Anda di halaman 1dari 8

PEMILIHAN MATERI/ASPEK KEBAHASAAN

DALAM KURIKULUM 2013


PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
(SMP/MSN, SMA/MA, SMK)
I N. Martha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali, Indonesia
Email: nengahmartha@yahoo.com

ABSTRACT

Currently, the curriculum used in secondary level of education (SMP/MSn, SMA/MA, SMK)
is Kurikulum 2013. For Indonesian Language instruction, this curriculum emphasizes several things.
Those are competence-based content and learning objective, process of learning and teaching based
scientific models, achievement of learning and teaching based on authentic assessment, coridor of
learning and teaching based on text, and product-based learning achievement. The above emphases will
bring impact toward the instructional behaviour of teachers in teaching Indonesian Language at school
in regard to materials/contents, process, assessment, channel, and product of learning. This article will
reveal about selection of material /language aspect on Kutrikulum 2013 at secondary education level
(SMP/MSn, SMA/MA, SMK).

Keywords. language aspect, Kurikulum 2013, secondary education

ABSTRAK

Saat ini, kurikulum yang digunakan pada jenjang pendidikan menengah (SMP/MSn, SMA/MA,
SMK) adalah Kurikulum 2013. Untuk pembelajaran bahasa Indonesia, Kurikulum 2013 ini menekankan
beberapa hal, seperti: isi dan tujuan pembelajaran berbasis kompetensi, proses pembelajaran berbasis
saintifik, tagihan pembelajaran berbasis asesmen autentik, pintu masuk pembelajaran berbasis teks, dan
hasil belajar akhir berupa produk. Penekanan-penekanan yang disebut di atas akan membawa pengaruh
terhadap perilaku guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terkait materi/isi, proses, ases-
men, jalur, dan produk belajar. Artikel ini, secara khusus akan mengungkap mengenai Pilihan Materi/
Aspek Kebahasaan dalam Kurikulum 2013 pada Jenjang Pendidikan SMP/MSn, SMA/MA, SMK.

Kata kunci: Aspek Kebahasaan, Kurikulum 2013, Pendidikan Menengah

PENDAHULUAN Bila dicermati pada dokumen-doku-


men Kurikulum 2013, kita bisa menyimak
Kurikulum yang digunakan pada jen- karakteristik Kurikulum 2013 terkait dengan
jang pendidikan menengah (SMP/MSn,SMA/ 4 perubahan yang dilakukan, yakni perubahan
MA, SMK) saat ini adalah Kurikulum 2013. pada: 1. standar kompetensi, 2. standar isi, 3.
Hal ini ditegaskan dalam Permendikbud No. standar proses, dan 4. standar evaluasi (Ke-
160, Th. 2013 tentang “Pemberlakuan Kuriku- mendikbud, 2013). Perubahan pada isi tampak
lum 2013”, dan disusul dengan dikeluarkan- pada, bahwa pembelajaran dilakukan dengan
nya SK No. 253/KEP.D/KR/2017 dari Dirjen mempertanyakan terlebih dahulu kemampuan
Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendik- apa yang kita inginkan jika kita membelajarkan
bud tentang “Penetapan Satuan Pendidikan mata pelajaran tertentu. Jadi harus jelas SKL-
Pelaksana Kurikulum 2013”. nya terlebih dahulu, baru kemudian dibuatkan

96 | PRASI | Vol. 13| No. 02 | Juli - Desember 2018 |


rincian kemampuan-kemampuan berikutnya berbagai bidang yang diungkapkan dengan
dalam KI, KD. Selanjutnya kemampuan- bahasa Indonesia.
kemampuan yang lebih spesifik yang mau Kompetensi yang semula diturunkan
disasar/diinginkan dirumuskan oleh guru dari mata pelajaran berubah menjadi mata
dalam bentuk indikator yang dilengkapi pelajaran dikembangkan dari kompetensi
dengan descriptor agar guru lebih mudah (Kurikulum 2013). Dari sini kita tahu bahwa,
mengukurnya. Jadi indikator (kata benda) jika kita membelajarkan bahasa Indonesia,
itu adalah yang mengindikasikan bila siswa pertanyaan awal yang harus dijawab adalah
dikatakan menguasai kemampuan/kompe- “kemampuan apa yang kita inginkan kepada
tensi tetentu ditunjukkan/diindikasikan oleh peserta didik jika kita membelajarkan bahasa
karena dia bisa atau mampu mengapa? Yang Indonesia?” Jika pertanyaan itu dikaitkan
mengindikasikan itu harus yang betul-betul dengan jenjang sekolah, maka kompetensi ini
esensial, artinya jika kemampuan itu tidak di- disebut SKL (mata pelajaran). Hal seperti ini
kuasai jangan percaya bahwa siswa kompeten/ tentu berbeda dengan kurikulum yang berba-
mahir dalam hal tersebut. sis pokok bahasan, yang menonjolkan pokok
Artikel ini membatasi diri pada pen- bahasan terlebih dahulu dibandingkan dengan
gungkapan standar isi yang terkait dengan kompetensi yang bakal dibentuk.
pilihan aspek kebahasaan, dan yang bersifat SKL ini akan dicicil pencapaiannya
vertikal. Tujuannya adalah untuk melihat as- dengan cara menjabarkannya menjadi KI, KD,
pek kebahasaan yang dipilih terkait dengan dan indikator. Pada Kurikulum 2013, KI dan
struktur teks yang dibelajarkan. KD telah disiapkan secara terpusat, dan per-
encanaan pembelajarannya kemudian disusun
Elemen Perubahan dalam bentuk silabus. Sementara itu, indika-
Meskipun kurikulum sebelumnya tor disusun oleh guru berdasarkan KI dan KD.
(KBK 2004, KTSP 2006) telah berbasis kom- Indikator menjadi dasar tuntutan operasional
petensi, Kurikulum2013 yang juga berbasis dalam pembelajaran dan evaluasinya.
kompetensi dengan tegas menyatakan bahwa Pembelajaran bahasa Indonesia
pada Kurikulum 2013 terdapat perubahan-pe- bahkan pembelajaran tiap mata pelaja-
rubahan yang mendasar. Sedikitnya terdapat ran mendukung semua kompetensi (sikap,
4 perubahan dalam Kurikulum 2013. Peruba- keterampilan, pengetahuan) pada semua
han-perubahan tersebut perlu dipahami karena jenjang pendidikan (dasar dan menengah)
nanti akan berkait dengan pemilihan materi/ karena Kurikulum 2013 menggunakan
aspek kebahasaan yang akan dibelajarkan. pengembangan pembelajaran dengan prin-
sip horizontal (dalam domain Bloom), dan
1. Empat Perubahan Standar dalam Kuri- dengan prinsip vertikal (makin tinggi ke-
kulum 2013 las/jenjang pendidikan makin sulit, makin
Dalam Kurikulum 2013 dinyatakan kompleks, makin abstrak, makin meluas,
terdapat empat elemen perubahan, yakni pe- makin mendalam yang akan dibelajarkan
rubahan pada: standar kompetensi, standar isi, (Kemendikbud. 2013. Elemen Perubahan
standar proses, dan standar evaluasi. Kurikulum 2013).
a. Standar Kompetensi
Sebagaimana disebutkan dalam Kuri- b. Standar Isi
kulum 2013, khusunya dalam dokumen Ele- Mata pelajaran sebagai isi (dalam
men Perubahan (Kurikulum 2013), bahasa standar isi, Kurikulum 2013) dikembangkan
Indonesia diposisikan sebagai penghela mata dari kompetensi. Dalam pengembangan isi se-
pelajaran lain. Artinya, bahasa Indonesia di- lanjutnya, pengembangan isi dari kompetensi
gunakan sebagai penggotong, pembawa (car- dipisah-pisahkan atas jenjang dan jenis pen-
rier) ilmu pengetahuan. Jadi bahasa Indonesia didikannya.
dijadikan sebagai sarana/wahana komunikasi Untuk SD, kompetensi dikembangkan

| PRASI | Vol. 13 | No. 02 | Juli - Desember 2018 | 97


menjadi: tematik terpadu dalam semua mata saintifik, seperti: inquiry based learning, prob-
pelajaran lem based learning, project based learning dan
Untuk SMP, kompetensi dikembang- sejumlah model yang lain (discovery based
kan menjadi:mata pelajaran learning, cooperative based learnig, colabora-
Untuk SMA, kompetensi dikembang- tive based learning, group investigation based
kan menjadi: mata pelajaran learning) yang mempunyai ciri langkah pem-
Untuk SMK, kompetensi dikembang- bejaran: observing (mengamati) - questioning
kan menjadi: vokasional (menanya) - associating (menalar)- experi-
Beberapa hal penting yang perlu men- menting (mencoba) - networking (membentuk
dapat perhatian terkait dengan pembelajaran jejaring). Dengan model-model pembelajaran
bahasa sebagai isi dalam standar isi, antara ini, belajar bahasa seperti belajar menemukan
lain: ilmu. Tentu hal ini menimbulkan protes atau
1. Materi yang diajarkan ditekankan pada keberatan bagi yang mengajarkan bahasa ka-
kompetensi berbahasa sebagai alat komu- rena bahasa pada hakikatnya sebagian keter-
nikasi untuk menyampaikan gagasan dan ampilan (4 keterampilan berbahasa), dan seba-
pengetahuan. gian ilmu (ilmu bahasa: ada kaidah fonologi,
2. Siswa dibiasakan membaca dan memahami morfologi, sintaksis, dan kaidah wacana).
makna teks serta meringkas dan menyajikan Meskipun keterampilan berbahasa
ulang dengan bahasa sendiri. dapat dimunculkan dalam menyimak, mem-
3. Siswa dibiasakan menyusun teks yang sis- baca teks dan dalam kegiatan networking
tematis, logis, dan efektif melalui latihan-lati- hasil belajar, namun tetap direkomendasikan
han penyusunan teks. pula model pembelajarn lain, seperti Peda-
4. Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan gogi Genre (dengan 4 M-nya: (membangun
teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam konteks, menelaah model, mengonstruksi ter-
proses penyusunan teks (sesuai dengan situ- bimbing, mengontruksi mandiri) dan CLIL
asi dan kondisi: siapa, apa, di mana). (Content and Language Integrated Learning)
5. Siswa dibiasakan untuk dapat dengan 4 K-nya (konten, komunikasi, kognisi,
mengekspresikan dirinya dan pengeta- dan kultur) untuk meningkatkan kompetensi
huannya dengan bahasa yang meyakin- siswa dalam menggunakan bahasa untuk tu-
kan secara spontan. juan komunikasi (Kemendikbud, 2017; Mar-
6. Mata pelajaran dirancang terkait satu tha, 2005).
dengan yang lain dan memiliki kompetensi
dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap d. Standar Penilaian
kelas. Kurikulum 2013 menyaratkan penila-
7. Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel ian autentik (authentic assessment) dalam
lain [sikap dan keterampilan berbahasa}. mengungkap hasil belajar siswa. Tujuannya
8. Bermacam jenis konten pembelajaran dia- adalah agar kemampuan atau kompetensi
jarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross siswa dapat diungkap sebenar-benarnya. Ka-
curriculum atau integrated curriculum). rena itulah instrumen pengungkapan yang di-
9. Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan gunakan tidak selalu dalam bentuk tes saja,
dan dijadikan penggerak konten pembelaja- tetapi juga dalam bentuk nontes, lebih-lebih
ran lainnya (Kemendikbud. 2013. Standar Isi jika kemampuan yang diungkap itu dalam
Kurikulum 2013). bentuk unjuk kerja/unjuk laku (performance).
Ini sesuai dengan makna istilah penilaian (as-
c. Standar Proses sessment) yakni mengumpulkan semua infor-
Proses pembelajaran memberi pene- masi yang relevan untuk mengambil keputu-
kanan pada pengembangan kreativitas (Kuri- san (judgement).
kulum 2013). Kreativitas dalam belajar dapat Dalam istilah penilaian autentik ter-
didukung oleh model-model pembelajaran kandung pengertian:

98 | PRASI | Vol. 13| No. 02 | Juli - Desember 2018 |


1. mengukur kemampuan yang hendak diukur, Wacana itu akan mengait bentuk, makna,
2. cara mengukurnya seperti bagaimana nanti keterampilan berbahasa, unsur bahasa, kon-
kemampuan itu ditampilkan atau digunakan teks, situasi, unsur mekanik (whole lan-
dalam dunia kerja yang sebenarnya/nyata, guage). Jadi komunikasi yang kita lakukan
3. pengukuran kemampuan itu komulatif, art- bukan kata per kata atau kalimat per kalimat.
inya tidak sekali saja (snapshot), Wacana dapat berwujud teks tulis, lisan,
4. pengukuran kemampuan itu tidak hanya atau visual. Jadi, jika kita menggunakan teks
dalam hasil akhir saja, tetapi juga dalam sebagai pintu masuk pembelajaran bahasa,
proses agar hasil akhir tidak terlanjur men- maka sesungguhnya kita kembali pada haki-
jadi bad product, kat pemakaian bahasa, yakni untuk berkomu-
5. hasil akhir kemampuan itu merupakan nikasi itulah bahasa itu kita pelajari (Martha,
gambaran konstan dari siswa itu sendiri, 2015).
atau merupakan kemampuan dasarnya (ba- Anatomi teks yang menggambar wa-
sic competence) siswa, artinya memang itu- cana yang whole language itu dapat kita lihat
lah kemampuan siswa yang sesungguhnya, di bawah ini (Martha, 2015).
tidak kurang tidak lebih (Sandras JR, 1989).
Di pihak lain, penerapan penilaian
autentik dalam pendidikan dapat memperce-
pat pemanfaatan SDM karena bisa meniada-
kan pelatihan-pelatihan khusus lagi (train-
ing) menjelang mereka memasuki dunia
kerjanya. Oleh karena itu, hal ini akan dapat
mempercepat produktivitas.
Asesmen autentik termasuk: kinerja/
penampilan, esai, penilaian diri (self-assess-
ment), proyek (investigasi yang mendalam),
portofolio. Portofolio mengandung 3 hal
yang penting, yakni: hasil karya siswa, pe-
nilaian diri, kriteria, dan standar penilaian.
Penilaian diri ini sangat penting karena ber-
tujuan untuk mengembangkan keterampilan
melakukan refleksi, evaluasi, dan revisi ter-
Bila kita mengenal genre teks, seperti: narasi,
hadap proses dan produk belajarnya secara eksposisi, argumentasi, eksposisi, prosedur,
mandiri. Dalam merekam penilaian berbasis negosiasi, prosedur kompleks, dan lain-lain,
kinerja, penilai dapat menggunakan: cek- sesungguhnya hal itu merupakan bentuk teks
lis, rekaman naratif, perekaman memori, yang sudah diarahkan untuk tujuan sosial ter-
kriteria, rubrik, dan skala penilaian (rat-
tentu.
ing scale). Demikianpun untuk melakukan Dalam Kurikulum 2013, lebih ban-
penilaian, penilai wajib menggunakan PAP yak lagi genre teks yang dibelajajarkan. Ada
bukan PAN karena di dalam kurikulum yang teks prosedur, prosedur kompleks, negosiasi,
berbasis kompetensi, kekurangan pengua- deskripsi faktual, laporan informasi, laporan
saan kompetensi tidak dapat ditoleransi, prosedur, laporan fakta, penjelasan, diskusi,
atau dengan kata lain harus digunakan pe- deskripsi sastrawi, pelaporan sastrawi, tang-
nilaian standar (Martha, 2005). gapan, eksemplung, dll.
Pertanyaannya adalah mengapa
Pembelajaran Berbasis Teks pembelajaran teks tersebut harus diper-
Komunikasi dilakukan secara whole banyak? Jawabnya mungkin bisa kita kem-
language, artinya bila kita berkomunikasi balikan pada hasil-hasil riset Pembelajaran
sesungguhkan kita menggunakan wacana. Berbasis Teks (Kurikulum, 2013) berikut.

| PRASI | Vol. 13 | No. 02 | Juli - Desember 2018 | 99


1. Hasil riset PISA (Program for Internation- dan dijadikan penggerak konten pembelaja-
al Student Assessment) untuk literasi bacaan, ran lainnya (Kemendikbud. 2013. Standar Isi
IPA, dan IPS menunjukkan bahwa, peringkat Kurikulum 2013)
Indonesia baru bisa menduduki 10 besar ter- Aspek kebahasaan diinklusikan dalam
bawah dari 65 negara. pembelajaran bahasa dengan atau melalui
2. Hasil riset TIMSS (Trends in International teks sebagai pintu masuk pembelajaran. Cara
Mathematics and Science Study) menunjuk- ini membawa banyak keuntungan atau man-
kan siswa Indonesia berada pada ranking amat faat, antara lain:
rendah dalam kemampuan: a) memahami in- 1.Bahasa dapat dipelajari seutuhnya (whole
formasi yang kompleks, b) penguasaan teori, language).
analisis, dan pemecahan masalah, c) pemaka- 2. Bahasa dapat dipelajari dalam koteks atau
ian alat, prosedur dan pemecahan masalah, d) konteksnya.
melakukan investigasi. 3. Bahasa dapat dipelajari dalam pemakaian
3. Hasil riset PIRLS (Program for Interna- bahasa yang sesungguhnya.
tional in Reading and Literacy Science) un- 4. Pembelajaran bahasa dapat bersifat pragma-
tuk membaca menunjukkan, siswa SD di tis.
Indonesia hanya mampu mencapai level me- 5. Pembelajaran keterampilan berbahasa
nengah (intermediate), sementara lebih dari relatif lengkap karena ada membaca (teks),
50% siswa SD Taiwan mampu mencapai level mendengar/menyimak (rekaman cerita), men-
tinggi (high) dan level mahir (advance) (Ke- ulis (peniruan model teks), presentasi hasil be-
mendikbud. 2013. Elemen Perubahan Kuriku- lajar (lisan).
lum 2013). 6. Pembelajaran unsur bahasa termasuk ejaan
lebih fungsional dan efektif karena pembela-
Pemilihan Materi/Aspek Kebahasaan jarannya sesuai dengan yang muncul dalam
teks yang sedang dipelajari pada pertemuan
1. Acuan Pembelajaran Materi/Aspek Ke- tersebut. Unsur bahasa dan ejaan yang lain-
bahasaan dan Keuntungannya nya dipelajari dalam pertemuan pembelaja-
Agaknya kita perlu mengacu pedoman- ran yang berikutnya (Kemendikbud. 2013.
pedoman berikut sebagai landasan mengapa Standar Isi Kurikulum 2013)
pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan
demikian? 2. Pilihan Materi/Aspek Kebahasaan dalam
1. Materi yang diajarkan ditekankan pada Kurikulum 2018
kompetensi berbahasa sebagai alat komuni- Mari kita perhatikan pilihan materi/
kasi untuk menyampaikan gagasan dan aspek kebahasaan yang ada pada Kurikulum
pengetahuan. 2013 pada setiap teks yang dibelajarkan se-
2. Siswa dibiasakan membaca dan memahami bagai pintu masuk pembelajaran bahasa Indo-
makna teks serta meringkas dan menyajikan nesia! Berikut contoh/sampelnya (Kemendik-
ulang dengan bahasa sendiri. bud. 2013. Standar Isi Kurikulum 2013)
3. Siswa dibiasakan menyusun teks yang sis-
tematis, logis, dan efektif melalui latihan-lati-
han penyusunan teks.
4. Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks
yang sesuai sehingga tidak rancu dalam pros-
es penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan
kondisi: siapa, apa, di mana).
5. Siswa dibiasakan untuk dapat mengek-
spresikan dirinya dan pengetahuannya dengan
bahasa yang meyakinkan secara spontan.
6. Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan

100 | PRASI | Vol. 13| No. 02 | Juli - Desember 2018 |


Tabel 1: Pilihan Materi/Aspek Kebahasaan

Kelas Genre Teks Materi/Aspek Kebahasaan


VII. Deskripsi kata umum, kata khusus, kata denotatif, kata konotatif, kata sifat
Narasi kalimat langsung, kalimat tak langsung
Cerita Fantasi ejaan dan tanda baca
Prosedur kalimat perintah, kalimat saran, kalimat majemuk, kata benda, kata
kerja, kalimat majemuk (dengan, hingga, sampai), konjungsi uru-
tan (kemudian, selanjutnya)
Puisi Rakyat (pantun, gurindam, syair) variasi kalimat perintah, kalimat
ajakan, kalimat larangan dalam pantun.
Fabel/Legenda -
VIII. Berita bahasa baku dan tidak baku
Iklan, Slogan, Poster -
Eksposisi -
Puisi ekspresi, lafal, tekanan, intonasi
Eksplanasi -
Ulasan -
Persuasi konjungsi: supaya dan selagi
Drama -
IX. Laporan Percobaan kalimat aktif, kata tugas, kosakata bidang limu pengetahuan, pe-
nulisan unsur serapan,
Pidato Persuasi kalimat aktif, kata tugas, kosakata emotif, kata bidang ilmu peng-
etahuan/istilah, sinonim, kata benda abstrak, perbendaharaan kata
Cerpen Narasi kata/kalimat deskriptif, kata ekspresif, majas
Tanggapan kalimat aktif, kata tugas, bahasa deskriptif, bahasa penilaian
Diskusi piranti kohesi dan koherensi, kata tugas, modalitas, kosakata emo-
tif dan evaluatif
Narasi kata/kalimat deskriptif, kata ekspresif, majas

2. Pilihan Materi/Aspek Kebahasaan dalam tampak pada pembelajaran genre teks: Fabel/
Kurikulum 2018 Legenda, Iklan/ Slogan/ Poster, Eksposisi, Ek-
Mari kita perhatikan pilihan materi/ splanasi, Ulasan, dan Drama (Kemendikbud.
aspek kebahasaan yang ada pada Kurikulum 2013. Standar Isi Kurikulum 2013)
2013 pada setiap teks yang dibelajarkan se- 2. Teks-teks yang dikosongkan aspek
bagai pintu masuk pembelajaran bahasa Indo- kebahasaannya itu sesungguhnya dapat diisi
nesia! Berikut contoh/sampelnya (Kemendik- atau dibelajarkan aspek kebahasaannya terkait
bud. 2013. Standar Isi Kurikulum 2013) dengan teks itu, seperti yang dijabarkan pada
tabel 2 di halaman berikut.
3. Analisis Materi/Aspek Kebahasaan yang
Dipilih
1. Pada beberapa teks yang digunakan
sebagai pintu masuk pembelajaran (yang inte-
gratif), terdapat aspek/materi kebahasaan yang
tidak dicantumkan atau difokus untuk dibela-
jarkan. Hal ini akan menyulitkan guru dalam
menyusun indikator capaian pada RPP. Hal ini

| PRASI | Vol. 13 | No. 02 | Juli - Desember 2018 1


| 01
Tabel 2: Aspek Kebahasaan yang Bisa Diisi/Dibelajarkan
Genre Teks Aspek Kebahasaan yang Dapat Dibelajarkan
Fabel/Legenda - kata pembuka: kata sahibul hikayat, konon, syahdan, alkisah,
saur sepuh, tersebutkan cerita, antah barantah, tempo dulu, zaman
baheula, menurut yang punya cerita
- kata sambung atau kata tugas: maka, kemudian, selanjutnya
-Iklan, Slogan, Poster - kalimat inti, kalimat turunan, frase pendek
- kosakata bombas, kosakata modal yang menantang
Eksplanasi - kalimat deklaratif, kalimat objektif
Prosedur kalimat perintah, kalimat saran, kalimat majemuk, kata benda, kata
kerja, kalimat majemuk (dengan, hingga, sampai), konjungsi uru-
tan (kemudian, selanjutnya)
Ulasan - kalimat tanggapan, kalimat imperatif, kata benda abstrak, kata
sifat
Drama - tanda baca: titik dua, tanda kutip, tanda seru, tanda tanya (yang
diperlukan pada kalimat dialog)
- kalimat seru, kalimat tanya, kalimat direktif, kalimat dialogis/
interaktif.

3. Ada pembelajaran genre teks yang perlu ditambahi aspek kebahasaannya (untuk dibelajar-
kan), misalnya:

Tabel 3:Aspek Kebahasaan yang Bisa Ditambahkan


Genre Teks Aspek Kebahasaan yang bisa ditambahkan
Narasi - kalimat subjektif (untuk narasi fiktif), kalimat objektif (untuk
narasi faktual)
Puisi - gaya bahasa, majas, bahasa figuratif
- kalimat imajinatif
Persuasi - kalimat-kalimat imperatif
Laporan Percobaan - kalimat objektif

4. Ejaan seharusnya masuk pada semua pemb- membelajarkan bidang studi tertentu kompe-
elajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks tensi/kemampuan apa yang kita inginkan bisa
karena ejaan merupakan unsur mekanik yang dikuasai atau dicapai oleh peserta didik? Agar
diperlukan pada setiap pembelajaran, sesuai kompetensi-kompetensi yang diharapkan bisa
kasus ejaan yang muncul dalam teks tersebut. dicapai, maka diperlukan perubahan-peru-
Yang dimaksud ejaan adalah Ejaan Bahasa In- bahan, seperti: perubahan isi, perubahan
donesia yang Disempurnakan (EYD). Ejaan proses, dan perubahan evaluasi. Perubahan
ini mencakupi 4 bagian, yakni: 1) Pemakaian isi bersifat dua arah, yakni ke arah horizon-
Huruf, 2) Penulisan Kata, 3) Penggunaan Tan- tal, dan ke arah vertikal.
da Baca, dan 4) Penyesuaian Penulisan Unsur Pembelajaran bahasa dilakukan secara
Serapan. holistik, komprehensif, integratif, dan komu-
nikatif dengan menggunakan teks sebagai
PENUTUP pengikatnya. Jadi teks adalah bangun keba-
Kurikulum yang digunakan pada satu- hasaan yang berstruktur tertentu sesuai dengan
an Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menen- genrenya. Sementara unsur kebahasaan adalah
gah adalah Kurikulum 2013. Kurikulum ini isi/pengisi bangun itu. Boleh dikatakan dalam
berbasis kompetensi. Artinya, jika kita ingin sebuah analogi bahwa, bangun atau struktur

102 | PRASI | Vol. 13| No. 02 | Juli - Desember 2018 |


teks adalah block of building-nya, dan unsur
kebahasaannya adalah filler of block-nya.
Agaknya unsur kebahasaan yang
dibelajarkan melalui teks atau wacana
dalam Kurikulum 2018 untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah masih perlu dicermati,
di-review, dan direvisi/disempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemen-


dikbud. 2017.“SK No. 253/KEP.D/KR/
2017” tentang Penetapan Satuan Pen-
didikan Pelaksana Kurikulum 2013.
Kemendikbud. 2013. “Permendikbud No. 160, Th.
2013” tentang Pemberlakuan Kurikulum
2013.
Kemendikbud. 2013. Pedoman Pelatihan Imple-
mentasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemen-
terian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2013. Elemen Perubahan Kuriku-
lum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidik-
an dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2013. Standar Kompetensi Kuri-
kulum 2013. Jakarta: Kementerian Pen-
didikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2013. Standar Isi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Ke-
budayaan.
Kemendikbud. 2013. Standar Proses Kurikulum
2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2013. Standar Evaluasi Kurikulum
2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2013. Pembelajaran Berbasis Teks
Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2017. Model Pembelajaran Baha-
sa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudaya-
an.
Martha, I N. 2005. Penilaian Autentik dalam
Proses Belajar-mengajar pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Singa-
raja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Martha, I N. 2015. Model Konteks Teks. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sandras JR, W.A. 1989. Just in Time: Making it
Happen. New York.: Oliver Wight Limi-
ted Publication, Inc

| PRASI | Vol. 13 | No. 02 | Juli - Desember 2018 103


|

Anda mungkin juga menyukai