umat bergama berada dalam ruang merupakan bagian lingkup kebaikan. dari hubungan sosial Namun, masih ada anatar manusia yang juga pertiakaian tidak dilarang dalam bernuansa agama, ajaran agama. dalam bab ini Kita akan Hubungan dan mempelajari sebab – kerja sama dalam akibat terjadinya bidang-bidang pertikaian tsb, ekonomi, politik, pandangan gereja thp maupun budaya tidak masalah tsb, hingga dilarang, bahkan solusi utk menghadapi masalah tsb. Sebab-sebab Permusuhan/ Pertikaian Yang Bernuansa Agama • Agama sering diperalat • Merasa posisi dan atau ditunggangi demi pengaruhnya terancam kepengtingan lain yg karena adanya agama bersifat politis dan lain. Merasa agama lain ekonomis sbg saingan • Fanatisme sempit karena • Pencemaran simbol- kurang memahami simbol agama oleh agamanya dan agama org pemeluk agama lain. Hal lain ini sering memebakar emosi massa dan menimbulkan masalah Akibat Kerusuhan Akibat konflik antar-Pemeluk Agama • Hilangnya sekian banyak • Terjadinya bumi hangus. nyawa secara sia-sia, Segala sarana dan prasarana bahkan nyawa orang-orang termasuk sarana dan yg tdk berdosa prasarana agama, telah habis dibakar • Terjadinya gelombang pengungsian, sebab • Trauma yg berkepanjangan mereka takut dan sudah bg mereka yg telah kehilangan segala-galanya mengalaminya • Segala kegiatan, baik ekonomi, pendidikan, maupun keagamaan tdk dpt berjalan lagi Beberapa Kerusuhan Akibat Konflik antar- Pemeluk Agama • Di Irlandia Utara • Di Tanah Air terdapat sering terjadi dicatat kerusuhan kerusuhan dan perang antara umat Islam dan antara Umat Katolik Kristen di Ambon, Poso dgn Umat Protestan dan secara laten dan • Di Khasmir sering kecil-kecilan terjadi di terjadi kerusuhan dan banyak tempat lain perang antara Umat Hindu dan Islam Makna UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 Dalam UUD 45 pasal 29 ayat 1 dan 2 ditulis : 1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu Dengan ayat-ayat itu ingin dikatakan bahwa : • Masyarakat Indonesia • Setiap umat beragama sadalah masy. Yg beragama wajib menghormati dan harena didasarkan atas memberi kebebasab Ketuhan Yang Maha Esa. Oleh pihak lain untuk karena itu, org harus melaksanakan ibadatnya beragama atau • Setiap agama dilarang berkepercayaan. memaksa seseorg atau • Setiap warga negara bebas sekelompok utk memeluk dan menjalan menganut agamanya ibadat sesuai dgn agama masing-masing Pandangan Gereja Terhadap Agama-Agama Non- Kristen Berdasarkan Nostra Aetate Dalam dokumen Nostra Aetate Art. 1 dan 2 mengatakan bahwa kita hendaknya menghormati agama- agama dan kepercayaan lain, sebab dalam agama-agama itu terdapat pula kebenaran dan keselamatan. Kita hendaknya berusaha dan bersatu dalam persaudaraan yg sejati demi keselamatan manusia dan bumi tempat tinggal kita ini Kerjasama Antara Umat Beragama
Kerjasama umat beragama bisa dijalin
dengan berbagai cara seperti dialog, diskusi, mengadakan suatu kegiatan, atau pertemuan antar agama, silaturahmi dan lain sebagainya. 4 wujud dialog antar umat beragama · Dialog teologis, · Dialog kehidupan interaksi dengan sehari-hari, interaksi saudara yang berbeda dengan anggota agama terkait dengan masyarakat lain. masalah-masalah · Dialog formal, interaksi keagamaan agar dengan saudara-saudari mendapat kejelasan , berbeda agama dalam seperti Trinitas, rapat/pertemuan baik di Monotheisme, tingkat RT, RW, keselamatan hidup, dll Kabupaten atau Kota · Dialog Doa, kegiatan berdoa dengan saudara-saudari berbeda agama untuk memperoleh rahmat- rahmat kasih Allah 5 kegiatan yang memungkinkan kerjasama lintas agama · Membangun hubungan melengkapi sarpras belajar, sosial yang tidak dibatasi membentuk kelompok diskusi, oleh doktrin-doktrin membentuk kelompok ilmiah agama, misal: Olah raga, remaja dsb. pergelaran seni budaya, · Membentuk forum bakti sosial, gotong royong persaudaraan antarumat , dsb. beriman. Forum ini · Meningkatkan merupakan ajang komunikasi , perekonomian masyarakat dialog dan kerjasama antar misalnya : mendirikan umat beragama yang Koperasi, CU (Credit bersemangatkan iman Union), kelompok tani, terhadap Tuhan Yang Maha dsb. Esa. · Meningkatkan mutu · Membangun sistem politik pendidikan masyarakat, yang bebas dari segala bentuk misal: renovasi sekolah, konflik kepentingan antar golongan dan agama Hambatan-Hambatan Dalam Membangun Dialog dan Kerjasama Umat Beragama a. Aspek tokoh historis, b. Aspek harta milik, · Fanatisme dan sovinisme · Kekayaan tidak jarang pemeluk agama yang kurang digunakan untuk menindas setia thd tokoh historis yg orang kecil diikutinya shg beranggapan · Kekayaan tidak jarang bahwa tokoh lainnya, seolah- digunakan untuk provokasi olah mereka ini berasal dari agama yang sering kali Allah yg berbeda. disertai kekerasan. · Proses pembodohan dalam · Kekayaan seringkali kaderisasi dan propaganda diperlakukan sebagai status dari pemuka agama kepada simbol para kader dan pemeluk agama sehingga mereka tidak memperoleh informasi yang benar dan utuh tentang tokoh hidtoris dan ajarannya. c. Aspek pesan d. Aspek tujuan hidup, universal, · Solidarisme yang · Persepsi yang dikembangkan hanya berbeda-beda dari bersifat ekslusif masing-masing agama · Ada semacam dan pemuka agama persaingan yang tidak tentang pesan agamanya sehat dalam mencapai · Ketertutupan dan tujuan hidup eksklusivitas para · Mampetnya dialog pemeluk agama dan komunikasi e. Aspek pandangan f. Aspek iman, ibadat dan terhadap kaum miskin, kitab suci, · Masih ada kesenjangan · Beriman kepada sosial bahkan kian lebar Tuhan yang sama, tetapi · Masih suburnya materialisme, konsumerisme, perbedaan tradisi dan hedonisme bahkan ajaran dibesar-besarkan darwinisme · Ada persaingan dalam · Pendiskridtan elite pembangunan tempat terhadap kaum miskin ibadah beserta sarana sebagai pemalas dan sampah pendukungnya masyarakat · Ada rasa “alergi” untuk membaca dan mempelajari kitab suci terutama kitab suci dari agama lain Agar terciptanya kerjasama antar umat beragama berjalan dengan baik, maka hendaknya saling menghargai satu sama lain, menerapkan sikap toleransi beragama dan tidak saling membeda-bedakan. Apalagi kita sebagai warga indonesia yang memiliki banyak anutan agama yang berbeda-beda, harus saling menghargai dan tidak saling menjelek-jelekan agama orang lain karena hal itu dapat menimbulkan konflik dan kecemburuan sosial sehingga dapat menimbulkan hal yang tidak diinginkan untuk terjadi. Untuk itu kita perlu saling menjaga sikap masing-masing dengan kesadaran diri pribadi, tnpa mengikuti egoisme. Dalam Kitab Suci (Luk. 10 : 25-37) Bercerita tentang Padahal menurut org perumpamaan Yesus Yahudi, bangsa Samaria tentang orang Samaria yg adalah bangsa Kafir murah hati. Sikap org Samaria yg murah hati itu Tuhan tidak patut dicontohi. memepersoalkan agama, Dia tidak mengenal tetapi Belas Kasih dan org Yerusalem itu tetapi dia Persaudaraan. Yesus menolongnya, mencarikan menyapa dan bersahabat tempat penginapan dan dgn siapa saja apapun merawat org Yerusalem itu keyakinan dan agamanya. Tidak seperti org Lewi Oleh karena itu, kita dan Imam yg hanya melihat harus berpedoman pada dan melepas org Yerusalem sikap Yesus sendiri itu kesakitan di jalan - The End -