Anda di halaman 1dari 31

KEBEBASAN BERAGAMA

KELOMPOK 7

Anggota :
1. Dhimas Nurwijaya ( 06 )
2. Gramitha S ( 12 )
3. Martha Devita W ( 18 )
4. Singgih Yuliyanto ( 31 )
Pengertian Kemerdekaan
Beragama

Menelaah Ketentuan Kemerdekaan


Konstitusional Cara Membangun
Beragama dan
Kehidupan Berbangsa Kerukunan Umat
Kepercayaan di
dan Bernegara Beragama
Indonesia

Menjelaskan Konflik-
Konflik yang Pernah Terjadi
di Indonesia
Pengertian
Kemerdekaan
Beragama
<
• Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama.
Kehidupan beragama merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari
Kehidupan seluruh masyarakat Indonesia. Setiap awal pelajaran
pasti kita akan disuruh berdo’a berdasarkan agama dan
kepercayannya masing-masing. Begitupun ketika berada di
lingkungan keluarga atau masyarakat, kalian dapat melakukan
berbagai kegiatan keagamaan dengan nyaman, aman, dan tertib.
Hal itu semua dikarenakan di Indonesia sudah ada jaminan
kemerdekaan beragama dan kepercayaan yang dimiliki oleh
seluruh rakyat Indonesia.
 Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna bahwa setiap
manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan
dan kepercayaannya dan dalam hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun.

 Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan muncul dikarenakan secara prinsip


tidak ada tuntunan dalam agama apapun yang mengandung paksaan atau menyuruh
penganutnya untuk memaksakan agamanya kepada orang lain, terutama orang yang
telah menganut salah satu agama.
Kemerdekaan beragama tidak dimaknai sebagai kebebasan untuk:

1. Tidak beragama atau bebas untuk tidak beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Menarik orang yang telah beragama atau mengubah agama yang
telah dianut seseorang.
3. Beribadah yang tidak sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama
masing-masing.
PASAL 28 E AYAT (1) DAN (2)
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
PASAL 29 AYAT 2
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
PASAL 28 I AYAT (1)
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
MEMBANGUN KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA
Kemerdekaan beragama di Indonesia menyebabkan
Indonesia mempunyai agama yang beraneka ragam.

Keberadaan agama yang dianut oleh bangsa Indonesia


tidak boleh dijadikan hambatan untuk memperkokoh kesatuan
dan persatuan bangsa. Hal tersebut tentu saja terwujud apabila
dibangun kerukunan umat beragama.
Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama
dalam rangka mewujudkan kehidupan yang serasi dengan tidak
membedakan pangkat, kedudukan sosial dan tingkat kekayaan.
Kerukunan agama dimaksudkan agar terbina dan terpelihara dengan
baik hubungan dalam pergaulan antara warga baik yang seagama,
berlainan agama maupun dengan pemerintah.
Di negara kita dikenal konsep Tri Kerukunan Umat Beragama, yang terdiri
atas kerukunan internal umat seagama, kerukunan antar umat berbeda
agama, dan kerukunan antar umat beragama dan pemerintah.
• Kerukunan antar umat seagama: adanya kesepahaman dan kesatuan
untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan
menghormati adanya perbedaan yang masih bisa ditoleransi.
• Kerukunan antar umat berbeda agama: sarana untuk mempersatukan
dan mempererat hubungan antara orang-orang yang tidak seagama
dalam proses pergaulan di masyarakat, tetapi bukan ditujukan untuk
mencampuradukkan ajaran agama.
• Kerukunan antar umat beragama dan pemerintah: dalam hidup
beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah
setempat yang mengatur tentang kehidupan masyarakat.
Konflik-Konflik Agama yang Pernah
Terjadi di Indonesia
konflik antar agama biasanya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Perbedaan doktrin dan sikap mental

2. Pemahaman yang radikal,menganggap aliran agama nya


paling benar padahal sebenarnya semua agama adalah
benar hanya caranya saja yang berbeda

3. Perbedaan suku dan ras pemeluk agama


4. Karena tidak adanya keampuhan Pancasila dan UUD 45
yang selama ini menjadi pedoman bangsa dan negara kita
mulai digoyang dengan adanya amandemen UUD 45 dan
upaya merubah ideologi negara kita ke ideologi agama tertentu.

5. Kurangnya rasa menghormati baik antar pemeluk agama satu


dengan yang lainnya ataupun sesama pemeluk agama.

6. Adanya kesalahpahaman yang timbul karena adanya kurang


komunikasi antar pemeluk agama.
Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di
Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang
beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam
ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan
ketentraman dan keamanan.
Contoh Konflik Agama
a. Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di Situbondo karena
adanya konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman.
b. Adanya bentrok di kampus Sekolah Tinggi Theologi Injil Arastamar
(SETIA) dengan masyarakat setempat hanya karena kesalahpahaman
akibat kecurigaan masyarakat setempat terhadap salah seorang
mahasiswa SETIA yang dituduh mencuri, dan ketika telah diusut Polisi
tidak ditemukan bukti apapun. Ditambah lagi adanya preman
provokator yang melempari masjid dan masuk ke asrama putri
kampus tersebut. Dan bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah agama,
ujung-ujungnya pemaksaan penutupan kampus tersebut oleh
masyarakat sekitar secara anarkis.
c. Perbedaan pendapat antar kelompok – kelompok Islam
seperti FPI (Front Pembela Islam) dan Muhammadiyah.

d. Perbedaan penetapan tanggal hari Idul Fitri, karena


perbedaan cara pandang masing – masing umat.
Penanggulangan Konflik Agama

• Dalam menangani konflik antaragama, jalan terbaik yang bisa dilakukan


adalah saling mentautkan hati di antara umat beragama, mempererat
persahabatan dengan saling mengenal lebih jauh, serta menumbuhkan
kembali kesadaran bahwa setiap agama membawa misi kedamaian.
• Tidak memperkenankan pengelompokan domisili dari kelompok yang
sama didaerah atau wilayah yang sama secara eksklusif. Jadi tempat
tinggal/domisili atau perkampungan sebaiknya mixed, atau campuran dan
tidak mengelompok berdasarkan suku (etnis), agama, atau status sosial
ekonomi tertentu.
• Masyarakat pendatang dan masyarakat atau penduduk asli juga harus
berbaur atau membaur atau dibaurkan.
• Segala macam bentuk ketidakadilan struktural agama harus dihilangkan
atau dibuat seminim mungkin.
• Kesenjangan sosial dalam hal agama harus dibuat seminim mungkin, dan
sedapat – dapatnya dihapuskan sama sekali.
• Perlu dikembangkan adanya identitas bersama (common identity)
misalnya kebangsaan (nasionalisme-Indonesia) agar masyarakat
menyadari pentingnya persatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Konflik yang pernah
terjadi
Kerukunan antar umat
beragama

Anda mungkin juga menyukai