Anda di halaman 1dari 2

Naskah Drama "Juru Masak"

Prolog
Suatu hari ada acara penjamuan makan atau sering disebut juga kenduri di suatu desa bernama Lareh
Panjang. Namun beberapa tamu undangan yang hadir merasa kecewa karena masakannya tersebut
dianggap kurang bumbu sehingga jadi tidak menggugah selera makan para tamu. Itu semua akibat juru
masak handal, Makaji yang tidak dilibatkan dalam pembuatan masakan itu.
Babak 1
Beberapa tahun yang lalu.
Gentasari dan Rustamadji mengadakan pesta pernikahan dengan menyembelih 13 ekor kambing dan
melaksanakan pesta selama 3 hari. Namun itu semua tidak berjalan mulus bahkan terancam batal
karena saat hari pertama keluarga dari mempelai pria datang mereka merasa dibohongi oleh keluarga
mempelai wanita perihal makanan yang disajikan.
Sutan Basabatuah: "Kalau besok Gulai Nangka masih sehambar hari ini, kenduri tak usah
dilanjutkan!"(dengan nada mengancam)
Sutan Basabatuah : "Apa susahnya mendatangkan Makaji? Percuma bikin helat besar-besaran bila
menu yang terhidang hanya bikin malu! (dengan nada marah dan kecewa)
Begitu pentingnya Makaji. Tanpa campur tangan darinya kenduri terasa hambar, sehambar masakan
masakan nya karena bumbunya tidak diracik oleh Makaji. Sejak dulu, Makaji tak pernah keberatan
membanti keluarga manapun,ia pun tak pernah pilih kasih meski ia kini hanya satu satunya juru masak
yang masih tersisa di Lareh Panjang.
Babak 2
Enam bulan yang lalu.
Azrial sang putra sulung dari Makaji pulang kampung. Dan ia ingin mengajak sang ayah untuk ikut
dengan nya. Karena Azrial ingin sang ayah menghabiskan masa senjanya dengan anak anaknya.
Azrial : "Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di kampung ini, bagaimana
kalau tanggungjawab itu dibebankan pada yang lebih muda?
Azrial : "Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti"(sambil membujuk)
Makaji: "Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi meracik bumbu,
(bersikeras)
Azrial :"Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu
Rumah Makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah,(dengan raut muka
sedikit sedih)
(Makaji temenung saat mendengar ucapan anak sulungnya itu. Karena itu memang keinginan nya)
Makaji: "Beri ayah kesempatan satu kenduri lagi!"
Azrial : "Kenduri siapa?"(dengan raut bertanya-tanya)
Makaji : "Mangkudun. Anak gadisnya baru saja dipinang orang. Sudah terlanjur Ayah sanggupi, malu
kalau tiba-tiba dibatalkan,
(seketika muka Azrial merah padam dan mengingat kejadian beberapa tahun silam)
Anak gadis Mangkudun yang telah dipinang itu adalah Renggogeni yang merupakan perempuan
masa lalu Azrial. Masih segar ingatan Azrial saat iyi Renggogeni akan tamat dari akademi perawat.
Sementara Azrial hanya tamatan madrasah yang bekerja honorer sebagai sekretaris di kantor kepala
desa.
Babak 3
Beberapa tahun yang lalu
Mangkudun : "Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru masak!
(dengan nada membetak di depan muka Azrial)
Renggogeni :"Dia laki-laki taat, jujur, bertanggungjawab. Renggo yakin kami berjodoh,(sambil
membujuk sang Ayah)
Mangkudun :"Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rela kau berjodoh dengan Azrial. Akan saya carikan
kau jodoh yang lebih bermartabat!(dengan nada marah)
Renggogeni :"Apa dia salah kalau ayahnya hanya juru masak?(dengan raut muka sedih dan kecewa)
Mangkudun : "Jatuh martabat keluarga kita bila laki-laki itu jadi suamimu. Paham kau?(sambil
membentak Renggo)
Sejak saat itu Azrial mulai melupakan Renggogeni. Ia pun hengkang dari kampung.

Saat itu awalnya Azrial hanya seorang tukang cuci piring di suatu Rumah makan. Sedikit demi sedikit
dikumpulkannya modal, agar tidak selalu bergantung pada induk semang. Berkat kegigihan dan kerja
keras selama bertahun-tahun, Azrial kini sudah jadi juragan, punya enam Rumah Makan dan duapuluh
empat anak buah yang tiap hari sibuk melayani pelanggan. Kini, lelaki itu kerap disebut sebagai orang
Lareh Panjang paling sukses di rantau. Itu sebabnya ia ingin membawa Makaji ke Jakarta.
Babak 4
Kenduri di rumah Mangkudun begitu semarak. Dua kali meriam ditembakkan ke langit, pertanda
dimulainya perhelatan agung. Tak biasanya pusaka peninggalan sesepuh adat Lareh Panjang itu
dikeluarkan. Bila yang menggelar kenduri bukan orang berpengaruh seperti Mangkudun, tentu tak
sembarang dipertontonkan.
Tapi, pesta yang digelar dengan menyembelih tiga ekor kerbau jantan dan tujuh ekor kambing itu
tak begitu ramai dikunjungi. Orang-orang Lareh Panjang hanya datang di hari pertama, sekedar
menyaksikan benda-benda pusaka adat yang dikeluarkan untuk menyemarakkan kenduri, setelah itu
mereka berbalik meninggalkan helat, bahkan ada yang belum sempat mencicipi hidangan tapi sudah
tergesa pulang.
Tamu 1 : "Gulai kambingnya tak ada rasa"(sambil berbisik-bisik)
Tamu 2 : "Kuah Gulai Rebungnya encer seperti kuah sayur Toge. Kembung perut kami dibuatnya,(bisik-
bisik)
Tamu 3 :"Dagingnya keras, tidak kempuh. Bisa rontok gigi awak dibuatnya,(sambil berbisik-bisik juga)
Tamu 4 : "Masakannya tak mengeyangkan, tak mengundang selera.(sambil berbisik-bisik)
Tamu 5 :"Pasti juru masaknya bukan Makaji"(sambil terus berbisik-bisik)
Makin ke ujung, kenduri makin sepi. Rombongan pengantar mempelai pria diam-diam juga kecewa
pada tuan rumah, karena mereka hanya dijamu dengan menu masakan yang asal-asalan, kurang
bumbu, kuah encer dan daging yang tak kempuh.
Tamu 6 : "Kenapa Makaji tidak turun tangan dalam kenduri sepenting ini?(dengan raut bertanya-tanya)
Tamu 7 :"Sia-sia saja kenduri ini bila bukan Makaji yang meracik bumbu,(dengan nada kesal dan
kecewa)
Tamu 8 : "Ah, menyesal kita datang ke pesta ini! (dengan raut kesal dan marah)
Epilog
Dua hari sebelum kenduri berlangsung, Azrial, anak laki-laki Makaji, datang dari Jakarta. Ia pulang
untuk menjemput Makaji. Kini, juru masak itu sudah berada di Jakarta, mungkin tak akan kembali, sebab
ia akan menghabiskan hari tua di dekat anaknya. Orang-orang Lareh Panjang telah kehilangan juru
masak handal yang pernah ada di kampung itu. Kabar kepergian Makaji sampai juga ke telinga pengantin
baru Renggogeni. Perempuan itu dapat membayangkan betapa terpiuh-piuhnya perasaan Azrial setelah
mendengar kabar kekasih pujaannya telah dipersunting lelaki lain.

Anda mungkin juga menyukai