Anda di halaman 1dari 7

Keperawatan Jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN


DIRI

OLEH :

IKRAL HASANI 18144010019

DOSEN PEMBIMBING : Ns.Silvia Intan Suri.Skep.Mkep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TA 2019/2020
Kasus:
Seorang wanita berumur 50 tahun dirawat di ruang UGD selama 3 hari. Setelah
dilakukan pengkajian, pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak atau tidak dan
pasien belum mampu bergerak bebas. Setelah diinspeksi, pasien tampak lemah, hanya
terbaring, terdapat luka akibat fraktur. Wajah pasien terlihat meringis dan berminyak,
kulit kering dan kusam, badan pasien pun bau dan pakaian tampak kotor. Diagnosa
medis: Fraktur Fibula Dekstra. Asuhan keperawatan apa yang harus dilakukan
perawat?
Pengkajian
NO. Symptom Etiologi Problem
1 DS : Pasien Mengeluh nyeri. Inkontinuitas Nyeri
DO : Tampak Luka robekan jaringan
akibat fraktur.
2 DS : Pasien mengeluh nyeri Imobilisasi Gangguan mobilitas
jika bergerak. fisik
DO : Pasien tampak lemah dan
meringis saat bergerak.
3 DS : Pasien mengatakan belum
mampu bergerak bebas.
DO : Wajah pasien berminyak,
kulit kering dan kusam, badan
pasien pun bau.

Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri dan tampak luka robekan akibat fraktur.
2.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilitas ditandai dengan Pasien
mengeluh nyeri jika bergerak, pasien tampak lemah dan meringis jika bergerak.
3.      Defisit perawatan diri : mandi +3 berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan pasien belum mampu bergerak bebas, pasien belum mampu mandi dan
berpakaian, tampak lemah, kulit kusam, lembab, berbau dan pakaian tampak
kotor.
Intervensi
NO Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
. Keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan -Kaji intensitas, -Pengkajian yang
berhubungan perawatan selama karakteristik dan spesifik membantu
dengan 2x24 jam: derajat nyeri. memilih intervensi
inkoninuitas -Pasien dapat yang tepat.
jaringan beradaptasi dengan -Meminimalkan
ditandai dengan nyeri yang dialami stimulasi atau
pasien Kriteria Hasil : -Pertahankan tirah meningkatkan
mengeluh nyeri -Mengungkapkan baring. relaksasi.
dan tampak nyeri dan tegang di
luka robekan perutnya berkurang -Meningkatkan
akibat fraktur. -Dapat melakukan -Terangkan nyeri koping pasien
tindakan untuk yang diderita pasien dalam melakukan
mengurangi nyeri dan penyebabnya. guidance
mengatasi nyeri.
 -Kolaborasi -Mengurangi onset
pemberian terjadinya nyeri
analgetika. dapat dilakukan
dengan pemberian
analgetika.

2. Gangguan Setelah dilakukan -Kaji kebutuhan -Mengidentifikasi


Mobilitas Fisik perawatan selama akan pelayanan masalah,
berhubungan 3x24 jam: kesehatan dan memudahkan
dengan imobilit -Pasien akan kebutuhan akan intervensi.
as ditandai menunjukkan peralatan.
dengan Pasien tingkat mobilitas -Tentukan tingkat -Mempengaruhi
mengeluh nyeri optimal. motivasi pasien penilaian terhadap
jika bergerak, Kriteria hasil: dalam melakukan kemampuan
pasien tampak -Melakukan aktivitas. aktivitas apakah
lemah dan pergerakkan dan karena
meringis jika perpindahan. ketidakmampuan
bergerak. - Mempertahankan ataukah
mobilitas optimal -Ajarkan dan pantau ketidakmauan.
yang dapat di pasien dalam hal
toleransi penggunaan alat -Menilai batasan
bantu. kemampuan
aktivitas optimal.

3. Defisit Setelah dilakukan -Kaji kemampuan -Mengkaji


Perawatan asuhan keperawatan pasien untuk kemampuan pasien
Diri : Mandi selama 2 x 20 menit: melakukan untuk melakukan
+3  -Pasien dan perawatan diri. perawatan diri
berhubungan keluarga mampu memudahkan
dengan merawat diri sendiri intervensi
kelemahan Kriteria Hasil: selanjutnya.
ditandai dengan -Pasien tampak -Mengganti
pasien belum bersih dan segar -Ganti pakaian yang pakaian
mampu -Pasien mampu kotor dengan yang melindungi pasien
bergerak bebas, melakukan bersih. dari kuman dan
pasien belum perawatan diri meningkatkan rasa
mampu mandi secara mandiri atau nyaman.
dan berpakaian, dengan bantuan. -Memberikan
tampak -Berikan pujian pujian membuat
lemah, kulit pada pasien tentang pasien merasa
kusam, lembab, kebersihannya. tersanjung dan
berbau dan lebih kooperatif
pakaian tampak dalam kebersihan.
kotor. -Membimbing
-Bimbing keluarga keluarga dan
pasien pasien agar
memandikan / keterampilan dapat
menyeka pasien diterapkan

Implementasi dan Evaluasi


Diagnosa Implementasi Evaluasi
Dx. 1 -Mengkaji intensitas, S : Pasien mengatakan nyeri
karakteristik dan derajat nyeri. berkurang.
-Melakukan tirah baring O : Luka robekan sudah
terhadap pasien. hampir kering.
-Memberitahu pasien nyeri A : Masalah teratasi sebagian.
yang diderita dan P : Intervensi dilanjutkan.
penyebabnya.
-Melakukan tindakan
kolaborasi berupa pemberian
analgetika.
Dx. 2 -Mengkaji kebutuhan S : Pasien mengatakan sudah
pelayanan kesehatan dan mampu bergerak walau masih
kebutuhan pasien terhadap membutuhkan bantuan.
peralatan. O: Wajah pasien tidak lagi
-Menentukan tingkat motivasi meringis dan beberapa
pasien dalam melakukan aktivitas bisa dilakukannya
aktivitas. (makan, mengganti baju).
-Mengajarkan dan memantau A: Masalah teratasi sebagian
pasien dalam menggunakan P: Intervensi dilanjutkan
alat bantu.

Dx. 3 -Mengkaji kemampuan pasien S : Pasien mengatakan lebih


dalam melakukan perawatan nyaman dan segar.
diri. O : Tidak tercium bau, pakaian
-Mengganti pakaian pasien pasien telah terganti dan pasien
dengan pakaian yang bersih. tampak bersemangat
-Memberikan pujian tentang A: Masalah teratasi sebagian
kebersihan diri pasien. P: Intervensi dilanjutkan
-Membimbing keluarga pasien
untuk memandikan/menyeka
pasien.

PENUTUP
1.1  Kesimpulan
1.      Mobilitas adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas , mudah
dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehat. Sedangkan Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana
individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi
juga mengalami penurunan aktifitas dari kebiasaan normalnya.
2.      Faktor-faktor yang mempegaruhi mobilisasi adalah: gaya hidup,
ketidakmampuan, tingkat energi dan usia.
3.      Jenis-jenis imobilisasi adalah: imobilisasi fisik, imobilisasi intelektual,
imobilisasi emosional dan imobilisasi sosial.
4.      Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi
sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf.
5.      Konsep Perawatan diri meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
individu dikehidupan sehari hari.
6.      Asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada pasien dengan defisit
perawatan diri dilakukan dengan melakukan pengkajian, menentukan
diagnosa keperawatan, Menentukan intervensi dengan tujuan dan
kriteria hasil, implementasi dan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar pasien. Jakarta : Salemba
Medika.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundal Mental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Sulistyowati, D. & Handayani, F.2012. Jurnal Studies Nursing. Personal Hygene
Menurut Persepsi Pasien Imobilisasi Fisik. 1. 169-174.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai