(4): 1-6.

Anda mungkin juga menyukai