Oleh :
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah karena Nabi Besar
Muhammad SAW, serta keluarganya dan para sahabatnya. Makalah ini kami
susun dalam guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum oleh
dosen pengampu Muhammad Kharis Ulinnuha., M.Pd. tentang Pengembangan
Kurikulum Muatan lokal di SD/MI.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan.............................................................................................12
B. Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan Pendidikan Nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, Satuan Pendidikan
dan peserta didik. Maka dari itu, kurikulum disusun oleh Satuan Pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program
pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan
alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan
pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas).
Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan
masyarakat di tiap derah berbeda, misalnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa,
tentunya bahasa Jawa tidak cocok diterapkan di Sumatra maupun daerah yang
berbeda budaya lainnya di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud kurikulum muatan lokal ?
2. Apa landasan yang digunakan dalam pengembangan muatan lokal ?
3. Apa tujuan kurikulum muatan lokal ?
4. Apa Saja ruang lingkup kurikulum muatan lokal ?
5. Apa Manfaat kurikulum muatan lokal ?
6. Bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI ?
1
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum muatan lokal.
2. Untuk mengetahui landasan yang digunakan dalam pengembangan
muatan lokal .
3. Untuk mengetahui tujuan kurikulum muatan lokal.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum muatan lokal.
5. Untuk mengetahui manfaat kurikulum muatan lokal.
6. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rusman, Manejemen Kurikulum, (Jakarta : Rajawali Press. 2009). Hlm 404
2
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2012). Hlm. 205.
3
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Sebuah Panduan Praktis, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2007). Hlm. 273.
4
Erry Utomo, dkk., Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal,
(Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997). Hlm. 2.
3
Dari pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa kurikulum muatan
lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang ditetapkan sebagai
mata pelajaran tertentu yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh daerah sesuai
dengan kondisi daerah tersebut serta kebutuhan daerah tersebut. Kondisi
daerah yang dimaksud di sini lebih dimaksudkan pada segala sesuatu yang
telah dimiliki oleh daerah tersebut, baik dalam lingkungan alam, lingkungan
sosial dan ekonomi, serta lingkungan budaya. Kondisi yang dimaksud
mencakup potensi daerah yang telah dimiliki oleh daerah tersebut.
4
C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah
mempersiapkan siswa agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang
lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan
mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayan yang
mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat. Tujuan
penerapan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan,
yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung adalah
tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung merupakan
tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam mencapainya.
1. Tujuan langsung dari diajarkannya muatan lokal antara lain adalah:
a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh siswa.
b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk
kepentingan pendidikan.
c. Dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan
disekitarnya.
d. Lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan
lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.
2. Tujuan tak langsung adanya muatan lokal antara lain :
a. Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
b. Diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong
dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Siswa menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari
keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.6
6
Ahmad Basari, Penguatan Kurikulum Muatan Lokal Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Seminar Nasional ISBN: 978-602-7561-89-2. 2014. Hlm. 20.
5
D. Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal
Ruang lingkup muatan lokal antara lain :
1. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah
segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu
yang diperlakukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk
kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat
tertentu, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta
potensi daerah yang bersangkutan. Hal ini perlu diberikan dengan
pertimbangan agar anak dapat menghayati lingkungan hidup budaya
lokalnya tempat ia tinggal, adanya tuntutan lokal keterampilan-
keterampilan khusus dalam bidang tertentu, sehingga diharapkan
peserta didik menolong dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan
hidup akibat tidak terkendalinya penggunaan sumber daya alam.7
2. Lingkup isi atau jenis muatan lokal, dapat berupa : bahasa daerah,
bahasa inggris, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah,
adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan
alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan8.
7
Marasudin Siregar, Pengelolaan Pengajaran ( Suatu Dinamika profesi Keguruan) dalam
Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kerjasama dengan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo,1998)
8
Femmy Undri, Kurikulum Muatan Lokal . (Padang : BPNB Padang, 2009)
6
dengan kurikulum nasional, serta materi yang berkaitan denagn
karakteristik serta potensi daerah.
2. Siswa akan memiliki bekal ketrampilan yang dapat membantu
orangtua dan diri mereka sendiri jika tidak melanjutkan pendidikan.
Dalam kurikulum muatan lokal, siswa diajarkan berbagai macam
ketrampilan yang sesuai dengan potensi dirinya serta sesuai dengan
kebutuhan daerah. Karenanya, kurikulum muatan lokal akan
memberikan bekal yang sangat berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya.
3. Siswa memiliki perilaku yang selaras dengan norma-norma yang
berlaku di daerahnya, serta dapat melestarikan dan mengembangkan
nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional. Tujuan inilah yang menjadi tujuan utama
dalam pengembangan kurikulum muatan lokal. Dengan mempelajari
muatan lokal, siswa diharapkan akan mampu melestarikan nilai-nilai
luhur yang dimiliki daerah serta mampu mengembangkannya, agar
tradisi luhur daerah akan tetap ada dan tidak hilang seiring dengan
berkembangnya zaman.9
9
Erry Utomo, dkk., Loc.Cit. Hlm. 6
10
_________ Model Mata Pelajaran Muatan Lokal SD/MI/SDLB-SMP/MTS/SMPLB –
SMA/MA/SMALB/SMK. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Hlm. 5.
7
sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat
menentukan.
Untuk pengembangannya, langkah-langkah yang dapat ditempuh antara
lain menyusun perencanaan muatan lokal dalam pelaksanaan proses
pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur dan komponen. Menyusun
perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai sumber, pengajar,
metode, media, dana, dan evaluasi. Merencanakan bahan muatan lokal yang
akan diajarkan antara lain dengan mengidentifikasi segala sesuatu yang
mungkin dapat dijadikan bahan muatan lokal.
Pengembangan muatan lokal dilakukan dengan dua arah pengembangan
dalam muatan lokal, yaitu pengembangan untuk jangka jauh agar para siswa
dapat melatih keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan harapan yang
nantinya membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan akhirnya membantu
nusa dan bangsanya. Oleh karena itu perkembangan muatan lokal dalam
jangka penjang harus direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga,
dan masyarakat setempat dengan perantara pakar-pakar pada instansi terkait
baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal di sekolah dasar masih
bersifat consentris, kemudian dilaksanakan secara kontinue di sekolah
menengah pertama dan akan terjadi konvergensi di sekolah menengah atas.
Pengembangan untuk jangka pendek perkembangan muatan lokal
dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara
menyusun kurikulum muatan lokal kemudian menyusun indikatornya dan
direvisi setiap saat. Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu
diperhatiakan, yaitu perluasan mjuatan lokal dasarnya adalah muatan lokal
yang ada di daerah itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan lokal misalnya:
pertanian, kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajinan
dan sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan
lokal sedang pendalamannya dilaksanakan pada periode berikutnya11.
Kebijakan desentralisasi pendidikan, yang di dalamnya memberi
kesempatan yang luas dalam inovasi kurikulum muatan lokal, tentu masih
11
Ahmad Basari, Loc. Cit. Hlm . 23.
8
membutuhkan kerja keras dan waktu sebelum akhirnya memberikan manfaat
nyata terhadap peningkatan performansi pendidikan di Madrasah. Muatan
lokal yang diterapkan dalam pendidikan di Madrasah juga senantiasa berjalan
untuk mewariskan dan mentransformasikan nilai – nilai budaya islami yang
telah melekat dalam kesadaran masyarakat lokal.
12
Ibrahim Bafadhal, Loc.Cit. Hlm. 5
9
2) Perumusan kompetensi dasar.
3) Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk
setiap kompetensi dasar.
4) Pemerintah kabupaten/kota menetapkan muatan lokal
sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi
mata pelajaran yang berdiri sendiri.
5) Pemerintah kabupaten/kota mengusulkan hasil penetapan
muatan lokal kepada pemerintah provinsi.
6) Pemerintah provinsi menetapkan muatan lokal yang
diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk
diberlakukan di wilayahnya.
7) Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya merumuskan kompetensi
dasar, penyusunan silabus, dan penyusunan buku teks
pelajaran muatan lokal.
8) Dalam hal satuan pendidikan tidak mengajukan usulan
muatan lokal pemerintah daerah dapat menetapkan
sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
10
4. Tim Pengembang Muatan Lokal di SD/MI
Adapun Tim penyusun pengembangan muatan lokal di SD/MI antara
lain :
a. Pengembangan muatan lokal oleh satuan pendidikan dilakukan
oleh tim pengembang Kurikulum di satuan pendidikan dengan
melibatkan unsur komite sekolah/madrasah, dan nara sumber,
serta pihak lain yang terkait.
b. Pengembangan muatan lokal oleh daerah dilakukan oleh Tim
Pengembang Kurikulum provinsi, Tim Pengembang
Kurikulum kabupaten/kota, tim Panduan Teknis
Pengembangan Muatan Lokal Di Sekolah Dasar 7
pengembang Kurikulum di satuan pendidikan, dan dapat
melibatkan narasumber serta pihak lain yang terkait.
c. Pengembangan muatan lokal mengacu pada tahapan
pengembangan muatan lokal.
d. Pengembangan muatan lokal dikoordinasikan dan disupervisi
oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi
dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
13
Ibrahim Bafadhal. Loc.Cit.Hlm.7
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari beberapa materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengertian kurikulum muatan lokal
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang
ditetapkan sebagai mata pelajaran tertentu yang ditetapkan dan
dilaksanakan oleh daerah sesuai dengan kondisi daerah tersebut serta
kebutuhan daerah tersebut
2. Landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan.
b. PP No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Tujuan kurikulum muatan lokal
Tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan
siswa agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang
lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan
mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayan yang
mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.
Tujuan penerapan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok
tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung.
4. Ruang lingkup kurikulum muatan lokal
a. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah. Keadaan daerah adalah
segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya.
b. Lingkup isi atau jenis muatan lokal, dapat berupa : bahasa daerah,
bahasa inggris, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah,
12
adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas
lingkungan alam sekitar.
5. Manfaat kurikulum muatan lokal
a. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lengkap dan utuh.
b. Siswa akan memiliki bekal ketrampilan yang dapat membantu
orangtua dan diri mereka sendiri jika tidak melanjutkan pendidikan.
c. Siswa memiliki perilaku yang selaras dengan norma-norma yang
berlaku di daerahnya, serta dapat melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
6. Pengembangan kurikulum muatan lokal di SD/MI
Pengembangan kurikulum muatan lokal pada dasarnya ialah proses
perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal dan
peningkatan yang membutuhkan penanganan secara profesional dengan
memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Bahan muatan lokal dapat tercantum dalam intra kurikuler, misalnya mata
pelajaran kesenian dan keterampilan, bahasa daerah. Sedang bahan muatan
lokal yang dilaksanakan secara ekstra kurikuler bahan dikembangkan dari
pola kehidupan dalam lingkungannya. Karena bahan muatan lokal sifatnya
mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran dalam muatan lokal ini sangat menentukan.
B. Saran
Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta
didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi
pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat
menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air. Sebagai generasi penerus
bangsa lebih utamanya sebagai calon pendidik hendaknya kita ikut
melestarikan budaya bangsa terutama yang ada disekitar tempat tinggal
karena ini merupakan salah satu warisan leluhur yang harus dilestarikan
13
DAFTAR PUSTAKA
14