Anda di halaman 1dari 3

SOAL UTS

Nama : William Febrianto


Kelas : M1-SI
NIM : 1810307057058
Testing dan Implementasi Sistem
Selasa Jam 19.00

1. Sebagai seorang tester yg memiliki informasi tentang prinsip perancangan layar tatap
muka (interface) sebuah system terhadap user,
Sebutkan langkah terbaik menurut saudara prinsip perancangan dengan Point Title dan
Screen Identifier.
Jawab :
Terdapat 3 Pilar Perancangan sistem
1. Guidelines document, meliputi :
- Tata letak layer (Point Title), dimana ini termasuk kedalam judul dan isi dari sebuah system
program yang
harus sesuai dalam penyusunannya, agar user tidak kebingungan saat masuk kedalam sistem
- Piranti masukan dan keluaran
- Urutan aksi, harus diberikan didalam kesesuaian tata letak agar tidak ada terjadinya kesalahan
interface
- Pelatihan dilakukan agar petunjuk yang diberikan dapat diikuti oleh user
2. User-Interface Software Tools (UIMS dan Rapid Prototyping Tools)
- Pelanggan dan pemakai belum mempunyai gambaran yang jelas bagaimana sistem akhir
akan terlihat, dikarnakan masih dalam proses perancangan, tetapi akan ada gambaran yang
mendekati dari sebuah program tersebut.
- Kesulitan dihindari dengan pemberian kesan realistik tentang seperti apa bentuk sistem akhir
3. Usability Laboratories and Iterative Testing
- Harus dilakukan uji pilot kecil dan besar dari komponen-komponen system sebelum dirilis ke
Pelanggan, yaitu seperti melakukan test case agar meminimalisir sebuag kesalahan/error
- Uji pilot membandingkan alternatif-alternatif rancangan, membedakan sistem baru dengan
prosedur lama, atau mengevaluasi produk-produk kompetitif, seperti gambar ataupun visual
yang ada didalm system Produk tersebut (Screen Identifier)
2. Sebagai seorang tester, jelaskan tentang apa itu unit testing, system testing dan
Aceptance Testing.
Jawab :
a. Unit Testing
Unit Testing adalah metode verifikasi perangkat lunak di mana programmer melakukan
pengujian pada suatu unit program untuk memastikan layak untuk tidaknya dipakai. Unit testing
berfokus pada verifikasi di unit terkecil pada desain perangkat lunak (komponen atau modul
perangkat lunak. Unit Testing meyakinkan bahwa masing-masing unit tersebut berjalan dan
memenuhi fungsi sebagaimana mestinya. Tujuan lain dilakukannya unit testing adalah untuk
menguji setiap bagian dari perangkat lunak dengan memisahkannya menjadi unit-unit kecil.
Contohnya adalah memeriksa kode program pada event, procedure, dan function. Pengujian
semacam ini dilakukan oleh developers.
b. System Testing
System testing adalah tes akhir untuk memverivikasi bahwa system sudah memenuhi
spesifikasi, testing dilakukan pada system yang sudah terintegrasi dan selesai di
develop/dibuat. System testing dilakukan dengan menggunakan data yang menggambarkan
data sesungguhnya yang akan digunakan oleh pengguna terhadap aplikasi. Karena itu,
aplikasi harus terlihat dan berfungsi sebagaimana mestinya terhadap end-user.
c. Acceptance Testing
Acceptance testing juga meliputi testing pada keseluruhan aplikasi. Perbedaannya
terletak pada siapa yang melakukan testing. Pada tahap ini, end-user yang terpilih melakukan
testing terhadap fungsi-fungsi aplikasi. Testing yang dilakukan merupakan simulasi
penggunaan nyata dari aplikasi pada lingkungan yang sebenarnya. Acceptance testing
dilakukan untuk menemukan apakah persyaratan spesifikasi atau kontrak sudah terpenuhi
sesuai dengan requirement di awal.

3. Terdapat dua cara desain Test Case, yaitu:

• Dengan berdasarkan pada fungsi yang dispesifikasi dari produk, tes dapat
dilakukan dengan mendemontrasikan tiap fungsi telah beroperasi secara penuh
sesuai dengan harapan.
• Dengan pengetahuan operasi internal dari produk, tes dapat dilakukan untuk
memastiskan semua komponen berjalan semestinya, operasi internal berlaku
berdasarkan pada spesifikasi dan semua komponen internal telah cukup diperiksa.
Pendekatan cara pertama disebut dengan black box testing, dan pendekatan cara
kedua disebut white box testing.

Sebutkan gambaran singkat perbedaan whitebox testing dan black box testing
terhadap sebuah software/aplikasi (wawasan)

Jawab :

a. Black Box Testing : Pengujian yang didasarkan pada detail aplikasi seperti tampilan
aplikasi, fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi, dan kesesuaian alur fungsi dengan
bisnis proses yang diinginkan oleh customer. Pengujian ini tidak melihat dan menguji
souce code program dikarnakan masih berupa perancangan pada sebuah produk.

Kegiatan Tester :

– membuat test case untuk menguji fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi

– membuat test case untuk menguji kesesuaian alur kerja suatu fungsi di aplikasi dengan
requirement yang dibutuhkan customer untuk fungsi tersebut

– mencari bugs / error dari tampilan (interface) aplikasi

b. White Box Testing : Pengujian yang didasarkan pada detail prosedur dan alur logika
kode program. Pada kegiatan whitebox testing, tester melihat source code program dan
menemukan bugs dari kode program yang diuji. Intinya whitebox testing adalah
pengujian yang dilakukan sampai kepada detail pengecekan kode program ataupun
kesalahan.

Kegiatan Tester :

- melihat kode program yang sudah dilakukan dalam black box tester
- membuat test case untuk mencari kesalahan / bugs / error dari kode program yang dibuat
oleh programmer.

Anda mungkin juga menyukai