Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN

KURIKULUM MUATAN LOKAL DI SD/MI


Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Muhammad Kharis Ulinnuha, S.Pd.I.,M.Pd.
Kelas : PGMI (D)

Oleh :

1. Lala Dian Indah Kumala 23040170119


2. Afifatul Jannah 23040170123
3. Nisma Choirul Bariyah 23040170127

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah karena Nabi Besar
Muhammad SAW, serta keluarganya dan para sahabatnya. Makalah ini kami
susun dalam guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum oleh
dosen pengampu Muhammad Kharis Ulinnuha., M.Pd. tentang Pengembangan
Kurikulum Muatan lokal di SD/MI.

Kami ucapkan terimakasih kepada beliau atas bimbingan dan saran


sehingga terwujudnya makalah ini. Tak ada yang sempurna didunia ini kecuali
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun kami harapkan agar terciptanya pendekatan kepada taraf yang
sempurna. Dan semoga apa yang disajikan dalam makalah ini berguna bagi
pembaca pada umumnya.

Salatiga, 21 April 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN KATA PENGANTAR..............................................................ii

HALAMAN DAFTAR ISI.............................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal.................................................3


B. Landasan Kurikulum Muatan Lokal...................................................4
C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal.......................................................5
D. Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal.........................................6
E. Manfaat Kurikulum Muatan Lokal.....................................................6
F. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal di SD/MI.........................7
1. Prinsip Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI......................9
2. Strategi Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI.....................9
3. Tahapan Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI....................10
4. Tim Pengembang Muatan Lokal di SD/MI...............................11
5. Dokumen Muatan Lokal di SD/MI...........................................11
BAB III PENUTUP

A. Simpulan.............................................................................................12
B. Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan Pendidikan Nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, Satuan Pendidikan
dan peserta didik. Maka dari itu, kurikulum disusun oleh Satuan Pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program
pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan
alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan
pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas).
Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan
masyarakat di tiap derah berbeda, misalnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa,
tentunya bahasa Jawa tidak cocok diterapkan di Sumatra maupun daerah yang
berbeda budaya lainnya di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud kurikulum muatan lokal ?
2. Apa landasan yang digunakan dalam pengembangan muatan lokal ?
3. Apa tujuan kurikulum muatan lokal ?
4. Apa Saja ruang lingkup kurikulum muatan lokal ?
5. Apa Manfaat kurikulum muatan lokal ?
6. Bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI ?

1
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum muatan lokal.
2. Untuk mengetahui landasan yang digunakan dalam pengembangan
muatan lokal .
3. Untuk mengetahui tujuan kurikulum muatan lokal.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum muatan lokal.
5. Untuk mengetahui manfaat kurikulum muatan lokal.
6. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.1
Secara Umum, Muatan lokal adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan
pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik daerah,
keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan masing – masing serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan teretntu.
Secara Khusus, Muatan lokal adalah program pendidikan dalam bentuk
mata pelajaran yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan
daerah yang wajib dipelajari oleh peserta didik di daerah itu.2
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan
kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman
kegiatan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.3
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.4

1
Rusman, Manejemen Kurikulum, (Jakarta : Rajawali Press. 2009). Hlm 404
2
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2012). Hlm. 205.
3
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Sebuah Panduan Praktis, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2007). Hlm. 273.
4
Erry Utomo, dkk., Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal,
(Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997). Hlm. 2.

3
Dari pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa kurikulum muatan
lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang ditetapkan sebagai
mata pelajaran tertentu yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh daerah sesuai
dengan kondisi daerah tersebut serta kebutuhan daerah tersebut. Kondisi
daerah yang dimaksud di sini lebih dimaksudkan pada segala sesuatu yang
telah dimiliki oleh daerah tersebut, baik dalam lingkungan alam, lingkungan
sosial dan ekonomi, serta lingkungan budaya. Kondisi yang dimaksud
mencakup potensi daerah yang telah dimiliki oleh daerah tersebut.

B. Landasan Kurikulum Muatan Lokal


Pelaksanaan mata pelajaran muatan lokal berlandasan pada undang-undang di
bawah ini5 :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun
2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
5
Ibrahim Bafadhal, Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar. (Jakarta :
Kemendikbud, 2015). Hlm.2.

4
C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah
mempersiapkan siswa agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang
lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan
mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayan yang
mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat. Tujuan
penerapan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan,
yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung adalah
tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung merupakan
tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam mencapainya.
1. Tujuan langsung dari diajarkannya muatan lokal antara lain adalah:
a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh siswa.
b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk
kepentingan pendidikan.
c. Dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan
disekitarnya.
d. Lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan
lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.
2. Tujuan tak langsung adanya muatan lokal antara lain :
a. Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
b. Diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong
dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Siswa menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari
keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.6

6
Ahmad Basari, Penguatan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Seminar Nasional ISBN: 978-602-7561-89-2. 2014. Hlm. 20.

5
D. Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal
Ruang lingkup muatan lokal antara lain :
1. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah
segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu
yang diperlakukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk
kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat
tertentu, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta
potensi daerah yang bersangkutan. Hal ini perlu diberikan dengan
pertimbangan agar anak dapat menghayati lingkungan hidup budaya
lokalnya tempat ia tinggal, adanya tuntutan lokal keterampilan-
keterampilan khusus dalam bidang tertentu, sehingga diharapkan
peserta didik menolong dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan
hidup akibat tidak terkendalinya penggunaan sumber daya alam.7
2. Lingkup isi atau jenis muatan lokal, dapat berupa : bahasa daerah,
bahasa inggris, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah,
adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan
alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan8.

E. Manfaat Kurikulum Muatan Lokal


Adapun manfaat lain yang berhubungan dengan perkembangan pengetahuan
siswa telah dijelaskan oleh Erry Utomo dalam bukunya, yaitu :
1. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lengkap dan utuh. Mereka
bukan hanya menguasai materi-materi dalam kurikulum nasional saja,
tetapi juga mengenal lingkungan milik mereka sendiri secara lebih
mendalam. Dengan mempelajari muatan lokal, siswa diharapkan
mampu menguasai materi secara utuh, baik materi yang berkaitan

7
Marasudin Siregar, Pengelolaan Pengajaran ( Suatu Dinamika profesi Keguruan) dalam
Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kerjasama dengan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo,1998)
8
Femmy Undri, Kurikulum Muatan Lokal . (Padang : BPNB Padang, 2009)

6
dengan kurikulum nasional, serta materi yang berkaitan denagn
karakteristik serta potensi daerah.
2. Siswa akan memiliki bekal ketrampilan yang dapat membantu
orangtua dan diri mereka sendiri jika tidak melanjutkan pendidikan.
Dalam kurikulum muatan lokal, siswa diajarkan berbagai macam
ketrampilan yang sesuai dengan potensi dirinya serta sesuai dengan
kebutuhan daerah. Karenanya, kurikulum muatan lokal akan
memberikan bekal yang sangat berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya.
3. Siswa memiliki perilaku yang selaras dengan norma-norma yang
berlaku di daerahnya, serta dapat melestarikan dan mengembangkan
nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional. Tujuan inilah yang menjadi tujuan utama
dalam pengembangan kurikulum muatan lokal. Dengan mempelajari
muatan lokal, siswa diharapkan akan mampu melestarikan nilai-nilai
luhur yang dimiliki daerah serta mampu mengembangkannya, agar
tradisi luhur daerah akan tetap ada dan tidak hilang seiring dengan
berkembangnya zaman.9

F. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal di SD/MI


Pengembangan kurikulum muatan lokal pada dasarnya ialah proses
perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal dan
peningkatan yang membutuhkan penanganan secara profesional dengan
memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab
pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah.10
Bahan muatan lokal dapat tercantum dalam intra kurikuler, misalnya
mata pelajaran kesenian dan keterampilan, bahasa daerah. Sedang bahan
muatan lokal yang dilaksanakan secara ekstra kurikuler bahan dikembangkan
dari pola kehidupan dalam lingkungannya. Karena bahan muatan lokal

9
Erry Utomo, dkk., Loc.Cit. Hlm. 6
10
_________ Model Mata Pelajaran Muatan Lokal SD/MI/SDLB-SMP/MTS/SMPLB –
SMA/MA/SMALB/SMK. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Hlm. 5.

7
sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat
menentukan.
Untuk pengembangannya, langkah-langkah yang dapat ditempuh antara
lain menyusun perencanaan muatan lokal dalam pelaksanaan proses
pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur dan komponen. Menyusun
perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai sumber, pengajar,
metode, media, dana, dan evaluasi. Merencanakan bahan muatan lokal yang
akan diajarkan antara lain dengan mengidentifikasi segala sesuatu yang
mungkin dapat dijadikan bahan muatan lokal.
Pengembangan muatan lokal dilakukan dengan dua arah pengembangan
dalam muatan lokal, yaitu pengembangan untuk jangka jauh agar para siswa
dapat melatih keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan harapan yang
nantinya membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan akhirnya membantu
nusa dan bangsanya. Oleh karena itu perkembangan muatan lokal dalam
jangka penjang harus direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga,
dan masyarakat setempat dengan perantara pakar-pakar pada instansi terkait
baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal di sekolah dasar masih
bersifat consentris, kemudian dilaksanakan secara kontinue di sekolah
menengah pertama dan akan terjadi konvergensi di sekolah menengah atas.
Pengembangan untuk jangka pendek perkembangan muatan lokal
dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara
menyusun kurikulum muatan lokal kemudian menyusun indikatornya dan
direvisi setiap saat. Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu
diperhatiakan, yaitu perluasan mjuatan lokal dasarnya adalah muatan lokal
yang ada di daerah itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan lokal misalnya:
pertanian, kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajinan
dan sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan
lokal sedang pendalamannya dilaksanakan pada periode berikutnya11.
Kebijakan desentralisasi pendidikan, yang di dalamnya memberi
kesempatan yang luas dalam inovasi kurikulum muatan lokal, tentu masih

11
Ahmad Basari, Loc. Cit. Hlm . 23.

8
membutuhkan kerja keras dan waktu sebelum akhirnya memberikan manfaat
nyata terhadap peningkatan performansi pendidikan di Madrasah. Muatan
lokal yang diterapkan dalam pendidikan di Madrasah juga senantiasa berjalan
untuk mewariskan dan mentransformasikan nilai – nilai budaya islami yang
telah melekat dalam kesadaran masyarakat lokal.

1. Prinsip Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI


Pengembangan muatan lokal untuk SD/MI perlu memperhatikan
beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut:
a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
b. Keutuhan kompetensi.
c. Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu
penyelenggaraan.
d. Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi
tantangan global.
Muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik
dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk :
a. Mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan
spiritual di daerahnya
b. Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan
daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam
rangka menunjang pembangunan nasional.12

2. Strategi Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI


Adapun strategi pengembangan muatan lokal di SD/MI antara lain :
a. Satuan pendidikan dapat mengajukan usulan muatan lokal
berdasarkan hasil analisis konteks dan identifikasi muatan
lokal kepada pemerintah kabupaten/kota
b. Pemerintah kabupaten/kota melakukan :
1) Analisis dan identifikasi terhadap usulan satuan
pendidikan;

12
Ibrahim Bafadhal, Loc.Cit. Hlm. 5

9
2) Perumusan kompetensi dasar.
3) Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk
setiap kompetensi dasar.
4) Pemerintah kabupaten/kota menetapkan muatan lokal
sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi
mata pelajaran yang berdiri sendiri.
5) Pemerintah kabupaten/kota mengusulkan hasil penetapan
muatan lokal kepada pemerintah provinsi.
6) Pemerintah provinsi menetapkan muatan lokal yang
diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk
diberlakukan di wilayahnya.
7) Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya merumuskan kompetensi
dasar, penyusunan silabus, dan penyusunan buku teks
pelajaran muatan lokal.
8) Dalam hal satuan pendidikan tidak mengajukan usulan
muatan lokal pemerintah daerah dapat menetapkan
sesuai dengan kebutuhan daerahnya.

3. Tahapan Pengembangan Muatan Lokal di SD/MI


Adapun tahapan pengembangan muatan lokal di SD/MI antara lain :
a. Analisis konteks lingkungan alam, sosial, dan/atau budaya.
b. Identifikasi muatan lokal.
c. Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal.
d. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap
kompetensi dasar.
e. Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan
pembelajaran yang relevan.
f. Penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan
pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
g. Penyusunan silabus.
h. penyusunan buku teks pelajaran.

10
4. Tim Pengembang Muatan Lokal di SD/MI
Adapun Tim penyusun pengembangan muatan lokal di SD/MI antara
lain :
a. Pengembangan muatan lokal oleh satuan pendidikan dilakukan
oleh tim pengembang Kurikulum di satuan pendidikan dengan
melibatkan unsur komite sekolah/madrasah, dan nara sumber,
serta pihak lain yang terkait.
b. Pengembangan muatan lokal oleh daerah dilakukan oleh Tim
Pengembang Kurikulum provinsi, Tim Pengembang
Kurikulum kabupaten/kota, tim Panduan Teknis
Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar 7
pengembang Kurikulum di satuan pendidikan, dan dapat
melibatkan narasumber serta pihak lain yang terkait.
c. Pengembangan muatan lokal mengacu pada tahapan
pengembangan muatan lokal.
d. Pengembangan muatan lokal dikoordinasikan dan disupervisi
oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi
dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

5. Dokumen Muatan Lokal di SD/MI


Muatan lokal dirumuskan dalam bentuk dokumen yang terdiri atas :
a. Kompetensi dasar.
b. Silabus.
c. Buku teks pelajaran.13

13
Ibrahim Bafadhal. Loc.Cit.Hlm.7

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari beberapa materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengertian kurikulum muatan lokal
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang
ditetapkan sebagai mata pelajaran tertentu yang ditetapkan dan
dilaksanakan oleh daerah sesuai dengan kondisi daerah tersebut serta
kebutuhan daerah tersebut
2. Landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan.
b. PP No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Tujuan kurikulum muatan lokal
Tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan
siswa agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang
lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan
mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayan yang
mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.
Tujuan penerapan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok
tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung.
4. Ruang lingkup kurikulum muatan lokal
a. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah
segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya.
b. Lingkup isi atau jenis muatan lokal, dapat berupa : bahasa daerah,
bahasa inggris, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah,

12
adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas
lingkungan alam sekitar.
5. Manfaat kurikulum muatan lokal
a. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lengkap dan utuh.
b. Siswa akan memiliki bekal ketrampilan yang dapat membantu
orangtua dan diri mereka sendiri jika tidak melanjutkan pendidikan.
c. Siswa memiliki perilaku yang selaras dengan norma-norma yang
berlaku di daerahnya, serta dapat melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
6. Pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI
Pengembangan kurikulum muatan lokal pada dasarnya ialah proses
perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal dan
peningkatan yang membutuhkan penanganan secara profesional dengan
memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Bahan muatan lokal dapat tercantum dalam intra kurikuler, misalnya mata
pelajaran kesenian dan keterampilan, bahasa daerah. Sedang bahan muatan
lokal yang dilaksanakan secara ekstra kurikuler bahan dikembangkan dari
pola kehidupan dalam lingkungannya. Karena bahan muatan lokal sifatnya
mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat menentukan.

B. Saran
Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta
didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi
pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat
menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air. Sebagai generasi penerus
bangsa lebih utamanya sebagai calon pendidik hendaknya kita ikut
melestarikan budaya bangsa terutama yang ada disekitar tempat tinggal
karena ini merupakan salah satu warisan leluhur yang harus dilestarikan

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.


Bandung : Remaja Rosdakarya.

Bafadhal, Ibrahim. 2015. Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal di


Sekolah Dasar. Jakarta : Kemendikbud.

Basari,Ahmad. 2014. Penguatan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Pembelajaran di


Sekolah Dasar. Seminar Nasional ISBN : 978-602-7561-89-2.

__________. Model Mata Pelajaran Muatan Lokal


SD/MI/SDLB-SMP/MTS/SMPLB – SMA/MA/SMALB/SMK. Jakarta
Pusat : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Mulyasa E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan


Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2009. Manejemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali Press.

Siregar, Marasudin. 1998. Pengelolaan Pengajaran ( Suatu Dinamika


profesi Keguruan) dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di
Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama
Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kerjasama dengan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo.

Undri, Femmy. 2009. Kurikulum Muatan Lokal. Padang : BPNB.

Utomo Erry, dkk. 1997. Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan


Kurikulum Muatan Lokal, Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

14

Anda mungkin juga menyukai