NIM : 16-55-201-448
Kelas : 4C/P2K
Prodi : Teknik Informatika
Matkul : Rekayasa Perangkat Lunak
1. Pengertian Aspek fungsional dan non fungsional dalam membuat Sofware Requirements
Spesification (SRS).
Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah pernyataan layanan sistem yang harus disediakan, bagaimana
sistem bereaksi pada input tertentu dan bagaimana perilaku sistem pada situasi tertentu.
Sedangkan kebutuhan fungsional user merupakan pernyataan level tinggi dari apa yang
seharusnya dilakukan sistem tetapi kebutuhan fungsional sistem menggambarkan layanan sistem
secara detail.
Kebutuhan Non – Fungsional
Kebutuhan non – fungsional adalah batasan layanan atau fungsi yang ditawarkan sistem seperti
batasan waktu, batasan pengembangan proses, standarisasi dll.Kebutuhan non-fungsional lebih
kritis daripada kebutuhan fungsional. Jika tidak dapat bertemu, sistem menjadi tidak berguna.
2. Prosedur perangkat lunak memfokuskan pada proses secara rinci dari masing-masing modul
atau objek. Prosedur ini menerangkan dengan tepat algoritma proses-proses dan struktur
data yang digunakannya. Prinsip-prinsip dalam penyusunan modul atau objek adalah sebagai
berikut :
1. Modularitas
Prosedur perangkat lunak dibagi atas beberapa modul. Sebuah modul dapat dibagi atas
beberapa sub modul. Modul memiliki nama unik. Sebuah modul dapat memanggil (mengirim
pesan) modul lainnya.
2. Penyembunyian informasi
Merupakan prinsip dasar dalam pembentukan modul, yaitu struktur data dan logik program
pada suatu modul bersifat terselubung. Modul dipandang sebagai kotak hitam, artinya
dengan masukan tertentu akan menghasilkan keluaran yang diharapkan tanpa perlu
mengetahui proses yang terjadi di dalamnya.
3. Abstraksi
Perancangan secara modular, memungkinkan beberapa tingkatan abstraksi dapat diperoleh,
sehingga perancang dapat berkonsentrasi pada setiap tingkatan abstraksi, tanpa
memperdulikan tingkatan abstraksi yang lebih rinci.
4. Kopling
Adalah derajat ketergantungan antara dua modul. Modul yang baik harus memiliki derajat
ketergantungan/kopling yang lemah.
5. Kohesi
Adalah ukuran kekuatan hubungan antar elemen-elemen yang membentuk modul. Modul yang
baik mempunyai kohesi yang kuat.
6. Integritas
Setiap modul harus bisa menjaga integritasnya masing-masing.
7. Ekstensibilitas
Mampu beradaptasi terhadap perubahan spesifikasi.
3. Pembuatan structure chart dari DFD dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Ubah diagram konteks, menjadi modul utama (top module atau executive module)
dari structure chart.
2. Ubah DFD level-0 menjadi modul-modul yang dipanggil oleh modul utama. Jika
pemanggilan modul untuk proses-proses yang ada pada DFD level-0 membutuhkan data atau
event tertentu. Misalnya data atau event tersebut.
3. Ubah DFD level-1, 2, 3, dst menjadi modul-modul lainnya sesuai dengan fungsinya dengan
pendekatan Trasform Analysis dan atau Transaction analysis.
4. Evaluasi dan perbaiki structure chart yang didapat dengan memperhatikan coupling, cohesion,
fan in, dan program shape).
2. Kebenaran program
3. kemudahan pemakaian
4. Sifat coupling
5. Pengertian Kelas pada analisis dan perancangan perangkat lunak berorientasi objek.
• Kelas adalah definisi statik dari himpunan objek yang sama yang mungkin lahir atau
diciptakan dari kelas tersebut.
• Suatu kelas dapat diturunkan dari kelas yang lain, dimana atribut dari kelas semula dapat
diwariskan ke kelas yang baru.