BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia juga memiliki bahasa daerah yang
banyak jumlahnya. Hampir setiap daerah memiliki bahasa daerah yang berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat
dan ciri khas daerah tersebut. Demikian halnya dengan provinsi Jawa Timur, bahasa daerah sebagai salah satu ciri khas kearifan lokal
(local wisdom) dan sarana berkomunikasi antar-anggota masyarakat. Bahasa daerah sarat nilai-nilai budi pekerti dan tatakrama yang
memberikan sumbangan terhadap pembentukan karakter bangsa.
Pembelajaran muatan lokal bahasa daerah (baca: Bahasa Jawa dan Bahasa Madura) diarahkan supaya peserta didik memiliki
kemampuan dan keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkembangkan apresiasi terhadap hasil karya sastra dan budaya daerah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa daerah
sebagai muatan lokal perlu dituangkan dalam kurikulum.
1. Pengertian Kurikulum
Undang - Undang Nom or 20 Tahun 2003 t ent ang Si st em Pend idik an N asion al me nj el askan bahw a ku rikulu m ada lah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua
dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
k e d u a a d a l a h c a r a y a n g d i g u n a k a n u n t u k k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n . K u r i k u l u m 2 0 1 3 y a n g d i b e r l a k u k a n mu l a i t a h u n a j a r a n
2013/ 2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.