(RPP 01 )
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Discovery learning
yang dipadukan dengan metode Mind mapping, teknik ATM, peserta didik dapat Memahami karakteristik
kewirausahaan (misalnya berorientasi ke masa depan dan berani mengambil risiko) dalam menjalankan
kegiatan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati dan hewani. Serta Mengidentifikasi
karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan dan kegagalan usaha pengolahan makanan awetan
dari bahan pangan nabati dan hewani. Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran Karakteristik
kewirausahaan dalam usaha pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati dan hewani dengan
menunjukkan sikap religius, jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif.
C. Kegiatan Pembelajaran
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang keterkaitan materi dengan ayat Al-Quran (Surat At Thalaq : 3“ Dan dia
memberinya rizeki dan arah yang tidak disangka- sangkanya. Dan barang siapa yang taqwa kepada Allah, niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan – Nya. Sungguh, Allah telah
mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” Dan peptah minang “Baraja Ka Nan Manang, Mancontoh Ka Nan
Sudah” Jadikan mereka yang sukses sebagai panutan dan memetik hikmah dari setiap kegagalan
Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh ( tujuan dan manfaat) dengan mempelajari
materi : Jenis Karakteristik atau dimensi kewirausahaan (kualitas dasar dan kualitas intrumental
kewirausahaan)
Peserta didik mendengarkan kompetensi yang akan dicapai serta metode belajar yang akan ditempuh
Critikal Guru membarikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
1
Thinking belum di fahami, mulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotentik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Jenis karakteristik atau
dimensi kewirausahaan ( kualitas dasar dan kualitas instrumental kewirausahaan).
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan dan
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang dan saling bertukar informasi
mengenai Jenis karakteristik atau dimensi kewirausahaan ( kualitas dasar dan
kualitas instrumental kewirausahaan).
Comunication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
Creativity Guru dan peserta didik memberikan kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Jenis karakteristik atau dimensi kewirausahaan ( kualitas dasar dan
kualitas instrumental kewirausahaan). peserta didik kemudian diberi kesempatam
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Guru membuat rangkuman dan simpulan pelajaran tentang poin-poin penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan
Abinul Hakim, S.Pd, M,Pd (Helmida Fitri, S.Pd, MSi,) (Jenny Febrima Gusti,M.Pd)
NIP. 196904091994011001 NIP. 19770913 200312 2 005 NIP. -
2
Lampiran 1
MATERI PEMBALAJARAN
3.1 Memahami karakteristik kewirausahaan (misalnya berorientasi ke masa depan dan berani
mengambil risiko) dalam menjalankan kegiatan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan
pangan nabati dan hewani
4.1 Mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan berdasarkan keberhasilan dan kegagalan usaha pengolahan
makanan awetan dari bahan pangan nabati dan hewani
5 KEGIATAN 1
A. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
3
Apayang dimaksud kewirausahaan itu? Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Arti kata
wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan, dan jujur. Arti kata usaha adalah kegiatan yang
dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur.
Kegiatan yang bersifat kewirausahaan misalnya seperti berikut.
Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan sebagai
sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain, ia tidak menggantungkan diri untuk penghasilannya
kepada orang lain. Wirausaha adalah kegiatan yang sangat mulia karena selain bisa menghidupi
dirinya sendiri dan keluarganya, juga banyak dampak positif lainnya dari aktivitasnya, di antaranya
adalah seperti berikut.
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan
inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang
belum pernah ada sebelumnya, misalnya membuat wirausaha pengawetan bahan pangan yang
belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodikasi, dan mengembangkan
sesuatu yang sudah ada, seperti memberikan tambahan rasa atau aroma baru pada produk
pengawetan dan membuat kemasan baru yang unik untuk produk pengawetan yang sudah ada. Nilai
tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya. Nilai tambah suatu produk diperoleh dari inovasi
dan kreativitas dalam mengembangkan produk, dalam hal ini produk pangan yang diawetkan.
4
Salah satu manfaat dari konsep reaksi Redoks adalah untuk menyetarakan persamaan reaksi
yang rumit, yang melibatkan lebih dari dua reaktan. Cara penyetaraan tersebut dapat dilihat pada
peta konsep berikut!
Latihan
Kegiatan 2
URAIAN MATERI
Indonesia memiliki keragaman hewan dan tumbuhan yang dapat menjadi sumber pangan
dengan jumlah yang berlimpah. Kekayaan alam Indonesia patut disyukuri dengan menjaga
kelestarian dan memanfaatkannya dengan bijak. Kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang hidup tersebar di seluruh negeri. Setiap
daerah memiliki sumber pangan yang khas, yang dapat dimanfaatkan selain untuk kebutuhan sehari-
hari juga dapat diolah menjadi produk pangan olahan yang dapat dinikmati oleh orang lain. Bahan
pangan nabati dan hewani yang belum diolah memiliki daya tahan yang terbatas. Setelah diawetkan,
bahan pangan akan memiliki memiliki daya tahan yang lebih lama sehingga memungkinkan untuk
didistribusikan ke luar daerah bahkan hingga ke luar negeri.
Selama manusia masih membutuhkan makan dan minum, kebutuhan akan bahan pangan
tidak pernah akan berhenti. Artinya peluang untuk wirausaha di bidang pengawetan pangan pun
selalu terbuka. Kreativitas dan inovasi untuk wirausaha di bidang pangan sangat terbuka lebar,
banyak hal bisa dilakukan, sejalan dengan keinginan manusia yang tanpa batas dan selalu
mengharapkan pembaruan. Wirausaha juga tidak mengenal usia, jika ada yang bertanya kapan
seseorang sebaiknya memulai wirausaha, maka jawabnya adalah: sekarang.
Latihan
Perhatikan lingkungan sekitar tempat tinggalmu ! Apabila kamu tinggal di wilayah pantai, amati dan
pikirkan keragaman sumber pangan yang berasal dari laut? Apabila kami tinggal di pegunungan,
amati dan pikirkan beragam sumber pangan yang hidup dan tumbuh di sana.? Apabila kamu tinggal
di padang savana, pikirkan potensi sumber pangan nabati dan hewani apa yang ada di sana?
5
KEGIATAN 3
URAIAN MATERI
Sikap yang harus ada dalam jiwa seorang wirausahawa adalah kreativitas, inisiatif, dan percaya
diri. Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah:
d. Kepemimpinan
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan dan keteladanan. Wirausahawan
harus mengatur pengadaan bahan baku, pengolahan, pengemasan hingga pemasaran,
distribusi dan penjualan. Seluruh proses tersebut dapat melibatkan orang lain, sehingga
seorang wirausahawan harus mampu memimpin, mengatur, dan memberikan contoh
keteladanan untuk orang-orang yang bekerja bersamanya.
1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup
baik
6
2. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
3. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
KEGIATAN 4
URAIAN MATERI
Sebagai seorang wirausahawan , keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi mata uang,
ini berarti bahwa sewaktu-waktu ia dapat mencapai hasil yang baik, tetapi di waktu lain ia juga
kurang berhasil. Untuk itu perlu diidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan keberhasilan dan
kegagalan wirausaha.
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh berbagai hal,
diantaranya sebagai berikut :
7
3. Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri
4. Tingkah laku yang bertanggungjawab
5. Inovatif dan kreatif
6. Keunggulan dalam menjalankan usaha
7. Sasaran yang tepat dalam memulai usaha
8. Pengelolaan waktu yang efektif dan efsien
9. Pengembangan diri
10. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan
Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut:
Selanjutnya faktor non teknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan , diantaranya:
1. Perencanaan : Usaha makanan khas daerah harus dibuat dengan perencanaan yang sangat
matang. Rencanakan jenis makanan, lokasi usaha, penyedia bahan makanan, alat yang
dibutuhkan, dan lain-lain.
2. Menetapkan tujuan: Tujuan pengolahan makanan khas daerah harus jelas, apakah usaha
makanan khas daerah yang dilakukan hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan proft
(keuntungan).
3. Adaptasi: Tantangan dan persaingan dalam bisnis usaha makanan tidak ada habisnya. Oleh
karena itu diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dalam mengatasi tantangan-tantangan.
Kemampuan seorang wirausahawan dalam menghadapi tantangan dapat menentukan
apakan usaha bisa bertahan atau tidak.
4. Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan khas
daerah. Seorang wirausawan makanan khas daerah harus terus-menerus fokus untuk selalu
melakukan inovasi dan peningkatan mutu agar pelanggan selalu merasa terikat dengan usaha
makanan yang dirintis baik dalam hal rasa, bentuk maupun pelayanan.
5. Memasarkan merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan
khas daerah. Walaupun produk makanan khas daerah yang kita hasilkan memiliki cita rasa
yang enak dengan kualitas yang prima, namun jika pemasaran terhadap barang yang kita
produksi buruk maka usaha yang kita jalani tidak akan berlanjut.
8
6. Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha.
Latihan
9
Daftar Referensi
Assauri. 1990. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers.
Eendi , M.S. 2009. Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta
Hanny Wijaya, Noryawati Mulyono.2009. Bahan Tambahan Pangan Pewarna. IPB Press
Fardiaz, S. 2008. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia - Herudiyanto, M.S. 2008. Pengantar Teknologi
Pengolahan Pangan. Widya Padjadjaran
Buckle,K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet, & M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan. Terjemahan. H. Purnomo
dan Adiono. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Norman W. Desrosie. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. UI Press - Phillips Kotler. 1995.
Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Pujimulyani, D. 2012. Teknologi Pengolahan Sayur-Sayuran & Buah-Buahan. Graha Ilmu - Rahayu, W.
P. dan CC. Nurwitri. 2012. Mikrobiologi Pangan. IPB Press
Tien Muchtadi, T.R dan Sugiyono. 2013. Prinsip Proses dan Teknologi Pangan. CV. AlfaBeta Tien
Muchtadi, T.R, Sugiyono dan Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. CV.
AlfaBeta
Sikap / Perilaku
Nama Siswa
No. Hari/Tanggal Tindak Lanjut
Kejadian Kejadian
Positif Negatif
11
Sikap / Perilaku
Nama Siswa
No. Hari/Tanggal Tindak Lanjut
Kejadian Kejadian
Positif Negatif
Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………………………
Padang, ……………..20 …
Mengetahui
Kepala Sekolah SMAN 3 Padang Guru Mata Pelajaran PKWU
………………………………….. …………………………………..
NIP. NIP
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
12
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik
diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap
bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini,
menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan
digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan
oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
Catatan :
13
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Tugas Rumah
a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b) Peserta didik meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan
tugas rumah dengan baik
c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian
- Penilaian Portofolio
Laporan portofolio dalam berbagai bentuk seperti tulisan, foto dan gambar yang
mendeskripsikan pengetahuan, bahan, alat, teknik, dan proses pembuatan dengan tampilan
menarik terhadap pembuatan pengolahan produk pengawetan bahan pangan Nabati dan
hewani yang dibuatnya
PROGRAM REMEDIAL
Sekolah : ........................
Kelas/Semester : ........................
Mat Pelajaran : ........................
Ulangan Harian Ke : ........................
Tanggal Ulangan Harian : ........................
Bentuk Ulangan Harian : ........................
Materi Ulangan Harian : ........................
(KD/Indikator : ........................
KKM : ........................
Nama Bentuk
Nilai Indikator yang Nilai Setelah Ket
No Peserta Tindakan
Ulangan Belum Dikuasai Remedial .
Didik Remedial
1
2
3
4
dst,
b. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi sebelum waktu yang
telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa pertanyaan-pertanyaan yang lebih
fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang relevan dengan topik pembelajaran. Dalam
kegiatan ini, guru dapat mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil
dalam pengayaan.
15