Oleh :
Pembimbing
Telah menyelesaikan laporan kasus okupasi dalam rangka kepanitraan klinik pada
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
ii
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
dan salam juga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan
referat ini disusun untuk melengkapi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu
persembahkan ucapan terima kasih kepada dr. Patma Ayunita sebagai kepala
kerendahan hati penulis sadar bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak
saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan tugas ini.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Kendari, 29 April
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................... 3
C. Manfaat ................................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Carpal Tunnel Syndrome ...................................................... 4
B. Perilaku Penggunaan Komputer ............................................ 20
BAB III. METODE PENGUMPULAN DATA
A. Data yang Dikumpulkan ....................................................... 25
B. Cara Pengumpulan Data ........................................................ 25
BAB IV. HASIL KEGIATAN PUSKESMAS DAN HASIL PENGUMPULAN
DATA
A. Gambaran Singkat Tentang Pekerjaan yang Menggunakan
Komputer .............................................................................. 26
B. Data Penderita CTS pada Pegawai yang Bekerja Menggunakan
Komputer .............................................................................. 26
C. 7 langkah diagnosis PAK pada pengguna komputer............. 27
BAB V. MASALAH KESEHATAN
A. Identifikasi Masalah .............................................................. 31
B. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Masalah dan Penyebab Masalah
Dominan ................................................................................ 32
BAB VI. PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN USUSLAN
KEGIATAN
A. Alternatif Pemecahan Masalah ............................................. 34
B. Pengambilan Keputusan ....................................................... 34
iii
C. Rencana Usulan Kegiatan .................................................... 34
BAB VII. PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................... 35
B. Saran ...................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 36
LAMPIRAN ............................................................................................ 37
iv
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak hanya oleh bahaya kesehatan ditempat kerja dan lingkungan kerja tetapi
juga oleh faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor lainnya
masalah-masalah akibat kerja. Setiap tahun terdapat 270 juta pekerja yang
mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat
(3%) dan gangguan THT (1,5%). Salah satu jenis musculoskeletal disorders
gerakan berulang dan posisi yang menetap pada jangka waktu yang lama yang
(Lazuardi, 2016).
Berbagai aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu
kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerakan yang lama pada jari-jari
yang sempit yang dibatasi oleh tulang-tulang carpal serta ligament carpi
gerakan pada jari-jari dan tangan yang berlebihan. Hal tersebut menyebabkan
otot atau ligamen dapat menjadi meradang sebagai akibat dari penekanan otot
yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal (numbness) dan rasa seperti aliran
listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus. Seringkali
gejala pertama timbul saat malam hari yang menyebabkan penderita terbangun
posisi tangan yang salah pada saat menggunakan mouse atau keyboard dan
2
Penggunaan keyboard lebih dari empat jam per hari merupakan faktor
risiko keluhan nyeri pada ekstremitas atas. Bagian tubuh yang paling sering
Texas Veterans Health Care System di San Antonio, Texas, Amerika Serikat
enam jam sehari didapatkan prevalensi CTS yang tinggi. Sebuah survei
mengeluhkan paraestesia pada tangan dan 10,5% memenuhi kriteria klinis CTS
(Nafasa, 2019).
masa kerja lebih dari empat tahun dan durasi kerja menggunakan komputer
lebih dari delapan jam per hari ditemukan sebagai faktor risiko CTS. Karyawan
di bidang administrasi 2,4 kali berisiko mengalami CTS bila dibanding dengan
pekerja komputer lainnya. Pergelangan tangan dalam posisi fleksi atau ekstensi
dalam waktu yang lama juga ditemukan sebagai faktor risiko CTS. Penelitian
sebelumnya oleh Saerang dkk.8 pada karyawan bank di Kota Bitung yang
2019).
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengindentifikasi masalah penyakit Perilaku Penggunaan
Komputer Pada Pekerja Komputer Dengan Kejadian Cts (Carpal Tunnel
Syndrom)
2. Tujuan Khusus.
a. Untuk mengetahui tentang penyakit CTS (Carpal Tunnel Syndrom)
b. Untuk mengetahui cara melakukan pencegahan low back pain (LBP)
pada pekerja tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan.Laporan
kasus ini bertujuan mengetahui hubungan antara masa kerja dan keluhan
C. Manfaat
okupasi dalam menangani serta mencegah kasus penyakit khusunya CTS pada
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
elastis. Terowongan ini dibatasi pada ketiga sisinya oleh tulang dan
ligamentum fibrosa pada satu sisi. Setelah melewati canalis carpi nervus
jari dan bagian palmar pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Nervus
5
mengurangi ruang yang ada di dalam terowongan yang akan memberikan
nyeri, parestesia, dan sakit pada area distribusi nervus medianus pada
tangan, terjadi karena tekanan pada nervus medianus yang berada pada
6
terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut
diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang disertai nyeri pada daerah
bagian bawah, kanan, dan kiri yang dibentuk oleh tulang-tulang karpal
sedangkan bagian atas dibentuk oleh jalinan ligamen yang lebar dan kuat.
mempersarafi fungsi otot-otot dasar sisi dari ibu jari (otot tenar). Selain
sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-
tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan
carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung
7
3. Epidemiologi Carpal Tunnel Syndrome
tahun 2007, kejadian CTS di Amerika Serikat diperkirakan 1-3 kasus per
1.000 subyek per tahun. Prevalensinya berkisar sekitar 50 kasus per 1000
prevalensi CTS 40%, tendosinovitis yang terdiri dari trigger finger 32%
dari 50% dari seluruh penyakit akibat kerja di USA adalah Cummulative
Trauma Disorders (CTD), dimana salah satunya adalah CTS (Salawati dan
Syahrul, 2014).
frekuensi yang sering dan durasi yang lama dari 76 kasus menjadi 112
8
Faktor fisik terkait pekerjaan yaitu pekerjaan tangan dengan gerakan
kekuatan, postur janggal pada pergelangan tangan dalam waktu yang lama,
kelelahan otot dan ketidaknyamanan pada area karpal. Kondisi ini akan
mereda dengan cepat jika interval antara kegiatan cukup panjang. Namun,
(Mukhlisa, 2014).
2014).
9
2) Pekerjaan Menggenggam/menjepit dengan Kekuatan
jaringan otot yang lunak. Sebagai contoh, pada saat tangan harus
menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini
(Mukhlisa, 2014).
10
dinding pembuluh darah muncul terutama rentan terhadap cedera
1) Umur
2) Jenis Kelamin
(Mukhlisa, 2014).
11
3) Obesitas
4) Diabetes Mellitus
5) Hipotiroidisme
6) Arthrtitis Rheumatoid
12
menyebabkan CTS karena terjadinya penekanan pada saraf
inflamasi karena suatu reaksi yang secara normal terjadi pada jaringan
(Musarrofah, 2017).
sembab yang timbul terutama pada malam atau pagi hari akan berkurang
terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah. Apabila kondisi ini terus
13
berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-
kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang
(Mukhlisa, 2014).
akan memberikan gejala sensorik. Pada tahap lanjut akan muncul gejala
(numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik pada jari dan setengah
lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam
baal, kesemutan atau nyeri pada terutama pada jari tengah dan jari manis,
14
Gejala dan tanda terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yaitu:
b. Sakit seperti tertusuk atau nyeri yang menjalar dari pergelangan tangan
k. Tangan atau lengan bawah terasa lemah terutama pada malam atau
pagi hari
berhubungan dengan pekerjaan, gejala terjadi pertama kali terasa saat tidak
15
berulang pada tangan dan pergelangan tangan seperti frekuensi, kekuatan,
pengulangan, posisi kerja yang tidak baik dan getaran (Mukhlisa, 2014).
a. Anamnesis
pada malam hari atau saat bekerja, pengecilan dan kelemahan otot-otot
kondisi ini sering bilateral. Pada tahap awal gejala umumnya berupa
(numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan
sering terbangun di malam hari atau pagi hari dan menjabat tangan
mereka untuk meringankan gejala ini. Lokasi gejala ini dapat dilaporkan
sebagai keterlibatan seluruh tangan atau pada permukaan palmar ibu jari
dan dua atau tiga jari.9 Apabila tidak segera ditangani dengan baik maka
16
tangan atau menjatuhkan benda merupakan tandatanda yang mungkin
otot-otot thenar (oppones pollicis dan abductor pollicis brevis) dan otot-
otot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus (Salawati & Syahrul,
2014).
b. Pemeriksaan Fisik
dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitan pada ujung
menyulam.
17
4. Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara
Bila selama satu menit parestesia bertambah hebat, maka tes ini
tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes
7. Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau
18
perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit
dorsofleksi.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrodiagnostik
lainnya.
diagnosis klinis
19
Temuan yang terdapat pada CTS meliputi:
masa laten yang berbeda, data normatif ini harus tersedia dari
2. Elektromiografi (EMG)
20
d) Pada dugaan CTS dengan hasil pemeriksaan normal, pengujian
membantu.
Syahrul, 2014).
d. Pemeriksaan Laboratorium
21
menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan
MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi
8. Terapi
terhadap keadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya CTS. Terapi
a. Terapi konservatif
minggu,
22
6) Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah
tangan.
b. Terapi operatif
terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otototot thenar.
Pada CTS bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang
terapi konservatif gagal atau bila ada atrofi otototot thenar, sedangkan
23
secara endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi
penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena
Syahrul, 2014).
keadaan atau penyakit yang mendasari CTS juga dilakukan, ,berikut terapi
kembali. Pada keadaan di mana CTS terjadi akibat gerakan tangan yang
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya CTS atau
24
5) Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan
c. Terapi Okupasi
dengan kelainan atau kecacatan fisik dan atau mental yang mempunyai
25
Perilaku penggunaan komputer adalah suatu keadaan atau aktivitas
penggunaan computer.
1. Postur tubuh
tubuh yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Adam Galinsky, dkk
pada jabatan atau pekerjaan mereka. Postur memiliki efek dalam membuat
seseorang berpikir dan bertindak dengan lebih power full, hal ini
ketegangan pada otot, tendon, dan skleletal system dan menurunkan risiko
muskuloskleteal disorder.
jadi hindari postur yang terlalu memberatkan beban tubuh. Postur tubuh
a. Posisi kepala
26
menyebabkan ketegangan pada otot, leher dan mata. Sudut kepalayang
monitor harus lurus, kepala tidak boleh menoleh ke kiri atau kanan
untuk melihat layar. Jarak kepala dan layar monitor berkisar 40 -50 cm
b. Posisi duduk
Posisi badan saat duduk adalah dada tegak dan tidak membungkuk
dengan computer diletakkan diatas meja. Tinggi meja dan kursi perlu
kursi agar terhindar dari nyeri (back pain) dan terhindar dari cepat
lelah. Sikap duduk yang paling baik yang tidak berpengaruh buruk
lordodsis.
27
c. Posisi tangan
lurus atau tidak bengkok. Posisi tangan pada saat mengetik yang baik
antara keyboard dan mouse dengan tubuh tidak boleh terlalu jauh dan
tidak boleh terlalu dekat. Jarak antara keyboard yang teralu jauh akan
mudah lelah.
sejajar (rata) dengan telapak tangan dan siku berada pada posisi bebas
dan tegang agar jari-jari tidak mudah lelah. Menekan tombol dengan
keyboard.
28
Gambar. Posisi tangan saat menggunakan mouse dan mengetik.
(Sumber : https://kanasecure.com/news/carpal-tunnel-syndrome-
menghantui-karyawan-waspadalah)
d. Posisi kaki
29
dibentuk lutut sebesar 90 ̊. Telapak kaki harus dapat menumpu secara
rata dilantai ketika duduk. Apabila kursi terlalu tinggi dan kaki
https://www.konimex.com/post/healthy-lifestyle/investasi-sehat/wajib-
dibaca-bagi-anda-yang-sering-menggunakan-komputer.
30
sehari. Pengguna yang menggunakan computer dalam jangka waktu lama,
20 menit kerja.
BAB III
31
A. Data yang dikumpulkan
1. Data Sekunder
BAB IV
32
A. Gambaran Singkat Tentang Pekerja yang menggunakan Komputer
waktu yang lama dan karakteristik pekerjaan yang dilihat dari posisi tangan
dan lama wakrtu istiahat bagi karyawan. Disamping itu juga dipnegaruhi oleh
faktor tata letak (lay out) dari peralatan kerja seperti bentuk keyboard dan
letak keyboard, bentuk mouse dan letak mouse, serta faktor pekerja itu sendiri
atau sekitar 60% dari jam kerjanya. Pekerjaan karyawan bagian adminitrasi
membuat surat, rekap dan entry data, menelepon, menulis dan melakukan
Komputer
mempunyai masa kerja masa kerja < 4 tahun, terdapat 6 orang (46,3%) yang
33
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari penelitian Saerang dkk
(2015) yang dilakukan pada Karyawan Bank di Kota Bitung Sulawesi Utara
34
Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu dengan
ditempat kerja.
35
Sindrom terowongan karpal yang berhubungan dengan pekerjaan
adalah suatu sindrom disebabkan oleh pekerjaan dengan tekanan
biomekanis pada pergelangan tangan dan tangan , tekanan biomekanis
dapat berupa gerakan berulang, gerakan menggenggam atau menjepit
secara kuat, posisi ekstrim pada pergelangan tangan misalnya deviasi
ulnar, tekanan langsung pada terowongan karpal, dan penggunaan alat
bantu genggam.
Adanya riwayat pekerjaan seperti melakukan pekerjaan berulang
atau repetitive, pekerjaan yang disertai kekuatan tangan, menggunakan alat
dengan getaran tinggi, serta terjadi pada tekanan pada pergelangan tangan
dan tangan.
Faktor pekerjaan (gerakan biomekanis berulang), sikap, cara kerja,
dan kondisi tempat kerja yang dapat meningkatkan risiko terjadinya CTS
yaitu pada pekerjan-pekerjaan dengan kombinasi antara pemakaian tenaga
yang kuat dan pengulangan gerakan yang sama pada jari dan tangan, posisi
tubuh bagian belakang yang tidak baik, faktor psikososial di tempat kerja.
Hubungan sindrom terowongan karpal dengan pekerjaan yaitu ada
pengulangan yang sering dari gerakan yang sama/serupa pada tangan dan
pergelangan tangan pada sisi yang terkena, pekerjaan/tugas sehari-hari
yang terus-menerus dengan posisi yang kurang baik pada tangan yang
terkena dan tekanan yang lama atau sering di atas pergelangan atau pada
dasar telapak tangan yang terkena.
4. Menentukan besarnya pajanan
Posisi tangan pada saat mengetik tidak benar yaitu tidak berada
disamping badan dan siku membentuk sudut 90 ̊, gerakkan repetitive,
bekerja dengan waktu yang lama dengan posisi yang sama, posisi
pergelangan tangan yang menempel pada meja, tidak sejajar (rata) dengan
telapak tangan, menekan tombol keyboard terlalu kuat. Posisi tangan yang
salah saat memegang mouse, durasi penggunaan computer yang lama (> 2
jam).
5. Menentukan faktor individu yang berperan
36
Faktor individu yang berperan dalam timbulnya penyakit antara lain:
a. Gerakkan tangan berulang
b. Postur Janggal Pada Pergelangan Tangan
c. Usia
d. Jenis kelamin
e. Riwayat penyakit tertentu (obesitas, diabetes mellitus, hipertiroidisme,
Arthrtitis Rheumatoid)
6. Menentukan pajanan diluar tempat kerja
Faktor lain diluar pekerjaan adalah pajanan lain yang juga dapat
meyebabkan penyakit yang sama, namun bukan merupakan faktor
pekerjaan seperti hobi, pekerjaan rumah dan pekerjaan sampingan. Bila
ternyata faktor pekerjaan tidak ada yang berhubungan dengan penyakit
maka ada kemungkinan faktor penyebab diluar pekerjaan lebih berperan.
7. Menentukan diagnosis penyakit akibat kerja
Berdasarkan seluruh informasi yang telah dikumpulkan dari
langkah-langkah sebelumnya, dibuat kesimpulan penyakit yang diderita
oleh pekerja adalah penyakit akibat kerja atau bukan penyakit akibat kerja.
Diagnosis PAK dapat dibuat dengan menyimpulkan dari langkah-langkah
sebelumnya bahwa memang ada hubungan sebab-akibat antara pajanan
dengan penyakit yang dialami dan faktor pekerjaan merupakan faktor yang
bermakna terhadap terjadinya penyakit meskipun ada faktor individu atau
faktor lain yang ikut berperan terhadap timbulnya penyakit.
37
BAB V
MASALAH KESEHATAN
A. Identifikasi Masalah
Lingkungan
P1 (Perencanaan) Tidak ada masalah
P2 (Pelaksanaan) Tidak ada masalah
Proses P3 (Pengawasan) Tidak ada masalah
Dominan
38
dapat dilakukan baik dalam bentuk pamflet, dan poster yang
ditempatkan dilokasi kerja.
C. Kurangnya alat bantu (bantalan tangan) untuk menggunakan mouse
dan bantalan kaki agar posisi duduk sesuai dengan posisi yang benar
D. Kurangnya kegiatan penyuluhan pada Pekerja tentang penyakit CTS
tingginya risiko CTS pada pekerja Komputer
Analisa prioritas penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan
tabel Paired comparison yaitu membandingkan tiap masalah yang telah
ditentukan untuk menentukan mana diantaranya yang lebih penting dan lebih
memungkinkan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar
penyelesaian masalah lebih efektif dan efisien disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada di Lapangan.
39
1. Kurangnya alat bantu (bantalan tangan) untuk menggunakan mouse
dan bantalan kaki agar posisi duduk sesuai dengan posisi yang benar
2. Kurangnya kegiatan penyuluhan pada Pekerja tentang penyakit CTS
tingginya risiko CTS pada pekerja Komputer
40
BAB VI
1. Mengadakan alat bantu utuk menggunaka mouse dan bantalan aki agar
B. Pengambilan Keputusan
1. Mengadakan alat bantu utuk menggunaka mouse dan bantalan aki agar
Rencana usulan kegiatan terpat pada lampiran 1. Tabel 5. Plan of Action (PoA).
41
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
42
DAFTAR PUSTAKA
Mukhlisa, A.N. 2014. Gambaran Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
pada Pekerja Wanita di PT. Bogatama Marinusa Makassar. Skripsi.
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Makassar.
Nafasa, K., Yuniarti., Nurimaba, N., Tresnasari, C., Wagiono, C. 2019. Hubungan
Masa Kerja dengan Keluhan Capal Tunnel Syndrome pada Karyawan
Pengguna Komputer di Bank BJB Cabang Subang. Jurnal Integrasi
Kesehatan & Sains (JIKS) 1(1): 40-44.
Saerang, D., Kembuan, M., Karema, W. 2015. Insiden Carpal Tunnel Syndrome
Berdasarkan Anamnesis pada Karyawan Bank di Kota Bitung Sulawesi
Utara. Jurnal e-Clinic 3(1): 579-584.
Salawati, L., Syahrul. 2014. Carpal Tunnel Syndrome. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala 14(1): 29-37.
43
LAMPIRAN 1. Tabel 5. PoA
44