Anda di halaman 1dari 4

NAMA : EMA YUELLA

NIM : 1710134017

MAS GURU SUGIYO


Sutradara Ahmad MujtabaAmin

Menjadi guru adalah cita-cita Mas Sugiyo, karena ekonomi yang rendah,
ia harus segera bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan paling tidak
membantu meringankan beban ibunya di desa. Sugiyo sangat disayang oleh
murid-muridnya, tapi tidak dengan guru pengajar di sekolah yang ia ajar. Banyak
guru-guru “menggunakan” Sugiyo untuk kepentingan mereka sendiri. Padahal
seharusnya pekerjaan ini dilakukan oleh masing-masing guru pikirnya. Disuatu
hari, Sugiyo diberikan kesempatan kembali untuk melanjutkan kontraknya. Tapi
di waktu bersamaan banyak hal mengganggunya dari guru sekolahnya, masalah
murid, tekanan kepala sekolah, bahkan dari seorang kekasihnya yang punya cintai.
karya ini dimulai dengan opening yang menyuguhkan nyanyian, dan
tarian kolosal yang sangat menarik. Opening pada karya ini juga sebagai
perkenalan karakter-karakter yang ada dalam cerita dengan properti, dan kostum
yang beragam dan berwarna-warni. Bentuk penyajian tari dan musiknya
sangatlah mudah untuk diikuti di kalangan para pelajar, dan mudah untuk dihafal
karena gerakan tari yang digunakan banyak menggunakan gerakan rampak.
Memasuki adegan 1 menceritakan tentang aktivitas murid-murid di dalam
kelas. dalam kelas terlihat murid-murid berakting seolah-olah mereka
mengendarai mobil dan pergi ke ke sebuah restoran untuk makan. Mereka
menceritakan tentang guru-guru yang tidak bertanggung jawab dengan mata
pelajaran yang mereka ajar. Ada guru yang masuk ke kelas hanya memberikan
tugas setelah itu pergi meninggalkan murid-muridnya belajar sendiri, ada guru
galak yang selalu memarahi muridnya, ada juga guru yang jarang masuk kelas,
dsb. Keluh kesah seorang murid digambarkan pada saat murid-murid tersebut
sedang menunggu pesanan makanan mereka tersaji. Pada adegan di saat mereka
akting mengendarai mobil para tokoh menggunakan properti ember besar,
masing-masing ember tokoh memiliki warna yang berbeda. salah satu tokoh
berperan sebagai supir dan yang lainnya sebagai penumpang. pada adegan di
restoran ember masing-masing tokoh digunakan sebagai meja makan.

Ketika murid-murid telah menyelesaikan permainan akting, mereka


kembali ke kelas lalu duduk di masing-masing ember yang dijadikan sebagai
kursi. pak guru Sugiyo masuk ke kelas dan memberikan pelajaran tentang macam-
macam bentuk puisi musik. saat kelas berlangsung pak guru juga menghadirkan
sebuah televisi yang dibuat dalam bentuk kotak besar menyerupai televise, di
dalamnya ada seorang perempuan yang berperan sebagai pembawa berita. Kelas
telah usai satu persatu murid keluar meninggalkan pak guru sendiri. Ketika pak
guru Sugiyo sendiri, datanglah sekelompok iblis dan malaikat. Mereka menghasut
pak guru Sugiyo untuk menyerah dan meninggalkan pekerjaannya karena
masalah-masalah yang ada. Iblis dan Malaikat yang datang membawa setting
lukisan. Kelompok iblis membawa seting bergambar api neraka, dan kelompok
malaikat membawa setting bergambar sebuah cahaya seolah-olah menunjukkan
jalan ke surga. Setting setting tersebut dapat di gerakan ke mana saja dengan
mudah, karena bagian bawah setting tersebut menggunakan roda.

Pada adegan 2 ini menggunakan setting berupa beberapa bunga dan


bangku taman. menceritakan tentang perpanjangan kontrak yang diberikan oleh
kepala sekolah dengan syarat pak guru Sugiyo harus menuruti semua keinginan
guru-guru yang ada di sekolah. berbagai karakter guru masuk bergantian dan
memberikan tugas-tugas yang sekiranya itu harus dilakukan oleh masing-masing
guru tersebut. setelah itu sekelompok iblis dan malaikat kembali lagi merecoki
pak guru Sugiyo. Iblis menghasut untuk menyerah dan malaikat memberikan
nasehat untuk tetap bertahan.

Adegan 3 menceritakan tentang permasalahan pak guru Sugiyo dengan


sang kekasih. Ayah dari kekasihnya tidak merestui hubungan mereka berdua,
karena pak guru Sugiyo hanyalah seorang guru honorer dengan gaji yang tak
seberapa. Pak guru Sugiyo bersikeras membujuk ayah sang kekasih agar merestui
hubungan mereka, akan tetapi keputusan dari ayah sang kekasih sudah bulat
sehingga pak guru Sugiyopun akhirnya nya pergi di rumah sang kekasih. Kembali
lagi kelompok iblis dan malaikat datang mengganggu Pak Guru Sugiyo. Ending
dari karya ini disajikan dalam bentuk nyanyian, dan tarian kolosal. Semua
karakter ikut serta, dan berkahirlah pementasan karya “Mas Guru Sugiyo”

Dalam pementasan ini terdapat di permasalahan seperti Open gate yang


terlambat, transisi adegan pertama kurang berjalan baik karena ketika kru
meletakkan setting lighting telah menyala. ketika bernyanyi dan menari musik
terlalu dominan sehingga vokal tidak jelas, dan di beberapa adegan kurang
dibangun suasananya karena tidak adanya musik suasana pendukung. dialog yang
digunakan ada beberapa kata-kata kasar seperti menyebutkan nama hewan babi,
anjing, dsb. dan dari semua karakter tokoh yang diperankan ada satu yang agak
kurang dari yang lain, karena vokalnya kurang mantap dan ketubuhan yang kaku
sehingga terlihat agak kurang dibandingkan karakter yang lain.

Pementasan ini berjalan cukup baik dari segi karya dan produksinya,
seperti MC yang membawakan acara dapat membangkitkan suasana sehingga
tidak terlalu kaku dan pembawaan MC juga tidaklah gagu. bentuk penyajian
sendratasik, sehingga tidak membosankan. Karakter yang ditampilkan memiliki
keunikan masing-masing, Menggunakan beberapa bahasa seperti bahasa
Indonesia, Jakarta, Jawa, dan Melayu. Masing-masing karakter memiliki
ketubuhan yang bagus dan olah vokal yang bagus sehingga tidak membosankan.
Menggunakan hand property seperti ember yang bisa digunakan sebagai alat yang
multifungsi. Setting juga bisa digerakkan karena memiliki roda, sehingga setting
tersebut ikut bergerak tidak hanya diam di tempat. Pada adegan konflik suasana
didukung dengan musik, dan lighting yang berwarna merah. Karya ini juga
memberikan nasihat kepada semua orang baik orang tua, anak-anak dan
terkhususnya kepada para guru. Bentuk penyajian pementasan ini yaitu semi
komedi.

Selain properti ember dan setting yang bisa digerakkan, ada beberapa
pendukung yang menjadikan pementasan ini menarik. Seperti make up dan
kostum. Make up pada pementasan ini yaitu make up fantasi, dan make up
korektif. Make up fantasi pada tokoh murid berupa garis warna-warni di wajah.
Make up karakter atau make up simple itu pada tokoh Pak Guru Sugiyo dan guru-
guru yang lain. kostum yang digunakan kemeja dan celana yang berwarna warni
juga.

Berdasarkan hasil dari pengamatan pementasan ini sangat bagus, dan dapat
dijadikan sebagai acuan untuk membuat sebuah pertunjukan dengan taraf pelajar
yang tidak membosankan dan memiliki nilai-nilai kehidupan yang baik. Cerita
yang diangkat tidak terlalu susah untuk diikuti anak-anak, tarian, dan musik tidak
susah untuk dihafal menjadikan karya ini mudah diterima dikalangan pelajar.

Anda mungkin juga menyukai