0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
77 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas desain sistem akuntansi secara terinci, termasuk desain model dan kontrol sistem secara terperinci, serta membuat laporan hasil desain. Secara khusus dibahas tentang desain program komputer secara moduler, alat-alat desain, metodologi desain, dan kualitas desain yang diukur dari coupling dan cohesion antar modul.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Desain model dan kontrol terinci & membuat laporan hasil.pdf
Dokumen tersebut membahas desain sistem akuntansi secara terinci, termasuk desain model dan kontrol sistem secara terperinci, serta membuat laporan hasil desain. Secara khusus dibahas tentang desain program komputer secara moduler, alat-alat desain, metodologi desain, dan kualitas desain yang diukur dari coupling dan cohesion antar modul.
Dokumen tersebut membahas desain sistem akuntansi secara terinci, termasuk desain model dan kontrol sistem secara terperinci, serta membuat laporan hasil desain. Secara khusus dibahas tentang desain program komputer secara moduler, alat-alat desain, metodologi desain, dan kualitas desain yang diukur dari coupling dan cohesion antar modul.
A. Desain model dan kontrol terinci B. Membuat laporan hasil desain sistem akuntansi terinci
A. Desain model dan kontrol terinci
Model dari sistem secara fisik dan secara logika telah didesain pada tahap desain sistem secara umum. Sistem secara fisik dapat digambarkan dengan bagan alir sistem atau dan bagan alir dokumen. Sistem secara logika dapat digambarkan dengan diagram arus data (DAD). Desain model sistem ini secara umum hanya menggambarkan prosedur dan metode pengolahan data dari sistem inormasi saja. Desain model terinci mendefinisikan secara rinci urut – urutan langkah dari masing – masing proses yang digambarkan di DAD. Urutan – urutan langkah proses ini diwakili oleh suatu program komputer. Dengan demikian desain model terinci ini juga merupakan suatu desain program komputer. 1. Desain program komputer secara moduler Penekanan utama dari desain program komputer untuk sistem yang terstruktur adalah desain dari program secara moduler (modular). Desain secara moduler dilakukan dengan cara memecah – mecah suatu masalah yang rumit yang akan diprogramkan kedalam beberapa elemen – elemen yang nantinya akan diintegrasikan kembali menjadi satu kesatuan untuk memenuhi kebutuhan sistem. Tiap – tiap elemen – elemen inilah yang disebut dengan modul. Modul dari program dapat berupa suatu subroutine atau subprogram atau dapat juga berupa suatu program utama (main program). Dilain pihak, suatu modul dapat juga berupa suatu unit yang lebih kecil dari subroutine atau lebih kecil dari subprogram atau lebih kecil dari program utama, misalnya paragraph didalam program COBOL. Whitten dan Ho mendefinisikan modul lebih lanjut sebagai suatu grup dari instruksi – instruksi yang dapat dieksekusi yang mempunyai sebuah titik masuk dan titik keluar. Dengan demikian suatu modul dapat didefinisikan sebagai berikut :
Jogiyanto HM, 2008 1
Dapat berupa suatu subroutine, subprogram atau program utama. Dapat berupa suatu bagian dari subroutine, subprogram atau program utama, misalnya suatu paragraph diprogram COBOL. Mempunyai suatu titik masuk awal dari modul ini akan dieksekusi dan titik keluar setelah modul ini selesai dieksekusi.
2. Alat – alat desain program komputer
Beberapa alat dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mendesain program komputer. Alat – alat ini ini adalah : Bagan terstruktur (structured chart) Alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan jenjang dan hubungan dari modul – modul program. Structured english dan pseudocode Alat untuk menggambarkan langkah – langkah instruksi suatu modul. Tabel keputusan (decision table) Alat untuk membantu memecahkan logika program yang rumit yang terdiri dari banyak keputusan. Bagan IPO (Input – Process – Output chart) Alat untuk menggambarkan hubungan antara input, proses dan output dari suatu modul program. Bagan alir program (program flowchart) Beberapa alat lainnya yang dapat digunakan untuk mendesain program komputer adalah SADT, W/O chart dan Jackson’s chart.
3. Metodelogi desain program komputer
Beberapa metodelogi juga tersedia yang menyediakan pedoman bagaimana mendesain suatu program komputer secara moduler. Metodelogi ini adalah sebagai berikut : Structured analysis and desaign Metodelogi menggunakan alat bagan terstruktur (structured chart) dan juga menggunakan IPO chart. HIPO Metodelogi ini menggunakan alat HIPO diagram dan IPO chart.
Jogiyanto HM, 2008 2
Warnier/orr Metodelogi ini menggunakan alat W/O diagram. JSD Metodelogi ini menggunakan alat Jackson’s diagram.
4. Kualitas desain program komputer
Desain program komputer secara moduler harus berkualitas baik. Kualitas desain ini dapat diukur dengan coupling dan cohesion. Modul yang berkualitas baik harus berupa loosely coupled dan highly cohesive. Modul yang bersifat loosely coupled merupakan modul yang independen atau tidak tergantung dengan modul yang lainnya. Modul yang bersifat highly cohesive merupakan modul yang berisi sejumlah instruksi yang mampu bekerja secara bersama – sama untuk memecahkan suatu tugas tertentu. Seringkali konsep dari coupling dan cohesion ini digambarkan dengan menggunakan bagan terstruktur. a. Coupling Merupakan suatu ukuran dari derajad independensi (ketergantungan) antara modul – modul didalam sistem. Derajad coupling yang rendah (minimum) antar modul dari sistem akan dihasilkan suatu desain yang baik. Modul yang bersifat loosely coupled (modul independen, terlepas dari atau tidak tergantung dari modul lainnya) merupakan modul yang mempunyai coupling derajad rendah. Perubahan di modul yang independen tidak akan mengakibatkan perubahan dimudul yang lain. Modul yang mempunyai coupling derajad tinggi merupakan modul yang dependen terhadap yang lainnya, modul seperti ini kurang baik karena perubahan pula di modul lainnya yang terpegaruh atau yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu, desain suatu program komputer harus dihasilkan modul yang loosely coupled, sehingga bila terjadi perubahan – perubahan disuatu modul tidak memaksa untuk melakukan perubahan dimodul lainnya dan pengetesan dan pelacakan kesalahan suatu modul akan dapat
Jogiyanto HM, 2008 3
dilakukan dengan lebih mudah, karena tidak melibatkan modul yang lainnya. Data coupling Yang di maksud dengan data coupling disini adalah dapat berupa sebuah item data tunggal atau elemen dari suatu larik. Yang perlu di hindari dari data coupling adalah suatu data yang dikomunikasikan ke suatu modul tetapi tidak pernah digunakan dimodul penerimanya. Data ini sebut dengan tramp data. Stamp coupling Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan stamp coupling jika kedua modul ini berkomunikasi lewat suatu group item data. Yang disebut dengan grup item data ini dapat berupa suatu record yang terdiri dari beberapa field atau larik yang terdiri dari beberapa elemen larik. Control coupling Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan control coupling , jika modul ini berkomunikasi lewat suatu informasi yang berupa flag. Flag ini dimaksudkan untuk mengontrol logika intern dari modul yang lain. Common coupling Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan common coupling, jika keduanya menggunakan data yang disimpan diarea memori yang sama. Contoh dari modul common coupling dalam program FORTRAN adalah modul yang menggunakan statemen COMMON. Diprogram COBOL ditunjukan oleh modul yang menggunakan anak kalimat REDEFINES dan diprogram pascal merupakan modul yang menggunakan pengiriman parameter secara acuan. Content coupling Komunikasi antar modul harus sederhana dan mudah. Cara yang paling mudah dari komunikasi antar modul adalah lewat suatu parameter yang dikirimkan sebagai data input untuk modul penerima. Modul yang berhubungan secara langsung lewat pengiriman parameter dikatakan berhubungan secara normal. Content coupling merupakan suatu modul yang menggunakan data yang ada dimodul
Jogiyanto HM, 2008 4
lainya tanpa berhubungan lewat suatu parameter. Modul yang bersifat content coupling juga dikatakan pathalogical coupling. b. Cohesion Adalah ukuran dari tipe hubungan antara elemen – elemen dalam suatu modul, misalnya kaitan antara statemen – statemen didalam suatu modul. Semakin kuat hubungan statemen dalam suatu modul, maka modul ini semakin dapat dipandang sebagai suatu unit yang diunggah, sebagai akibatnya hubungan antara statemen – statemen ini jelas dan terstruktur. Hubungan yang kuat dari statemen – statemen dalam suatu modul menunjukan gejala kohesi yang kuat. Dengan demikian kohesi yang tinggi lebih diinginkan. Functional cohesion Suatu modul mempunyai kohesi fungsional jika modul ini hanya melakukan sebuah fungsi tunggal saja. Modul yang berisi beberapa fungsi, misalnya berisi dengan fungsi mencetak judul laporan menghitung, mencetak tubuh laporan dan lain sebagainya bukan functional cohesion. Sequential cohesion Suatu modul dikatakan sequential cohesion jika terdiri dari beberapa kegiatan dan output dari suatu kegiatan ini akan menjadi input untuk kegiatan lainnya secara berurutan. Sequential cohesion bukan merupakan kohesi derajad tinggi (bukan yang terbaik), karena modul ini terdiri dari beberapa fungsi. Akan tetapi untuk modul – modul lainnya yang terdiri dari beberapa fungsi, sequential cohesion merupakan modul yang lebih baik, kerena mempunyai urutan yang jelas. Communication cohesion Suatu modul dikatakan communication cohesion jika modul terdiri dari beberapa fungsi dan fungsi – fungsi dalam modul ini beroperasi dengan menggunakan arus data yang sama sebagai inputnya.
Jogiyanto HM, 2008 5
Temporal cohesion Suatu modul dikatakan temporal cohesion jika modul ini terdiri dari beberapa fungsi dan suatu fungsi atau elemen – elemen didalam modul hanya dieksekusi pada satu titik waktu tertentu saja. Logical cohesion Suatu modul dikatakan logical cohesion jika terdiri dari beberapa fungsi yang mempunyai tugas serupa, tetapi untuk maksud yang berbeda. Contoh dari modul seperti ini adalah modul yang digunakan untuk mengedit data semua tipe Coincidental cohesion Suatu model dikatakan coincendental cohesion jika modul berisi dengan beberapa fungsi atau elemen – elemennya yang tidak mempunyai hubungan yang berarti satu dengan lainnya.
5. Langkah desain program komputer secara moduler
Proses – proses dari program komputer ditunjukan oleh proses – proses di DAD. Umumnya analis sistem menggambarkan proses – proses DAD tidak terlalu mendetail, hanya sampai pada level 2 atau level 3 saja. Jika proses di DAD telah digambarkan dengan sangat detail sekali, maka proses – proses ini sudah menunjukan modul – modul dari program. Adapun langkah – langkah mendesain modul – modul program yang didasarkan dari proses DAD adalah sebagai berikut : 1. Menentukan batas otomatis dari program DAD Batas otomatis di DAD menunjukan satu atau lebih proses yang dapat dilakukan secara otomatis, tanpa adanya campur tangan dari proses ini. Proses – proses yang berada didalam suatu batas otomatis merupakan modul – modul proses dalam suatu program komputer. Misalnya DAD sistem informasi pengendalian pemasaran dan penjualan di PT. Arief Kurniawan, dapat ditentukan batas – batas otomatis ini sebagai berikut : Gambar (lihat pada buku Jogiyanto)
Jogiyanto HM, 2008 6
Dari DAD ini, maka dapat ditentukan sebanyak 6 batas otomatis yang terdiri dari proses – proses sebagai berikut : - Proses 1.1 (mengecek pemenuhan order) Ketiga proses ini dapat diwakili dalam sebuah program komputer, - Proses 1.2 (merekamkan back order) misalnya dengan nama programnya adalah “Memproses - Proses 1.3 (membuat order penjualan) order” - Proses 2.1 (mengevaluasi kredit) - Proses 3 (membuat faktur) - Proses 4 (merekam pengiriman) - Proses 5.1 (merekam transaksi penjualan) - Proses 5.2 (jurnal dan posting kebuku besar) 2. Menggambar bagan terstruktur Pecahlah tiap – tiap modul program dalam tiap – tiap batas otomatis ke dalam program ini selanjutnya dapat digambarkan dengan menggunakan bagan terstruktur. Sebagai contohnya adalah modul program membuat faktur. Modul program ini dapat dipecah – pecah kembali kedalam modul – modul yang lebih kecil bila digambarkan dengan bagan terstruktur akan tampak sebagai berikut ini. 3. Mengembangkan algorithma program komputer Metodelogi pengembangan sistem yang bersifat dekomposisi secara fungsional akan menghasilkan sejumlah modul – modul program. Masing – masing modul program ini mewakili sekumpulan langkah – langkah urutan proses dari program yang disebut dengan algorithma. Algorithma program dari tiap – tiap modul dapat digambarkan dengan menggunakan alat pseudocode atau structured english.
B. Membuat laporan hasil desain sistem akuntansi terinci
Laporan hasil desain sistem terinci ini digunakan sebagai alat komunikasi dan dokumentasi sistem untuk keperluan – keperluan mendatang. Laporan yang pertama dapat dimaksudkan untuk user yang lebih menekankan kepada bentuk input dan output yang akan digunakan atau dan dihasilkan oleh sistem. Laporan yang kedua lebih dimaksudkan kepada programmer atau teknisi – teknisi lainnya. Laporan kedua ini bersifat lebih teknis, sehingga sering disebut dengan technical manual.