Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN APD UNTUK KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH

SAKIT

Charolina Pajaitan/181101108

panjaitancharolina@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan : APD harus dianggap sebagai tindakan terakhir dari perlindungan ketika semua metode
lainnya tidak tersedia

Metode : Metode yang digunakan ialah teknik pengumpulan data atau informasi dengan melakukan
analisis, eksplorasi, kajian bebas (literatur review) yang relevan yang berfokus pada bagimana
penggunaaan APD untuk keselamatan pasien di rumah sakit dengan menggunakan 14 sumber referensi
dari buku teks, buku referensi, jurnal, e-book yang diterbitkan 10 tahun terakhir.

Hasil : Berdasarkan hasil pencarian analisis, eksplorasi dari berbagai sumber didapatkan bahwa dengan
penerapan penggunaan APD perlu diterapkan untuk keselamatan pasien dan perawat di rumah sakit.

Pembahasan : Alat Pelindung Diri (APD) ada berbagai macam yang berguna untuk melindungi seseorang
dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya untuk mengisolasi tubuh tenaga kerja dari potensi bahaya di
tempat kerja salah satunya iaalah sarung tangan, apron, dan lain-lainnya.

Penutup : Perawat yang menerapkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) tentu memiliki risiko yang
lebih rendah terpajan penyakit dibandingkan dengan perawat yang sama sekali tidak menggunakan APD
sebelum memberikan intervensi kepada klien.

Kata kunci : APD, Perawat, Keselamatan Pasien


PENDAHULUAN data dari WHO tahun 2010 menyatakan
bahwa 59 juta petugas kesehatan telah
Tenaga kesehatan memiliki peranan
terpapar dengan berbagai macam bahaya
penting dalam meningkatkan kualitas
setiap harinya. Terpaparnya tenaga
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
kesehatan dengan berbagai potensi yang
masyarakat untuk mewujudkan derajat
berbahaya dapat menimbulkan penyakit
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
infeksi akibat kecelakaan kerja.
investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan Tempat kerja merupakan tiap ruangan
ekonomi serta sebagai salah satu unsur atau lapangan, tertutup atau terbuka,
kesejahteraan umum. Peningkatan derajat bergerak atau tetap di mana tenaga kerja
kesehatan bukan hanya ditujukan kepada bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
masyarakat tetapi juga untuk tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
kesehatan yang berperan sebagai pemberi mana terdapat sumber-sumber bahaya.
pelayanan kesehatan sehingga rumah sakit Pengurus diwajibkan menyediakan secara
berkewajiban menyehatkan para tenaga cuma-cuma, semua Alat Perlindungan Diri
kerjanya. Upaya tersebut dilaksanakan (APD) yang diwajibkan pada tenaga kerja
secara integrasi dan menyeluruh untuk yang berada di bawah pimpinannya dan
mengurangi risiko terjadinya penyakit dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
kecelakaan akibat kerja. Hal ini sesuai memasuki tempat kerja tersebut, disertai
dengan Permenkes RI nomor 66 tahun 2016 dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
yang mengatakan bahwa keselamatan dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau
kesehatan kerja rumah sakit adalah segala ahli keselamatan kerja. Bahaya tidak dapat
kegiatan untuk menjamin dan melindungi dihilangkan atau dikontrol secara memadai,
keselamatan dan kesehatan bagi sumber maka Alat Pelindung Diri (APD) dapat
daya manusia rumah sakit, pasien, digunakan pada saat melakukan pekerjaan di
pendamping pasien, pengunjung, maupun area berbahaya. APD harus dianggap
lingkungan rumah sakit melalui upaya sebagai tindakan terakhir dari perlindungan
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit ketika semua metode lainnya tidak tersedia.
akibat kerja di rumah sakit. Berdasarkan Kepatuhan tenaga kerja dalam penggunaan
APD dapat mengurangi risiko kecelakaan Berdasarkan hasil pencarian analisis,
atau penyakit akibat kerja, yaitu dengan eksplorasi dari berbagai sumber didapatkan
patuh terhadap peraturan yang telah bahwa dengan penerapan penggunaan APD
disepakati perusahaan dalam mengurangi perlu diterapkan untuk keselamatan pasien
risiko kecelakaan kerja. Ketidakpatuhan dan perawat di rumah sakit. Adapun
penggunaan APD sangat mempengaruhi beberapa jurnal terkait yaitu
kejadian kecelakaan akibat kerja dan Jurnal pertama Hubungan Karakteristik
penyakit akibat kerja yang akan Pekerja Dengan Kepatuhan Dalam
menyebabkan 5 jenis kerugian diantaranya Pemakaian APD Pada Petugas
adalah kerusakan, kekacauan organisasi, Laboratorium Klinik Di Rumah Sakit Baptis
keluhan dan kesedihan, kelainan dan cacat, Kota Kediri. Nizar, dkk (2016). Metode
kematian penelitian yang digunakan adalah
Observasional Analitik dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut
menggunakan desain cross sectional study.
adapun tujuan dibuatnya ialah untuk
Dengan hasil penelitian yaitu petugas
mengetahui dan memahami penggunaan
laboratorium klinik yang patuh terhadap
APD untuk keselamatan pasien di rumah
pemakaian APD diantaranya masker,
sakit.
sarung tangan, baju pelindung/jas, sepatu
METODE dan penutup kepala bagi petugas pemeriksa
sampel pasien.
Metode yang digunakan ialah teknik
Jurnal kedua Gambaran Penggunaan
pengumpulan data atau informasi dengan
APD Oleh Perawat Di Ruang Perawatan
melakukan analisis, eksplorasi, kajian bebas
Rumah Sakit . Nurmalia, dkk (2019).
(literatur review) yang relevan yang
Metode penelitian adalah penelitian
berfokus pada bagimana penggunaaan APD
deskriptif dengan metode observasi untuk
untuk keselamatan pasien di rumah sakit
pengambilan data. Dengan hasil penelitian
dengan menggunakan 14 sumber referensi
adalah APD yang paling sering digunakan
dari buku teks, buku referensi, jurnal, e-
yaitu sarung tangan, masker, dan juga apron
book yang diterbitkan 10 tahun terakhir.
dan tindakan yang dilakukan perawat tidak
HASIL sesuai dalam penggunaan sarung tangan.
Penggunaan masker dan apron di antara
perawat sudah hampir seluruhnya benar, 6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya
hanya ditemukan satu kesalahan pemakaian tambahan bagi pemakainya, yang
masker dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau
karena salah dalam penggunaanya.

PEMBAHASAN 7. Alat pelindung harus memenuhi standar


yang telah ada.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah
seperangkat alat keselamatan yang 8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan
digunakan oleh pekerja untuk melindungi dan presepsi sensoris pemakainya dan suku
seluruh atau sebagian tubuhnya dari cadangnya mudah didapat guna
kemungkinan adanya pemaparan potensi mempermudah pemeliharaannya.
bahaya lingkungan kerja terhadap
Pemakaian APD yang tidak tepat dapat
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Alat
mencelakakan tenaga kerja yang
Pelindung Diri (APD) perlu sebelumnya
memakainya, bahkan mungkin lebih
dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi
membahayakan dibandingkan tanpa
beberapa ketentuan yang diperlukan, yaitu :
memakai APD. Oleh karena itu agar dapat
1. Alat Pelindung Diri (APD) harus dapat memilih APD yang tepat, maka perusahaan
memberikan perlindungan yang adekuat harus mampu mengidentifikasi bahaya
terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya- potensial yang ada, khususnya yang tidak
bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja. dapat dihilangkan ataupun dikendalikan.

2. Berat alatnya hendaknya seringan a. Macam-macam Alat Pelindung Diri


mungkin, dan alat tersebut tidak (APD). Alat Pelindung Diri (APD) ada
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berbagai macam yang berguna untuk
berlebihan. melindungi seseorang dalam melakukan
pekerjaan yang fungsinya untuk mengisolasi
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
tubuh tenaga kerja dari potensi bahaya di
4. Bentuknya harus cukup menarik. tempat kerja. Berdasarkan fungsinya, ada

5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian beberapa macam APD yang digunakan oleh

yang lama. tenaga kerja di rumah sakit, antara lain :


1. Baju Pelindung (Body Potrection). Baju tangan steril baru dapat digunakan sarung
pelindung digunakan untuk melindungi tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi.
seluruh atau sebagian tubuh dari percikan
Ada beberapa persyaratan yang harus
api, suhu panas atau dingin, cairan bahan
dipenuhi oleh APD agar dalam
kimia, dll. Contoh : Apron, merupakan
pemakaiannya dapat memberikan
pelindung pakaian yang terbuat dari bahan
perlindungan yang maksimal. Ada beberapa
timbal yang dapat menyerap radiasi pengion.
kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh
2. Sepatu steril. Sepatu khusus yang semua jenis peralatan pelindung, maka
digunakan oleh petugas yang bekerja di hanya dua yang terpenting yaitu:
ruang bedah, laboratorium, ICU, ruang
1) Apapun sifat dan bahayanya, peralatan
isolasi, ruang otopsi.
atau pakaian harus memberikan cukup
3. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection). perlindungan terhadap bahaya tersebut.
Alat pelindung tangan digunakan untuk
2) Peralatan atau pakaian harus ringan
melindungi tangan dan bagian lainnya dari
dipakainya dan awet dan membuat rasa
benda tajam atau goresan, bahan kimia,
kurang nyaman sekecil mungkin, tetapi
benda panas dan dingin, kontak dengan arus
memungkinkan mobilitas, penglihatan dan
listrik. Jenis alat pelindung tangan antara
sebagainya yang maksimum.
lain: sarung tangan bersih, sarung tangan
bersih adalah sarung tangan yang di KESIMPULAN
disinfeksi tingkat tinggi, dan digunakan
APD merupakan suatu alat yang
sebelum tindakan rutin pada kulit dan
dipakai untuk melindungi diri atau tubuh
selaput lendir misalnya tindakan medik
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja,
pemeriksaan dalam, merawat luka terbuka.
dimana secara teknis dapat mengurangi
Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk
tingkat keparahan dari kecelakaan kerja
tindakan bedah bila tidak ada sarung tangan
yang terjadi. Peralatan pelindung diri tidak
steril. Dan ada juga arung tangan steril,
menghilangkan atau mengurangi bahaya
sarung tangan steril adalah sarung tangan
yang ada, peralatan ini hanya mengurangi
yang disterilkan dan harus digunakan pada
jumlah kontak dengan bahaya dengan cara
tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung
penempatan penghalang antara tenaga kerja
dengan bahaya. Perawat yang menerapkan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Firawati.,Pabuty,A.,Putra,A.S.
tentu memiliki risiko yang lebih rendah (2012).Pelaksanaan Program Keselamatan
terpajan penyakit dibandingkan dengan Pasien Di RSUD Solok.Jurnal
perawat yang sama sekali tidak kesehatan masyarakat.6,(2):73-78.
menggunakan APD sebelum memberikan Hakim,L.,Pudjirahardjo,W.J.
intervensi kepada klien. Kesadaran yang (2014).Optimalisasi Proses Koordinasi
tinggi akan keselamatan diri turut Program Keselamatan Pasien (Patient
memotivasi perawat untuk memperlengkapi Safety) Di Rumah Sakit X Surabaya. Jurnal
diri dengan APD sebelum bersentuhan Administrasi Kesehatan Indonesia. 2,
dengan pasien. (3):199-208.
Laranova, A., Afriandi, I., &
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Y. S. (2018). Persepsi Tenaga
Arruum,D.,Salbiah.,Manik,M. Kesehatan Terhadap Penggunaan APD Dan
(2015).Pengetahuan Tenaga Kesehatan Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja Di Salah
Dalam Sasaran Keselamatan Pasien Di Satu Rumah Sakit di Kota Bandung. JSK.
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara: 3(4), 189-197.
Idea Nursing Journal.6,(2):1-4. Nivalinda,D.,Hartini,M.C.I.,Santoso,
Bawelle,S.C.(2013).Hubungan A.(2013). Pengaruh Motivasi Perawat Dan
Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang
Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan
Safety) Di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah
Kendage Tahuna. E-Journal Keperawatan.1, Sakit Pemerintah Di Semarang. Jurnal
(10):1-7. Managemen Keperawatan.1,(2):138-145.
Cahyono, S.B.(2008). Membangun Nugroho,SriH.P.,Sujianto,U.
Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik (2014).Supervisi Kepala Ruang Model
Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius Proctor Untuk Meningkatkan Pelaksanaan
Dewi,Mursidah.(2012).Pengaruh Keselamatan Pasien. Jurnal Keperawatan
Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Indonesia Jurnal Health & Suport.20,(1):56-
Penerapan Keselamatan Pasien Oleh 64.
Perawat Pelaksana Di RSUD Raden Potter & Perry.(2010). Fundamental
Mattaher Jambi..5,(3):647:652. ofNursing(Fundamental
Keperawatan).Buku 2.Edisi 7. Indonesia :
Salemba Medika.
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar
Keselamatan Pasien Melalui Timbang
Terima Berbasis Komunikasi Efektif:SBAR.

Anda mungkin juga menyukai