Sebelum mempelajari lebih mendalam tentang peran kelembagaan dalam pengelolaan SDA, mari
mengigat kembali pengertian dan pengelompokan sumber daya alam yang dapat dibaca di artikel
ini. Pola pengelolaan sumber daya alam, meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
1. asas kelestarian,
2. asas keseimbangan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi,
3. asas kemanfaatan umum,
4. asas keterpaduan dan keserasian,
5. asas keadilan,
6. asas kemandirian, serta
7. asas transparansi dan akuntabilitas.
Dalam pengelolaan sumber daya alam, lembaga-lembaga terkait dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
Operator, Regulator, dan Kontrol. Apa perbedaan diantara ketiganya ? Mari, kita pelajari
bersama-sama.
Sektor penting yang dikelola oleh BUMN, meliputi: pertanian, perkebunan, kehutanan,
pertambangan, manufaktur, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, perdagangan,
industri, dan konstruksi.
Contoh-contoh BUMN antara lain adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Perkebunan Nusantara
(persero), Perum Perhutani (persero), PT Timah (persero) Tbk, dan lain sebagainya.
BUMS adalah badan usaha yang didirikan oleh pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan berorientasi untuk mendapatkan keuntungan. Menurut bentuk hukumnya, BUMS
terbagi menjadi empat jenis :
Peranan BUMS sendiri adalah memberi kontribusi dalam perekonomian nasional berupa
pendapatan nasional sebesar 31%.
Fungsi Sosial, bahwa BUMS memiliki peran sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan dengan menyediakan berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat dan negara.
2. Membantu pemerintah dalam usaha mengurangi tingkat pengangguran dan memperluas
kesempatan kerja.
Fungsi Ekonomi, bahwa BUMS memiliki peran:
3) Koperasi
Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh beberapa orang untuk
kepentingan para anggotanya. Kegiatan koperasi dilandasi oleh prinsip gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Dalam perekonomian Indonesia, peran koperasi dapat dilihat dari:
Pemberdayaan koperasi yang dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan, diharapkan akan
mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi
nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan
masyarakat, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat.
Pemberdayaan koperasi juga memiliki tujuan untuk meningkatkan pencapaian sasaran dibidang:
kesehatan, pendidikan, dan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.
Peran koperasi:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota pada
khususnya, dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosial masyarakat.
2. Berperan serta aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
1. Meningkatkan penghasilan para anggotanya. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh
koperasi, dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai dengan jasa dan aktivitas
masing-masing anggota.
2. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
3. Barang dan jasa yang ditawarkan oleh koperasi, lebih murah dari yang ditawarkan di
toko-toko. Hal ini bertujuan agar barang dan jasa, mampu dibeli oleh para anggota
koperasi yang kurang mampu.
4. Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan koperasi tidak
semata-mata untuk mencari keuntungan, tetapi melayani dengan baik keperluan
anggotanya.
5. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi. Setiap anggota
koperasi memiliki hak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui laporan
keuangan koperasi.
6. Melatih masyarakat yang menjadi anggotanya untuk menggunakan pendapatannya secara
lebih efektif, dan membiasakan untuk hidup hemat.
Wawasan :
Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional Indonesia, dengan kata lain koperasi
sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian nasional. Koperasi dijadikan sebagai
sokoguru perekonomian nasional, karena beberapa hal, yaitu: 1) koperasi mendidik sikap
mandiri (self-helping), 2) koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, 3) koperasi digali dan
dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia, dan 4) koperasi menentang segala paham yang
berbau individualisme dan kapitalisme.
1) Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk membuat peraturan dan regulasi agar roda
perekonomian negara dapat berjalan dengan baik. Peraturan yang dibuat pemerintah, mencakup
keseluruhan lembaga operator, baik itu BUMN, BUMS, maupun Koperasi. Pada akhirnya,
dengan dibuatnya peraturan yang mendukung dunia usaha dan rakyat sebagai konsumen,
terciptalah kesejahteraan yang mengantarkan kepada tujuan pembangunan nasional.
Kebijakan yang merupakan usaha untuk mendorong dan memajukan dunia usaha dan
perdagangan, adalah sebagai berikut:
2) Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah (Pemda) mempunyai wewenang untuk membuat kebijakan pengelolaan
sumber daya alam di wilayahnya. Wewenang tersebut adalah bagian dari hak otonomi daerah.
Berikut ini adalah contoh dari kebijakan daerah.
1. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pertambangan Rakyat
Daerah.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Jasa
Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
1) Lembaga Pemerintah
Pemerintah menjadi pihak penting dalam mengontrol pelaksanaan kebijakan yang berlaku. Jika
terdapat pelanggaran pada pelaksanaannya, maka pemerintah dapat melaporkan ke lembaga
yudikatif untuk diberikan sanksi.
Selain pemerintah, lembaga bukan pemerintah juga bisa menjadi lembaga kontrol terhadap
pelaksanaan kebijakan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti: Wahana Lingkungan
Hidup (Walhi), World Wide Fun for nature (WWF)dan Greenpeace. Masyarakat umum juga
dapat melakukan kontrol, melalui kearifan lokal setempat. Kearifan lokal dapat menjadi peran
dalam mengontrol dan mengendalikan eksploitasi sumber daya alam.
Berikut adalah peran lembaga kontrol dalam pengelolaan sumber daya alam:
1. Mengontrol pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan asas keberlanjutan.
2. Mengawasi pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan UUD 1945.
3. Mengevaluasi pengelolaan sumber daya alam agar kinerjanya meningkat dikemudian
hari.
4. Melakukan kontrol dalam setiap pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan asas
keberlanjutan.
5. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam, sesuai
dengan UU yang berlaku.
6. Memberikan sanksi kepada pelanggar peraturan.