Anda di halaman 1dari 7

METODE PROTOTYPING

Prototyping perangkat lunak adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada
konsep model bekerja (working model). Tujuannya adalah mengembangkan model menjadi
sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode tradisional dan
biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara untuk melakukan prototyping, begitu pula
dengan penggunaannya.
Ciri dari metode ini adalah pengembang dan pelanggan dapat melihat dan melakukan pengerjaan
dengan bagian dari sistem komputer dari sejak awal proses pengembangan.
Fase Fase Metode Prototyping
Fase fase dalam Prototyping adalah sebagai berikut.
1. Analisa kebutuhan
Di tahap ini pengembang melakukan identifikasi software dan semua kebutuhan sistem yang
akan dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada
penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Evaluasi prototyping
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah prototyping sudah sesuai dengan harapan
pelanggan.
4. Mengkodekan sistem
Pada tahap ini prototyping yang sudah disetujui akan diubah ke dalam bahasa pemrograman.
5. Menguji sistem
Di tahap ini dilakukan untuk menguji sistem perangkat lunak yang sudah dibuat.Pengujian
6. Evaluasi Sistem
Perangkat lunak yang sudah siap jadi akan dievaluasi oleh pelanggan untuk mengetahui
apakah sistem sesuai dengan yang diharapkan.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang sudah diuji dan disetujui oleh pelanggan siap digunakan.
Judul : Penggunaan metode prototype dalam pembuatan sistem informasi penjualan berbasis
desktop pada Toko Mainan Anak Dana Sentosa.
Oleh : Eka Dinata P. P (18120067), Catenary F (18120085), Moch. Abdul Rohman (18120078)

Metode Penelitian:
Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode Prototyping dengan rincian
sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan
keseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar
sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada
penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan
diambil. Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan system
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
5. Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,
pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi
langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Hasil Dan Pembahasan :


1. Pengumpulan Kebutuhan
Tahap ini berfokus terhadap fitur – fitur yang dikembangkan dalam sistem. Dalam sistem
terdapat 3 hak akses pengguna yaitu pemilik toko, pegawai dan pembeli. Berikut adalah
fitur yang ada di sistem.
- Pemilik Toko
a. Pemilik toko dapat login dan logout.
b. Dapat melihat data produk.
c. Dapat melihat data transaksi.
d. Dapat melihat data konsumen.
e. Dapat melihat laporan.
- Pegawai
a. Pegawai dapat login dan logout.
b. Dapat mengelola data produk.
c. Dapat mengelola data konsumen.
d. Dapat mengelola data transaksi.
e. Dapat mengelola laporan.
- Pembeli
a. Dapat login dan logout.
b. Dapat melihat, memesan dan membeli produk yang dijual.
c. Dapat melihat laporan transaksi yang telah dilakukan.
2. Membangun Prototype
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada
penyajian kepada konsumen misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya.
Perancangan dapat dilihat pada use case diagram pemilik toko, pegawai dan pembeli
serta desain pengoperasian aplikasi.
Use case pemilik toko
Use case pegawai

Use case pembeli


Desain pengoperasian aplikasi atau sistem :
Antarmuka login

Antarmuka beranda

Antarmuka tampilan barang


3. Evaluasi Prototype
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginan konsumen. jika sudah sesuai maka langkah keempat akan
diambil. Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan
3. Hasil evaluasi dari prototype yang dibuat adalah prototipe dilanjutkan ke tahap
pengkodean.
4. Pengkodean sistem pada tahap ini dibuat dengan bahasa pemrograman JAVA.
5. Pengujian Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan metode blackbox testing yaitu
pengujian yang dilakukan pada tampilan program apakah program dapat berjalan dengan
baik sesuai yang diinginkan.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa sistem dapat
diterima dan digunakan oleh pengguna .

Anda mungkin juga menyukai