Anda di halaman 1dari 6

SIAPA DIA? APA YANG DIA LAKUKAN? PERAN ATAU MANFAAT DARI APA YANG DIA LAKUKAN?

PENGHARGAAN APA YANG PERNAH DIA PEROLEH? NILAI-NILAI YANG BISA DIAMBIL DARINYA? TENTANG PENULIS

Juli Eko Sarwono lahir di kota gudeg Jogjakarta dari keluarga sederhana ,lahir pada tanggal 21 juli 1963 dari ibunda Ngadiyem dan ayahanda Buwang Hadi Suwarno (Alm).tamat SD Panca Arga magelang pada tahun 1976,Tamat SMP A.Yani pada tahun 1980.Dan melanjutkan SMA N Tidar tamat pada tahun 1983 di Panca Arga Magelang.Pada tahun 1986 tamat sekolah PGSMTP N jurusan matematika di Magelang .Di teri sebagai PNS pada tahun 1989 dan di tempatkan di SMP N 19 purworejo.Kegiatan sehari-hari adalah mengajar ,melatih beladiri dan berjualan bakso keliling di lingkungan tempat tinggal dari pukul empat sore sampai pukul sebelas malam.Berjuang untuk memberi hidup pendidikan adalah tujuaan hidupnya Pengalaman ;guru berprestasi tingkat sekolah pada tahun 2003 dan pada tahun 2004.Gelar guru faforit tingkat sekolah pada tahun 2005.Penghargaan GOOD PRACTICES Jawa tengah dari DBE 3 jateng (USAID Amerika) pada tahun 2008,agustus 2008 mendapat kehormatan presentasi pembelajaran dengan barang bekas di LABORATORIUM MATEMATIKA UNES Semarang.Sebagai nara sumber di acara kick Andy Metro TV Jakarta pada 18 Nopember 2009.Sebagai acuan acara MARIO TEGUH GOLDEN WAES 6 APRIL 201O metro TV dengan tema Guru bangsaku.Sebagai Nominator Kck Ady heroes 2010.Pada tahun 2009 dan 2010 mendapatkan penghagaan sebagai PNS berprestasi Tingkat kabupaten Purworejo.Gelar guru terpuji Jawa Tengah di peroleh pada tahun 2009 .Mewakili DBE 3 jawa tengah untuk pameran media pembelajaran Matematika tingkat nasional tahun 2010 di gedung dikti Jakarta,(Kerja sama Indonesia dengan USAID Amerika).Mewakili kedu pameran pembelajaran matematika pada hari ulang tahun PGRI Jawa tengah di Semarang tahun 2009.Pada tanggal 14 febuari 2011 sebagai bintang tamu dan mendapat penghargaan Inspirational Moment dari PT Tigaraksa Jakarta.Pada bulan Maret 2011 sebagai nara sumber inspiring teacher pada acara perencanaan national DBE Amerika di Hotel Mariot Surabaya. Pada tahun 2010 di angkat film sebagai best practice pembelajaran matematika oleh direktorat pembinaan SMP, kementrian pendidikan Nasional Jakarta.Bulan september 2011 sebagai nara

sumber pada acara sarasehan DBE Amerika dengan UNES tingkat Jateng yang di hadiri wakil gubernur Rutri Ningsih di UNES Semarang.Bamyak karya siswa SMP N 19 Purworejo yang di Pamerkan pada acara itu.Pada bulan septembwr dan oktober 2011 TV RI menayangkan pembelajaran saya pada acara gigih.

Julianto Eko Sarwono misalnya. Guru matematika SMP Negeri Purworejo, Jawa Tengah ini adalah guru matematika yang sudah banyak mendapat penghargaan. Oleh Depdiknas Jawa Tengah, Eko sering diundang untuk memberikan tip dan trik cara mengajar matematika kepada sejumlah guru. Walau Eko mengaku tidak sarjana seperti guru-guru lain, pria setengah baya itu tidak berkecil hati. Ia mempunyai cara unik dalam mengimplementasikan pelajaran sekolah kepada anak didiknya. Selain membuat sejumlah alat peraga sendiri,
Eko juga merangsang murid dengan sejumlah hadiah. Setiap soal saya berikan harga sesuai tingkat kesulitan. Yang paling sulit harganya Rp 5 ribu, yang agak gampang Rp 3 ribu dan seterusnya. Bahkan ada yang saya hadiahi semangkuk bakso kepada murid yang bisa mengerjakan soal dengan baik, ujarnya. Memang Eko ini adalah guru yang benar-benar unik. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ia berjualan bakso berkeliling kampung. Namun demikian ia mengaku tak pernah mengeluh. Ia sangat mencintai pekerjaannya sebagai guru dan selalu berdoa agar anak didiknya pandai dan berhasil.

Namun tidak bagi kelas yang diampu Juli Eko Sarwono. Wajah riang, penuh semangat dan serasa tanpa beban tampak pada raut murid-muridnya. "Saya mencoba membuat matematika menjadi menyenangkan, jika murid sudah suka, transfer ilmu akan mudah," ujarnya kepada KRjogja.com, sekolahnya, Selasa (31/1). Model yang digunakan Juli sebenarnya sederhana. Ia mencoba merubah paradigma pelajaran matematika yang tidak lepas dari angka dengan memasukkan alat peraga. "Saya menyebut cara ini metode kontekstual, apa adanya," paparnya. Lanjutnya, metode tersebut terbilang jitu untuk diterapkan pada anak usia SMP. Lanjutnya, pelajar mampu mengimajinasikan rumus-rumus yang ada dalam buku dengan menerapkan langsung pada berbagai alat peraga. Sebelum menerapkan metode tersebut, ia mengaku otoriter dalam mengajar. Selain itu, semua harus kaku diterapkan berdasarkan buku pelajaran yang digunakan. Namun, jelang kenaikan kelas, murid mengecap Juli sebagai guru galak dan mereka merasa tidak nyaman selama belajar. "Target nilai matematika terpenuhi, disisi lain, murid menganggap saya galak, mereka jadi tidak nyaman. Itu yang membuat saya berpikir untuk merubah cara mengajar siswa," katanya. Bahkan, guru yang hanya lulusan Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) tahun 1986 itu mengaku kerap memasukkan sepeda motornya ke dalam kelas sebagai media belajar siswa.

Sepeda motor itu, ia jadikan contoh ketika Juli mengajarkan tentang lingkaran dan benda tabung. "Mereka praktik sendiri, mengukur sepeda motor saya, dan akhirnya menerapkan rumus matematika untuk menghitung," ucapnya. Mengajar dengan cara seperti Juli bukan tanpa tantangan. Saat mengawali metode itu beberapa tahun silam, rekan sekerja melayangkan protes. Setiap kali usai mengajarkan matematika, ia meminta murid menempelkan hasil perhitungan berbagai rumus di tembok kelas. Selain itu, alat peraga juga dianggap bikin sumpek dan mengotori ruang kelas. Ia juga pernah dianggap sebagai guru 'edan' lantaran cara mengajar yang dinilai aneh. Namun, setelah metodenya berhasil mencetak nilai bagus dan kenyamanan dalam belajar, ia justru didukung teman sekerjanya. Bahkan, sekolah meminjaminya satu kelas khusus untuk laboratorium matematika. "Kelas ini khusus matematika, jadi seperti laboratorium namun sederhana. Setiap pelajaran matematika untuk kelas sembilan, diajarkan di kelas khusus ini," paparnya. Keberhasilan cara mengajar Juli juga membuatnya menjadi pembicara pada sejumlah seminar nasional bertema pendidikan di sejumlah tempat dan stasiun televisi. Ia tidak mempersoalkan dirinya tidak pernah lulus sebagai sarjana. Ia juga mengaku tidak masalah jika belum lolos uji sertifikasi. Juli merasa cukup dengan penghasilannya sebagai guru dan berwiraswasta. Sepulang mengajar di SMP 19 Purworejo, ia berjualan bakso keliling di lingkungan rumahnya di Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. "Lumayan, dapat tambahan penghasilan sedikitnya Rp 70 ribu setiap hari," ujarnya. Dicap 'edan' ternyata tidak membuat Juli Eko Sarwono minder. Justru hal itu makin terlecut semangatnya untuk terus maju menjadi yang terbaik. Bahkan, karena kiprahnya, Juli mendapat penghargaan sebagai 'Good Practices' di bidang pendidikan oleh lembaga donatur asing Decentralized Basic Education 3 (DBE 3) - USAID.

Saya adalah sosok guru yang tidak perlu ditiru, orang tuaku memberi nama Juli Eko Sarwono, mengapa karena sebagai guru nyambi jualan bakso keliling. Tentu saja ada sebabnya, ingin tahu ceritanya simak cerita saya berikut ini: Dimulai saya diangkat jadi guru th 1989 dan di tempatkan di SMP N 19 Purworejo. Jarak 35 km dari rumah Kemaran RT 3 kelurahan Jogonegoro kecamatan Mertoyudan Magelang. Dengan rasa syukur kepada TUHAN YANG MAHA KUASA saya melakukan dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. DI SMP N 19 Purworejo saya mendapat tugas mengajar mata pelajaran Matematika dan beladiri pencak silat juga membantu melatih drumben.Kehidupan seorang guru lumayan dengan gaji cukup .Kehidupan saya mulai memburuk saAt anak saya mulai sekolah lanjutan dan diperparah dengan anak-anak mulai kuliyah,rasanya gaji yang saya terima sudah tidak cukup lagi. Mulailah saya mencari tambahan penghasilan pada th 1996 saya mengojek pakai sepada motor berangkat jam tujuh malam pulang jam satu malam,pd th 2000 saya dan istri berjualan rokok dan nasi di pangkalan angkutan pedesaan.Dan th 2003 warung kami kena gusur, dan kami bersama istri jualan bakso,isrri jualan bakso mangkal di pinggir jalan dan saya berjualan bakso dengan

berkeliling dari desa satu ke desa yang lain mulai jam empat sore sampai jam sebelas malam. Nah dengan jualan bakso keliling inilah tuhan memberikan kehidupan yang luar biasa, karena kami dapat penghasilan lebih dari gaji guru negeri, apalagi kami sering di borong pesta pernikahan dan borongan lainnya. O ya tentu saja saya tidak melupakan tugas saya sebagai guru,Saya tunjukkan semua kemampuan mengajar Matematika dan pencak silat di sekolah kami bertugas,saya pergunakan berbagai macam metode mengajar yang tentunya berbeda dengan rekan guru yang lain mengapa ? Karena saya bukan sarjana dan teman - teman semua sarjana,saya menggunakan metode kontektual yang dibuat dari barang bekas dan kami sajikan dengan metode permainan .Misalnya mengajar dengan kompentensi dasar menentukan luas dan keliling lingkaran,pada pembelajaran ini peserta didik menentukan luas dan keliling lingkaran dengan menghitung langsung media yang berbentuk lingkaran misalnya kaset sidi ,tutup kaleng roti ,ember dan sebagainya.Untuk menguji kompentensi peserta didik di lakukan dengan bemain ,contohnya soal -soal di tulis di pesawat terbang dari kertas dan di terbangkan kemudian peserta didik mengerjakan dengan berkelompok sambil bermain pesawat terbang,metode ini sungguh sangat menyenangkan,Kemudian untuk pembelajaran dengan kopentensi dasar persamaan garis lurus,kami menggunakan dengan metode permainan misalnya untuk menentukan gradien peserta didik bisa menggunakan wayang dan jalangkung ,dari pembelajaran ini berlangsung sangat menyenangkan dan hasil nilainya berhasil di atas KKM. Pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 19 Purworejo kami membuat Laboratorium Matematika ,di laboratorium Matematika penuh dengan hasil karya siswa dan banyak karya siswa yang sering di Pamerkan di luar kota Purworejo, misalnya di jakarta pada acara pameran DBE tingkat nasional th 2010,th 2008 di hotel The Sunan Solo pada acara pameran pendidikan Tingkat Jawa Tengah, th 2008 pameran pendidikan di Ambarawa pada acara HUT PGRI, th 2011 pameran pendidikan Nasional di hotel JW Mariot Surabaya Dan thn 2010 ikut pameran pendidikan bersama UNICEF di hotel Senturi Jakarta, Masih banyak lagi Yang menggembirakan lagi kami mendapat penghargaan, nah ternyata jualan bakso tidak mengganggu saya dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, Demikian sekedar cerita yang tentunya belum seberapa di banding pendidik yang lain yang penting adalah melakukan tugas dengan sepenuh hati dan tidak melupakan tugas sebagai suami untuk menyejahterakan keluarga. Bagi anda yang ingin tahu lebih banyak tentang mengajar saya hubungi saya 081227904266 (ada kaset, cuma-cuma ).

Jangan Mencari Hidup Dari Pendidikan, Akan Tetapi Hidupilah Pendidikan.

Juli Eko Sarwono adalah guru matematika. Ketakutan anak-anak terhadap pelajaran Matematika mendorong dia untuk selalu berusaha mencari model guru profesional dan pembelajaran yang tepat tetapi sampai sekian lama tidak berhasil. Barulah ketika SMP 19 Purworejo terpilih menjadi mitra Decentralized Basic Education 3 (DBE3)-USAID dan Pak Eko mengikuti pelatihan modul dasar Better Teaching and Learning (Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna) serta modul Life-Skills (Kecakapan hidup), Pak Eko menemukan apa yang telah lama didambakan. Di dalam pelatihan Better Teaching and Learning (Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna) Pak Eko dilatih tentang pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pelatihan dan pendampingan yang intensif dari fasilitator tersebut menjadi titik balik strategi pembelajaran yang diterapkan Pak Eko di dalam kelas. Dia mulai membangun komunikasi dan pendekatan 2 arah terhadap siswa, menerapkan metode pembelajaran aktif di kelas yang bervariasi seperti mengajak anak belajar di luar dengan menempel soal-soal, membuat media dengan barang-barang bekas seperti kardus mie, kalender bekas, koran; menempel dengan kertas warnawarni, dan lainnya. Pak Eko berhasil membiayai anaknya sampai lulus sarjana dengan berjualan bakso keliling. Ia mempunyai pengalaman mengajar selama 27 tahun. Pak Eko sendiri baru berjualan bakso keliling tahun 2003, sekitar 6 tahun yang lalu. Saat itu anak pertamanya akan kuliah namun gajinya sebagai PNS sebesar Rp. 2,6 juta tidak cukup untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi sehingga dia harus berhutang. Untuk membayar cicilan hutangnya, Pak Eko akhirnya berjualan bakso, profesi yang pernah di jalaninya ketika SMA. Banyak orang yang terkesan pada kepribadian Pak Eko karena ia selalu menjunjung etos kerja tinggi yang juga diterapkannya dalam kehidupanya sehari-hari. Sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab pada kelangsungan perekonomian keluarga, Pak Eko melakoni profesi ganda sebagai guru dan pedagang bakso keliling. Berita menggembirakan bagi Pak Eko datang ketika seorang dosen Matematika UNNES juga menawari untuk melihat dan mengadopsi media matematika sederhana di laboratorium matematika UNNES (Universitas Negeri Semarang). Ketika inovasi pembelajaran Pak Eko diangkat pada lokakarya keberhasilan DBE, pengalaman mengajar yang dibaginya telah menginspirasi banyak guru di SMP 19 Purworejo dan kabupaten lain untuk mengikuti jejaknya, menggunakan pembelajaran yang menyenangkan siswa. Bahkan kata Pak Eko, sekarang di SMP 19 Purworejo dinding kelas meriah dengan tempelan hasil karya siswa, sehingga untuk membuat lebih enak dipandang mata akhirnya tiap kelas dinding bagian belakang dibuat kapling-kapling untuk setiap mata pelajaran. Hal istimewa bagi Pak Eko ketika pengawas sekolah Diknas Purworejo, Subiyanto menyempatkan diri untuk melihat

proses pembelajaran di kelasnya selama 2 jam pelajaran. Baru-baru ini, Pak Eko mendapat penghargaan dari Development Education America sebagai guru dengan predikat good practice yang di selenggarakan pada 28 Juli di Hotel Hilton, Solo.

(Magelang)-LKP Bina Insani Magelang bisa berbangga hati karena memiliki Tentor/guru Pengajar Program Bimbingan belajar SD/SMP/SMA yang sangat bisa dibanggakan. Salah satunya adalah Juli Eko Sarwono, guru bidang studi Matematika yang juga merupakan guru Matematika di SMP 19 Purworejo Jawa tengah. Berkat kreativitasnya yang mengenalkan metode belajar berbasis kontekstual. Beliau menggunakan bahan-bahan bekas untuk sarana belajar muridnya. Berkat kreatifitas dan keseriusan beliau dalam mendidik siswa, kini Juli Eko Sarwono menjadi seorang pengajar yang sangat diminati untuk memberikan pelatihan maupun menjadi nara sumber dalam berbagai seminar pendidikan. Belum lama ini beliau di undang menjadi narasumber dalam Inspirasi Pembelajaran Nasional di Surabaya. Tidak main-main undangan yang hadir adalah para Gubernur, Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia dan para Bupati yangmenjadi Mitra DBE (decentralized basic education). Beberapa waktu sebelumnya, Pengajar di LKP Bina Insani Magelang yang juga merupakan nominator penerima anugrah Best Practise dalam acara Kick Andy Metro TV ini juga diundang sebagai nara sumber dalam sebuah seminar di Jakarta. Dan dalam waktu dekat ini akan memenuhi undangan dari Gubernur Sulawesi dan Gubernur Sumatera Utara untuk hadir sebagai narasumber dalam acara Inspirasi Pembelajaran Semoga dengan ketekunan beliau juga dalam mengajar di LKP Bina Insani Magelang dapat memberikan sebuah pemahaman baru dalam penerapan sistem pembelajaran. Hal ini terbukti dengan banyaknya prestasi yang di dapat oleh siswa Bimbingan Belajar Bina Insani Magelang yang dari hari ke hari semakin banyak di minati oleh para pelajar di wilayah Magelang karena terbukti mampu memberikan solusi dalam menjalani proses pembelajaran untuk meraih cita-cita

Anda mungkin juga menyukai