Anda di halaman 1dari 16

RESUME TUGAS

METODE PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN DAN KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING :

Dya Sustrami, S. Kep., Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH:

NI LUH PUTU MEISANINGSIH NIM. 182003

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN DAN KEPERAWATAN

Ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman pengalaman dan


pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik
dalam bangunan yang teratur.Ilmu pengetahuan yang ada ini sebagian terdiri dari
daripengetahuan-pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melaluipenelitian,
akan tetapi sebagian lagi masih berbentuk pengetahuanyang masih disangsikan
kebenarannya yang masih memerlukanpengujian melalui penelitian lebih lanjut.
Untuk memadukan ilmu pengetahuan yang harmonik dalambangunan yang teratur
diperlukan batang tubuh ilmu pengetahuanyang merupakan dasar ilmu
pengetahuan yang memberikan rasionalrasional mengenai segala sesuatu yang
dikerjakan oleh perawat. Batang tubuh ilmu pengetahuan tersebut dibentuk
melalui filosofi,konsep-konsep, teori-teori dan proses.

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari


pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan.
Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan
berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan
pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra
terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji
kebenarannya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi
pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau
makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan
prailmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap
pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya
pengetahuan orang tentang manfaat rebusan daun jambu biji untuk mengurangi
gejala diare.

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge.
Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk
meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah
pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis,
konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi
harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara
metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa
diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.

Metodis berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan


menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis berarti dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi
suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu
pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research). Usaha-usaha
itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:

Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris.


Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan
fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi,
antropologi, sosiologi, dan lain-lain.

Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan


matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari
hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah
logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-lain.

Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan


filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman,
penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat
prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.

Perawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap


individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan.
Berdasarkan ilmu, artinya perawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu
perawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia suatu upaya keperawatan dan
penyembuhan. Berdasarkan kiat artinya perawat lebih difokuskan pada
kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara
komperehensip dengan sentuhan seni.

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral


pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit
mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Keperawatan bersifat kompherensip artinya pelayanan keperawatan bersifat
menyeluruh, meliputi aspek “ Manusia biopsiko sosial dan spiritua ”.

Secara umum keperawatan adalah merupakan suatau indentifikasi seni.


Istilah seni berarti ketrampilan praktik yang diperoleh melalui pengamatan/
pengalaman.

1. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PRNGETAHUAN (TERMASUK


ISLAM) DAN KEPERAWATAN

1.1. Sejarah Perkembangan Ilmu Keperawatan Islam

Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas


dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam ke
berbagai pelosok negara. Pada masa ini di jazirah Arab berkembang pesat ilmu
pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, higiene, dan obat-obatan. Hal ini
menyebabkan keperawatan juga berkembang. Sejarah perkembangan keperawatan
Islam tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan dinegara-
negara Timur Tengah umumnya dan Arab Saudi khususnya.

Seiring perkembangan kekhalifahan Islam, klasifikasi perkembangan


dunia keperawatan dalam dunia Islam terbagi dalam:

a. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)

Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period)


sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini,
sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran
tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih
menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan
memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali literature tentang perawat,
namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad
SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa’ad atau
Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994)

b. Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).

Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW


jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh
kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik,
dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia
menulis dua karangan tentang “The Reason Why Some Persons and the Common
People Leave a Physician Even if He Is Clever” dan “A Clever Physician Does
Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of
Possibility”. Di masa ini ada perawat diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa
yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan,
memberikan obat, dan rehidrasi.

c. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)

Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan


mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar
dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang,
yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita
merawat pasien wanita dan perawat laki-laki hanya merawat pasien laki-laki
(Donahue, 1985, Al Osimy, 2004)

d. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development

Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari
Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di
negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab,
sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris
Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk
merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003)

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-
Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma
Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia
membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.Meskipun keperawatan masih
baru sebagai profesi di Timur Tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi
Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi
keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care
dan pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan
hanya sekedar pekerjaan.

1.2 Sejarah Perkembangan Perawat di Dunia

a). Zaman Mother Instinct

Zaman dimana awal manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, pada
masa ini sudah terjadi kegiatan perawatan, baik perawatan pada diri sendiri
maupun perawatan pada anggota keluarga, kegiatan tersebut berupa :

 Perawatan diri sendiri, membersihkan badan yang kotor dengan air bersih,
memenuhi kebutuhan akan makanan dan cairan dan lain-lainnya
 Kegiatan merawat anak – anaknya yang sakit serta berupaya melindungi
anaknya agar tidak terjadi sakit
 Memberikan ASI pada bayinya
 Dan lain-lain

b). Zaman Animisme

Pada zaman ini manusia belum mengenal adanya Yang Maha Kuasa,
manusia punya keyakinan dan kepercayaan pada kekuatan mistik dan roh jahat,
kepercayaan pada dewa sebagai penyebab penyakit. Mereka punya anggapan
bahwa sakit yang dialami anggota keluarganya merupakan akibat dari melanggar
aturan dewa sehingga dewanya marah maka terjadilah penyakit.
Maka untuk penyembuhan penyakit ini perlu perawatan oleh pemuka
masyarakat yang mampu berkomunikasi dengan dewa sebagai penyebab penyakit
tersebut, pemuka masyarakat dikenal dengan “pendeta”. Saat merawat orang sakit
pendeta dibantu oleh asistenya yaitu “diakones dan philantrop”. Diakones adalah
sekelompok wanita tua dan philantrop adalah sekelompok janda, keduanya
bertugas membantu pendeta untuk merawat orang sakit.

c). Zaman Keagamaan

Pada zaman ini manusia sudah mengenal adanya Yang Maha Kuasa.
Dunia ini ada tida begitu saja tetapi ada yang menciptakannya. Manusia pada
zaman ini sudah memiliki agama Langit, yaitu ajaran agama yang diturunkan oleh
Sang Maha Pencipta melalui Nabi dan RasulNya. Pada zaman ini manusia punya
anggapan bahwa orang sakit karena adanya dosa akibat melanggar norma-norma
agama, sehingga Tuhan marah dan memberikan kutukan pada orang tersebut,
maka orang itu menjadi sakit.

Sehingga untuk proses penyembuhannya hanya bisa dilakukan dengan


cara minta maaf pada Tuhan melalui pemuka agama yang pada zaman itu
dinamakan dengan “Tabib” dan orang sakit tadi dirwat ditempat-tempat
ibadah.Dalam melakukan tugasnya Tabib dibantu oleh asistenya “perawat” yang
pada masa itu masih dianggap sebagai budak karena dia bekerja atas perintah
pemimpin agama.

d). Zaman Masehi

Zaman masehi dimana manusia sudah mengalami kemajuan dan


peradaban. Pada zaman ini orang sudah mengenal dan memahami pentingnya
kesehatan. Sehingga pda zaman ini banyak pembentukan diakones yang bertujuan
utk merawat orang sakit. Selain dari diakones, pada zaman ini juga adanya
perkumpulan laki – laki yang bekerja sebagai pengubur bayi yg meniggal agar
tidak terjadi bau busuk yang bisa mencemari lingkungan mereka.

Pada zaman ini perkembangan berbagai ilmu pengetahuan sangat pesat


sekali seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu matematika, ilmu geografi. Ilmu
dibidang kesehatan juga ikut mengalami kemajuan, di bidang kesehatan orang
sudah punya pikiran harus ada suatu tempat yang bisa menampung dan merawat
orang sakit, sehingga pada zaman ini berdirilah rumah sakit pertama di Roma
dengan nama “ Monastic Hospotal”.

Fungsi rumah sakit zaman itu berbeda dengan fungsi rumah sakit saat
sekarang. Zaman selain menampung dan merawat otang sakit juga berfungsi
untuk merawat orang cacat, menampung orang miskin dan menampung anak-anak
yang ditinggal bapak dan ibunya “Yatim Piatu”

e). Zaman Permulaan Abad 21

Pada zaman ini munculnya sistem kasta dan kelompok sosial


dimasyarakat. Adanya kelompok orang kaya, kelompok penguasa, kelompok
orang miskin dan dan rakyat biasa. Pada zaman ini orang yang bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan hanya orang yang kaya dan kelompok penguasa, sehingga
kelompok lain tidak begitu pendapatkan perawatan kesehatan jika dia menderita
sakit. Pada masa ini sangat kental sekali kelihatan adanya ketimpangan sosial
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga pada zaman ini terjadi
peningkatan kasus penyakit kronis dampak dari penyakit awal yang tidak diobati
serta tingginya angka kematian ibu dan janin.

f). Zaman Sebelum Perang Dunia-II

Pada zaman ini tumbuh rasa cinta dan kasih sayang yang tinggi antar
manusia, rasa kekerabatan yang akrab serta semangat gotong royong yang tinggi.
Sehingga jika ada salah satu warga yang sakit, warga yang lain ikut membantu
mencarikan solusi untuk proses penyembuhannya.

Pada zaman ini manusia sudah memikirkan, jika ada orang yang sakit
maka diperlukan tenaga terampil yang bisa merawat orang sakit. Sehingga untuk
menjawab hal itu ”Florence Nigtingle” mendirikan sekolah perawat pertama di
dunia yang diberi nama“ Nigtingle Nursing School”

Pada masa ini perkembangan keperawata juga terlihat bagaimana peran


seorang Florence Nigtingle dalam merawat korban perang ”Krim” yaitu perang
antara Roma dan Turki, beliau merawat korban yang luka dibarak-barak
penampungan dengan peralatan sadanya. Saat merawat pasien beliau lakukan
dengan perasan yang tulus dan hati yang ikhlas tanpa membedakan agama, tanpa
membedakan bangsa, setiap yang membutuhkan bentuan itulah ”pasien saya”.
Pada zaman ini juga berdiri sebuah rumah sakit di London dengan nama ”
Thomas Hospital”

g). Zaman Perang Dunia Ke-II

Pada zaman ini para pemimpin negara di dunia terfokus pada penekanan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan alat perperangan
untuk mempertahankan negara dan memperluas kekuasaannya. Sehingga pada
masa ini ilmu keperwatan tidak bisa berkembang dengan baik, bisa dikatakan
hanya jalan ditempat dan bahkan ada yang mengatakan ilmu keperawatan pada
zaman ini mengalami kemunduran, ini bisa dilihat dengan bukti yang ada, pada
zaman ini tidak ada satupun terjadi pendirian rumuah sakit yang baru, korban
perang hanya dirawat dibarak dengan bantuan dan fasilitas yang sangat minim
sekali.

h). Zaman Pasca Perang Dunia Ke-II

Setelah redanhya suasana perang dunia ke-2, keadaan sudah mulai kondisf
kembali dan masyarakat mulai sadar akan pentingya kesehatan, orang tidak bisa
melakukan aktivitas tanpa didukung oleh jiwa dan raga yang sehat. Pada zaman
ini dunia kesehatan dan dunia keperawatan mengalami perkembangan yang sangat
signifikan. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sudah
beragam bukan hanya kuratif tetapi sudah ada preventif dan promotif. Begitu
juga dalam melakukan tindakan perawatan pada pasien yang sakit tidak dilakukan
oleh satu disiplin ilmu tetapi sudah multi disiplin, adanya kerja sama antara
dokter, perawat, farmasi dan lain-nya, sehingga pada masa dikenal adanya
“mekanisme kerja tim”. Setelah dilihat betapa pentingnya peran dan fungsi
perawat dalam merawat orang yang sakit maka pada tahun 1948 perawat diakui
sebagai suatu profesi dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat.

i). Zaman Tahun 1950


Dari zaman ke zaman perkembangan ilmu keperawatan selalu mengalami
kemajuan. Pada zaman ini keperawatan sudah menemukan adanya suatu
mekanisme dan urutan kerja dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Pada zaman ini sudah dineka adanya 4 tingktan proses keperawatan, yaitu adanya
pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

Dibidang dunia pendidikan dan keilmuan, keperawatan juga selalu


mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini
bisa dilhat dengan berdirinya program pendidikan S2 Dan S3 Keperawatan di
USA. Perkembangan ini menunjukan bahwa dunia keperawatan juga tidak kalah
dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya yang ada di dunia.

1.3. Sejarah Perkembangan Perawat Di Indonesia

a). Zaman Sebelum Kemerdekaan

Sebagai mana kita ketahui bahwa negara ini pernah di jajah ratusan tahun
oleh negara asing. Pada zaman penjajahan ini dunia perawatan di Indonesia juga
mengalami perkembangan walaupun tidak sama pesatnya dengan perkembangan
dunia keperawatan yang ada di Eropa dan Amerika. Ini bisa dilihat pada zaman
penjajan Belanda tahun 1799 di Indonesia sudah ada pendirian rumah sakit yang
bernama “Binnen Hospital” yang berlokasi Di Jakarta.

Untuk merawat orang sakit dirumah sakit dilakukan oleh 2 kelompak


perkerja yang dikenal dengan “Verpleger” dan “Zieken Opaser”. Verpleger
adalah sekelopmpok pekerja yang bertugas merawat orang yang sakit, sedangkan
Zieken Opaser adalah sekelompok perkerja yang bertugas menjaga orang sakit.

Pada masa penjajahan Inggeris yang dipimpin oleh Rafless saat itu, dunia
keperawatan di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat sekali. Pada
Pemerintahan Inggris ada 4 kebijakan tentang kesahatan, yaitu :

 Kesehatan untuk semua


 Pada masa semua lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan akses
pelayanan kesehatan tanpa memandanh kekayaan, keturunan maupun
kekuasaan
 Pencacaran secara umum
 Untuk mencegah penyebaran wabah cacar, pemerintah Inggris melakukan
vaksinasi cacar secara umum untuk masyarakat Indonesia
 Perawatan klien dengan gangguan jiwa
 Suasana perang dan situasi politik yang tidak baik menyebabkan tingginya
angka gangguan jiawa saat itu, maka untuk mengatai hal ini Pemerintah
Inggris menjalankan progran perawatan pada pasien gangguan jiwa.
 Peningkatan kesehatan tahanan

Tepatnya pada Tahun 1815 berdirilah rumah sakit ” Stadsuerband” Di


Jakarta. Pada tahun 1919 Rumah sakit ini Pindah Ke Salemba dan berganti nama
dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)

b). Zaman Setelah Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka 14 Agustus 1945 maka suasana sudah mulai


berubah, seluruh pemerintahan sudah dibawah kendali pemerintah Republik
Indonesia. Pada zaman ini perkembangan dunia kesehatan dan keperawatan mulai
mengalami perkembangan. Ini bisa dilihat pada tahun 1945 : banyak berdirinya
rumah sakit dan balai-balai pengobatan.

Untuk merawat orang sakit maka diperlukan tenaga terampil dan terdidik,
maka pada tahun 1952 mulai di dirikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)
pertama di Indonesia. Seupluh tahun berikutnya atau tepatnya tahun 1962 berdiri
pula Akademu Keperawatan (AKPER) pertama di Indonesia dan padan tahun
1985 di buka fakultas SI keperawatan di Universitas Indonesia, kemudian diikuti
oleh Universitas Padjadjaran Bandung, Univeritas Gajah Masa Yogyakarta, dan
universitas lainnya.

2. METODE PENYELESAIAN MASALAH SECARA ILMIAH


2.1. Pengertian Metode Ilmiah

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan
langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode
ilmiah ini melalui tahap-tahap berikut:

1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan,


yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala
yang ada di lingkungan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan
dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau
kajian pustaka.
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang
disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi
atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.
6. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis
data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang
objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal
(dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang
sama).
7. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil
percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa
mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan
bahkan menjadi teori.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya


dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud
adalah :

1. Rasa ingin tahu


2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan
pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

2.2. Penelitian Ilmiah

Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian
(research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang
berarti mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai
suatu usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai rangkaian pengamatan yang sambung
menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan
dan meramalkan fenomena-fenomena.

Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata


cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga
menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian
ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan
oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat


dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian
ilmiah, yaitu :

1. Sistematik,
Yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan
fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur
atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai
bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan
umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu
cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik,
artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau
melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu
memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan
satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan
waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada
penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif.
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif,
penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi
seorang peneliti.

Sains, suatu proses yang bekerja dengan metode ilmiah, telah banyak
memperbaiki pandangan-pandangan manusia. Salah satu keberhasilan itu adalah
koreksi atas teori generasi spontan yang telah ada sejak jaman pertengahan. Teori
ini menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup.
Contohnya, katak muncul dari lumpur, serangga dari sisa makanan, kain kotor
yang ditaburi gandum dapat memunculkan tikus, dan belatung berasal dari daging.
Setelah bekerja keras melalui penelitian yang panjang, Louis Pasteur, seorang
ilmuwan kenamaan Prancis, mengumumkan kesimpulannya yang menggugurkan
teori generasi spontan maupun teori evolusi Charles Robert Darwin.

Pasteur mengungkapkan hal berikut: ”Dapatkah materi melakukan


pembentukan dirinya sendiri? Tidak! Sampai saat ini tidak ada faktor-faktor yang
dengannya orang dapat membuktikan adanya makhluk hidup-makhluk hidup
mikroskopis yang dapat hidup di bumi tanpa adanya induk yang menyerupai
sebelumnya.”Penemuan-penemuan dibidang sains memperbaiki teknologi.
Sementara itu, kemajuan teknologi menunjang pencapaian penelitian.

3. PERAN PENELITIAN DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN


PROFESI KEPERAWATAN

Penelitian merupakan proses ilmiah karena dalam penelitian menggunakan


ilmu dan penelitian akan menghasilkan penemuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan. Dalam penelitian menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
merupakan proses yang teratur yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu,
memerlukan langkah-langkah yang berurutan untuk mencari informasi bagi
pemecahanmasalah. Metode ilmiah ditandai dengan ciri : 1) sistematis; 2)
terkendali; 3) empiris (nyata); 4) generalisasi; dan 5) formulasi teori.

Kegiatan penelitian bergerak secara sistematis dan teratur, mulai dari; 1)


penemuan masalah; 2) mengumpulkan data berdasarkan rancangan penelitian
yang tepat; 3) analisis data dan; 4) merumuskan kesimpulan hasil penelitian.
Kontrol merupakan unsur kunci dari pendekatan ilmiah. Kontrol melibatkan
pemasukan kondisi dalam situasi penelitian agar masalah dapat diperkecil dan
validitas (sahih) dan realibilitas (ketepatan) dapat tercapai. Empiris adalah proses
dimana suatu kejadian berakar dari lialitas yang objektif dan dikumpulkan secara
langsung atau tidak langsung melalui pengindraan dan digunakan untuk
perumusan masalah. Penyelidikan empiris menghasilkan objektifitas penelitian
karena gagasan atau ide dicoba dalamsituasi nyata. Generalisasi merupakan slah
satu ciri metoda ilmiah , berarti penelitian tidak menggunakan metode ilmiah
untuk kejadian tertentu, tetapi harus mampu menggunakan hasil penelitian untuk
lingkup yang luas. Generalisasi membantu perkembangan ilmu pengetahuan,
memberikan penjelasan dan prediksi untuk pristiwa yang akan terjadi.

Penelitian keperawatan menurut American Nurse’s Assosiation (1981)


adalah pengembangan pengetahuan tentang kesehatan dan kemajuan kesehatan di
dalam keseluruhan rentang kehidupan, merawat atau memelihara orang yang
mengalami masalah kesehatan dan ketidakmampuan baik fisik maupun
psikologis.

Penelitian keperawatan merupakan studi yang sistematis, mengkaji


masalah keperawatan atau fenomena paktik dan asuhan keperawatan melalui studi
yang kreatiif, mengawali dan mengevaluasi perubahan, mengambil tindakan untuk
menghasilkan pengetahuan baru yang berguna bagi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta

Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009. Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta:


Penerbit Salemba Medika.

Taylor,carol.lilis,carol dan lemone,priscilla 1997, Fundamentals of Nursing


3nded, phidelphia:Lippincott

Anda mungkin juga menyukai