Putri DKK 2016 PDF
Putri DKK 2016 PDF
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di Waduk Cirata, Jawa Barat yang dilaksanakan pada 7 Maret 2016 sampai 14 April 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi padat tebar polikultur ikan mas dan ikan nilem yang paling baik
digunakan untuk meningkatkan produksi ikan mas dan juga memberikan keuntungan positif terhadap lingkungan. Benih
ikan mas dan ikan nilem yang digunakan berukuran 6-15 gram yang dipelihara pada keramba jaring apung berukuran
1x1x1,2 m. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap lima perlakuan dan tiga
kali ulangan. Padat tebar yang digunakan adalah 80 ikan mas, 70 ikan mas : 10 ikan nilem, 60 ikan mas : 20 ikan nilem,
50 ikan mas 30 : ikan nilem serta 40 ikan mas : 40 ikan nilem. Parameter utama yang diamati yaitu bobot mutlak,
kelimpahan perifiton dan EPP dan produktivitas budidaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan kombinasi
padat penebaran 70 ikan mas: 10 ikan nilem merupakan kombinasi yang memberikan produksi yang paling tinggi dan
ramah lingkungan.
Kata kunci : Ikan Mas, Ikan Nilem, Produksi, Sistem Polikultur, Waduk Cirata
Abstract
This research was conducted at Cirata Reservoir, West Java and started from 7th March 2016 until 14th April
2016. The aim of this research was to determine one of the most good polyculture’s stocking densities of common carp
and silver minnow to increase the production of common carp and also to maintain the water quality. The common carp
and silver minnow were used of this research is fingerling size between 16 gram-15 gram and cultivated in floating net
cage with size 1x1x1,2 m . The research used Randomized Complete Block Design (RCBD) with five treatments and three
replications. The treatments were 80 common carp, 70 common carp:10 silver minnow, 60 common carp: 20 silver
minnow, 50 common carp : 30 silverminnow and 40 common carp : 40 minnow. The main parameters observed were
absolute weight growth, the abundace of peryphyton and food eficenci rate and awuaculture productivity. Result of the
research showed that the combinatio of 70 common carp : 10 silver is the combination thats give the higest production and
eco-friendly.
Keywords : Cirata Reservoir, Common Carp, Polyculture System, Production, Silver Minnow,
146
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (146-156)
147
Adinda Kurnia Putri : Peningkatan Produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Menggunakan Sistem......
Parameter Pengamatan
Pertumbuhan Mutlak Ikan Keterangan:
Pertumbuhan mutlak ikan dihitung F = Berat pakan yang diberikan (gram)
berdasarkan persamaan Effendi (1997) Wt = Bobot ikan pada akhir penelitian
(gram/ekor)
G=Wt -W0 W0 = bobot ikan pada awal penelitian
(gram/ ekor)
Keterangan:
G = Pertumbuhan mutlak Hasil dan Pembahasan
Wt = bobot ikan pada akhir penelitian (gram)
Kualitas Air
W0 = bobot ikan pada awal penelitian (gram)
Kondisi kualitas air selama penelitian
menunjukan kenaikan dan penurunan pada
setiap parameter yang diamati. Kisaran hasil
pengukuran kualitas air selama penelitian
disajikan pada Tabel 1.
148
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (146-156)
4,90
4,70
(mg/L)
4,10 c
3,90 d
3,70 e
3,50
1 2 3 4 5
Minggu Ke-
Gambar 1. Grafik Oksigen Terlarut Selama Penelitian
149
Adinda Kurnia Putri : Peningkatan Produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Menggunakan Sistem......
20
10
(%)
5
0
1 2 3 4 5
Minggu Ke-
a b c d e
Biomassa ikan nilem tertinggi terdapat minimal 4 mg/L sedangkan hasil pengukuran
pada perlakuan B yaitu sebesar 7,31 gram. oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara
Rendahnya padat tebar ikan nilem pada 3,3,6 – 4,47 mg/L.
perlakuan B ini menjadikan perlakuan B Biomassa ikan nilem yang dihasilkan
memiliki pertumbuhan ikan mas yang lebih baik selama penelitan yang ditunjukan oleh tabel 4.
dari perlakuan lain. Selain itu, rendahnya bobot Perlakuan B memiliki biomassa ikan nilem yang
mutlak pada perlakuan A disebabkan karena tertinggi yaitu 20,3 gram dan perlakuan E
ikan mas termasuk kedalam ikan Cyprinidae terendah yaitu 15,33. Artinya, semakin tinggi
yang tidak terlalu toleran terhadap perubahan padat tebar ikan nilem berpengaruh terhadap
konsentrasi oksigen terlarut. Ikan mas termasuk biomassa kedua ikan. hal tersebut sesuai dengan
kedalam ikan Cyprinidae yang sensitif terhadap penelitian Kusdiarti (2011) yang menunjukan
perubahan oksigen terlarut, oksigen terlarut yang bahwa semakin rendah ikan nilem laju
disarankan untuk budidaya ikan cyprinidae kelas pertumbuhan dan bobot mutlak yang semakin
II ini menurut PP. No. 82 Pengelolaan Kualutas rendah.
Air dan pengendalian Pencemaran air yaitu
150
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (146-156)
Hasil analisis ragam pada Tabel. 4 terdapat dalam jumlah yang sedikit pada
menunjukan bahwa perbedaan padat tebar ikan perlakuan B sehingga ikan mas memiliki ruang
mas dan ikan nilem yang dipelihara secara gerak yang lebih banyak sehingga bobot
polikultur berpengaruh terhadap bobot mutlak individu ikan mas pada perlakuan B merupakan
total dari kedua jenis ikan. Hasil Uji lanjutan yang tertinggi dan menghasilkan biomassa ikan
terhadap bobot mutlak ikan mas menunjukan mas yang tertinggi.
perlakuan A berbeda nyata terhadap B dan E
akan tetapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan C,D. Ikan mas perlakuan E tidak lebih Kelimpahan Perifiton
baik dari ikan mas yang dipelihara pada
perlakuan A sebab tingginya padat tebar ikan Kelimpahan perifiton yang berkisar
nilem mampu menurunkan bobot mutlak dengan antara 3.120.567 individu/cm2 – 10.172.458
cara menurunkan nafsu makan serta penggunaan individu/cm2. Perlakuan A merupakan perlakuan
energi yang bukan untuk pertumbuhan. yang memiliki kelimpahan perifiton tertinggi
Bobot mutlak total dari ikan mas dan setiap minggunya sedangkan perlakuan E
ikan nilem menunjukan bahwa pelakuan B merupakan perlakuan menunjukan kelimpahan
memiliki bobot mutlak tertinggi yaitu 714,63 hal perifiton terendah setiap minggunya.
tersebut terjadi karena ikan mas dan ikan nilem
pada perlakuan B memiliki bobot individu yang
tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lain.
Ikan nilem yang berukuran lebih besar hanya
151
Adinda Kurnia Putri : Peningkatan Produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Menggunakan Sistem......
400
350
(ind/cm2) x 10000
Kelimpahan Perifiton
300
A
250
B
200
150 C
100 D
50 E
0
0 1 2 3 4 5
Minggu Ke-
Gambar 3. Kelimahan Perifiton
Berkurangnya kelimpahan perifiton lebih rendah yaitu sebesar 0,483 mg/L menjadi
berbanding lurus dengan bertambahnya padat 0,037 mg/L pada akhir penelitian. E memiliki
tebar perifiton. Perlakuan E yaitu sistem kelimpahan perifiton lebih rendah
polikultur 40 ekor ikan mas 40 ikan nilem dibandingkan dengan perlakuan A hal tersebut
memiliki kelimpahan perifiton paling rendah terjadi karena perifiton yang tumbuh
hal tersebut disebabkan karena kebiasaan dimanfaatkan sebagai pakan oleh ikan nilem
makanan ikan nilem yang merupakan dan kondisi perairan selama penelitian.
herbivora dan merupakan plankton feeder Faktor yang mempengaruhi
sehingga mampu memanfaatan keberadaan pertumbuhan, perkembangan, kemampuan
perifiton yang menempel pada jaring. Menurut untuk memproses nutrien, dan komposisi
Herawati (2004) dalam Ekawati (2010) perifiton yaitu, ketersediaan cahaya, kualitas
diketahui bahwa ikan-ikan di KJA terutama air dan tipe substrat. Pertumbuhan perifiton
ikan herbivor seperti ikan nila dan kan nilem dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya untuk
banyak memakan perifiton sebagai pakan proses fotosintesis (Weitzel 1979 dalam
alaminya. Kusdiarti 2011). Fosfat yang merupakan
Perlakuan A yang memiliki nutrien bagi perfiton mengalami penurunan
kelimpahan perifiton tertinggi memiliki selama pengamatan karena fosfat ini
konsentrasi fosfat yang cukup rendah yaitu dimanfaatkan oleh perfiton sebagai nutrien.
0,825 mg/L dan pada akhir penelitian menjadi
0,036 mg/L. Perlakuan D meskipun memiliki
konsentrasi fosfat pada awal penelitian yang
152
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (146-156)
Data jumlah pemberian pakan dan EPP Adanya persaingan ruang gerak yang tinggi
dianalisis secara statistik menunjukan bahwa serta ikan nilem yang lebih agresif bergerak
perlakuan A dan E berbeda nyata dengan jika dibandingkan dengan ikan mas dengan
perlakuan B,C,D adanya perbedaan EPP yang jumlah padat tebar yang sama menjadikan
dihasilkan dengan menggunakan sistem ruang gerak bagi ikan mas semakin sempit dan
monokultur dan polikultur. Ikan mas dan ikan menyebabkan ikan stress, kondisi seperti itu
nilem pada perlakuan A memiliki persentase akan menjadikan energi yang dihasilkan dari
EPP terendah (13,3%) yang artinya tidak metabolisme digunakan terlebih dahulu untuk
efisiennya pemanfaatan pakan pada perlakuan mempertahankan diri. Menurut Allen (1974)
A. Huet (1970) dalam Amalia (2013) dalam Wicaksana (2005) ruang gerak ikan
menyebutkan bahwa nilai EPP yang tinffi akan berpengaruh terhadap keefisienan
menunjukan efisiennya penggunaan pakan konversi makanan.
sehingga protein yang dirombak untuk
keperluan energi hanya sedikit dan sisanya Produktivitas Budidaya
akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan.
Produktivitas merupakan hasil dari
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas
nafsu makan ikan yang juga dipengaruhi oleh
pencapaian sasaran, dimana efektivitas dan
ruang gerak ikan. ikan pada perlakuan E
efisiensi yang tinggi akan menghasilkan
memiliki persentase EPP terendah sebab pada
produktivitas yang tinggi (Atmosoeprapto
perlakuan E ini padat tebar ikan nilem lebih
2000). Produktivitas budidaya ini dihitung
banyak. Metabolisme ikan yang menghasilkan
berdasarkan pertambahan biomassa ikan.
enegri akan digunakan oleh ikan dalam jumlah
Hasil produktivitas budidaya pada kedua jenis
yang lebih banyak untuk mendapatkan ruang
ikan ditunjukan oleh Tabel 8.
gera dibandingkan dengan pertumbuhannya.
153
Adinda Kurnia Putri : Peningkatan Produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Menggunakan Sistem......
Hasil produksi merupakan tujuan dari analisis terhadap aspek-aspek budidaya pada
pelaksanaan kegiatan budidaya ikan yang Tabel 9, perlakuan B merupakan sistem
dilakukan pembudidaya ikan, dimana pemeliharaan ikan mas secara polikultur
pembudidaya mendapatkan keuntungan dari dengan ikan nilem yang memberikan hasil
kegiatan budidaya yang dilakukan. Hasil relatif lebih baik dari perlakuan lain jika dilihat
154
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (146-156)
155
Adinda Kurnia Putri : Peningkatan Produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Menggunakan Sistem......
Sudrajat, M., S. Hadi dan L. Adrianto. 2009. Dengan Pakan Perifiton. Skripsi.
Dampak Budidaya Ikan Jaring Apung Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan.
Di Waduk Cirata Terhadap Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kesejahteraan Masyarakat Sekitar
Lokasi Dan Pembangunan Ekonomi Widdyastusi, R.., N.M.T. Pratiwi dan E. M.
Kabupaten Cianjur. Sekolah Pasca Adiwilaga. 2011. Produktivitas Primer
Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Perifiton Di Sungai Ciampea, Desa
Bogor. Ciampea Udik, Bogor Pada Musim
Kemarau 2010. Skripsi. Fakultas
Sinuhaji, A., Effendi. H dan E. M Adiwilaga. Perikanan dan Ilmu Kelautan.
2010. Pengaruh Pencampuran Massa Departemen Manajemen Sumberdaya
Air terhadap Ketersediaan Oksigen Perairan. Instistut Pertanian Bogor.
Terlarut pada Lokasi Karamba Jaring Bogor.
Apung di Waduk Cirata, Purwakarta.
Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Zahidah, Masjamsir dan Iskandar. 2015.
Kelautan. Departemen Manajemen Pemanfaatan Teknologi Aerasi
Sumberdaya Perairan. Instistut Berbasis Energi Surya Untuk
Pertanian Bogor. Bogor. Memperbaiki Kualitas Air dan
Meningkatkan Pertumbuhan IkanNila
Suwartapradja, O.P. 2012. Sumber Daya Di KJA Waduk Cirata. Jurnal
Aquatic dan Penyerapan Tenaga Kerja Akuatika, VI(1): 66-78.
(Studi Kasus ada erikanan “KJA” di
Perairan Waduk Cirata Jawa Barat). Zahidah, H. Herawati, dan S.U, Sumeru. 2011.
Jurnal Sosial Politik. 1 (2) Restoking Ikan Mola Sebagai Upaya
Wicaksono, P., H. Enang., E. Rizal. 2005. Peningkatan Sumberdaya ikan dan
Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pengendalian Blooming Fitoplankton
Pertumbuhan Dan Kelangsungan Di Waduk Cirata. Prosiding Forum
Hidup Ikan Nilem Osteochilus hasselti Nasional Pemacuan Sumber Daya
C.V. yang Dipelihara Dalam Keramba Ikan.
Jaring Apung Di Waduk Cirata
156