Disusun Oleh :
Kelompok 5
- Agnes Redyna
- Elma Aulia
- Jeremia Hasibuan
- Novia Doloyanti
- Surya Eriksen
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
limpahan berkat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
Kewirausahaan kami sesuai dengan tenggat yang diberikan.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
- Apa pengertian Kewirausahaan?
- Apa ciri ciri seorang Kewirausahaan?
- Apa tujuan seseorang berwirausaha?
- Siapa saja tokoh Kewirausahaan di Medan dan di Indonesia?
Tujuan
- Mengetahui apa alasan kita perlu berwirausaha
- Memberikan kita motivasi untuk terus mau berusaha
- Meningkatkan pengetahuan mengenai dunia kewirausahaan
- Memberikan kita bekal untuk masa depan
Bab II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu proses untuk mengembangkan, mengindentifikasi, dan
mewujudkan visi dan misi dalam kehidupan. Kata “Kewirausahaan” berasal dari kata wira
dan usaha. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Wira berarti; pejuang, berani dan berwatak
agung, berbudi luhur. Sedangkan kata Usaha berarti; bekerja, berbuat amal, berbuat sesuatu.
Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli
1. Drs. Joko Untoro
Menurut Drs. Joko Untoro, pengertian kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk
melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang,
berdasarkan kemampuan dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2. Eddy Soeryanto Soegoto
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto, pengertian kewirausahaan adalah usaha kreatif yang
dilakukan berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah,
memberikan manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.
3. Ahmad Sanusi
Menurut Ahmad Sanusi, definisi kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
4. Soeharto Prawiro
Menurut Soeharto Prawiro, pengertian kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan
untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha.
5. Peter Drucker
Menurut Peter Drucker, pengertian kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain.
6. Zimmerer
Menurut Zimmerer, pengertian kewirausahaan adalah sebuah proses penerapan kreativitas
dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan bisnis
7. Siswanto Sudomo
Menurut Siswanto Sudomo, pengertian kewirausahaan adalah segala sesuatu yang penting
mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat pekerja keras dan mau
berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan
gagasannya.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang dapat dikatakan handal dan profesional jika ia
melakukan hal-hal berikut ini:
Sangat mengenal dan meyakini produknya
Mampu menerima kritik dan saran yang baik dengan tidak berdebat dengan pelanggan
maupun calon pelanggan
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan anggotanya maupun pelanggan
Bersikap yang santun, jujur dan berani mengambil keputusan
Bertanggung jawab jika saja terjadi sesuatu terhadap produk atau jasa dalam bisnisnya
yang merugikan pelanggan.
Tujuan Seseorang Berwirausaha
Membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan membantu mereka untuk
menjadi pengusaha mandiri.
Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja di
sekitarnya.
Meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan juga masyarakat di sekitar usaha yang
dijalankan dengan membuka lapangan kerja.
Menularkan dan mengembangkan semangat berwirausaha kepada orang lain.
Membantu para pengusaha muda untuk berkreasi dan berinovasi.
1. Carline Darjanto
Ketenaran nama Obama di Indonesia membuka peluang bisnis. Yang melihat peluang itu
salah satunya: Carline Darjanto dan Ria Sarwono yang membuat kaos sablon bergambar
Presiden AS pertama keturunan Afrika-Amerika itu, dengan usung merek Cotton Ink.
Menurut Ria, modal untuk membuat kaos tersebut sebesar Rp 1 juta merupakan hasil
pinjaman dari kedua orangtua mereka, masing-masing Rp 500.000. “Dipakai untuk modal
bikin kaos Obama dua lusin,” ungkap Ria yang ketika itu dirinya dan Carline masih kuliah.
Kini, Cotton Ink menjelma jadi salah satu merek lokal yang populer. Dari awalnya hanya dua
lusin, sekarang produksi mereka mencapai ribuan potong pakaian dan pieces aksesori.
Sayang, baik Ria maupun Carline menolak buka-bukaan soal omzet mereka. Yang jelas,
“Rata-rata pertumbuhan tahunan dalam tiga tahun terakhir 30% lebih,” sebut Carline. Dan
hebatnya, mereka memulai usaha mode dari sebuah keisengan di akhir 2008 silam. Itu tadi,
membuat kaos bergambar Obama dengan memanfaatkan kebekenan nama Presiden AS ke-44
ini di Indonesia.
Selain Obama, mereka memproduksi kaos dengan gambar lain. Lantaran masih kuliah sambil
bekerja, bisnis kaos itu hanya usaha sampingan buat dua sahabat sejak SMP ini. Carline
kuliah sembari kerja di perusahaan garmen milik pamannya. Sedang Ria kuliah seraya jadi
guru les piano. Meski usaha sampingan, mereka tetap mengibarkan brand untuk bisnisnya
yakni Cotton Ink, yang dalam bahasa Inggris berarti katun dan tinta. Kata cotton mereka
pakai untuk menggambarkan bahan katun yang nyaman. Adapun ink melukiskan teknik
sablon.
Pada 2009, keduanya mengeluarkan produk baru: syal yang mereka sebut convertible scarf.
Soalnya, syal buatan mereka bisa digunakan dengan bermacam-macam gaya. Dan ternyata,
produk itu mendapat respons luar biasa, menjadi hits.
Berangkat dari kesuksesan tersebut, awal 2010, Carline dan Ria memutuskan untuk
menyeriusi bisnis ini. Mereka ingin Cotton Ink jadi merek mode bukan cuma aksesori. Dari
hasil survei kecil-kecilan, keduanya merilis pakaian kasual dengan desain tidak terlalu seperti
baju kantoran dan pesta. “Dan ternyata, usaha kami bisa masuk dan diterima masyarakat.
Dari awal 2010, target pasar kami perempuan, sebelumnya masih unisex,” tutur Carline.
Dengan mengincar kaum Hawa, mereka pun menciptakan produk-produk yang menggambarkan
perempuan yang nyaman dan percaya diri dengan dirinya sendiri sekaligus memiliki karakter. Itu juga
tergambar dari arti Cotton Ink. “Makanya, kami selalu membuat pakaian yang santai dan simple,
berusaha mendukung keseharian perempuan dengan pakaian yang nyaman dan enak dipakai,” kata
Carline. Hanya sejak awal berbisnis, Carline dan Ria tidak memproduksi sendiri pakaian dan aksesori
hasil desain mereka. Dua perempuan yang sama-sama kelahiran 1987 silam ini menyerahkan
pengerjaan produk ke pihak ketiga.
Mereka menganggap, usaha mode yang punya pabrik sendiri merupakan tipikal perusahaan lama.
Alhasil, Carline dan Ria hanya mendesain produk dan memilih material yang cocok. “Kami lebih
memilih di mana, nih, kekuatan kami dan di situlah yang harus dibesarkan. Kami rasa jika punya
pabrik sendiri Cotton Ink tidak akan sebesar sekarang,” ujar Carline. Mereka menyerahkan proses
produksi ke sejumlah usaha kecil dan menengah (UKM). Lokasi mitra tidak hanya di Jakarta, juga di
luar Ibu Kota RI. “Ada juga kerjasama dengan perusahaan tapi bukan yang produksinya ribuan potong
sehari,” tambah Carline.
Dalam mengelola bisnis, keduanya berbagi tugas. Ria mengatur strategi pemasaran sebagai brand and
marketing director. Sementara Carline yang lulusan sekolah desain mengurus bagian produksi sebagai
creative director.Tentu, dalam pekerjaan sehari-hari mereka mendapat bantuan dari karyawan yang
saat ini berjumlah 125 orang. Awalnya, Carline dan Ria hanya bekerja tanpa pegawai. Baru punya
karyawan pada 2009 sebanyak dua orang. Itu pun keduanya ialah asisten rumahtangga (ART)
orangtua Carline dan Ria. Dan, Carline mengungkapkan, tidak mudah merekrut dan membentuk tim
yang baik. Ia bercerita, pernah punya tim berkinerja kurang bagus.
“Jadi memang, yang paling penting adalah SDM yang bagus, itu membuat perusahaan bisa
berkembang. Kasarnya, ada harga ada barang,” imbuhnya. Apalagi, setiap pekan Cotton Ink
meluncurkan produk baru. Saat ini, Cotton Ink memiliki empat lini produk: Pakaian, Aksesori, Cotton
Ink Studio, dan Cotton Ink Mini. Untuk Pakaian, misalnya, pada 2012 mereka merilis produk yang
menggabungkan batik tradisional dan tenun ikat ke dalam desain baju-bajunya. Tentu saja, masih
dalam ranah casual with a twist khas Cotton Ink.
Lalu, Cotton Ink Studio lahir pada 2014 yang merupakan sebuah perwujudan baru dari nilai estetika
minimal dan modern. Koleksi dalam lini produk ini adalah kontradiksi ketegasan dan kelembutan
melalui berbagai bentuk juga tekstur.
Gandeng Investor
Cotton Ink Mini jadi lini produk paling baru yang rilis pada April 2018. Konsepnya: lebih
mengedepankan pakaian anak yang kasual tapi juga enak dipakai dan bukan seperti baju
rumah.
“Ini lebih ke baju yang bisa dipakai untuk anak-anak jalan sama ibunya. Jadi produknya ada
yang pasangan dengan ibunya,” jelas Carline. Sejauh ini, target pasarnya masih untuk bayi
usia 0–3 bulan. Tapi, mereka bakal meluncurkan koleksi baru lagi sampai usia 5 tahun.
Tahun depan, rencananya bisa sebulan sekali mengeluarkan koleksi gres.
“Sambil kami riset, bagaimana keinginan pasar, kami juga masih trial and error karena ini,
kan, lini produk baru, untuk anak-anak,” ujar Carline.
Dalam inovasi produk baru, Carline dan Ria juga berkolaborasi dengan ilustrator Dina
Maharani dan desainer Mel Ahyar. Kolaborasi yang terjalin sejak 2015 itu menjadi strategi
pemasaran baru bagi Cotton Ink yang berstatus perseroan terbatas (PT) pada 2012. Mereka
ingin para pelanggan setia juga memiliki sesuatu yang ekstra seperti edisi spesial, di luar
koleksi-koleksi Cotton Ink. Kemudian, untuk semakin mendekatkan diri kepada pelanggan,
Carline dan Ria membuka gerai fisik di daerah Kemang, Jakarta.
“Awalnya dapat komentar dari pelanggan melalui akun Instagram kami yang menanyakan,
kapan buka toko fisik dan kalau mau lihat produk di mana,” ungkap Ria.
Gerai fisik di Kemang ini sempat menjadi kantor juga buat Carline dan Ria. Sebelumnya,
mereka menjalankan roda bisnis di rumah orangtua Ria lalu pindah dengan menyewa sebuah
ruko di 2010. Sekarang, kantor mereka ada di kawasan Permata Hijau, Jakarta.Pembukaan
toko di Kemang mendapat respons sangat positif dari pelanggan. Itu sebabnya, mereka
membuka lagi gerai fisik di Plaza Senayan, Jakarta.
“Ini semacam langkah besar buat kami karena, kan, tadinya hanya ada di sosial media lalu
punya website sendiri serta toko mal,” beber Carline yang namanya masuk daftar 30 Under
30 Asia kategori Retail & E-Commerce Forbes Asia.
Ekspansi pun berlanjut. Tahun berikutnya mereka membuka gerai di Pondok Indah Mall
(PIM) dan Kota Kasablanka (Kokas). Tetapi, menutup toko di Kemang lantaran pasar di
Jakarta Selatan sudah cukup kuat dengan keberadaan gerai di PIM dan Plaza Senayan. Ke
depan, Carline dan Ria fokus menggarap pasar luar Jakarta. Untuk itu, mereka start dengan
membuka pop-up store di Kota Medan, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Soalnya, pasar di daerah potensinya masih tinggi. “Kami merasa perlu mengembangkan diri
di luar Jakarta,” ucap Carline. Langkah besar lainnya adalah, mengajak investor masuk ke
Cotton Ink. Sebenarnya, sejak tiga tahun lalu, sudah ada penawaran yang masuk. Cuma,
mereka merasa masih belum siap untuk berkongsi. Saat ini, Ria bilang, sudah sampai titik
Cotton Ink membutuhkan bantuan terutama secara finansial, modal untuk bisa lebih besar dan
menjangkau secara luas lagi.
“Jadi, setelah 10 tahun, kami ingin menarik investor. Waktu 10 tahun sudah cukup bagi kami
untuk membangun brand,” imbuhnya.
2. Abraham Ranardo
Abraham Ranardo yang akrab dipanggil sebutan Abe, adalah founder dari Mailbird. Nama
Abraham Ranardo masuk ke dalam jajaran 30 Under 30 bidang Enterprise Tech. versi
majalah Forbes. Pada tahun 2012 Mailbird berdiri, memiliki karyawan berjumlah 12 orang
dengan 500.000 pengguna. Kini Mailbird telah bekerjasama dengan Dropbox, Evernote dan
Whatsapp.
Abraham Ranardo dan Multi Account dari Mailbird
Berbekal pendidikan di Institut Tekhnologi Bandung, Abraham Ranardo menciptakan sebuah
aplikasi manajemen yang menghubungkan email dengan daftar pekerjaan, kalender, dan
aplikasi pesan instan. Program yang didirikan oleh Abraham Ranardo bersama teamnya
memiliki satu visi, yaitu untuk menciptakan “solusi email terbaik di dunia yang sangat aman,
cepat dan inovatif” (advancedinstaller.com)
Dilansir dari tech in asia, pembuat aplikasi email di PC ini telah memiliki fitur multi-account
dimana fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk menggunakan lebih dari satu akun
email dalam Mailbird. Bagi para pengguna yang membaca banyak email dari berbagai akun
setiap harinya, hal ini tentu membantu sekali. Banyak pengguna yang memisahkan akun
email mereka.
Tiap kebutuhan baik itu pribadi, profesional, dan lainnya memiliki email yang terpisah.
Dengan fitur multi account ini, maka pengguna tidak perlu lagi membuka banyak halaman,
semua akun email dapat dicek sekaligus.
Analytic Tools, Penerjemah, Pembaca Cepat, Instalasi yang Mudah.
Mailbird juga mengembangkan fitur Wingman yang cukup menarik, semacam analytic tools
untuk membantu produktifitas para pengguna email. Untuk instalasi di Windows, Mailbird
menggunakan advanced Installer untuk menghadirkan klien email terbaiknya. Serta kamus
built in Advanced Installer yang mencakup lebih dari 30 bahasa.
Kedepannya Abraham Ranardo juga berencana untuk meluncurkan berbagai versi bahasa
untuk dapat lebih diterima oleh lebih banyak pengguna di seluruh dunia. Tak hanya itu,
Mailbird juga menggunakan tool seperti System Center Configuration Manager. Sehingga
dapat mengurangi biaya dukungan teknis dan email bisa bersifat pribadi atau professional
(akun email khusus perusahaan).
Abraham Ranardo melalui produk unggulannya berkomitmen untuk menjaga professionalitas
penggunanya yang sudah tersebar di seluruh dunia dengan menjamin kemudahan pada
pemasangannya tanpa kerumitan. Saat ini produk besutan Abe memiliki kurang lebih 50.000
pengguna terdaftar, bertambah sekitar 5.000 sejak mereka meluncurkan fitur IMAP-nya bulan
lalu. Produk ini memiliki kompetitor di industri ini yaitu MailPlane dan PostBox.
Aplikasi ini juga bertujuan untuk membantu para penggunanya untuk menghemat waktu saat
membaca email yang panjang. Yaitu dengan opsi “pembaca cepat”, yang memungkinkan
para penggunanya membaca email hingga 3 kali lebih cepat.
Caranya adalah dengan cara mengklik ikon “kacamata” di bagian atas pesan email untuk
beralih ke mode bacaan kecepatan. Setelah itu mailbird akan memulai proses pembacaan
cepat mulai dari 100 – 1000 kata per menit.
Pengguna bisa mengunduh fitur baru Mailbird di www.getmailbird.com. Aplikasi “separo
lokal” ini merupakan aplikasi client email yang sudah menyediakan beberapa fitur yang
terintegrasi dengan aplikasi pihak ketiga seperti Evernote, Asana, Calendar dan lainnya.