Nama: Ema Yuella NIM: 1710134017
Nama: Ema Yuella NIM: 1710134017
NIM : 1710134017
Menjadi guru adalah cita-cita Mas Sugiyo, karena ekonomi yang rendah,
ia harus segera bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan paling tidak
membantu meringankan beban ibunya di desa. Sugiyo sangat disayang oleh
murid-muridnya, tapi tidak dengan guru pengajar di sekolah yang ia ajar. Banyak
guru-guru “menggunakan” Sugiyo untuk kepentingan mereka sendiri. Padahal
seharusnya pekerjaan ini dilakukan oleh masing-masing guru pikirnya. Disuatu
hari, Sugiyo diberikan kesempatan kembali untuk melanjutkan kontraknya. Tapi
di waktu bersamaan banyak hal mengganggunya dari guru sekolahnya, masalah
murid, tekanan kepala sekolah, bahkan dari seorang kekasihnya yang punya cintai.
karya ini dimulai dengan opening yang menyuguhkan nyanyian, dan
tarian kolosal yang sangat menarik. Opening pada karya ini juga sebagai
perkenalan karakter-karakter yang ada dalam cerita dengan properti, dan kostum
yang beragam dan berwarna-warni. Bentuk penyajian tari dan musiknya
sangatlah mudah untuk diikuti di kalangan para pelajar, dan mudah untuk dihafal
karena gerakan tari yang digunakan banyak menggunakan gerakan rampak.
Memasuki adegan 1 menceritakan tentang aktivitas murid-murid di dalam
kelas. dalam kelas terlihat murid-murid berakting seolah-olah mereka
mengendarai mobil dan pergi ke ke sebuah restoran untuk makan. Mereka
menceritakan tentang guru-guru yang tidak bertanggung jawab dengan mata
pelajaran yang mereka ajar. Ada guru yang masuk ke kelas hanya memberikan
tugas setelah itu pergi meninggalkan murid-muridnya belajar sendiri, ada guru
galak yang selalu memarahi muridnya, ada juga guru yang jarang masuk kelas,
dsb. Keluh kesah seorang murid digambarkan pada saat murid-murid tersebut
sedang menunggu pesanan makanan mereka tersaji. Pada adegan di saat mereka
akting mengendarai mobil para tokoh menggunakan properti ember besar,
masing-masing ember tokoh memiliki warna yang berbeda. salah satu tokoh
berperan sebagai supir dan yang lainnya sebagai penumpang. pada adegan di
restoran ember masing-masing tokoh digunakan sebagai meja makan.
Pementasan ini berjalan cukup baik dari segi karya dan produksinya,
seperti MC yang membawakan acara dapat membangkitkan suasana sehingga
tidak terlalu kaku dan pembawaan MC juga tidaklah gagu. bentuk penyajian
sendratasik, sehingga tidak membosankan. Karakter yang ditampilkan memiliki
keunikan masing-masing, Menggunakan beberapa bahasa seperti bahasa
Indonesia, Jakarta, Jawa, dan Melayu. Masing-masing karakter memiliki
ketubuhan yang bagus dan olah vokal yang bagus sehingga tidak membosankan.
Menggunakan hand property seperti ember yang bisa digunakan sebagai alat yang
multifungsi. Setting juga bisa digerakkan karena memiliki roda, sehingga setting
tersebut ikut bergerak tidak hanya diam di tempat. Pada adegan konflik suasana
didukung dengan musik, dan lighting yang berwarna merah. Karya ini juga
memberikan nasihat kepada semua orang baik orang tua, anak-anak dan
terkhususnya kepada para guru. Bentuk penyajian pementasan ini yaitu semi
komedi.
Selain properti ember dan setting yang bisa digerakkan, ada beberapa
pendukung yang menjadikan pementasan ini menarik. Seperti make up dan
kostum. Make up pada pementasan ini yaitu make up fantasi, dan make up
korektif. Make up fantasi pada tokoh murid berupa garis warna-warni di wajah.
Make up karakter atau make up simple itu pada tokoh Pak Guru Sugiyo dan guru-
guru yang lain. kostum yang digunakan kemeja dan celana yang berwarna warni
juga.
Berdasarkan hasil dari pengamatan pementasan ini sangat bagus, dan dapat
dijadikan sebagai acuan untuk membuat sebuah pertunjukan dengan taraf pelajar
yang tidak membosankan dan memiliki nilai-nilai kehidupan yang baik. Cerita
yang diangkat tidak terlalu susah untuk diikuti anak-anak, tarian, dan musik tidak
susah untuk dihafal menjadikan karya ini mudah diterima dikalangan pelajar.