Anda di halaman 1dari 30

HUKUM KETENAGAKERJAAN

Muh. Zul Azhri R


Hukum Menurut M.G. Levenbach
1. Hukum sebagai sesuatu yang berkenaan dengan
keadaan penghidupan yang langsung ada sangkut-
pautnya dengan hubungan-kerja.
2. Peraturan mengenai persiapan dengan hubungan-
kerja, dimaksudkannya peraturan-peraturan mengenai
persiapan bagi hubungan -kerja (yaitu penempatan
dalam arti-kata yang luas, latihan dan magang),
3. Mengenai jaminan social serta peraturan-peraturan
mengenai badan dan organisasi-organisasi di
lapangan.
Apa itu Ketenagakerjaan ?

UU No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan adalah segala hal


yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama,
dan sesudah masa kerja.
Apa itu Tenaga Kerja ?

UU No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah : “setiap orang yang


mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.”
Pengertian Buruh, Pekerja, Swapekerja, dan Pegawai

UU No. 13 Tahun 2003 menetapkan bahwa


penggunan istilah pekerja selalu dibarengi
dengan istilah buruh.

Dalam Pasal 1 Ayat 3 dapat dilihat


pengertian dari Pekerja/buruh yaitu:
“setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain”.
Unsur yang melekat dari istilah buruh/pekerja

• Setiap orang yang bekerja (angkatan kerja


maupun bukan angkatan kerja tetapi harus
bekerja)

• Menerima upah atau imbalan sebagai balas


jasa atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Unsur yang melekat dari istilah buruh/pekerja

• Setiap orang yang bekerja (angkatan kerja


maupun bukan angkatan kerja tetapi harus
bekerja)

• Menerima upah atau imbalan sebagai balas


jasa atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Matrix Perbedaan Pekerja/buruh, swapekerja, dan
pegawai

Pekerja/buruh Swapekerja Pegawai


• B’kerja di bawah • Tidak dibawah • Berkerja di bawah
perintah pihak lain perintah/pimpinan pihak perintah negara.
lain. • Resiko ditanggung
(Pengusaha/majikan)
• Resiko ditanggung • Resiko ditanggung pemerintah.
sendiri. • Menerima upah/gaji.
pengusaha/majikan
• Menerima keuntungan • Di atur oleh UU No. 8
• Menerima upah
/laba. Tahun 1974 dan UU
• Diatur oleh UU dan • Tidak ada aturan khusus No.43 Tahun 1999
Perundangan yg mengatur
ketenagakerjaan
Pekerja dalam dunia kerja

Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan


baik laki-laki maupun perempuan

UUD 1945 Pasal 27 ayat (2)

“Tiap-tiap warga negara berhak atas


pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”.
PENGUSAHA

Pancasila
PEMERINTAH &
UUD 45

PEKERJA 10
Hubungan Kerja

 Hubungan antara pengusaha dengan


pekerja/buruh berdasarkan perjanjian
kerja, yang mempunyai unsur
pekerjaan, upah, dan perintah.

BSP Hk. KETENAGAKERJAAN 11


HUBUNGAN KERJA

Pekerjaan
Upah

Perintah
Pekerja

PERJANJIAN KERJA

12
Perjanjian Kerja

 Perjanjian antara pekerja/buruh


dengan pengusaha atau pemberi
kerja yang memuat syarat-syarat
kerja, hak, dan kewajiban para
pihak.

13
Peran Pemerintah
• Menetapkan kebijakan
• Memberikan pelayanan
• Melaksanakan pengawasan
• Melakukan penindakan terhadap pelanggaran
peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan.

14
Peran Pekerja/ Serikat Pekerja

• Menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya


• Menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi
• Menyalurkan aspirasi secara demokratis
• Mengembangkan keterampilan dan keahliannya
• Ikut memajukan perusahaan
• Memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta
keluarganya

15
Peran Pengusaha / Organisasi Pengusaha

• Menciptakan kemitraan
• Mengembangkan usaha
• Memperluas lapangan kerja
• Memberikan kesejahteraan pekerja/buruh
secara terbuka, demokratis, dan
berkeadilan.   

16
PKB
• Perjanjian kerja bersama (PKB) adalah perjanjian yang
merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat
buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
(Pasal 123)

BSP Hk. KETENAGAKERJAAN 17


PKB
Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat :
a. hak dan kewajiban pengusaha;
b. hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta
pekerja/buruh;
c. jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja
bersama; dan
d. tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.

• Ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh


bertentangan dengan peratuaran perundang-undangan yang
berlaku apabilabertentangan maka ketentuan yang bertentangan
tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan.

BSP Hk. KETENAGAKERJAAN 18


PKB
Masa berlaku PKB :

(1) Masa berlakunya perjanjian kerja bersama paling lama 2 (dua)


tahun.
(2) Perjanjian kerja bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diperpanjang masa berlakunya paling lama 1 (satu) tahun
berdasarkan kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat
pekerja/serikat buruh.
(3) Perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama berikutnya
dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
perjanjian kerja bersama yang sedang berlaku.
(4) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
tidak mencapai kesepatan maka perjanjian kerja bersama yang
sedang berlaku, tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun.

19
PKB
• Perjanjian kerja bersama berlaku pada hari
penandatanganan kecuali ditentukan lain dalam
perjanjian kerja bersama tersebut.

• Perjanjian kerja bersama yang ditandatangani oleh


pihak yang membuat perjanjian kerja bersama
selanjutnya didaftarkan oleh pengusaha pada instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

20
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (1)
Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama
tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.
(Pasal 5)
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan
yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha. (Pasal
6)
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh
dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan
kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya melalui pelatihan kerja. (Pasal 11)
Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan
kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja
yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja
pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau
pelatihan di tempat kerja. (Pasal 18) 21
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (2)
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang
sama untuk memilih, mendapatkan atau pindah pekerjaan
dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di
luar negeri. (Pasal 31)
Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat
selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya
melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan. (Pasal 82)
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama (Pasal 86)

22
Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja (3)
• Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. (Pasal 88)
• Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh
jaminan sosial tenaga kerja. (Pasal 99)
• Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota
serikat pekerja/serikat buruh. (Pasal 104)
Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok
kerja dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh
wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat (Pasal
140)
Apabila terjadi PHK, pekerja/buruh berhak atas uang pesangon
sebesar 1(satu) kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4).
(pasal 163)
23
Hak dan Kewajiban Pengusaha
• Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja
selama 40 jam/minggu (Pasal 77) diluar itu pengusaha wajib
membayar uang lembur (Pasal 78)
• Pengusaha wajib memberikan upah (pasal 88), Jamsostek
(pasal 100), dan
• Memberikan THR / Tunjangan Hari Raya kepada pekerja yang
telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus
atau lebih . Dasar Hukum pemberian Tunjangan Hari Raya
adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
Nomor : Per-04/MEN/1994 tanggal 16 September 1994 tentang
Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan
• Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan
pekerjaan. (Pasal 93:1)

24
Hak dan Kewajiban Pengusaha
• Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena
kesenjangan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda.
(Pasal 95:1)
• Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala
pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi
kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2(dua) tahun
sejak timbulnya hak. (Pasal 96)
• Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa
pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis. (jasa
outsourcing) Pasal 64

25
Hak dan Kewajiban Pengusaha (1)
• Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja
asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat
yang ditunjuk. (Pasal 42:1)
• Tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
yang masa kerjanya habis dan tidak dapat diperpanjang
dapat digantikan oleh tenaga kerja asing lainnya. (Pasal
42:6)
• Penutupan perusahaan (lock-out) merupakan hak dasar
pengusaha untuk menolak pekerja/buruh sebagaian atau
seluruhnya untuk menjalankan pekerjaan sebagai akibat
gagalnya perundingan.(Pasal 146)

26
27
PROFESI PERAWAT di RS

pekerja melakukan tugas selama 24 jam


dengan sistem bergantian sesuai jam yang
telah diatur dan dikenal dengan sebutan shift

 pekerja perempuan seperti perawat, pihak Rumah Sakit wajib


memberikan beberapa fasilitas dan hak untuk mereka.

 seperti yang diatur dalam Pasal 76 ayat (3) UU No 13 Tahun 2003


Tentang Ketenagakerjaan yaitu “Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul
07.00 wajib:a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan menjaga
kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.”
PROFESI PERAWAT di RS (1)

Pasal 76 ayat (4) disebutkan bahwa “Pengusaha wajib


menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh
perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai