Telah menyelesaikan referat dalam rangka kepanitraan klinik pada Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
keluarganya.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
penyembuhan.
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. ZPA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 2 tahun
Agama : Islam
Suku : Bajo Buton
Alamat : Jl. Sawerigading, RT 002 RW 003, Kel. Lapulu, Kec. Abeli
Tanggal Periksa : 25 Maret 2019
B. ANANMENIS
1. Keluhan Utama : Buang Air Besar
Encer
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien An. ZPA datang ke Puskesmas Abeli dengan Keluhan BAB
encer lebih dari 5 kali sejak semalam, BAB encer berwarna kuning-
kehijauan, lendir (-), darah (-), ampas (+), Demam (+) sejak sehari
sebelumnya terutama pada malam hari, muntah (-), rewel (+), batuk (-).
Hingga dibawa ke Puskesmas anak masih kuat minum. Riwayat kontak
dengan seseorang yang mengalami keluhan yang sama (-). Sebelumnya
anak sudah pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah mengalami keluhan seperti ini 2 bulan yang
lalu. Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
4. Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Keluarga maupun lingkungan sekitar tidak ada yang sedang
mengalami sakit serupa dan tidak ada riwayat alergi makanan ataupun
obat-obatan pada anggota keluarga lainnya. Ayah dan paman pasien
memiliki kebiasaan merokok.
5. Riwayat Kebiasaan
Anak memiliki kebiasaan memasukan barang-barang tertentu
kedalam mulutnya dan setelah bermain di luar rumah jarang cuci tangan.
6. Riwayat Pengobatan
Anak memiliki riwayat minum obat Paracetamol untuk menurunkan
demam.
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Aspek ekonomi keluarga orang tua An. ZPA tergolong menengah ke
bawah. Saat ini Ayah An. ZPA bekerja sebagai Nelayan dan ibunya
bekerja sebagai Wiraswasta. Pembiayaan kesehatan An. ZPA dan keluarga
menggunakan BPJS. Akses pelayanan kesehatan terjangkau. Aspek sosial
An. ZPA dan keluarga cukup baik, hal ini mencerminkan interaksi dengan
lingkungan sekitar tergolong baik.
8. Riwayat Gizi
An. ZPA dan keluarga makan sehari-hari biasanya 3 kali sehari
dengan nasi, ikan, sayur, mie instan. Setiap hari An. ZPA memiliki
kebiasaan makan nasi, sayur, ikan dan mie instan. Anak memiliki riwayat
minum Asi Eksklusif sampai sekarang, namun semenjak sakit nafsu
makan anak berkurang sehingga anak terkesan malas makan dan hanya
mau minum saja. Kesan status gizi saat ini kurang.
9. Riwayat Lingkungan
Lingkungan sekitar rumah orang tua An. ZPA tergolong kurang
bersih. Hal ini terkait dengan kondisi rumah yang terkesan kumuh, letak
rumah yang berdempet-dempetan dengan rumah sekitarnya, dan letak
rumah yang berhadapan dengan laut yang membuat masyarakat
membuang sampah dilaut dan sekitar rumah, sehingga terdapat banyak
tumpukkan sampah.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak baik, sakit ringan
2. Kesadaran : Kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6)
3. Tanda Vital
a) Tekanan darah : -
b) Frekwensi nadi : 100x/mnt, regular, nadi kuat
c) Frekwensi nafas : 18 x/mnt, tipe thorakoabdominal
d) Suhu : 37,6o C
4. Antropometri
a) BB : 9 kg
b) TB : 77 cm
5. Kulit : Coklat, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-)
6. Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut tidak
mudah dicabut
7. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Eksoftalmus (-), edema palpebra (-), strabismus (-)
8. Hidung : Bagian luar hidung tak ada kelainan, secret (-), napas
cuping hidung (-), epistaksis (-)
9. Bibir : Kering (+), mukosa bibir pucat (-), pecah-pecah (-)
10. Mulut : Lidah kotor (-), lidah tremor (-), pembesaran tonsil
(-), gusi berdarah (-), stomatitis (-)
11. Telinga : Otore (-/-), cuping telinga dalam batas normal
12. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
13. Thorax : Bentuk normochest, simetris, pernapasan
thorakoabdominal, jejas (-)
14. Paru
a) Inspeksi : Bentuk normal, simetris kanan dan kiri
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, krepitasi (-), fremitus kiri
sama dengan kanan
c) Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
d) Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
15. Jantung
a) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
c) Perkusi : Batas kiri pada linea midclavicularis sinistra
Batas kanan pada linea parasternalis dextra
d) Auskultasi : Bunyi Jantung I/II intensitas normal, regular, bunyi
jantung tambahan (-)
16. Abdomen
a) Inspeksi : Sejajar dinding dada, massa (-)
b) Auskultasi : Bising usus kesan meningkat
c) Palpasi : Nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba, turgor
baik
d) Perkusi : Timpani seluruh lapangan perut kesan meningkat
17. Sistem Collumna Vertebralis
a) Inspeksi : Deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
b) Palpasi : Nyeri tekan (-)
18. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas : Gerakan bebas, edema (-), akral hangat (+/+)
b) Ekstremitas bawah : Gerakan bebas, edema (-), akral hangat (+/+)
19. Skor Dehidrasi : 7 (dehidrasi ringan)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : tidak dilakukan
2. Foto X-ray ekstremitas : tidak dilakukan
E. RESUME
Pasien datang dengan keluhan BAB encer. Keluhan ini dialami sudah
lebih dari 5 kali sejak semalam. BAB encer dengan warna kuning-kehijauan,
tidak terdapat lendir maupun darah, tetapi BAB encer mengandung ampas.
Pasien juga mengalami demam sejak sehari sebelumnya terutama pada malam
hari. Pasien tidak muntah atau batuk. Pasien semakin rewel, terutama saat
demamnya timbul. Tidak ada riwayat kontak dengan seseorang yang
mengalami keluhan yang sama. Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami
keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.
Keluarga maupun lingkungan sekitar tidak ada yang sedang
mengalami sakit serupa dan tidak ada riwayat alergi makanan ataupun obat-
obatan pada anggota keluarga lainnya. Ayah dan paman pasien memiliki
kebiasaan merokok. Pasien memiliki kebiasaan memasukan barang-barang
tertentu kedalam mulutnya dan setelah bermain di luar rumah jarang cuci
tangan. Pasien memiliki riwayat minum obat Paracetamol untuk menurunkan
demam.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan IMT pasien tergolong underweight,
tampak bibir kering, nyeri tekan pada abdomen dan bising usus terkesan
meningkat.
F. DIAGNOSA HOLISTIK
1. Diagnosis dari segi biologis : diare akut
2. Diagnosis dari segi psikologis
Dari segi psikologis An. ZPA dan keluarga tidak ada masalah. Hubungan
pasien dengan anggota keluarga lainnya baik. Orang tua, nenek, paman,
tante dan sepupu pasien sangat perhatian kepada pasien dan merawat
pasien dengan baik. Hubungan pasien dengan tetangga dan teman sebaya
juga baik.
3. Diagnosis dari segi sosial dan ekonomi
Hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya maupun dengan
tetangga baik, saling membantu jika ada kesulitan.
Dari segi ekonomi pasien termasuk golongan ekonomi menengah ke
bawah dimana penghasilan keluarga didapatkan dari ayahnya sebagai
kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan dan ibunya bekerja sebagai
wiraswasta untuk menghidupi anggota keluarga yang lain. Dengan jumlah
penghasilan yang tak menentu.
G. PENATALAKSANAAN HOLISTIK
1. Farmakologi
a) Oralit
b) Zink
c) Paracetamol 3X1
d) Antasida syrup
2. Non Farmakologi
a) Istirahat cukup
b) Banyak mengkonsumsi air mineral
H. PROGNOSIS
Qua ad vitam : Dubia ad bonam
Qua ad functionam : Dubia ad bonam
Qua ad sanationam : Dubia ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Profil Keluarga
a. Karakteristik Demografi Keluarga
Tanggal kunjungan pertama : 26 Maret 2019
Nama Kepala Keluarga : Tn. H
Alamat : Jl. Sawerigading, RT 002 RW 003, Kel. Lapulu, Kec. Abeli
Bentuk Keluarga : Keluarga Besar
Kesimpulan : Keluarga An. ZPA adalah extended family yang terdiri atas 12
orang yang tinggal dalam satu rumah. Terdapat satu orang yang sakit yaitu An.
ZPA 2 tahun dengan diagnosa Diare. Sedangkan orang tua dan sanak saudara
pasien, mengaku tidak pernah menderita sakit yang berat.
WC
Kamar Dapur
Dapur
Kamar Ruang
Keluarga
Ruang Kamar
Tamu
1. Adaptation : Tn. H dan Ny. I puas terhadap dukungan dan saran yang
diberikan keluarganya jika menghadapi masalah.
2. Partnership : komunikasi Tn. H dan keluarganya tergolong baik,
meskipun Tn. H tinggal di rumah mertuanya yang didalamnya juga
banyak anggota keluarga dari istrinya tapi komunikasi keluarga
tersebut tetap lancar dan saling mengisi antara satu dan lainnya.
Begitupun dengan Ny. I, tidak ada masalah dalam berkomunikasi
dengan keluarganya dan berhubungan baik dengan saudara-
saudaranya.
3. Growth : keluarga Tn. H dan Ny. I tidak memberi batasan terhadap
segala aktifitas Tn. H dan Ny. I baik dalam hal pekerjaan atau
kegiatan sehari-hari.
4. Affection : Tn. H dan Ny. I puas dengan kasih sayang dan perhatian
yang diberikan keluarganya.
5. Resolve : Tn. H merasa puas dengan cara keluarganya membagi
waktu bersama-sama. Sedangkan Ny. I merasa kurang puas dengan
waktu luang keluarganya karena pekerjaanya yang terkadang
mengharuskannya bekerja dari pagi sampai malam hari.
Total APGAR Score Tn. H = 10 dan Ny. I = 9
3. Fungsi Patologis dengan Alat SCREEM Score
Fungsi patologis keluarga Tn. H dinilai menggunakan alat
S.C.R.E.E.M sebagai berikut
Tabel 5. SCREEM Keluarga
Sumber Patologis
Perempuan
Pasien
3) Tindakan
Tindakan keluarga terhadap kondisi pasien baik terbukti dengan
membawa An. ZPA untuk berobat di fasilitas kesehatan terdekat.
b. Faktor Non Perilaku
1) Lingkungan
Lingkungan sekitar rumah orang tua An. ZPA tergolong kurang
bersih. Hal ini terkait dengan kondisi rumah yang terkesan kumuh,
letak rumah yang berdempet-dempetan dengan rumah sekitarnya,
dan letak rumah yang berhadapan dengan laut yang membuat
masyarakat membuang sampah dilaut dan sekitar rumah, sehingga
terdapat banyak tumpukkan sampah.
2) Pelayanan kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan gratis karena menggunkan BPJS.
E. DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis : Diare Akut
2. Masalah Non Medis
Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga An. ZPA yang tergolong
rendah memngakibatkan kurangnya pencegahan terhadap penyakit yang
diderita An. ZPA. Selian itu kondisi lingkungan rumah An. ZPA yang
kurang bersih. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah
sembarangan sehingga banyaknya sampah yang bertumpukkan di sekitar
rumah maupun di laut.
BAB V
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan BAB encer. Keluhan ini dialami sudah
lebih dari 5 kali sejak semalam. BAB encer dengan warna kuning-kehijauan, tidak
terdapat lendir maupun darah, tetapi BAB encer mengandung ampas. Pasien juga
mengalami demam sejak sehari sebelumnya terutama pada malam hari. Pasien
tidak muntah atau batuk. Pasien semakin rewel, terutama saat demamnya timbul.
Tidak ada riwayat kontak dengan seseorang yang mengalami keluhan yang sama.
Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan yang
lalu. Pasien tinggal di keluarga yang mayoritas perokok. Pasien memiliki
kebiasaan memasukan barang-barang tertentu kedalam mulutnya dan setelah
bermain di luar rumah jarang cuci tangan. Pasien memiliki riwayat minum obat
Paracetamol untuk menurunkan demam.
Pasien dan keluarga makan sehari-hari biasanya 3 kali sehari dengan nasi,
ikan, sayur, dan kadang dengan mie instan terutama saat sarapan pagi. Pasien
memiliki riwayat minum Asi Eksklusif sampai sekarang, namun semenjak sakit
nafsu makan anak berkurang sehingga anak terkesan malas makan dan hanya mau
minum saja.
Lingkungan sekitar rumah orang tua An. ZPA tergolong kurang bersih.
Hal ini terkait dengan kondisi rumah yang terkesan kumuh, letak rumah yang
berdempet-dempetan dengan rumah sekitarnya, dan letak rumah yang berhadapan
dengan laut yang membuat masyarakat membuang sampah dilaut dan sekitar
rumah, sehingga terdapat banyak tumpukkan sampah.
Dalam menyelesaikan masalah, Tn. H (ayah An. ZPA) merupakan
pengambil keputusan utama karena merupakan kepala keluarga. Namun Tn. H
juga tetap mempertimbangkan pendapat-pendapat dari anggota keluarga lain yang
tinggal serumah. Anggota keluarga pasti akan memikirkan yang terbaik untuk
kesehatan An. ZPA.
Faktor yang menghambat penyelesaian masalah adalah banyaknya anggota
keluarga yang tinggal serumah sehingga terkadang terdapat pendapat yang
berbeda-beda saat penyelesaian masalah.
Saat ini An. ZPA tinggal bersama dengan kedua orang tuanya beserta
nenek, paman, tante dan sepupunya. Dari segi ekonomi pasien termasuk golongan
ekonomi menengah ke bawah dimana penghasilan keluarga didapatkan dari
ayahnya (Tn. H) sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan dan ibunya
(Ny. I) bekerja sebagai wiraswasta untuk menghidupi anggota keluarga yang lain.
Dengan jumlah penghasilan yang tak menentu.
Dari segi psikologis, An. ZPA dan keluarga tidak ada masalah. Hubungan
pasien dengan anggota keluarga lainnya baik. Orang tua, nenek, paman, tante dan
sepupu saling memperhatikan satu sama lain. Hubungan pasien dengan anggota
keluarga lainnya maupun dengan tetangga baik, saling membantu jika ada
kesulitan.
Berdasarkan APGAR Score, Tn. H dan Ny. I puas terhadap dukungan dan
saran yang diberikan keluarganya jika menghadapi masalah. Komunikasi Tn. H
dan keluarganya tergolong baik, meskipun Tn. H tinggal di rumah mertuanya
yang didalamnya juga banyak anggota keluarga dari istrinya tapi komunikasi
keluarga tersebut tetap lancar dan saling mengisi antara satu dan lainnya.
Begitupun dengan Ny. I, tidak ada masalah dalam berkomunikasi dengan
keluarganya dan berhubungan baik dengan saudara-saudaranya. Keluarga Tn. H
dan Ny. I tidak memberi batasan terhadap segala aktifitas Tn. H dan Ny. I baik
dalam hal pekerjaan atau kegiatan sehari-hari. Tn. H dan Ny. I puas dengan kasih
sayang dan perhatian yang diberikan keluarganya. Tn. H merasa puas dengan cara
keluarganya membagi waktu bersama-sama. Sedangkan Ny. I merasa kurang puas
dengan waktu luang keluarganya karena pekerjaanya yang terkadang
mengharuskannya bekerja dari pagi sampai malam hari.
Tingkat pendidikan dan pengetahuan Tn. H, Ny. I dan keluarganya tentang
penyakit yang di derita An. ZPA tergolong kurang sehingga kurangnya
pencegahan terhadap penyakit yang diderita An. ZPA. Hal ini juga dapat dilihat
dari riwayat penyakit An. ZPA yang sudah pernah menderita penyakit yang sama
2 bulan yang lalu.
Sikap keluarga terhadap kondisi An. ZPA tergolong baik. Keluarga peduli
dan perhatian dengan kondisi An. ZPA. Tindakan keluarga terhadap kondisi
pasien baik terbukti dengan membawa An. ZPA untuk berobat di fasilitas
kesehatan terdekat.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN HOLISTIK
1. Diagnosis dari Segi Biologis : Diare akut
2. Diagnosis dari Segi Psikologis :
Dari segi psikologis An. ZPA dan keluarga tidak ada masalah. Hubungan
pasien dengan anggota keluarga lainnya baik. Orang tua, nenek, paman,
tante dan sepupu pasien sangat perhatian kepada pasien dan merawat
pasien dengan baik. Hubungan pasien dengan tetangga dan teman sebaya
juga baik.
3. Diagnosis dari Segi Sosial dan Ekonomi :
Saat ini An. ZPA tinggal bersama dengan kedua orang tuanya beserta
nenek, paman, tante dan sepupunya. Dari segi ekonomi pasien termasuk
golongan ekonomi menengah ke bawah dimana penghasilan keluarga
didapatkan dari ayahnya (Tn. H) sebagai kepala keluarga yang bekerja
sebagai nelayan dan ibunya (Ny. I) bekerja sebagai wiraswasta untuk
menghidupi anggota keluarga yang lain. Dengan jumlah penghasilan yang
tak menentu.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, L.Z. 2015. Tatalaksana Diare Akut. Jurnal Continuing Medical Education.
Vol. 42 (7). Hal : 504-508.
Lilihata, G dan Syam, A.F. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Empat Jilid
Kedua. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika. Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Simadibrata, M dan Daldiyono. 2014. Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid II.
Interna Publishing. Jakarta.
Smeltzer dan Suzannec. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth Edisi 8 Volume 1. EGC. Jakarta.
Soebagyo, B. 2013. Diare Akut Pada Anak. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Press. Surakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1. Tampak depan dan halam rumah pasien