Anda di halaman 1dari 12

BAB V

“ORANG BERIMAN MEMBANGUN


PERSAUDARAAN DENGAN SEMUA ORANG”

Fr. Yoseph Mario Rumsory, S. Fil.


A. SIKAP GEREJA TERHADAP AGAMA LAIN

1. Berbeda Tetapi Satu Tujuan


• Manusia harus sadar bahwa Allah sendiri menciptakan manusia dalam perbedaan antara satu dan yang
lain untuk tujuan saling melengkapi.
• Setiap agama mengajarkan sikap toleran terhadap agama lain.
• Sejak Konsili Vatican II, Gereja Katolik menunjukan sikap yang terbuka terhadap agama lain.
Keterbukaan tersebut muncul dari penghayatan bahwa Allah memang berkehendak menyelamatkan umat
manusia tanpa memandang suku, ras, agama, bangsa dan budaya, dll.
• Agama adalah kepercayaan bukan Allah, tapi jalan menuju satu yang sama.
• Setiap orang mempunyai hak asasi untuk memilih agama sesuai yang diyakini dan tiada
seorang pun yang dapat mengganggunya.
• Mengajak orang lain dengan unsur paksaan untuk berpindah agama merupakan bentuk
pelanggaran HAM.
2. Pluralitas Agama
• Perbedaan agama dapat berdampak buruk pada kerusuhan dan konflik antar agama yang
berjuang pada kehancuran, bahkan perang agama.
• Pengrusakan atau penutupan tempat ibadah (Gereja) oleh agama lain menjadi contoh
kekerasan terhadap agama minoritas.
• Agar penyebab konflik di Indonesia sebenarnya bukanlah di sebabkan oleh perbedaan
agama di masyarakat, tetapi di sebabkan oleh sikap dari orang-orang tertentu yang
menunggangi agama demi mencapai kepentingan politik, kekuasaan, kepentingan ekonomi
dll.
3. Penyebab Terjadinya Konflik Antarumat Beragama
• Ambisi dari oknum agama tertentu yang ingin memperjuangkan kepentingan dengan
mengatasnamakan agama.
• Umat beragama yang kurang mendalami ajaran agamanya dengan benar sehingga mereka
mudah dibodohi, dihasut, diprovokasi oleh orang-orang yang berniat jahat.
• Fanatisme agama yang berlebihan sehingga selalu menilai kebenaran berdasarkan ajaran
agama sendiri.
• Memandang agama lain sebagai ancaman bagi agamanya.
• Kecemburuan sosial dalam kesejahteraan, sehingga memakai agama untuk melampiaskan
kekesalannya.
4. Sikap Gereja Katolik terhadap Agama lain
• Sejak Konsili Vatican II, Gereja Katolik bersikap terbuka terhadap agama lain termasuk
saudara seiman beda Gereja (Protestan, Ortodox, Karismatik, dll).
• Gereja Katolik mendukung upaya pemulihan kesatuan antara segenap Gereja Kristen (Bdk.
Unitatis Redintegratio, Art.1).
• Konsili mengajak semua umat Katolik berperan aktif dalam kegiatan ekumenis.
• Gerakan Ekumenis adalah pelbagai kegiatan untuk menanggapi bermacam, macam
kebutuhan Gereja demi mendukung kesatuan umat Kristen.
• Konsili suci mengajak umat Kristen dan Islam untuk tulus melati diri untuk saling
memahami, bersama-sama membela keadilan sosial bagi semua orang, mengembangkan
nilai-nilai moral, perdamaian dan kebebasan. (Bdk. Nostra Aetate. Art. 3).
B. BERSAHABAT DENGAN SESAMA BERAGAMA LAIN

1. Kebersamaan itu Indah


• Biasakan bersilahturahmi pada hari-hari raya agama lain.
• Terlibat dalam kepanitiaan kegiatan keagamaan umat beragama.
• Biasakan menyumbang kepada tetangga beragama lain yang kesusahan.
• Tumbuhkan semangat solider antar umat beragama.
• Berteman dengan siapa saja tanpa memandang perbedaan agama.
2. Agama jangan menghalangi kasih
• Cinta kasih harus mengatasi agama.
• Agama tanpa kasih adalah kesesatan.
• Agama harus menjadi sarana penyelamatan manusia, bukan untuk menghancurkan manusia.
• Yesus sendiri telah memberi teladan, memberi pertolongan kepada siapapun, sekalipun
berbeda bangsa atau agama.
TUGAS
1. Bagaimana pandangan dan sikap Gereja Katolik terhadap agama Kristen Protestan, dll?
2. Kapan diselenggarakan Konsili Vatikan II, di mana, siapa yang ikut, jumlah berapa orang
yang ikut?
3. Apa yang kamu lakukan ketika mengikuti Ibadah Ekumene?

Anda mungkin juga menyukai