Anda di halaman 1dari 4

Nama : Agna Raffi Aurellia

NIM : 18.3169.02.0001

Prody : D3 Rekam Medis

Prototyping

1. Pengertian

Menurut Ogedebe, dkk (2012) bahwa prototyping merupakan metode


pengembangan perangkat lunak, yang berupa model fisik kerja system dan berfungsi
sebagai versi awal dari system. Menurut Roger. S. Pressman, Ph. D (2002: 40)
mengemukakan bahwa Prototyping Paradigma dimulai dengan mengumpulkan
kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif
keseluruhan sistem (perangkat lunak) yang akan dibuat, mengidentifikasi segala
kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan
keharusan kemudian dilakukan “perancangan kilat”. Perancangan kilat berfokus pada
penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi
pelanggan/pemakai (contohnya pendekatan input dan format output).
Tahap-tahap pengembangan Prototype model menurut Roger S. Pressman (2002:
4), adalah
1. Mendengarkan pelanggan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan dari system dengan cara
mendengar keluhan dari pelanggan. Untuk membuat suatu system yang
sesuai kebutuhan, makan harus diketahui terlebih dahulu bagaimana
system yang sedang berjalan untuk kemudian mengetahui masalah yang
terjadi.
2. Merancang dan membuat Prototype
Pada tahap ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype system.
Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan system yang telah
didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna

1
3. Uji coba
Pada tahap ini, Prototype dari system di uji coba oleh pelanggan atau
pengguna. Kemudia dilakukan evaluasi kekurangan-kekurangan dari
kebutuhan pelanggan. Pengembangan kemudian kembali mendengarkan
keluhan dari pelanggan untuk memperbaiki Prototype yang ada.

2. Kelebihan Prototyping
1) Dapat menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang system
2) Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari
user yang akan menggunakan system tersebut, sehingga reliable
3) User akan memberikan masukan terhadap system sesuai dengan kemauanya
4) Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah system
5) Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat ppoin-
poin penting saja
6) Cocok digunakan pada sebuah system kecil, yang digunakan pada ruang lingkup
tertentu, seperti system dalam sebuah kantor
7) Penerapan dari system yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan

3. Kekurangan Prototyping
1) Kualitas aplikasi belum teruji dan belum mencantumkan pemeliharaan jangka
panjang
2) Algoritma dan bahasa yang digunakan sederhana karena ingin menyelesaikan
proyek secara cepat, padahal program belum blue print system
3) Teknik perancangan tidak baik dilihat dari hubungan pelanggan dengan computer.
4) Proses perancangan dan analisi terlalu singkat
5) Biasanya kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan

4. Contoh penerapan prototyping

2
Pembuatan aplikasi restaurant dalam bentuk personal guide. Fitur yang mungkin ada di
aplikasi seperti :
1) Daftar Restaurant favorit yang berada di home aplikasi
2) Membuat halaman penyimpananan data restaurant
3) Menyimpan lokasi restaurant dan dapat dibagikan melalui media social
4) Dapat melihat lokasi restaurant dalam bentuk maps
5) Dapat melihat restaurant yang orang lain bagikan di aplikasi ini

Referensi :

3
Nugraha, Wahyu, dkk. (2018). Penerapan Metode Prototype Dalam Perancangan System
Informasi Perhitungan Volume Dan Cost Penjualan Minuman Berbasis Website. Jurnal
Sistem Informasi (3).2. Hal 99.

Purnomo, Dwi.(2017). Model Prototyping Pada Pengembangan System Informasi. Jurnal


Informatika Merdeka Pasuruan. (2). 2 Hal 55

Anda mungkin juga menyukai