Anda di halaman 1dari 9

Jurnal KESMAS, Vol. 8, No.

5, Juli 2019 42

HUBUNGAN ANTARA PENGAWASAN ATASAN DAN PENGETAHUAN


DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MARIA WALANDA
MARAMIS KABUPATEN MINAHASA UTARA
Marchela Debora Maramis*, Diana. V. Doda*, Budi T. Ratag*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Tenaga kerja berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang dapat mengancam keselamatannya saat
bekerja . Perawat merupakan tenaga kerja yang lebih banyak kontak langsung dengan pasien oleh
karena itu perawat harus menerapkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan
Standart Operating Procedure (SOP) untuk menghindari terjadinya infeksi saat bekerja.Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengawasan atasan dan pengetahuan dengan
tindakan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada perawat di rumah sakit umum Daerah
(RSUD) Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini merupakan survey
analitik dengan pendekatan cross-sectional (potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April - Mei 2019. Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang ada di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara berjumlah 64
orang perawat. Analisis Bivariat menggunakan uji Spearman rank ɑ = 0,05 tingkat kemaknaan
95%. Hubungan antara pengawasan atasan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri
didapatkan nilai probabilitas pvalue = 0,005 dan r = 0,346. Hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di dapatkan nilai probabilitas pvalue = 0.000
dan r =0,491. Terdapat hubungan antara pengawasan atasan dengan tindakan penggunaan alat
pelindung diri pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis
Kabupaten Minahasa Utara. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan
penggunaan alat pelindung diri pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria
Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara.

Kata Kunci :Pengawasan Atasan, Pengetahuan, Tindakan penggunaan APD

ABSTRACK
Workers are at high risk of contacting with infection diseases that can threaten their safety at
work. Nurses are worelikely to have direct contact with patients, there for they need to utilised the
Personal Protective Equipment (PPE) in accordance with the Standard Operating Procedure
(SOP) to avoid infection at work. This research was conducted to determine the relationship
between supervisor supervision and knowledge of PPE with the act of using PPE on nurses at the
Regional General Hospital Maria Walanda Maramis, North Minahasa Regency. This research
was an analytical survey with a cross-sectional study design. This research was conducted in
April to May 2019. Population in this research was 64 nurses in the Regional General Hospital
Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara. Bivariate analysis used Spearman Rank
Test (ɑ = 0.05, CI 95%). Correlation between supervision with the action of used personal
protective equipment (ppe) probability values obtained that pvalue=0.005 and r=0.346.
Correlation between knowledge with the action of used PPE probability values obtained that
pvalue=0.000 and r=0.491. The conclusion that there are correlation between supervision with
the action of used PPE and there are correlation between knowledge with the action of used PPE
in nurses to the Regional General Hospital Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara.

Keywords : Supervision, Knowledge, The Action Of Using Personal Protective Equipment (PPE)
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 43

PENDAHULUAN semakin baik. Berdasarkan hasil


Rumah sakit merupakan institusi penelitian Yullanti (2011) di Bangsal
penyelenggara kesehatan yang di Rawat Inap Rumah Sakit PKU
dalamnya terdapat bangunan, peralatan, Muhammadiyah Yogyakarta, ada
manusia (petugas kesehatan, pasien, dan hubungan yang signifikan antara tingkat
pengunjung) yang dituntut untuk pengetahuan perawat dengan penerapan
memperhatikan masalah kesehatan. penggunaan alat pelindung diri pada
Masalah kesehatan yang sering terjadi di perawat sebagai upaya pencegahan
rumah sakit yaitu infeksi nosokomial. infeksi nosokomial.
Menurut Ginting (2001) Infeksi Rumah sakit dituntut dapat
nosokomial merupakan infeksi yang di memberikan pelayanan yang bermutu
dapat dari rumah sakit. sesuai dengan standar yang sudah
Departemen Kesehatan ditentukan. Rumah sakit sebagai salah
Republik Indonesia menetapkan lima isu satu sarana kesehatan yang memberikan
penting terkait dengan keselamatan di pelayanan kesehatan kepada masyarakat
rumah sakit yaitu keselamatan pasien memiliki peran yang sangat penting
(patient safety), keselamatan pekerja dalam meningkatkan derajat kesehatan
atau petugas kesehatan, keselamatan masyarakat. Dalam setiap proses
bangunan dan peralatan di rumah sakit pelayanan kesehatan di rumah sakit,
yang berdampak pada keselamatan terlihat adanya faktor-faktor penting
pasien dan petugas, keselamatan sebagai pendukung pelayanan itu
lingkungan (green productivity) dan sendiri, yang selalu berkaitan satu
keselamatan bisnis rumah sakit. Rumah dengan yang lainnya. Faktor-faktor
sakit merupakan salah satu institusi tersebut meliputi pasien, tenaga kerja,
penyelenggara pelayanan kesehatan mesin, lingkungan kerja, cara
yang dituntut untuk memperhatikan melakukan pekerjaan serta proses
masalah kesehatan (Depkes, 2008 dalam pelayanan itu sendiri.
Hamid 2015). Perawat merupakan tenaga kerja
Tenaga kerja berisiko tinggi yang lebih banyak kontak langsung
terinfeksi penyakit yang dapat dengan pasien oleh karena itu perawat
mengancam keselamatannya saat harus menerapkan penggunaan Alat
bekerja. Menurut penelitian Puspasari Pelindung Diri (APD) sesuai dengan
(2015) semakin tinggi pengetahuan Standart Operating Procedure (SOP)
perawat maka praktik perawat dalam untuk menghindari terjadinya infeksi.
pencegahan infeksi nosokomial akan APD sangat penting untuk dipakai oleh
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 44

seorang perawat dalam melaksanakan judul “hubungan pengawasan dan


tugas. APD ini digunakan oleh petugas pengetahuan dengan tindakan
memiliki dua fungsi yaitu untuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
kepentingan penderita dan sekaligus pada perawat di Rumah Sakit Umum
untuk kepentingan petugas itu sendiri. Daerah (RSUD) Maria Walanda
Perlengkapan pelindung diri dalam Maramis Kabupaten Minahasa Utara”
praktek kesehariannya lebih banyak
berfungsi sebagai “pelindung penderita” METODE
dari pada sebagai “pelindung petugas”. Penelitian ini merupakan penelitian
Melindungi penderita dari kemungkinan survei analitik dengan menggunakan
terjadinya infeksi mikroba merupakan rancangan survei cross sectional (potong
tugas pokok yang dimulai saat penderita lintang), penelitian ini dilaksanakan di
masuk rumah sakit untuk menjalani RSUD Maria Walanda Maramis Kab.
prosedur tindakan medis serta asuhan Minahasa Utara pada bulan April - Mei
keperawatan sampai tiba saatnya 2019. Populasi pada penelitian ini yaitu
penderita keluar dari rumah sakit semua perawat yang bekerja di RSUD
(Darmadi 2008 dalam Putri 2016). Maria Walanda Maramis Kab. Minahasa
Rumah Sakit Umum Daerah Utara berjumlah 64 orang responden.
(RSUD) Maria Walanda Maramis Instrumen dalam penelitian ini
merupakan rumah sakit milik menggunakan kuetioner. Analisis
Pemerintah Daerah Tingkat II bivariate dengan menggunakan uji
Kabupaten Minahasa Utara dibentuk Korelasi Spearman rank pada tingkat
tahun 2016, yang sebelumnya digunakan kemaknaan 95% (ɑ = 0,05) dengan
sebagai klinik bersalin Yonatan. RSUD bantuan komputer program SPSS.
Maria Walanda Maramis ditetapkan
sebagai Rumah Sakit kelas D dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
nomor kode rumah sakit 7106018 sesuai Hubungan antara Pengawasan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Atasan dengan Tindakan Penggunaan
507/Menkes/SK/IV/2010 (Profil RSUD Alat Pelindung Diri (APD) pada
Maria Walanda Maramis Kabupaten Perawat di Rumah Sakit Umum
Minahasa Utara, 2017) Daerah (RSUD) Maria Walanda
Berdasarkan uraian latar Maramis Kabupaten Minahasa Utara.
belakang di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 45

Tabel 1. Hubungan antara Pengawasan Atasan dan Tindakan Penggunaan Alat


Pelindung Diri.
Nilai Nilai
Tindakan Pengawasan Atasan
r P
Penggunaan
Kurang Baik Jumlah
APD
n % N % n %
Kurang 14 51.9 13 48.1 27 100
0.346 0.005
Baik 7 18.9 30 81.1 37 100
Jumlah 21 43 64 100

Berdasarkan hasil uji Spearman’s rho dilakukan oleh petugas kesehatan yang
antara pengawasan atasan dengan mendapatkan pengawasan yang baik
tindakan penggunaan alat pelindung diri dari atasan akan cenderung melakukan
diketahui nilai r atau nilai koefisien tindakan penggunaan alat pelindung diri
korelasi antara variabel pengawasan yang baik pula. Hanya sedikit petugas
atasan dan variabel tindakan kesehatan yang mendapatkan
penggunaan APD yaitu 0,346 ini pengawasan kurang kemudian
menunjukan nilai positif yang artinya melakukan tindakan penggunaan alat
terdapat hubungan yang kuat dan searah pelindung diri yang baik yaitu sesuai
antara kedua variabel tersebut. Semakin dengan standar yang berlaku.
tinggi pengawasan atasan maka akan Pengawasan sangat penting
semakin tinggi pula tindakan dilakukan untuk mempengaruhi
penggunaan APD perawat. Nilai p value tindakan petugas kesehatan. Menurut
atau nilai signifikannya adalah 0.005 Azwar (2010) Pengawasan ialah
yang berarti <0.05 sehingga dapat melakukan penilaian dan sekaligus
disimpulkan bahwa Ha diterima atau Ho koreksi terhadap setiap penampilan
ditolak yang artinya terdapat hubungan karyawan untuk mencapai tujuan seperti
antara pengawasan atasan dengan yang telah ditetapkan dalam setiap
tindakan penggunaan alat pelindung diri rencana dan pegawasan juga merupakan
pada perawat yang ada di RSUD Maria suatu proses untuk mengukur
Walanda Maramis. Dari data dapat penampilan suatu program yang
dilihat bahwa ketika petugas kesehatan kemudian dilanjutkan dengan
mendapatkan pengawasan yang kurang mengarahkannya sedemikian rupa
dari atasan maka petugas kesehatan sehingga tujuan yang telah ditetapkan
cenderung akan melakukan tindakan dapat tercapai.
penggunaan alat pelindung diri yang Berdasarkan hasil penelitian
kurang atau tidak sesuai dengan standar yang didapat 32,8 % responden yang
yang berlaku, hal yang sama juga akan menyatakan pengawasan dari atasan di
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 46

RSUD Maria Walanda Maramis pelindung diri sehingga dapat


Kabupaten Minahasa Utara dalam menghindari terjadinya kecelakan kerja
kategori kurang sedangkan dalam yang dapat mebahayakan petugas
kategori baik sebanyak 67.2% kesehatan, pasien dan juga lingkungan
responden. Dari data tersebut yang ada di rumah sakit.
menunjukan bahwa pengawasan dari Penelitian ini sejalan dengan
pihak rumah sakit terhadap petugas penelitian yang dilakukan oleh Zaki
kesehatan dalam hal ini perawat sudah (2018) dimana terdapat hubungan yang
cukup baik akan tetapi perlu signifikan antara pengawasan dan
ditingkatkan lagi sehingga tidak terjadi penggunaan alat pelindung diri.
lagi kecelakaan kerja di rumah sakit. Tabel 2. Hubungan antara Pengetahuan
Pengawasan yang sering di dengan Tindakan Penggunaan APD
lakukan oleh atasan membuat petugas pada Perawat di Rumah Sakit Umum
kesehatan dalam hal ini perawat dapat Daerah (RSUD) Maria Walanda
mematuhi SOP penggunnaan alat Maramis Kabupaten Minahasa Utara.

Tabel 2. Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan APD


Pengetahuan Nilai Nilai
Tindakan Kurang Cukup Baik Jumlah r P
n % n % n % n %
Kurang 5 18.5 8 29.6 14 51.9 27 100
0,491 0.000
Baik 1 2.7 1 2.7 35 94.6 37 100
Jumlah 6 9 49 64 100

Berdasarkan hasil uji Spearman’s rho signifikannya adalah 0.000 yang berarti
antara pengetahuan dengan tindakan < 0.05 sehingga dapat disimpulkan Ha
penggunaan alat pelindung diri didapati diterima atau Ho ditolak yang artinya
nilai r atau nilai koefisien korelasi antara terdapat hubungan yang signifikan
variabel pengetahuan dan variabel antara pengetahuan dengan tindakan
tindakan yaitu 0,491 ini menunjukan penggunaan alat pelindung diri pada
nilai positif yang artinya terdapat perawat yang ada di RSUD Maria
hubungan yang kuat dan searah antara Walanda Maramis.
kedua variabel tersebut. Semakin tinggi Menurut teori dari Notoatmodjo
pengetahuan perawat maka akan (2007) Pengetahuan merupakan domain
semakin tinggi pula tindakan yang sangat penting untuk terbentukna
penggunaan APD perawat. Berdasarkan tindakan seseorang yang mencakup tahu
data yang diperoleh diketahui nilai lalu memahami kemudian
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 47

mengaplikasikan serta menunjukan antara tingkat pengetahuan dengan


kemampuan tersebut dan mengevaluasi perilaku penggunaan APD.
dengan melakukan penilaian terhadap
suatu materi yang sudah ada atau yang KESIMPULAN
ditentukan sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan teori tersebut maka dilakukan pada Perawat di Rumah Sakit
perawat yang memiliki pengetahuan Maria Walanda Maramis, Kabupaten
tentang penggunaan alat pelindung diri Minahasa Utara” dapat disimpulkan
yang baik seharusnya memiliki tindakan bahwa:
penggunaan alat pelindung diri yang 1. Terdapat hubungan antara
baik pula, teori ini sesuai dengan hasil pengawasan atasan dengan tindakan
penelitian yang dilakukan dimana penggunaan alat pelindung diri.
perawat yang ada di RSUD Maria 2. Terdapat hubungan antara
Walanda Maramis yang memiliki pengetahuan dengan tindakan
pengetahuan baik cenderung akan penggunaan alat pelindung diri.
melakukan tindakan penggunaan APD
dengan baik pula. SARAN
Penelitian ini sejalan dengan Saran dari peneliti untuk hasil penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Salawati yang telah didapatkan adalah:
(2014) dimana terdapat hubungan antara a. Bagi Rumah Sakit
pengetahuan dengan tindakan k3 1. Sebaikyna dari pihak RS Maria
perawat. Penelitian ini juga sejalan Walanda Maramis lebih
dengan penelitian yang dilakukan oleh meningkatkan ketersediaan
Rorimpandey (2014) dimana terdapat peralatan pelindung diri di tiap
hubungan antara pengetahuan dengan instalasi yang ada guna mencegah
tindakan penggunaan alat pelindung diri. terjadinya infeksi nosokomial
Penelitian ini juga sejalan dengan 2. Dari data yang diperoleh
penelitian yang dilakukan oleh pengawasan yang dilakukan oleh
Dalimunthe (2018) pada pekerja las atasan yang ada di RSUD Maria
besi, dimana terdapat hubungan antara Walanda Maramis sudah cukup baik
pengetahuan dengan tindakan tetapi harus lebih ditingkatkan lagi
penggunaan APD. Penelitian ini berbeda agar kesadaran menggunakan alat
dengan penelitian yang dilakukan oleh pelindung diri dari perawat semakin
Putra (2012) yang menyatakan bahwa disiplin.
tidak ada hubungan yang signifikan
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 48

3. Perlu adanya sosialisasi penggunaan Ginting, M. 2001. Infeksi Nosokomial


dan Manfaat Pelatihan
alat pelindung diri pada petugas
Keteramilan Perawat terhadap
kesehatan khususnya perawat secara Pengendaliannya di
RuangRawat Inap Penyakit
berkala agar pengetahuan dari
Dalam RSUP H. Adam Malik
petugas kesehatan semakin tinggi Medan. Medan : Poltekes
Medan
sehingga meningkatkan kesadaran
untuk melakukan tindakan Dian Athena. 2002. Prilaku Petugas
Dalam Menggunakan Alat
penggunaan alat pelindung diri Pelindung Diri
sesuai SOP. Http://www.geoogle.com.net.
(diakses tanggal 19 Februari
b. Bagi Perawat 2018)
Diharapkan perawat yang Hamid, A. C. 2015. Hubungan Supervisi
mendapatkan pengawasan yang Kepala Ruangan dengan
Kepatuhan Tenaga Perawat
kurang dari atasan untuk tetap dalam Penggunaan Alat
melakukan tindakan penggunaan Pelindung Diri (APD) di Rumah
Sakit Prof. DR. H. Aloei Saboe.
alat pelindung diri sesuai SOP dan Gorontalo : Universitas Negeri
tetap melakukan tindakan Gorontalo (diakses pada
tanggal 19 Oktober 2016)
penggunaan APD sesuai sengan
Hayulita, S. 2014. Hubungan Motivasi
SOP tanpa ada pengawasan dari Dengan Penggunaan Alat
atasan. Pelindung Diri Oleh Perawat
Pelaksana di Ruangan Rawat
Inap Rsi Ibnu Sina Bukittinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Lumowa, N Freisy. 2013. Gambaran
Azwar. A. 2010. Pengantar
Pengetahuan dan Sikap
Administrasi Kesehatan
Pegawai PT.Askes (PERSERO)
Tangerang : Binarupa Aksara.
Manado dalam rencana
Buntarto. 2015. Panduan Praktis
pelaksanaan Badan
Keselamatan dan Kesehatan
Penyelenggaraan Jaminan
Kerja untuk Industri.
Sosial (BPJS) Kesehatan.
Yogyakarta : Pustaka Baru
Skripsi. Manado : Universitas
Press.
Sam Ratulangi.
Darmadi. 2008. Infeksi nosokomial,
Muryani, S. 2016. Pengaruh
Problematika dan
Pengalaman Kerja,
Pengendaliannya. Jakarta :
Pengawasan Kerja Dan
Salemba Medika
Spesialisasi Kerja Terhadap
Dalimunthe, K. T. 2018. Hubungan Pemahaman Beban Kerja
pengetahuan,Sikap, dan Dengan Pemanfaatan Teknologi
Tindakan Terhadap Pemakaian Informasi Sebagai Variabel
Alat Pelindung Diri (APD) pada Intervening (Studi Kasus Di
Pekerja Las Besi di Kecamatan Dinas Pasar Kota
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Semarang).(online). Journal Of
Serdang. Medan: STIKES Management, Volume 2 No.2
Nurliana. Maret 2016.
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 49

http://jurnal.unpand.ac.id/index. Puspasari, Y. 2015. Hubungan


php/MS/article/viewFile/533/51 Pengetahuan, Sikap Dengan
9 (diakses 15 Agustus 2018) Praktik Perawat Dalam
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Nurwidyanti, F. 2015. Pengaruh Diruang Rawat Inap Rumah
Pengawasan Dan Iklim Sakit Islam Kendal.Vol 8 No.
Organisasi Terhadap Motivasi 1.(diakses 3 Oktober 2017)
Dan Disiplin Kerja Pegawai
Pada Kantor Biro Umum Riyadi, S dan Harmoko. 2016. Standart
Sekretariat Daerah Provinsi Operating Procedure dalam
Riau. Fakultas Ekonomi Praktik Klinik Keperawatan
Universitas Riau. Vol. VII No. 3 Dasar. Yogyakarta : Pustaka
September 2015 Pelajar.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Anonim. 2018.
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. https://kbbi.web.id/supervisi
Jakarta : Rineka Cipta (diakses 22 Maret 2018)
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Salawati, L. 2014. Analisis tindakan
Kesehatan. Jakarta : Rineka keselamatan dan kesehatan
Cipta. kerja perawat dalam
peengendalian infeksi
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi nosocomial di ruang ICU RSUD
Penelitian Kesehatan. Jakarta : DR. Zainoel Abidin Bandah
Rineka Cipta. Aceh. Banda Aceh. : Fakultas
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Kedokteran Syiah Kuala.
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Setyawati,K M.L.2011.Selintas Tentang
Rineka Cipta. Kelelahan Kerja. Yogyakarta :
Pratama A. A. 2017. Hubungan Antara Amara Books.
Tingkat Pengetahuan Tentang Sunaryo. 2013. Psikologi untuk
Alat Pelindung Diri dengan Keperawatan. Jakarta : EGC
Produktifitas Tim Lapangan di
PLN Rayon Kartasura. Solehati. D. E. 2017. Pengaruh
Surakarta : Fakultas Ilmu Supervisi Terhadap Perilaku
Kesehatan Universitas Perawat dalam menerapkan
Muhammadiyah. Patient safety di Instalasi Rawat
InapRSUD Tugurejo. Skripsi.
Putri, R. K. 2016. Hubungan Semarang : Ilmu Keperawatan
Pengetahuan Dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Kepatuhan Penggunaan Alat Diponegoro.
Pelindung Diri (APD) Pada
Perawat Unit Hemidialisi RS Wahyono, B. 2012. Hubungan
PKU Muhammadiyah Gamping Pengawasan Kinerja Perawat di
. Skripsi. Yogyakarta : RSU PKU Muhammadiyah
Universitas Muhammadiyah. Bantul. (online).
http://digilib.unisayogya.ac.id/7
Putra. M. U.K. 2012. Hubungan Tingkat 68/ (diakses pada tanggal 15
Pengetahuan dan Sikap Dengan agustus 2018)
Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri pada Mahasiswa WHO. 2005. Pedoman Bersama
Profesi Fakultas Ilmu ILO/WHO tentang pelayanan
Keperawatan. Skripsi. Depok : kesehatan dan
Universitas Indonesia. HIV/AIDS.http://www.who.int/hi
v/pub/guidelines/who_ilo_guidel
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 5, Juli 2019 50

ines_indonesian.pdf diperoleh
18 April 2013.quired infeksion
control in health carefacility.
India :
WHO.2002. Prevention of hospital-
acquired infection . (Ed Ke-2)
Maha : Departemen of
Communicable Desease.
Wulan K dan Hastuti M. 2011.
Pengantar Etika Keperawatan.
Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya
Yulanti. 2011. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Perawat Dengan
Penerapan Universal
Precaution Pada Perawat Di
Bangsal Rawat Inap Rumah
Sakit Pku Muhammadiyah
Yogyakarta. Vol. 5 No. 2.
Zaki, Z. 2018. Faktor yang
Mempengaruhi Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD)
Tenaga Kesehatan Perawat di
RSUD DR. RM. Pratomo
Bagansiapiapi Kabupaten
Rokan Hilir. Deli Serdang :
Institut Kesehatan Helvetia

Anda mungkin juga menyukai