Anda di halaman 1dari 7

Minggu 10 & 11

DESAIN SISTEM AKUNTANSI TERINCI

Sub pokok bahasan :


A. Desain model dan kontrol terinci
B. Membuat laporan hasil desain sistem akuntansi terinci

A. Desain model dan kontrol terinci


Model dari sistem secara fisik dan secara logika telah didesain pada tahap desain
sistem secara umum. Sistem secara fisik dapat digambarkan dengan bagan alir
sistem atau dan bagan alir dokumen. Sistem secara logika dapat digambarkan
dengan diagram arus data (DAD). Desain model sistem ini secara umum hanya
menggambarkan prosedur dan metode pengolahan data dari sistem inormasi saja.
Desain model terinci mendefinisikan secara rinci urut – urutan langkah dari masing
– masing proses yang digambarkan di DAD. Urutan – urutan langkah proses ini
diwakili oleh suatu program komputer. Dengan demikian desain model terinci ini
juga merupakan suatu desain program komputer.
1. Desain program komputer secara moduler
Penekanan utama dari desain program komputer untuk sistem yang
terstruktur adalah desain dari program secara moduler (modular). Desain
secara moduler dilakukan dengan cara memecah – mecah suatu masalah
yang rumit yang akan diprogramkan kedalam beberapa elemen – elemen
yang nantinya akan diintegrasikan kembali menjadi satu kesatuan untuk
memenuhi kebutuhan sistem. Tiap – tiap elemen – elemen inilah yang disebut
dengan modul. Modul dari program dapat berupa suatu subroutine atau
subprogram atau dapat juga berupa suatu program utama (main program).
Dilain pihak, suatu modul dapat juga berupa suatu unit yang lebih kecil
dari subroutine atau lebih kecil dari subprogram atau lebih kecil dari
program utama, misalnya paragraph didalam program COBOL. Whitten dan
Ho mendefinisikan modul lebih lanjut sebagai suatu grup dari instruksi –
instruksi yang dapat dieksekusi yang mempunyai sebuah titik masuk dan titik
keluar. Dengan demikian suatu modul dapat didefinisikan sebagai berikut :

Jogiyanto HM, 2008 1


 Dapat berupa suatu subroutine, subprogram atau program utama.
 Dapat berupa suatu bagian dari subroutine, subprogram atau program
utama, misalnya suatu paragraph diprogram COBOL.
 Mempunyai suatu titik masuk awal dari modul ini akan dieksekusi dan
titik keluar setelah modul ini selesai dieksekusi.

2. Alat – alat desain program komputer


Beberapa alat dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mendesain
program komputer. Alat – alat ini ini adalah :
 Bagan terstruktur (structured chart)
Alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan jenjang dan
hubungan dari modul – modul program.
 Structured english dan pseudocode
Alat untuk menggambarkan langkah – langkah instruksi suatu modul.
 Tabel keputusan (decision table)
Alat untuk membantu memecahkan logika program yang rumit yang
terdiri dari banyak keputusan.
 Bagan IPO (Input – Process – Output chart)
Alat untuk menggambarkan hubungan antara input, proses dan output
dari suatu modul program.
 Bagan alir program (program flowchart)
Beberapa alat lainnya yang dapat digunakan untuk mendesain program
komputer adalah SADT, W/O chart dan Jackson’s chart.

3. Metodelogi desain program komputer


Beberapa metodelogi juga tersedia yang menyediakan pedoman
bagaimana mendesain suatu program komputer secara moduler. Metodelogi
ini adalah sebagai berikut :
 Structured analysis and desaign
Metodelogi menggunakan alat bagan terstruktur (structured chart)
dan juga menggunakan IPO chart.
 HIPO
Metodelogi ini menggunakan alat HIPO diagram dan IPO chart.

Jogiyanto HM, 2008 2


 Warnier/orr
Metodelogi ini menggunakan alat W/O diagram.
 JSD
Metodelogi ini menggunakan alat Jackson’s diagram.

4. Kualitas desain program komputer


Desain program komputer secara moduler harus berkualitas baik.
Kualitas desain ini dapat diukur dengan coupling dan cohesion. Modul yang
berkualitas baik harus berupa loosely coupled dan highly cohesive. Modul yang
bersifat loosely coupled merupakan modul yang independen atau tidak
tergantung dengan modul yang lainnya. Modul yang bersifat highly cohesive
merupakan modul yang berisi sejumlah instruksi yang mampu bekerja secara
bersama – sama untuk memecahkan suatu tugas tertentu. Seringkali konsep
dari coupling dan cohesion ini digambarkan dengan menggunakan bagan
terstruktur.
a. Coupling
Merupakan suatu ukuran dari derajad independensi (ketergantungan)
antara modul – modul didalam sistem. Derajad coupling yang rendah
(minimum) antar modul dari sistem akan dihasilkan suatu desain yang
baik. Modul yang bersifat loosely coupled (modul independen, terlepas
dari atau tidak tergantung dari modul lainnya) merupakan modul yang
mempunyai coupling derajad rendah. Perubahan di modul yang
independen tidak akan mengakibatkan perubahan dimudul yang lain.
Modul yang mempunyai coupling derajad tinggi merupakan modul yang
dependen terhadap yang lainnya, modul seperti ini kurang baik karena
perubahan pula di modul lainnya yang terpegaruh atau yang
mempengaruhinya.
Oleh sebab itu, desain suatu program komputer harus dihasilkan
modul yang loosely coupled, sehingga bila terjadi perubahan – perubahan
disuatu modul tidak memaksa untuk melakukan perubahan dimodul
lainnya dan pengetesan dan pelacakan kesalahan suatu modul akan dapat

Jogiyanto HM, 2008 3


dilakukan dengan lebih mudah, karena tidak melibatkan modul yang
lainnya.
 Data coupling
Yang di maksud dengan data coupling disini adalah dapat berupa
sebuah item data tunggal atau elemen dari suatu larik. Yang perlu di
hindari dari data coupling adalah suatu data yang dikomunikasikan ke
suatu modul tetapi tidak pernah digunakan dimodul penerimanya.
Data ini sebut dengan tramp data.
 Stamp coupling
Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan stamp coupling jika
kedua modul ini berkomunikasi lewat suatu group item data. Yang
disebut dengan grup item data ini dapat berupa suatu record yang
terdiri dari beberapa field atau larik yang terdiri dari beberapa elemen
larik.
 Control coupling
Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan control coupling , jika
modul ini berkomunikasi lewat suatu informasi yang berupa flag. Flag
ini dimaksudkan untuk mengontrol logika intern dari modul yang lain.
 Common coupling
Dua buah modul dari suatu sistem dikatakan common coupling, jika
keduanya menggunakan data yang disimpan diarea memori yang
sama. Contoh dari modul common coupling dalam program FORTRAN
adalah modul yang menggunakan statemen COMMON. Diprogram
COBOL ditunjukan oleh modul yang menggunakan anak kalimat
REDEFINES dan diprogram pascal merupakan modul yang
menggunakan pengiriman parameter secara acuan.
 Content coupling
Komunikasi antar modul harus sederhana dan mudah. Cara yang
paling mudah dari komunikasi antar modul adalah lewat suatu
parameter yang dikirimkan sebagai data input untuk modul penerima.
Modul yang berhubungan secara langsung lewat pengiriman
parameter dikatakan berhubungan secara normal. Content coupling
merupakan suatu modul yang menggunakan data yang ada dimodul

Jogiyanto HM, 2008 4


lainya tanpa berhubungan lewat suatu parameter. Modul yang bersifat
content coupling juga dikatakan pathalogical coupling.
b. Cohesion
Adalah ukuran dari tipe hubungan antara elemen – elemen dalam suatu
modul, misalnya kaitan antara statemen – statemen didalam suatu modul.
Semakin kuat hubungan statemen dalam suatu modul, maka modul ini
semakin dapat dipandang sebagai suatu unit yang diunggah, sebagai
akibatnya hubungan antara statemen – statemen ini jelas dan terstruktur.
Hubungan yang kuat dari statemen – statemen dalam suatu modul
menunjukan gejala kohesi yang kuat. Dengan demikian kohesi yang tinggi
lebih diinginkan.
 Functional cohesion
Suatu modul mempunyai kohesi fungsional jika modul ini hanya
melakukan sebuah fungsi tunggal saja. Modul yang berisi beberapa
fungsi, misalnya berisi dengan fungsi mencetak judul laporan
menghitung, mencetak tubuh laporan dan lain sebagainya bukan
functional cohesion.
 Sequential cohesion
Suatu modul dikatakan sequential cohesion jika terdiri dari
beberapa kegiatan dan output dari suatu kegiatan ini akan menjadi
input untuk kegiatan lainnya secara berurutan. Sequential cohesion
bukan merupakan kohesi derajad tinggi (bukan yang terbaik),
karena modul ini terdiri dari beberapa fungsi. Akan tetapi untuk
modul – modul lainnya yang terdiri dari beberapa fungsi,
sequential cohesion merupakan modul yang lebih baik, kerena
mempunyai urutan yang jelas.
 Communication cohesion
Suatu modul dikatakan communication cohesion jika modul terdiri
dari beberapa fungsi dan fungsi – fungsi dalam modul ini
beroperasi dengan menggunakan arus data yang sama sebagai
inputnya.

Jogiyanto HM, 2008 5


 Temporal cohesion
Suatu modul dikatakan temporal cohesion jika modul ini terdiri
dari beberapa fungsi dan suatu fungsi atau elemen – elemen
didalam modul hanya dieksekusi pada satu titik waktu tertentu
saja.
 Logical cohesion
Suatu modul dikatakan logical cohesion jika terdiri dari beberapa
fungsi yang mempunyai tugas serupa, tetapi untuk maksud yang
berbeda. Contoh dari modul seperti ini adalah modul yang
digunakan untuk mengedit data semua tipe
 Coincidental cohesion
Suatu model dikatakan coincendental cohesion jika modul berisi
dengan beberapa fungsi atau elemen – elemennya yang tidak
mempunyai hubungan yang berarti satu dengan lainnya.

5. Langkah desain program komputer secara moduler


Proses – proses dari program komputer ditunjukan oleh proses – proses di
DAD. Umumnya analis sistem menggambarkan proses – proses DAD tidak terlalu
mendetail, hanya sampai pada level 2 atau level 3 saja. Jika proses di DAD telah
digambarkan dengan sangat detail sekali, maka proses – proses ini sudah
menunjukan modul – modul dari program.
Adapun langkah – langkah mendesain modul – modul program yang
didasarkan dari proses DAD adalah sebagai berikut :
1. Menentukan batas otomatis dari program DAD
Batas otomatis di DAD menunjukan satu atau lebih proses yang dapat
dilakukan secara otomatis, tanpa adanya campur tangan dari proses ini.
Proses – proses yang berada didalam suatu batas otomatis merupakan modul
– modul proses dalam suatu program komputer.
Misalnya DAD sistem informasi pengendalian pemasaran dan penjualan di
PT. Arief Kurniawan, dapat ditentukan batas – batas otomatis ini sebagai
berikut :
Gambar (lihat pada buku Jogiyanto)

Jogiyanto HM, 2008 6


Dari DAD ini, maka dapat ditentukan sebanyak 6 batas otomatis yang terdiri
dari proses – proses sebagai berikut :
- Proses 1.1 (mengecek pemenuhan order) Ketiga proses ini dapat diwakili
dalam sebuah program komputer,
- Proses 1.2 (merekamkan back order) misalnya dengan nama
programnya adalah “Memproses
- Proses 1.3 (membuat order penjualan) order”
- Proses 2.1 (mengevaluasi kredit)
- Proses 3 (membuat faktur)
- Proses 4 (merekam pengiriman)
- Proses 5.1 (merekam transaksi penjualan)
- Proses 5.2 (jurnal dan posting kebuku besar)
2. Menggambar bagan terstruktur
Pecahlah tiap – tiap modul program dalam tiap – tiap batas otomatis ke
dalam program ini selanjutnya dapat digambarkan dengan menggunakan
bagan terstruktur. Sebagai contohnya adalah modul program membuat
faktur. Modul program ini dapat dipecah – pecah kembali kedalam modul –
modul yang lebih kecil bila digambarkan dengan bagan terstruktur akan
tampak sebagai berikut ini.
3. Mengembangkan algorithma program komputer
Metodelogi pengembangan sistem yang bersifat dekomposisi secara
fungsional akan menghasilkan sejumlah modul – modul program. Masing –
masing modul program ini mewakili sekumpulan langkah – langkah urutan
proses dari program yang disebut dengan algorithma. Algorithma program
dari tiap – tiap modul dapat digambarkan dengan menggunakan alat
pseudocode atau structured english.

B. Membuat laporan hasil desain sistem akuntansi terinci


Laporan hasil desain sistem terinci ini digunakan sebagai alat komunikasi dan
dokumentasi sistem untuk keperluan – keperluan mendatang. Laporan yang pertama
dapat dimaksudkan untuk user yang lebih menekankan kepada bentuk input dan
output yang akan digunakan atau dan dihasilkan oleh sistem. Laporan yang kedua
lebih dimaksudkan kepada programmer atau teknisi – teknisi lainnya. Laporan kedua
ini bersifat lebih teknis, sehingga sering disebut dengan technical manual.

Jogiyanto HM, 2008 7

Anda mungkin juga menyukai