Anda di halaman 1dari 35

PENGERTIAN KAPAL PERIKANAN

Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan
untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan,
dan penelitian/eksplorasi perikanan.

MACAM MACAM KAPAL IKAN MENURUT TANGKAPNYA

1. Trawl

Kata “ trawl “ berasal dari bahasa prancis “ troler “ dari kata “ trailing “
adalah dalam bahasa inggris, mempunyai arti yang bersamaan, dapat diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia dengan kata “tarik “ ataupun “mengelilingi seraya menarik
“. Ada yang menterjemahkan “trawl” dengan “jaring tarik” , tapi karena hampir
semua jarring dalam operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik , maka
selama belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang
maka digunakan kata” trawl” saja.

Dari kata “ trawl” lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan operasi
penangkapan ikan dengan trawl, dan kata “trawler” yang berarti kapal yang
melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jarring trawl ( trawl net ) disini
adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal ( baca : kapal dalam
keadaan berjalan ) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan,
udang dan jenis demersal lainnya. Jarring ini juga ada yang menyangkut sebagai
“jaring tarik dasar”.

Stern trawl adalah otter trawl yang cara operasionalnya ( penurunan dan
pengangkatan ) jaring dilakukan dari bagian belakang ( buritan ) kapal atau kurang
lebih demikian. Penangkapan dengan system stern trawl dapat menggunakan baik
satu jarring atau lebih.

Prinsip pengoperasian :

Jaring di belakang kapal ditarik oleh kapal dengan posisi jaring bergerak
pada arah horizontal, tujuan untuk menangkap baik jenis ikan pelagis maupun
demersal.

Klasifikasi Trawl :

1. Berdasarkan letak pada lapisan air di mana trawl di tarik.

2. Berdasarkan jumlah kapal yang menarik jaring trawl.

3. Berdasarkan jumlah jaring trawl yang ditarik oleh satu kapal.

4. Berdasarkan cara pengoperasiannya.

1
5. Berdasarkan alat buka pada mulut jaring.

6. Berdasarkan hasil tangkapan.

Berdasarkan Letak Pada Lapisan Air Di Mana Trawl Di Tarik :

A. Bottom trawl

Trawl yang dioperasikan di dasar perairan, tujuan untuk menangkap

ikan demersal.

Syarat fishing ground bagi bottom trawl :

• Dasar fishing ground terdiri dari pasir, lumpur, ataupun campuran

pasir dan lumpur

• Kecepatan arus pada lapisan midwater dan arus pasang tidak

besar.

• Kondisi cuaca, laut (arus, topan, gelombang, dll) memungkinkan

keamanan operasi.

• Perubahan faktor oseanografis terhadap biota dasar laut relatif

kecil, dengan kata lain kontinuitas resources terjamin untuk

diusahakan terus menerus

• Perairan mempunyai sumber daya dan produktivitas yang besar.

Gambar Alat Tangkap Trawler

2
B. Mid water trawl

Trawl yang dioperasikan antara lapisan permukaan air dan dasar perairan,
tujuan untuk menangkap jenis ikan pada lapisan tersebut. Misal : sardine,
lemuru, dsb.

Gambar Alat Tangkap Trawler

2. Purse Seine

Prinsip kerja dari jaring purse seine :

Mengurung / melingkari gerombolan ikan dengan jaring, untuk kemudian


mengangkat kumpulan ikan ke atas kapal setelah setting alat jaring di bawah air
selesai dilakukan. Gerombolan ikan dapat diperoleh melalui rumpon dan lampu,
atau kapal aktif mengejar/mencari gerombolan ikan.

Selain dibantu dengan SONAR, gerombolan Ikan dapat diketahui melalui :

a. Burung menyambar-nyambar ke permukaan air laut

b. Ikan-ikan yang melompat-lompat

c. Terlihat ada buih-buih atau percikan air laut di permukaan air.

d. Terdapat riak-riak di permukaan

e. Warna air laut lebih gelap dari warna laut sekitarnya

3
Klasifikasi alat tangkap purse seine :

1. Letak kantong (bunt) pada jaring utama :

a. Kantong terletak pada salah satu ujung jaring

b. Kantong terletak pada bagian-tengah jaring

2. Bentuk dasar jaring utama

Berdasarkan bentuk Jaring Utama purse seine yaitu :

a. bentuk segi empat

b. bentuk trapesium

c. bentuk lekuk

Gambar Alat Tangkap Purse Seine

2. Long Line

Pengertian :

Adalah suatu pancing yang terdiri dari tali panjang (tali utama / main line)
kemudian pada tali tersebut secara berderet digantungkan tali-tali pendek yang
diujungnya diberi mata pancing.

Prinsip Operasi :

menangkap ikan dengan merangsang mereka dengan umpan alam atau buatan yang
dikaitkan dengan mata pancingnya. Ikan tertangkap oleh pancing karena mulut ikan
terkait oleh mata pancing tersebut. Hal ini disebabkan ikan tertarik pada umpan
tersebut dan kemudian menyambarnya.

4
SEKAT KEDAP AIR (BULKHEAD)

Pengertian
Dinding tegak baik melintang maupun membujur yang memisahkan satu ruangan
dengan ruangan yang lain. Sebuah kapal harus mempunyai sekat tubrukan pada haluan,
sekat buritan, sekat ruang mesin dan sekat antar ruang muat. Tebal sekat kedap air pada
double bottom dihitung berdasarkan rumus :
Ts = Cp x a x P + tk (mm)
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 11 B.2.1)
Dimana:
Cp = 1,1 f
Cp = 1,1f  f = 235/ Re H
a = 0,525 (Frame spacing)
P = 9,81 x h’
Dimana :
h = 1/2 (H - hdb)
tk = 1,5 (Corosion Factor)

Stiffener
a. Stiffener Antara Ruang Mesin dan Ruang Muat
Modulus penampang penegar sekat tubrukan
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 11.B.3.1)
W = Cs . a . l2 . P (cm3)
Dimana :
Cs = 0,33 . f
a = 0,5159
l = (panjang tak ditumpu)

b. Stiffener Antara Ruang Muat dan Ruang Muat


Modulus penampang penegar sekat tubrukan
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 11.B.3.1)
W = Cs . a . l2 . P (cm3)

Web Stiffener
a. Modulus web stiffener sekat tubrukan tidak boleh kurang dari
W = Cs . a . l2 . p (cm3)
Dimana :
a = lebar pembebanan

b. Modulus web stiffener antara ruang muat dan ruang muat


W = Cs . a . l2 . p (cm3)

Transverse Stringer

5
Perhitungan Transverse Stringer
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 9.A.7.2.1)
Modulus penampang Transverse Stringer tidak boleh kurang :
W = 0,6 . e . l² . Ps. n. k (cm3)
a. Transverse Stringer diantara kamar mesin dan ruang muat
Dimana :
e = lebar pembebanan
l = panjang tak ditumpu
Ps = beban sisi kapal
k =1
b. Transverse Stringer antara ruang muat dan ruang muat

Dimana :
e = lebar pembebanan
l = panjang tak ditumpu
Ps = beban sisi kapal
k =1

Disusun Oleh : Akbarullah Bumi Aji

NIM 21090114120003

6
KONSTRUKSI DECK

Geladak merupakan salah satu bagian yang penting. Geladak dapat


berfungsi untuk mempertahankan bentuk melintang dari kapal, disamping itu dapat
dipergunakan untuk mendirikan bangunan di atas geladak. Disamping itu geladak
mempunyai fungsi menutup badan bagian atas sehingga menjadi kedap air dan
merupakan bagian utama kekuatan memanjang kapal. Geladak juga menjadi tempat
kerja awak kapal, sehingga harus dibuat tidak licin. Papan geladak dipasang secara
memanjang (alam ikan 2).
Lapisan yang menghubungkan bagian atas kapal disebut deck atau geladak.
Geladak ditopang oleh balok geladak.

Geladak dibuat tidak datar, akan tetapi melengkung ke arah melintang yang disebut
cembung geladak dan mendukung ke arah memanjang disebut lengkung geladak
atau gaing. Geladak paling atas yang menerus sepanjang kapal disebut geladak
utama dan geladak yang terletak di atas ruang timbul disebut geladak kimbul, di
atas ruang akil disebut geladak akil, di atas anjungan disebut geladak jembatan dan
geladak untuk menempatkan sekoci disebut geladak sekoci.

Kimbul adalah bangunan yang berdinding tipis selebar kapal di atas geladak utama
yang berada di bagian buritan, di bagian tengah adalah anjungan dan di depan
adalah akil. Pada geladak utama dibuat lubang palka untuk lewat barang muatan
kapal ke dan dari

Dalam palka. Lubang palka diberi penutup palka.

Papan untuk geladak dipotong dan diambil sepanjang mungkin. Papan geladak
umumnya disambung dengan sambungan tumpul, karena geladak sering
mengalami perubahan mengembang dan menyusut.

Karena papan geladak juga bertugas mencegah air masuk ke dalam badan kapal,
maka semua sambungan harus dipakal. Untuk perlindungan terhadap pengaruh
cuaca, kampuh yang dipakai harus disiram dengan ter atau didempul.

7
geladak dibentuk oleh papan geladak yang diperkuat oleh balok
geladak yang melintang. Lajur papan geladak yang tepi dipertebal dan disebut tutup
sisi geladak. Balok geladak dan gading saling dihubungkan dengan suatu balok
memanjang bernama galar balok dan tepat dibawahnya ada galar balok bawah.
Selain itu balok dan gading masih dihubungkan dengan lutut balok. Antara galar
balok dan galar kim ada galar balok samping.

8
Sisi kiri dan kanan lubang palkah diperkuat oleh penumpu sisi palka yang letaknya
memanjang. Pada sisi depan dan belakang lubang ini diperkuat oleh balok ujung
palka yang menggantikan balok geladak biasa di tempat tersebut.

Papan sekat membentuk sekat-sekat dan diperkuat oleh balok tegak bernama
penegar sekat.

Bangunan atas dan rumah geladak mempunyai susunan yang serupa. Kedua dinding
samping terdiri dari papan sisi yang diperkuat oleh gading-gading. Kedua dinding
ujung disebut sekat ujung dan diperkuat oleh penegar sekat, sedangkan papan
geladaknya diperkuat oleh balok geladak. Pada nama-nama tersebut biasanya
ditambahkan nama bangunan atas atau rumah geladak yang dimaksud, misalnya
balok geladak akil, sekat ujung rumah geladak dan sebagainya.

Regulasi untuk geladak diatur dalam

- BKI jilid 3 bab 7 mengenai geladak kekuatan ataupun geladak bawah

- BKI jilid 3 bab 10 mengenai balok geladak dan penumpu konstruksi geladak

Disusun Oleh : Ayub Isna Alhanif

NIM 21090114130105

9
KONSTRUKSI DECK

Pengertian

Konstruksi Deck adalah komponen-komponen perangkat konstruksi


yang terdapat pada bagian geladak kapal sepanjang dari haluan sampai buritan.
Komponen konstruksi ini termasuk pelat konstruksi geladak, Pelintang deck (deck
transverse), (deck longitudinal), dan side deck girder.

Dalam konstruksi geladak dapat dibagi menjadi 3 bagian geladak yaitu :

- Geladak Kekuatan

(geladak bangunan atas yang membentang sampai 0,4 L tengah kapal dan panjang
melebihi 0,15 L)

- Geladak Bawah, dan

- Geladak Helikopter.

(Zona lepas landas/pendaratan didasarkan pada tipe helicopter terbesar yang


diharapkan akan memakai geladak helicopter)

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 7.1.1)

Plat Geladak Kekuatan

Tebal plat geladak kekuatan dihitung berdasarkan rumus

TE = 1,21. a . PD .k + tk (mm)

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 7.A.6.1)

Dimana :

a = Jarak gading yang direncanakan untuk midship

a = Jarak gading yang direncanakan untuk haluan dan buritan

k =1 (faktor material)

tk = 1,5 (faktor korosi)

PD = Beban Geladak

10
Balok Geladak (Deck beam)

Modulus balok geladak dihitung berdasarkan rumus

W = k . a . PD . l2 . (cm3)

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.1)

Dimana :

a = Jarak gading yang direncanakan untuk midship

a = Jarak gading yang direncanakan untuk haluan dan buritan

k = Faktor material = 1

PD = Beban Geladak

Balok Geladak Besar (Strong Beam)

Modulus balok geladak besar dihitung berdasarkan rumus

W = k . e . PD . l2 (cm3)

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.3.1)

Dimana :

e = Lebar pembebanan pada bagian buritan dan haluan = 2,2 m

e = Lebar pembebanan pada bagian tengah kapal = 2,4 m

k = Faktor material = 1

PD = Beban Geladak

Center Deck girder

Tinggi penumpu tidak boleh kurang dari 1/25 panjang tak ditumpu tinggi
plat bilah hadap, penumpu yang dilubangi (lubang las) untuk balok geladak yang
menerus minimal 1,5 x tinggi geladak.

Modulus penumpu geladak dihitung berdasarkan rumus

W = k . e . PD . l2 (cm3)

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.3.1)

Dimana :

11
e = lebar geladak yang ditumpu

l = panjang tak ditumpu

k = 1 (Faktor bahan)

PD = Beban Geladak

Side Deck girder

Tinggi penumpu tidak boleh kurang dari 1/25 panjang tak ditumpu tinggi plat bilah
hadap, penumpu yang dilubangi (lubang las) untuk balok geladak yang menerus
minimal 1,5 x tinggi geladak.

Modulus penumpu geladak dihitung berdasarkan rumus

W = k . e . PD . l 2 (cm3)

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.3.1)

Dimana :

e = lebar geladak yang ditumpu

l = panjang tak ditumpu

k = 1 (Faktor bahan)

Disusun Oleh : Moh. Hasan Sidiq

NIM 21090114120050

12
KONSTRUKSI DECK HOUSE DAN SUPER STRUCTURE
KAPAL IKAN

1.1 Pengertian
Konstruksi yang ada pada bangunan atas.Adapun konstruksi yang ada pada
bangunan atas meliputi. Balok geladak bangunan atas(deck beam),Strong
beam,Center deck girder,Side deck girder,main frame,web frame.

1.2. Tebal Plat Geladak Bangunan Atas

TEP = 1,26. a . PD .k + tk (mm)


(BKI FISHING VESSEL 2003 Vol. II Sect. 16.B.2.1)
Dimana :
a = jarak gading
k = faktor material=1
PDp = beban untuk masing-masing bangunan atas
Tk = faktor korosi=1,5

1.3. Balok Geladak Bangunan Atas (Deck Beam)


Modulus balok geladak dihitung berdasarkan rumus
W = k . a . PD . l 2 . (cm3)
(BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.1.)
Dimana :
a = Jarak gading
k = Faktor material= 0,66
PDp = beban untuk masing-masing bangunan atas
l = lebar pembebanan

1.4. Balok Geladak Besar Bangunan Atas (Strong Beam)


Modulus balok geladak dihitung berdasarkan rumus
W = k . e . PD . l 2 . (cm3)
(BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.3.1.)
Dimana :
e = lebar pembebanan
k = Faktor material= 0,66
PDp = beban untuk masing-masing bangunan atas
l = panjang tak ditumpu

1.5. Center Deck Girder


Modulus penumpu geladak dihitung berdasarkan rumus
W = k . e . PD . l 2 . (cm3)

13
(BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.3.1.)
Dimana :
e = lebar pembebanan
l = panjang tak ditumpu
k = Faktor material= 0,66
PDp = beban untuk masing-masing bangunan atas

1.6. Side Deck Girder


Modulus side deck girder dihitung berdasarkan rumus:
W = k . e . PD . l 2 . (cm3)
(BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 10.B.3.1.)
Dimana :
e = lebar ditumpu
l = panjang tak ditumpu
k = Faktor material= 0,66
PDp = beban untuk masing-masing bangunan atas

1.7. Gading Utama pada Bangunan Atas (Main Frame)


Modulus gading utama bangunan atas dihitung berdasarkan rumus BKI
FISHING VESSEL 2003 Volume II Section 9.A.5.1.1.
W = k . 0,8.a . l2.Ps. (cm3)
Dimana :
a = 0,5 m
k = faktor material=1
a = panjang tak ditumpu
l = lebar pembebanan
Psp2 = beban untuk masing-masing bangunan atas

1.8. Gading Besar pada Bangunan Atas (Web Frame)


Modulus gading besar bangunan atas dihitung berdasarkan rumus BKI 2003
Rules For Fishing Vessel Section 9.A.7.2.1.
W = 0,6 . e . l2. Ps . n . k
Dimana :
e = lebar ditumpu
l = panjang tak ditumpu
k = Faktor material= 0,66
Psp3 = beban untuk masing-masing bangunan atas

1.9. Stiffener Bangunan Atas


Dihitung berdasarkan rumus BKI FISHING VESSEL 2003 Volume II section
16.C.2.1
W = 0,35 . a . l2 . PA . (cm3)
Dimana :
a = Lebar Pembebanan

14
l = Panjang tak ditumpu
Psp2 = beban untuk masing-masing bangunan atas
1.10. Web Stiffener pada Bangunan Atas
W = 0,35 . e . l² . P (cm3)
Dimana :
e = lebar pembebanan
l = panjang tak ditumpu
k = 0,66
Psp3 = beban untuk masing-masing bangunan atas

Disusun Oleh : Bogie Ardianto


NIM 21090114130163

15
KONSTRUKSI BOTTOM KAPAL IKAN
A. Konstruksi single bottom
(BKI: 2003 Section 8-1 A )

Gambar Konstruksi Bottom


1.1 pelat pada lantai bagian cargo hold

Pada kapal tanpa dasar ganda, peruntukan lantai yang dipasang antara sekat
AP dan sekat tabrakan harus ditentukan sesuai dengan rumus berikut.
W = c· T . a . l2 [cm2 ]

Kedalaman pelat lantai tidak kurang dari

h = 55.B + 3

hmin = 180 mm

Ketebalan web tidak kurang dari:

t = h/100 + 3 [mm]

1.2 Pelat pada bagian buritan


A. Ketebalan pelat lantai di buritan tidak kurang dari:

16
T = 0,035 L + 5,0 [mm]
Ketebalan, bagaimanapun, tidak perlu lebih besar dari yang
dipersyaratkan oleh B.6.2.1.
B. Tinggi pelat lantai di haluan di atas keel tidak kurang dari:
C. Bila putaran baling-baling di atas 3H = 0,06 H + 0,7 [mm]
300 rpm (sekitar), lantai buritan di atas baling-baling diperkuat.
Terutama dalam hal penambahan alas datar juga, penyokong harus
dipasang di atas atau di depan baling-baling.

2. Longitudinal Girder
2.1 Kapal dengan bottom tunggal memiliki center girder. Dimana luasnya
diukur di atas lantai tidak melebihi 9 m satu side girder tambahan harus
dipasang. Dan dua side girder dimana luasnya melebihi 9 m. side girder
tidak diperlukan dimana luasnya tidak melebihi 6 m

2.2 Center Girder


Ketebalan web dalam 0,7 L di tengah kapal tidak kurang dari:
T = 0,07 L + 5,5 [mm]
Luas penampang pelat atas dalam 0,7 L di tengah kapal tidak kurang
dari:
F = 0,7 L + 12 [cm2]
Ujungnya ketebalan pelat web serta luas penampang pelat atas bisa
dikurangi hingga 10 persen.

2.3 Side Girder


Ketebalan pelat web dalam 0,7 L di tengah kapal tidak kurang dari:
F = 0,04 L + 5,0 [cm2]
Area penampang face plate dalam 0,7 L di tengah kapal tidak kurang
dari:
F = 0,2 L + 6,0 [cm2]
Ujung ketebalan pelat web dan luas penampang face plate bisa
dikurangi hingga 10 persen.

17
B. Konstruksi Double Bottom
(BKI: 2003 Section 8-2 B )

Gambar Konstruksi Double Bottom


1. General
Untuk alasan keselamatan, alas ganda disarankan, kecuali ukuran kapal
(kapal kurang dari 50 m) membuat pengaturan ini tidak sesuai.

2. Center Girder
2.1 lightening holes
Lightening hole di balok tengah umumnya diijinkan hanya di luar 0,75 L
di tengah kapal. Kedalaman tidak melebihi hal-hal dari kedalaman center
girder dan panjangnya tidak melebihi setengah jarak spasi.

18
2.2 scantling
2.2.1 tinggi

2.2.2 ketebalan

3. Side Girder
Paling tidak satu sisi girder harus dipasang di ruang mesin dan di depan 0,25 L.
Di bagian lain dari dasar ganda, satu sisi girder harus dipasang dimana lebar
horizontal dari ujung bawah pelat margin ke balok tengah. Melebihi 4,5 m. Dua
balok samping harus dipasang di mana lebarnya melebihi 8 m, dan tiga balok
samping yang melebihi 10,5 m. Jarak dari sisi balok samping satu sama lain dan
dari balok tengah dan pelat margin masing-masing tidak lebih besar dari:
1,8 m di ruang mesin dengan luas tempat duduk mesin,
4,5 m di mana satu sisi girder dipasang di bagian lain dari dua bagian bawah,
4,0 m di mana dua girder samping dipasang di bagian bawah dasar lainnya,
3,5 m di mana tiga balok samping dipasang di bagian bawah dasar lainnya.

3.1 Scantling
ketebalan tidak boleh melebihi

h = tinggi center girder (mm)


ha = tinggi side girder (mm)

t = Tidak boleh kurang dari t menurut 7.5

Disusun Oleh : Anang Ade Livan


NIM 21090114120027

19
BAGIAN BAGIAN KONSTRUKSI BOTTOM
Konstruksi ini terdiri dari :
Sistem konstruksi kerangka melintang dengan wrang-wrang penuh dan
wrang-wrang terbuka. Ciri-cririnya dilengkapi dengan wrang-wrang penuh
pada setiap gading dibawah kamar mesin. Jarak antar wrang penuh tidak lebih
dari 3,05 m diselingi wrang terbuka. Pada sistem ini penyangga tengah dan
lempeng samping tidak terputus.
Sistem konstruksi kerangka membujur dengan wrang-wrang penuh dan
wrang-wrang terbuka. Ciri-cirinya : wrang penuh dipasang dibawah gading –
gading kamar mesin, kursi ketel, dinding kedap air dan ujung bracket deep
tank. Penyanggah tengah diberi bracket dengan jarak 1,25 m.

Tebal Plat Alas (Bottom Plate)


Tebal plat alas kapal dihitung berdasarkan rumus :

TB1 = 1,9 . nf. a . PB 1 .k + tk (mm)


(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 6.B.1.1)
Dimana :
nf = 1
a = 0,5 untuk buritan dan haluan kapal
a = 0,525 untuk tengah kapal
PB = Beban Alas

Plat Lajur Bilga


Tebal plat lajur bilga tidak boleh kurang dari tebal plat alas atau tebal plat sisi
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 6.B.4.1)

Plat Lunas Kapal


a. Tebal plat lunas untuk daerah tengah kapal tidak boleh kurang dari :
Tfk1 = t + 2
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 6.B.5.1)
Dimana :
t = Tebal plat alas pada tengah kapal

Plat Penguat/Penyangga Linggi Buritan, Baling-Baling, Lunas Bilga


a. Tebal plat kulit linggi buritan sekurang-kurangnya sama dengan
plat sisi tengah kapal = 8 mm
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 6.F.1.1)
Lunas Bilga dipasang pada plat kulit bagian bawah yang sekelilingnya dilaskedap
air, sehingga jika ada sentuhan dengan dasar air laut pada plat tidak akan rusak

20
Kotak Laut
Tebal plat sea chest
T = 12 .0,6. P.k + tk
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 8.B.5.3)

Penumpu Tengah (Center Girder)


a. Penumpu tengah harus kedap air sekurang-kurangnya 0,5 L tengah
kapal, jika alas ganda tidak dibagi kedap air oleh penumpu samping.
b. Penumpu tengah pada 0,7 L tengah kapal
Tinggi penumpu tengah
h = 350 + 45 B
Tebal penumpu tengah
t = (h/100 + 1,0) k
Untuk 0,15 L ujung kapal, tebal penumpu tengah ditambah 10 %.
t = (10 % x t) + t
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 8.B.2.2)

Penumpu Samping (Side Girder)


a. Penumpu samping sekurang-kurangnya dipasang dalam kamar mesin dan 0,25
L bagian haluan. Satu penumpu samping dipasang apabila lebar horizontal dari
sisi bawah plat tepi ke penumpu tengah lebih dari 4,5 m.
b. Karena jarak horizontal dari sisi bawah plat ke penumpu tengah >6 m, maka
dipasang penumpu 2 samping.
c. Tebal penumpu samping tidak boleh kurang dari
h2
t = k
120.ha

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 8.B.3.2)

Alas Ganda Sebagai Tangki


Tangki bahan bakar dan minyak lumas :
a. Tangki alas ganda boleh digunakan untuk mengangkut minyak guna
keperluan kapal yang titik nyalanya dibawah 60o C, tangki ini dipisahkan
oleh cofferdam.
b. Tangki minyak lumas, tangki buang, dan tangki sirkulasi harus dipisahkan
oleh cofferdam.
c. Minyak buang dan tangki sirkulasi minyak harus dibuat sedapat mungkin
dipisahkan dari kulit kapal.
d. Penumpu tangah harus dibuat kedap dan sempit diujung kapal jika alas
ganda pada tempat tersebut tidak melebihi 4 m.
e. Papan diatas alas ganda harus ditekan langsung diatas galar-galar guna
mendapatkan celah untuk aliran air.

21
Alas Dalam ( Inner Bottom )
a. Tebal Plat alas dalam tidak boleh kurang dari :

t = 1,1 x a x p.k  tk

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 8.B.4.1)

dimana :
a = 0,525 m

P = 10 ( T – hdb )

k = koefisien baja = 1

t = koefisien korosi = 1,5

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 8.C.2.4)

Alas Ganda Dalam Sistem Gading Melintang


a.Wrang Alas Penuh (Wrang Plate)
a. Pada sistem gading melintang pada alas ganda dianjurkan untuk
memasang wrang alas penuh pada setiap gading, dimana sistem
gadingnya adalah :
 di bagian penguat alas haluan
 di dalam kamar mesin
 di bawah ruang muat
 Pondasi ketel.
b. Wrang alas penuh harus dipasang dibawah sekat melintang, dibawah
topang ruang muat.
c. Jarak terbesar wrang alas penuh tidak melebihi :
3,2 m untuk kapal L  60 m
2,9 m untuk kapal L  100 m
2,6 m untuk kapal L  140 m
2,4 m untuk kapal L  140 m
d. Tebal wrang penuh
Tebal wrang penuh
t = {(h/100) –1} k,
= {(760/100) –1} 1 = 6,6 mm = 7 mm
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 8.B.2.2.2)
e. Lubang Peringan
Lubang peringan wrang penuh adalah :
Panjang max = 0,55 x h
Tinggi max = 0,5 x h

22
b. Wrang Alas Kedap Air (Watertight Floor)
a. Tebal wrang alas kedap air tidak boleh kurang dari tebal wrang alas
penuh
b. Ukuran stiffener pada wrang kedap air

W = n. c. a .l2. p . k (cm3)
Dimana :
n = 0,55
c = 0,75
l =1

Konstruksi Alas Ganda pada Kamar Mesin


a. Tebal plat pondasi mesin
P
t = +6 (mm)
15
Dimana :
P = daya mesin x 0,73552

(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessels Section 8.C.3.2.1)


b. Tebal wrang alas penuh pada daerah kamar mesin diperkuat
Dimana :
P
t = 3,6 + %
500

Gading Balik
Modulus Gading Balik
W = n x c x a x l2 x p x k (cm3)
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessel Section 8.C.2.2)
Gading Alas
Modulus gading alas
W = n x c x a x l2 x p x k (cm3)
(Reff : BKI 2003 Rules For Fishing Vessel Section 8.C.2.2)

Disusun Oleh : Rizky Santoso

NIM 21090114120029

23
KONSTRUKSI LAMBUNG

Papan sisi atau papan lambung membentuk sisi kapal dan diperkuat oleh
balok tegak melintng bernama gading-gading (frames) gading dipasang tip jarak
tertentu sepanjang kapal dan jarak ini disebut jarak gading, gading dapat dibuat dari
satu balok saja yaitu gading tunggal atau terdiri dari dua gading bersebelahan
yaitu gading berganda. Pada umumnya pada kapal ikan menggunakan konstruksi
memanjang karen LPP nya kurang dari90 meter. Dalam sistem ini gading gading
utama di pasang secara vertikal dengan jarak kerapatan sekitar 500 mm - 1000 mm
tergantung panjang kapal, pada semua deck di pasang penumpu dan sekat sekat
yang dipasang secara vertikal,

gading gading ini melengkung terus kebawah dan bertemu dengan wrang. pada
bagian melengkung ini dipasang satau atau lebih balok memanjang yang
disebut galar kim atau galar bilga. galar ini dapat juga berupa papan tebal
memanjang. selain itu di bagian melengkung ini beberapa lajur papan sisi dibuat
lebih tebal dari lajur-lajur di sampingnya dan disebut lajur bilga atau lajur kim. lajur
papan sisi yang bertemu dengan geladak disebut lajur sisi atas dan lebih tebal dari
lajur sisi yang lainnya. penebalan ini juga diberikan pada beberapa lajur tepat diatas
garis air dan disebut lajur geser (wales).

24
Ruang palka adalah ruang yang digunakan untuk menyimpan hasil tangkapan.
Dalam satu kapal ikan, mempunyai palka ikan sebanyak 4-5 ruang tergantung
besarnya kapal. Tutup sisi geladak ruang ikan dibuat dari kayu keras, sistem
konstruksi penutupan lubang palka adalah dengan menggunakan sistem penutup
yang diangkat.

Sistem ini adalah yang paling sederhana bila dibanding dengan sistem lainnya.
Sistem ini terdiri dari dari balok lubang palka, tutup lubang palka dan tutup dari
kain terpal untuk kekedapan. Setiap ruang palka diberi lubang palka di atas yaitu
tempat dimana barang atau muatan kapal dimasukkan dan dikeluarkan. Lubang
palka ini dibuat sedemikian rupa sehingga lubang di satu pihak cukup luas untuk
keluar masuknya barang dan di lain pihak dengan adanya lubang palka ini tidak
mengurangi kekuatan kapal.

Regulasi untuk konstruksi lambung diatur dalam :

- BKI Jilid III Bab 21 mengenai perlengkapan lambung pada kapal

- BKI Jilid III Bab 5 poin 5 mengenai beban pada lambung

- BKI Jilid III Bab 27 B 3.1 mengenai konstruksi lambung depan

- BKI Jilid III Bab 2 mengenai konstruksi lambung untuk plat dan profil

Disusun Oleh : Ayub Isna Alhanif

NIM 21090114130105

25
PERLENGKAPAN NAVIGASI, KOMUNIKASI DAN KESELAMATAN
KAPAL IKAN

(NAVIGATION EQUIPMENT)
Lampu Navigasi
1. Lampu Tiang (Mast Head)
 Warna putih.
 Sudut penerangan 225 0 .
 Diletakkan disisi depan tiang dan harus dapat dilihat pada jarak 5 mil.
 Letaknya 0,5 LOA < 12 < 100 m.
 Tinggi 15 sampai 40 feet.
 Mast head light ini ada 2 lampu yaitu fore mast light dan after mast
head light.

Gambar Mast Head Light

2. Lampu Jangkar (Anchor Light)


 Warna putih.
 Sudut penerangan 360o.
 Dipasang pada saat lego jangkar (kalau siang dipasang bohlam hitam).
 Letaknya : L < 0,25 LOA.
 Tinggi dari main deck 31,16 feet = 9.5 m.

Gambar 8.2 Anchor Light


3. Side Light
 Sudut penerangan 112,5o.
 Pada sisi kanan kapal (Port Side) berwarna merah.
 Pada sisi kiri kapal (Starboard) berwarna hijau.
 Diletakkan pada bagian atas geladak wheel house.

4. Port Side

Gambar 8.3 Port Side Light

26
5. Starboard

Gambar 8.4 Starboard Light


6. Stern Light
 Warna putih.
 Sudut penerangan 135o.
 Diletakkan pada buritan kapal.
 Tingginya kurang dari anchor light.

Gambar 8.5 Stern Light

7. Lampu Morse (Morse Signal Lamp)


 Lampu yang digunakan untuk mengirim isyarat morse.
 Harus bisa digunakan pada siang atau malam hari.

Gambar 8.6 Morse Light


8. Lampu Pancar (Flood Light)
 Lampu yang terletak pada ujung kapal.
 Arah sinarnya dapat diatur.

Gambar 8.7 Flood Light


9. Lampu Sorot (Search Lamp)
Lampu dengan reflektor yang dipasang pada anjungan kapal yang
dipergunakan untuk menerangi suatu objek pada jarang yang jauh pada
kapal.

27
Gambar 8.8 Search Light
10. Lampu Geladak Sekoci (Boat Deck Light)
Lampu yang dipergunakan pada malam hari apabila kapal dalam
keadaan darurat.

Gambar 8.9 Boat Deck Light


11. Lampu Isyarat Siang Hari (Daylight Signal Lamp)
Lampu dikapal yang berfungsi untuk mengirim isyarat pada siang hari.

Gambar 8.10 Daylight Signal Light


12. Kompas magnet
Kompas magnet merupakan kompas utama sebagai alat untuk
penentu arah kapal, kompas dipasang di anjungan kapal atau di
geladak kompas diatas anjungan. Kompas magnet harus selalu
dikoreksi, karena kemungkinanpengaruh logam sekitar magnet.
Untuk kepentingan pembacaan dimalam hari, rumah kompas
dilengkapi lampu penerangan. Untuk kapal ukuran tertentu, dipasang
Gyro compass sebagai kompas tambahan.

Gambar Gyrocompass

28
13. Perlengkapan Radio / Radio Equipment
Sesuai dengan peraturan SOLAS 1974 seluruh kapal harus dilengkapi
dengan perlengkapan Radio, yaitu radio telephony (untuk kapal
dibawah 300 grt) sedangkan untuk kapal GRT 300 keatas harus
dilengkapi dengan sistim radio GMDSS (Global Marine Distres Signal
Systim) dengan peralatan terdiri sbb :

1. Radio telephony lengkap dengan sistim antena yang dapat


menerima dan memancarkan freq. 2182 kHz, dan memiliki sumber
tenaga batteray.
2. VHF radiotelephone, merupakan perlengkapan radio type tetap
3. Two way VHF radiotelephone, merupakan perlengkapan radio
type genggamtahan cuaca/air

14. GMDSS
Sesuai dengan peraturan International SOLAS 1974 chapter IV,
seluruh kapal dengan GRT 300 keatas harus dilengkapi dengan
peralatan GMDSS. GMDSS merupakan perangkat lengkap instalasi
radio yang terpadu yang dilengkapi dengan sistim Distress.
Kelengkapan radio GMDSS dikapal disesuaikan juga dengan Area
pelayaran kapal.

Pada GMDSS dilengkapi sistim duplikat, artinya semua perangkat


berjumlah 2 unit, sebagai contoh VHF radio utama dan VHF radio
duplikat. GMDSS diproduksi oleh pabrik radio kapal secara khusus
dan mendapat pengesahan sesuai persyaratan SOLAS e. Peralatan
pendeteksi kedalaman laut/ Echo sounder

15. Echo sounder


merupakan peralatan electronic untuk mengetahui dan mengukur
kedalaman laut antara lunas kapal dengan dasar laut, peralatan ini
sangat dibutuhkan apabila kapal berlayar diperairan dangkal atau
perairan yang mempunyai pasang surut yang tinggi. Peralatan ini
dipasang dianjungan kapal, penunjukan dapat berupa grafik atau
berupa angka digital.

16. GPS (global positioning system)


Merupakan peralatan electronic untuk mengetahui dan menentukan
posisi kapal berdasarkan derajat lintang dan bujurnya, sehingga
dengan mudah kapal dapat diketahui posisinya secara tepat apabila
diplot pada peta. Alat ini bekerja dengan bantuan satelit. GPS juga
dapat melihat dan mengikuti jejak pelayaran kapal secara tepat. GPS
juga dapat dilengkapi dengan peralatan speed log, pengukur
kecepatan berlayar kapal.

29
Gambar. GPS

17. Radar Kapal / Ships radar


Radar kapal adalah merupakan alat elektronik untuk mendeteksi
adanya obyek disekitar kapal dalam radius sesuai jangkauan radar 5
mil, 10, 20 bahkan 100 mil Unit radar terbagi dua bagian yang terdiri
dari unit monitor yang terpasang dan dapat dibaca diruang anjungan,
unit kedua adalah scanner merupakan peralatanyang dapat berputar
dan terletak diatas ruang anjungan atau terpasang pada salah satu tiang
kapal.

Monitor radar beragam, ada yang menampilkan warna hijau dan pada
saat ini monitor radar sudah banyak yang berwarna Pada monitor radar
terdapat beberapa fasilitas yang sangat berguna a.l. fasilitas plotting,
tracking ataupun untuk menangkap signal khusus .

18. Engine telegraph, telepon internal dan sistim pengeras suara

1. Engine Telegraph adalah alat khusus untuk berkomunikasi antara


anjungan dan ruang mesin, alat ini untuk memberi isyarat secara
visual kebutuhan operasi menjalankan kecepatan mesin induk,
misalnya perintah start engine, slow engine, full speed ataupun stop
engine.
2. Engine telegraph bekerja paralel antara anjungan dan kamar mesin,
alat ini dilengkapi bagian yang menunjukkan konfirmasi
pelaksanaan perintah yang dapat dibaca di anjungan dan kamar
mesin, alat ini juga dilengkapi alarm apabila terjadi kesalahan
respon
3. Engine telegraph dipersyaratkan untuk kapal-kapal yang memiliki
notasi sesuai klasifikasi, sebelum adanya engine telegraph bahkan
sekarang masih digunakan adalah sistim voice tube, suatu tabung
untuk meneriakan perintah antara anjungan dan kamar mesin.
4. Telepon Internal adalah alat untuk berkomunikasi dua arah antara
anjungan dan ruang-ruang dikapal atau alat komunikasi antar
ruangan. Untuk komunikasi antar anjungan dengan kamar mesin

30
dipasang telepon khusus. Telepon ini harus dipasang di ruang
anjungan kamar kapten, kkm dan perwira dek, ruang salon, ruang
kontrol kamar mesin, ruang mesin, dapur, ruang steering gear dan
ruang lain yang penting.

Gambar Telepon Internal

Selain untuk komunikasi, sistim telepon dapat digabung dengan


peralatan panggil atau public addressor, yang digunakan untuk
memanggil atau memberi perintah secara terbuka melalui pengeras
suara diseluruh kapal. Selain telepon Internal, pada saat ini sudah
banyak kapal yang dilengkapi dengan telepon satelit, telepon ini
menggunakan fasilitas satelit inmarsat. Namun pada saat ini biaya
telepon ini masih cukup mahal sekitar USD 20 per menit.

20. Peralatan Navigasi Lainnya


 Bell
Digunakan sebagai tanda untuk menyatakan waktu pergantian jaga pada
crew, kadang-kadang dipakai sebagai peringatan keadaan berbahaya.
 Terompet kabut (fog horn)
Biasanya dibunyikan dengan memakai uap, udara atau ditiup.
 Bola jangkar (black ball)
Sebagai tanda bahwa kapal sedang turun jangkar yang terlihat pada siang
hari dengan menggunakan plat bulat berdiameter 2 feet yang dibuat tegak
lurus satu sama lain.
 Bendera isyarat (signal flag) dan bendera nasional (national flag).
 Rocket or socket signal 12 bh, Signal code book, dan daftar dari kapal-
kapal niaga.
 Termometer (for sea water), barometer, teropong (binocular).
 Hand lead tidak kurang dari 3,2 kg (berikut talinya tidak boleh kurag dari
46 m), dan deap sea lead tidak kurang dari 12,7 kg (dan tali-talinya tidak
kurang dari 230 m).
 Deep sea sounding machine.
 Sektan (sextant), alat astronomi jinjing yang dipergunakan untuk
mengukur sudut dengan bantuan cermin.

31
 Magnetic compass, yang diletakkan di geladak navigasi dan posisinya
kesemua arah.

(COMMUNICATION EQUIPMENT)

 Telegraph, berupa telegraph kamar mesin, telegraph rumang kemudi,


telegraph geladak dan telegraph jangkar.
 Voice tube, peralatan ini biasanya terbuat dari pipa yang digalvanis, pipa
suara digunakan untuk jarak pendek dengan diameter 38 mm, sedangkan
jarak panjang 50 atau 64 mm.
 Telephon dan bel pemanggil (Calling bell), telephon yang dipakai
ummnya sama dengan telephon yang dipakai di darat. Biasanya digunakan
pada kapal barang modern. Calling bell umumnya dipasang pada catering
service, dimana bell dipencet pada kamar-kamar penumpang, public room,
kamar mandi, kamar perwira, dsb.

(SAFETY EQUIPMENT)
1. Sekoci penyelamat (life boat)

Sekoci penyelamat (life boat) : Gunanya terkecuali difungsikan buat


menyelamatkan sekian banyak orang dalam keadaan bahaya serta diperlukan buat
memimpin pesawat luput maut. Sekoci berupa perahu mungil yg berapa di kanan
& kiri kapal bidang atas atau tepatnya di deck sekoci. Terhadap kapal barang rata
rata ada dua buah sekoci, sedangkan terhadap kapal penumpang atau pesiar
sebanyak pas dgn gede atau kecilnya kapal tersebut. Sekoci umumnya berjumlah
12 buah. Sekoci - sekoci tersebut terbuat dari logam, kayu atau serat fiber.

Tenaga penggerak sekoci ini rata rata di bagi atas dua bidang adalah ada yg
bertenaga penggerak mesin atau motor & ada juga yg di lengkapi bersama dayung.
Di dalam sekoci rata-rata telah sedia perlengkapan keselamatan jiwa seperti
makanan, minuman, obat - obatan & sarana bantu utk mencari bantuan ke kapal lain
yg sedang berlayar di lebih kurang sekoci. Sekoci pun di lengkapi minyak peredam
ombak biar penumpang diatas sekoci tersebut tak mabuk laut.

Dewi - Dewi (Life Boat Davits) sama dengan sekoci namun Bobot sekoci yg
ada dikapal lumayan berat, maka tak mungki dinaik turunkan bersama cuma
memanfaatkan tenaga manusia saja. Oleh lantaran itu, seluruh sekoci mesti dikasih
kelengkapan utk saran penurunan dan penaikkan yg aman. Fasilitas yg dipakai
layanan sekoci tersebut dinamakan bersama davist atau dewi - dewi.

32
2. Pelampung Penolong Wujud Cincin (Ring Life Buoys)

Gambar Life Bouys

Pelampung penolong dan jaket/rompi penolong (Life Jacket) : Gunanya untuk


mengapungkan orang yang menggunakannya diatas air. Life buoys ini berbentuk
seperti ban mobil. Pelampung ini bakal dilempar ke laut apabila ada satu orang
penumpang yg jatuh ke laut. Sarana ini rata rata terbuat dari gabus pejal & tahan
kepada minyak. Pelampung ini mesti mempunyai warna yg mencolong biar
gampang dikenali. Kepada pelampung ada tanda hurus balok cocok dgn nama kapal
atau pelabuhan ruangan kapal itu tercatat.

3. Jaket Penolong (Life Jackets)

Gambar Life Jackets

Life jacket (Jaket penolong) berbentuk seperti pakaian. Jaket penolong ini
dimanfaatkan penumpang biar gampang terapung di laut diwaktu berlangsung
kondisi darurat. Jaket penolong pula mesti mempunyai warna yg mencolok supaya
enteng di lihat. Jaket ini mesti di lengkapi bersama peluit yg dikaitkan bersama tali
utk menarik perhatian penolong.

4. Rakit Penolong Kembung (Inflatable Liferaft)

Gambar Inflatable Liferaft

Sampel rakit penolong kembung, Rakit penolong terdiri dari 2 type, adalah rakit
kaku & rakit yg dikembangkan. Ke-2 rakit ini dipakai jikalau tidak berhasil
menurunkan sekoci. Rakit penolong mesti di lengkapi penutup yg serasi bersama

33
ukurannya maka bisa melindungi penumpang. Warna rakit ini rata-rata mencolok,
seperti warna jingga (orange) maka enteng ketahuan keberadaannya.

Sementara rakit yg dikembangkan berbentuk seperti kapsul dengan kapasitas besar


& di lengkapi bersama tali pembuka yg panjang. Penggunaannya tinggal
dilemparkan ke laut & ditarik talinya. Sesudah tali ditarik, sehingga rakit automatic
menggembung & siap buat dipakai. Di dalamnya pula terdapat perlengkapan
keselamatan jiwa seperti makanan, minuman, & obat - obatan. Kapasitas rakit tepat
ukuran, ada yg dapat mengangkut hingga 25 orang.

5. Pelempar Tali Penolong (Line Throwing Apparatus)

Gambar Line Throwing Apparatus

Roket pelempar tali (line throwing appliances) : Gunanya yg adalah alat


penghubung perdana antara kapal yang ditolong dgn yang mempermudah yang
seterusnya dipakai utk kepentingan lainnya. Fasilitas ini diciptakan oleh tuan
Schermily. Sarana ini dipakai ketika berjalan kondisi darurat. Sarana pelempar tali
ini mesti sanggup melempar tali paling dekat sejauh 230 meter.

6. Survival suit dan Immersion suit

Gambar Survival suit

Gunanya juga sebagai pelindung/pencegah suhu tubuh yang hilang akibat


dinginnya air laut

7. Media pelindung panas (Thermal Protective Aid)

Gambar Thermal Protective Aid

34
Gunanya serta yang merupakan pelindung tubuh, mengurangi hilangnya panas
badan

8. Isyarat visual (Pyrotechnis)

Gambar Isyarat visual


Gunanya juga sebagai isyarat tanda bahaya bilamana penyelamat menyaksikan ada
kapal penolong, isyarat ini hanya dapat diliihat oleh mata pada siang hari dipakai
isyarat asap apung (bouyant smoke signal). Kepada tengah tengah malam hari dapat
digunakan obor tangan (red hand flare) atau obor parasut (parachute signal)

9. Pesawat luput (survival craft)

Gambar survival craft


Gunanya buat menolong/mempertahankan jiwa orang-orang yang berada dalam
bahaya dari sejak orang tersebut meninggalkan kapal.

Disusun Oleh : Fatha Makhrusyah


NIM 21090114120058

35

Anda mungkin juga menyukai